Definisi
• Polikistik ginjal
dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyakit ginjal
polikistik dominan autosomal yang sering di
jumpai pada anak- anak karena sifat dari dominan autosomal (ADPKD)adalah gejalanya muncul pada
waktu dini dan penyakit ginjal polikistik resesif autosomal
(ARPKD) yang sering dijumpai pada dewasa karena sifat dari
resesif autosomal adalah gejalanya muncul lambat.
• Polikistik memiliki dua bentuk
yaitu bentuk dewasa yang bersifat
autosomaldominan dan bentuk anak-anak yang bersifat autosomal
resesif (Purnomo,2003). Namun pada buku lain menyebutkan polikistik ginjal
dibagi menjadi dua bentuk
yaitu penyakit ginjal polikistik resesif autosomal
( Autosomal Resesif Polycystic Kidney/ARPKD) dan bentuk penyakit ginjal polikistik dominan autosomal( Autosomal
Dominant Polycytstic Kidney/ADPKD) (Price dan Wilson,2005)
Gejala-Gejala
• Penyakit
ginjal polikistik pada dewasa atau penyakit ginjal polikistik dominanautosomal
tidak menimbulkan gejala hingga dekade keempat, saat dimana ginjal telah cukup
membesar. Gejala yang ditimbulkan adalah :
• Nyeri
yang dirasakan namun kadang-kadang juga dirasakan nyeri yang sangat hebat, ini
merupakan tanda terjadinya iritasi didaerah peritoneal yang diakibatkan oleh
kista jika nyeri yang di rasakan
dirasakan terjadi secara konstan maka itu adalah tanda dari perbesaran satu
atau lebih kista
• Hematuria adalah gejala selanjutnya yang terjadi pada polikistik.
• Gross Hematuria:
terjadi ketika kista yang rupture masuk kedalam pelvis ginjal.Hematuria
mikroskopi lebih sering terjadi di banding gross hematuria dan
merupakan peringatan terhadap kemungkinan adanya masalah ginjal yang
tidak terdapat tanda dan gejala
Epidemiologi
• Penyakit
ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD) meruapakan penyakit
genetik yang jarang diterjadi dengan perbandingan 1 : 6000 hingga 1 : 40.000,Sedangkan
pada penyakit ginjal polikistik dominan autosomal (ADPKD) memiliki angka
prevalensi sekitar 1 : 500 dan lebih sering terjadi pada orang Kausia dari
pada penduduk Afro-Amerika (Price dan Wilson,2005).Pada buku lain
menyebutkan penyakit ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD)memiliki
perkiraan angka kejadian antara 1:10.000 dan 1 : 40.000, sedangkan
pada penyakit ginjal polikistik dominan\ autosomal (ADPKD) memiliki angka
prevalens isekitar 1 : 500 hingga
• 1
: 1000 individu dan terhitung kira-kira 10% anak-anak berada pada tingkat
gagal ginjal kronis (Gearhart dan Baker,2001).
Pathogenesis
• Penyakit
ginjal polikistik resesif autosomal (ARPKD) umumnya tampak pada orang yang
homozigot untuk alel yang mengalami mutasi, sedangkan heterozigot jarang
menunjukan fenotip penyakit. Pada penyakit yang bersifat resesif autosomal memiliki
beberapa karakteristik yaitu :
• Hanya tereksperi pada homozigot (aa), sedangkan pada heterozigot (Aa)secara
fenotipe hanya pembawa yang normal
• Laki-laki
dan perempuan memiliki kemungkinan yang sama untuk terkena
• Pola
pewarisan horizontal tampak pada silsilah yang maksundya muncul pada saudara
kandung tetapi tidak pada orang tua.
• Berdasarkan
karakteristik tersebut maka peyakit ginjal polikistik dominan autosomal sering
disebut sebagai bentuk pada orang dewasa karena awitanya yang munculsering
lambat. Pada umumnya terdapat dua gen yang berperan terhadap ter bentuknya
kista yaitu :
• PKD-1
(gen defektif) yang terletak pada lengan pendek kromosom 16
• PKD-2
(gen defektif) yang terletak pada kromosom 4
• PKD-1
yang terletak pada lengan pendek kromosom 16. Gen ini mengkode
sebuah protein dan kompleks, melekat ke membrane, terutama ekstrasel dan
disebut dengan polikistin-1. Polikistin-1 ini memiliki fungsi sama dengan
proteinyang diketahui berperan dalam perlekatan sel ke sel atau sel ke matriks.
Namun pada saat ini belum diketahui bagaimana mutasi pada protein tersebut dapat
menyebabkan kista, namun diperkirakan ganguan interaksi sel-matriks dapatmeneybabkan gangguan pada pertumbuhan, diferensiasi dan pembentukan
matriks oleh sel epitel tubulus dan menyebabkan terbentuknya kista.PKD-2 yang
terletak pada kromosom 4 dan mengkode polikistin-2 yaitu
suatu protein dengan 968 asam amino. Walaupun secara struktural berbeda tetapi
di perkirakan polikistin-1 dan polikistin-2 bekerja sama dengan membentuk heterodimer.
Hal inilah yang menyebabkan,jika mutasi terjadi di salah satu genmaka akan
menimbulkan fenotipe yang sama
Pemeriksaan
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk membantu dalam
menegagkan diagnosis adalah :
Ultrasonografi ginjal Unltasonografi ginjal merupakan suatu teknik pemeriksaan
noninvasive yang memiliki tujuan untuk mengetahui ukuran dari ginjal dan kista. Selain itu juga dapat terlihat
gambaran dari cairan yang terdapat dalam cavitas
karena pantulan yang ditimbulkan oleh cairan yang mengisi kista akanmemberi
tampilan berupa struktur yang padat
MRI
• Magnetic
resonance imaging (MRI) lebih sensitif dan dapat mengidentifikasikistik ginjal
yang memiliki ukuran diameter 3 mm (Grantham,2008) seperti pada lampiran
3.3. MRI dilakukan untuk melakukan screening pada
pasien polikistik ginjal autosomal dominan (ADPKD)
yang anggota keluarganya memiliki
riwayat aneurisma atau stroke (Grantham,2008)
• Computed
tomography
(CT)Sensitifitasnya sama dengan MRI tetapi CT menggunakan media kontras(Grantham,2008)
seperti terlihat pada lampiran 3.4.
• Biopsi
ginjal ini tidak dilakukan seecara rutin dan dilakukan jika diagnosistidak
dapat ditegagkan dengan pencitraan yang telah dilakukan (Gearhart
danBaker,2001)
- ultrasonografi ginjal
- gambaran polikisti
- CTA (computed termography)
- MRI (Magnetic resonance imaging )
Daftar pustaka
0 komentar:
Posting Komentar