RSS

SP ANFIS, Teknik Elektromedik - Hermansyah Nova, Sistem Saraf




2.1 Pengertian Otak

Otak (bahasa Inggris: encephalon) adalah pusat sistem saraf (bahasa Inggris: central nervous system, CNS) pada vertebrata dan banyak invertebrata lainnya.
Otak manusia adalah struktur pusat pengaturan yang memiliki volume sekitar 1.350cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron. Otak mengatur dan mengkordinir sebagian besar, gerakan, perilaku dan fungsi tubuh homeostasis seperti detak jantung, tekanan darah, keseimbangan cairan tubuh dan suhu tubuh. Otak manusia bertanggung jawab terhadap pengaturan seluruh badan dan pemikiran manusia. Oleh karena itu terdapat kaitan erat antara otak dan pemikiran. Otak dan sel saraf didalamnya dipercayai dapat memengaruhi kognisi manusia. Pengetahuan mengenai otak memengaruhi perkembangan psikologi kognitif. Otak juga bertanggung jawab atas fungsi seperti pengenalan, emosi. ingatan, pembelajaran motorik dan segala bentuk pembelajaran lainnya.
Otak terbentuk dari dua jenis sel: glia dan neuron. Glia berfungsi untuk menunjang dan melindungi neuron, sedangkan neuron membawa informasi dalam bentuk pulsa listrik yang di kenal sebagai potensi aksi. Mereka berkomunikasi dengan neuron yang lain dan keseluruh tubuh dengan mengirimkan berbagai macam bahan kimia yang disebut neurotransmiter. Neurotransmiter ini dikirimkan pada celah yang dikenal sebagai sinapsis. Avertebrata seperti serangga mungkin mempunyai jutaan neuron pada otaknya, vertebrata besar bisa mempunyai hingga seratus miliar neuron.
Neuron otak mengandung dua jenis asam lemak PUFA (bahasa Inggris: polyunsaturated fatty acids), yaitu asam arakidonat (AA) dan asam dokosaheksaenoat (DHA) yang terletak pada posisi sn2 dari molekul fosfogliserida dalam membran sel neuron. PUFA dapat terlepas dari fosfogliserida oleh stimulasi fosfolipase PLA-2. Molekul AA yang terlepas akan diproses oleh enzim siklo oksigenase menjadi prostaglandin dan tromboksana, atau diproses oleh enzim 5-lipo oksigenase menjadi lipoksin. Baik AA maupun DHA dapat diproses oleh enzim lipo oksigenase guna membentuk senyawa turunan hidroksi dan leukotriena.


2.2 Bagian otak manusia
Pada anatomi otak vertebrata, otak depan (bahasa Inggris: prosencephalon, forebrain) adalah bagian atas dari otak. Pada tahap perkembangan sistem saraf pusat (bahasa Inggris: five-vesicle stage), otak depan berkembang dan memisahkan diri menjadi otak besar dan diensefalon. Jika pada masa embrio, otak depan mengalami hambatan untuk berkembang menjadi kedua lobus ini, maka akan terjadi suatu kondisi yang disebut holoprosensefali (bahasa Inggris: holoprosencephaly).

Ø  Otak besar (bahasa Inggris: telencephalon, cerebrum) adalah bagian depan yang paling menonjol dari otak depan. Otak besar terdiri dari dua belahan, yaitu belahan kiri dan kanan. Setiap belahan mengatur dan melayani tubuh yang berlawanan, belahan kiri mengatur tubuh bagian kanan dan sebaliknya. Jika otak belahan kiri mengalami gangguan maka tubuh bagian kanan akan mengalami gangguan, bahkan kelumpuhan. Tiap belahan otak depan terbagi menjadi empat lobus yaitu frontal, pariental, okspital, dan temporal. Antara lobus frontal dan lobus pariental dipisahkan oleh sulkus sentralis atau celah Rolando.


Istilah telencephalon mengacu pada struktur embrio yang kemudian berkembang menjadi cerebrum:
§  Dorsal telencephalon atau pallium berkembang menjadi cerebral cortex
§  Ventral telencephalon atau sub-pallium berkembang menjadi basal ganglia.
§  Korteks otak besar (bahasa Inggris: cerebral cortex, grey matter) merupakan lapisan tipis berwarna abu-abu yang terdiri dari 15 - 33 miliar neuron yang masing-masing tersambung ke sekitar 10.000 sinapsis, satu milimeter kubik terdapat kurang lebih satu miliar sinapsis. Komunikasi yang terjadi antar neuron dalam bentuk deret panjang pulsa sinyal yang disebut potensial aksi dimungkinkan melalui fiber protoplamik yang disebut akson yang dapat dikirimkan hingga ke bagian jauh dari otak atau tubuh untuk menemukan reseptor sel tertentu. Terdapat enam lapisan korteks, neokorteks/isokorteks, arcikorteks, paleokorteks, allokorteks yang berlipat-lipat sehingga permukaannya menjadi lebih luas dengan ketebalan 2 hingga 4 mm. Lapisan korteks terdapat berbagai macam pusat saraf yang mengendalikan ingatan, perhatian, persepsi, pertimbangan, bahasa dan kesadaran.
§  Ganglia dasar (bahasa Inggris: basal ganglia, white matter) merupakan lapisan yang berwarna putih. Lapisan dalam banyak mengandung serabut saraf, yaitu Dendrit dan Neurit Otak besar merupakan pusat saraf utama, karena memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengaturan semua aktivitas tubuh, khususnya berkaitan dengan kepandaian (inteligensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan. Secara terperinci, aktivitas tersebut dikendalikan pada daerah yang berbeda.
Di depan celah tengah (sulkus sentralis) terdapat daerah motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar. Bagian paling bawah pada korteks motor tersebut mempunyai hubungan dengan kemampuan bicara. Daerah Anterior pada lobus frontalis berhubungan dengan kemampuan berpikir.
Di belakang (Posterior) sulkus entralis merupakan daerah sensori. Pada daerah ini berbagai sifat perasaan dirasakan kemudian ditafsirkan.
Daerah pendengaran (auditori) terletak pada lobus temporal. Di daerah ini, kesan atau suara diterima dan diinterpretasikan.
Daerah visual (penglihatan) terletak pada ujung lobus oksipital yang menerima bayangan dan selanjutnya bayangan itu ditafsirkan. Adapun pusat pengecapan dan pembau terletak di lobus temporal bagian ujung anterior.
§  Diensefalon (bahasa Inggris: diencephalon, interbrain) adalah bagian otak yang terdiri dari:
Mid-diencephalic territory pretalamus / ventral talamus / subtalamus, terletak di bawah kelenjar hipotalamus. Nuklei berupa zona incerta, thalamic reticular nucleus, dan fields of Forel. Pretalamus terpola sinyal SHH (bahasa Inggris: sonic hedgehog homolog) dari ZLI dan setelah itu membuat koneksi yang berbeda-beda ke striatum (caudate nucleus dan putamen) dalam otak depan, ke talamus (gugus medial dan lateral nucleus) dalam otak kecil, dan ke red nucleus dan substantia nigra dalam otak tengah. Pretalamus ditengarai mempunyai andil dalam pengendalian pola konsumsi termasuk defecation dan copulation.
Zona limitan intratalamika (bahasa Inggris: zona limitans intrathalamica, ZLI) yang berfungsi sebagai pusat sinyal layaknya cerebrum dan sebagai pembatas antara talamus dan pretalamus.
Talamus / dorsal talamus yang berfungsi antara lain menghubungkan komunikasi antar belahan otak besar.
Hipotalamus, merupakan pusat pengendalian waktu biologis, suhu tubuh dan sekresi hormon dan fungsi biologis lain. Hipotalamus terletak di dasar otak depan.
Epitalamus

Pretektum

Ø  Otak tengah (bahasa Inggris: mesencephalon) adalah bagian otak yang mempunyai struktur:
Tektum, terdiri dari 2 pasang colliculi yang disebut corpora quadrigemina:
§  inferior colliculi, terlibat pada proses pendengaran. Sinyal yang diterima dari berbagai nukleus batang otak diproyeksikan menuju bagian dari talamus yang disebut medial geniculate nucleus untuk diteruskan menuju korteks pendengaran primer (bahasa Inggris: primary auditory cortex).
§  superior colliculi, berperan sebagai awal proses visual dan pengendalian gerakan mata
§  cerebral peduncle
§  tegmentum adalah jaringan multi-sinapsis yang terlibat pada sistem homeostasis dan lintasan refleks.
§  crus cerebri
§  substantia nigra

Ø  Otak belakang (bahasa Inggris: myelencephalon, metencephalon, rhombencephalon) meliputi jembatan Varol (bahasa Inggris: pons, pons Varolii), sumsum lanjutan (bahasa Inggris: medulla oblongata), dan otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum). Ketiga bagian ini membentuk batang otak (bahasa Inggris: brainstem). Jembatan Varol berisi serabut saraf yang menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil, serta menghubungkan otak kecil dengan korteks otak besar. Sumsum lanjutan membentuk bagian bawah batang otak serta menghubungkan jembatan pons dengan sumsum tulang belakang. Sekelompok neuron pada formasi retikular di dalam sumsum lanjutan berfungsi mengontrol sistem pernapasan, dan syaraf kranial yang berfungsi mengatur laju denyut jantung juga berada pada sumsum ini. Selain itu juga berperan sebagai pusat pengatur refleks fisiologi, tekanan udara, suhu tubuh, pelebaran atau penyempitan pembuluh darah, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Fungsi lainnya ialah mengatur gerak refleks, seperti batuk, bersin, dan berkedip.

Ø  Otak kecil (bahasa Inggris: cerebellum) merupakan bagian terbesar otak belakang. Otak kecil ini terletak di bawa lobus oksipital serebrum. Otak kecil terdiri atas dua belahan dan permukaanya berlekuk-lekuk. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur sikap atau posisi tubuh, keseimbangan, dan koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar. Jika terjadi cedera pada otak kecil, dapat mengakibatkan gangguan pada sikap dan koordinasi gerak otot. Gerakan menjadi tidak terkoordinasi.
 Struktur Umum Otak
Secara garis besar otak dapat dibagi kedalam 4 bagian besar yaitu batang otak, serebellum, serebrum dan diencephalon. Batang otak terdiri atas Medulla Oblongata, Pons dan otak tengah. Diencephalon terdiri atas Talamus, Hipotalamus, Epitalamus dan Subtalamus atau disebut juga Ventral thalamus.
-          Meningen
Meningen atau lapisan pembungkus otak merupakan bagian terluar dari otak. Meningen memiliki beberapa lapisan yaitu Duramater, Arachnoid dan Piamater.
-          Durameter
Duramater merupakan bagian terluar. Duramater merupakan lapisan periosteum tulang tengkorak, merupakan lapisan yang kuat, lapisan fibrosa yang mengandung Pembuluh Darah, yang memberikan nutrisi pada tulang. Lapisan luar dan dalam menempel dengan tengkorak sehingga tidak ada lapisan epidural antara tulang dengan membran seperti pada spinal. Antara duramater bagian dalam dan arachnoid terdapat rongga subdural dan tidak mengandung Cerebro Spinal Fluid (Cairan serebro spinal). Pada beberapa tempat kedua lapisan dalam dan luar membentuk saluran yang mengandung Pembuluh Darah yang disebut dengan Dural sinus dan terdapat darah vena dari Pembuluh Darah di otak.
-          Arachnoid
Arachnoid merupakan Lapisan tengah dari meningen. Lapisan ini merupakan jaringan ikat, antara arachnoid dan piamater terdapat seperti jaring-jaring trabekula dan rongga subarachnoid yang mengandung CSF. Lapisan arachnoid tidak mengandung Pembuluh Darah, tapi Pembuluh Darah terdapat pada rongga subarachnoid.
-          Piameter
Piamater merupakan lapisan yang bersentuhan langsung dengan otak. Sebagian besar suplai darah pada otak di suplai oleh pembuluh-pembuluh darah kecil yang banyak terdapat pada piamater.
-          Ventrikel
Ventrikel otak dilapisi oleh epitel kuboid yang disebut ependima.Terdapat kapiler-kapiler yang disebut dengan pleksus koroides. Terdapat 4 ventrikel yang diberi nomor dari atas ke bawah dari otak yaitu: Ventrikel lateral kiri dan kanan pada hemisfer serbri, ventrikel ke tiga pada diensepalon dan ventrikel ke empat pada pons dan medulla. Ventrikel lateral dihubungkan dengan ventrikel ke tiga oleh interventrikular foramen sedangkan Ventrikel ke tiga nyambung dengan ventrikel ke empat melewati celah sempit yang disebut serebral aqua duktus di midbrai/otak tengah.
-          Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal atau CSF berperan dalam melindungi otak, menjaga keseimbangan bahan-bahan kimia Susunan Syaraf Pusat. CSF dibentuk dalam pleksus koroides pada ventrikel lateral, tiga dan empat dengan kombinasi proses diffusi dan transport aktif. Pleksus koroid menseleksi komponen darah yang dapat melewati membrannya ke ventrikel (tidak untuk Sel Darah Merah, protein dengan molekull besar). Yang dapat lewat: protein berukuran kecil, oksigen, karbondioksida, Na, K, Ca, Mg, Cl, glukosa dan sejumlah kecil Sel Darah Putih.
-          Perjalanan CSF
CSF dibentuk di Ventrikel lateral, lalu melalui interventrikuler foramen masuk ke ventrikel III dan melalui Aqua Duktus CSF mengalir ke Ventrikel IV. Di ventrikel IV erdapat 3 buah lubang terbuka di dasar ventrikel 4. Melalui ketiga lubang tersebut CSF mengalir ke Subarachnoid spaces ( cisterna magna) disebelah medulla, aliran berlanjut ke Spinal lalu ke lumbal sisterna. Sebagian naik lagi ke otak melelui subarachnoid spaces masuk ke vili arachnoid dan sinus sagital superior.
-          Cerebro Spinal Fluid (CSF)
Vili arachnoid memiliki katup yang sensitif dengan tekanan dengan sistem satu arah. CSF selalu diperbarui sekitar 3 kali dalam sehari.
-          Nutrisi otak
Sebanyak 20% oksigen dari seluruh kebutuhan tubuh digunakan oleh otak. Kebutuhan oksigen tinggi saat otak istirahat. Otak mendapatkan nutrisi hanya dari darah. Otak membutuhkan Oksigen dan glukosa setiap saat tetapi otak tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan cadangan.
·         Dampak Kekurangan Nutrisi pada otak
Kekurangan oksigen dan glukosa pada otak menyebabkan kerusakan yang lebih cepat dibandingkan pada jaringan lain. Kekurangan dalam beberapa menit dapat menyebabkan kerusakan yang menetap.
-          Batang Otak
Berbatasan dengan medula spinalis dibagian bawah dan diensepalon dibagian atas. Sedikit menyempit saat keluar dari tengkorak melalui foramen magnum untuk bersatu dengan medula spinalis. Batang otak memiliki fungsi yang sangat penting termasuk traktus yang panjang dari jalur asenden dan desenden. Jaringan dari badan sel dan serabutnya dari formatio retikularis terdapat disini, yang sangat berperan penting dalam mempertahankan hidup. Seluruh syaraf kranial keculai olfaktorius dan optikus keluar dari batang otak.

-          Formatio Retikularis
Terbagi kedalam jalur asenden, jalur desenden dan nervus kranialis. Formatio retikularis terbentang sepanjang batang otak, dengan akson terbentang menuju diensepalon dan medula spinalis. Memiliki sekiar 30.000 sinaps. Lesi pada formatio retikularis dapat menyebabkan koma sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Neuron dalam Formatio Retikularis dikelompokan sesuai dengan fungsinya masing-masing.
RF memiliki pusat respirasi dan cardiovaskuler yang berperan dalam pengaturan pernafasan, nadi dan perubahan diameter Pembuluh Darah. Jalur asenden menuju serebrum bergabung dengan RAS (reticular activating system) yang berperan dalam pengaturan siklus terjaga dan tidur.

-          Medulla Oblongata
Medulla oblongata merupakan bagian yang vital dalam pengaturan jantung, vasomotor/ kontriksi dan dilatasi pembuluh darah dan pusat pernafasan. Medulla Oblongata memonitor kadar CO2 yang berperan dalam pengaturan pernafasan, mengatur muntah, bersin, batuk dan menelan. Dibagian ventral terdapat pyramid yang merupakan jalur motorik dari serebral ke spinal. Jalur di pyramid menyilang (pyramidal decussation) sehingga dibawah medulla keadaan motorik tubuh dikontrol oleh bagian yang berlawanan dalam hemisfer serebri.

-          Pons
Terletak diatas Medulla, Pada bagian dorsal Terdapat Formatio Retikularis dan nuklei syaraf kranial jalur asenden dan desenden. Dalam Formatio Retukularis terdapat pusat apneu dan pneumotoxic yang membantu dalam pengaturan pernafasan.

-          Midbrain/mesensepalon
Midbrain terdapat diatas pons. Terdapat pusat refleks yang membantu koordinasi [ergerakan bila matadan kepala, membantu pengaturan mekanisme fokus pada mata, mengatur respon pupil terhadap stimulus cahaya. Terdapat substansia nigra yang beperan dalam pengaturan aktivitas motorik somatic.
-          Serebelum
Serebelum berperan dalam fungsi keseimbangan. Secara terus menerus menerima input dari otot, tendon, sendi dan organ vestibular(keseimbangan) dalam bentuk proprioceptive input (kepekaan terhadap posisi tubuh yang satu dari yang lainnya). Mengintegrasikan kontraksi otot satu dengan yang lain, mengatur tonus otot.

-          Serebrum
Serebrum Merupakan struktur terbesar dan paling rumit dalam sistem syaraf. Terdapat dua hemisfer serebri yang Terdiri dari korteks yang merupakan substansi abu-abu (gray matter), substansi putih dan ganglia basalis. Korteks terbagi kedalam 6 lobus: frontal, parietal, temporal, oksipital, lilmbik dan insula/lobus sentralis. Korteks serebri merupakan lapisan terluar dari serebrum, terdiri dari substansi abu-abu. Banyak berperan dalam pengaturan aktivitas kehidupan yang disadari.



-          Lobus Frontalis
Lobus frontalis merupakan area kontrol motorik terhadap pergerakan yang disadari termasuk yang berkaitan dengan bicara. Aktivitas motorik: Area Broadman 4(Primary motor cortex), area 6 (suplementary and premotor motor cortex), area 8 (pergerakan mata) area 44 (area Brocca untuk bicara). Selain control motorik lobus frontalis juga berperan dalam kontrol ekspresi emosi dan perilaku, moral.

-          Lobus Parietalis
Lobus Parietalis berperan dalam sensasi umum, selera. Are 1,2,3 (integrasi sensasi secara umum) 5,7,40 (apresiasi terhadap tekstur, berat, mengenali bentuk benda yang dipegang).area 40 memiliki peran penting dalam body image/gambaran diri. Area 43 (selera dalam hal pengecapan)

-          Lobus temporalis
Lobus temporalias merupakan pusat pendengaran, keseimbangan, emosi dan memori. Terdapat area 41,42 yang berperan dalam pengaturan keseimbangan, area 39 yang berperan dalam Pemahaman terhadap bicara/kata-kata. Bagian anterior lobus ini berperan dalam emosi, halusinasi, memori jangka pendek dari beberapa menit s.d beberapa minggu atau bulan

-          Lobus Oksipitalis
Lobus Oksipitalis merupakan pusat penglihatan, pengaturan ekspresi. Terdapat area 17 (area penglihatan utama), area 18,19 memaknai hasil penglihatan, area 39 memahami bahasa tulisan, area 22 memahami bahasa lisan dan area Wernicks (39,22,40).

-          Insula
Insula berperan dalam pengaturan aktivitas gastrointestinal dan organ visceral lainnya.

-          Limbik
Limbik berperan dalam pengaturan emolsi, perilaku, memori jangka pendek dan penciuman.
-          Dienceephalon
-          Talamus
Talamus merupakan pusat prosesing dan relay semua input sensoris kecuali penciuman. Talamus memiliki 4 area utama yaitu sistem sensoris, sistem motorik, aktivitas neurofisiologius dan ekspresi korteks serebri. Talamus berhubungan dengan sistem limbik dalam pengaturan ekspresi emosi, perilaku manusia yang unik. Talamus berkaitan dengan proses berfikir, kreativitas, interpretasi dan pemahaman bahasa lisan dan tulisan dan mengenali objek dengan cara menyentuh.

-          Hipotalamus
Hipotalamus terletak dibawah thalamus, berdekatan dengan hipofisis. Hipotalamus mengatur banyak fungsi tubuh untuk keseimbangan. Merupakan pusat pengaturan dan koordinasi tertinggi dari sistem syaraf otonom, pengaturan suhu, pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit
Pengaturan pola tidur dan terjaga, Berperan dalam pengaturan lapar dan keinginan untuk makan yang dibantu dengan kadara glukosa, lemak dan protein dalam tubuh, Respon perilaku berkaitan dengan emosi, Kontrol endokrin juga berperan dalam respon seksual seperti Orgasme dan respon terhadap stimulus organ seksual.

-          Epithalamus
Epitalamus terdiri dari 3 bagian: Trigonum habenulae, badan pineal, dan komisura posterior.Trigonum habenulae mengandung serabut syaraf yang berhubungan dengan midbrain, berperan sebagai pusat relay. Badan pineal (epiphysis) berperan seperti kelanjar endokrin (neuroendokrin). Komisura posterior berhubungan dengan midbrain

-          Ventral thalamus/subthalamus
Terletak dibagian ventral diensepalon, mengandung nuklei subtalamik







  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SP ANFIS, Teknik Elektromedik - Ilham Akbar, Sistem Saraf Otonom





A. Organisasi Sistem Saraf
            Berdasarkan perbedaan struktur, tempat, dan fungsinya  sistem saraf diorganisasi menjadi  dua bagian yaitu: 1) sistem saraf pusat (Central Nervous System = CNS) yang terdiri dari otak dan sum-sum tulang belakang (korda spinalis), dan 2) sistem saraf tepi (Peripheral Nervous System = PNS), yang terdiri dari serabut-serabut saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tepi tubuh ( reseptor dan efektor). Sistem saraf tepi lebih lanjut dibagi lagi menjadi (1)  kelompok saraf aferen dan (2) kelompok saraf eferen. Serabut saraf aferen membawa informasi ke sistem saraf pusat. Sedang serabut saraf eferen membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor, yaitu sel-sel otot atau kelenjar-kelenjar.
            Sistem saraf eferen dibagi menjadi (1) sistem saraf somatik, yang terdiri dari saraf motorik yang menginervasi otot-otot rangka, (2) sistem saraf otonom yang menginervasi otot polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi (1) sistem saraf simpatik, dan (2) sistem saraf parasimpatik.
            Organisasi sistem saraf dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:



















OTAK DAN SUM-SUM TULANG BELAKANG
sis. saraf   aferen
sis. saraf eferen
Sis. saraf somatik
Sis. saraf otonom
sistim saraf simpatik
otot rangka  otot polos
                     otot jantung
                     kelenjar
organ efektor
(tersusun atas otot dan jaringan kelenjar)
sistim
saraf pusat
    SPP                                                                                                              Menyampaikan impuls
Menyampaiakan                                                                                                   dari SSP ke tepi                                                                                                                                                                                                                                 
impuls dari tepi                                                                                                   
ke SSP

                                                                                                 

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                         
sistim saraf parasimpatik
                                                                   
  Sistim
   saraf tepi
 

                                             
                                                                              
                                                                                             
                                                                                                                                          

                                                                                                                      
Gambar 2.1  Bagan Organisasi Sistem Saraf


B. Klasifikasi Sel Saraf (Neuron)
            Fungsional sistem saraf pada vertebrata maupun avertebrata adalah neuron. Sel yang sangat spesialis itu, yang mengandung berbagai organ khas yang diketemukan pada kebanyakan sel eukariotik, sangat teradapatsi bagi komunikasi berkat penjuluran-penjularannya seperti kabel. Penjuluran-penjuluran sel saraf ini disebut ujung akson (dendrit) lihat gambar 2.2.  Dendrit (ujung akson) adalah penjuluran-penjuluran yang bercabang-cabang seperti pohon yang mengangkut impuls menuju badan sel pusat.  Badan sel adalah daerah yang lebih tebal di neuron dan mengandung nukleus dan sebagian besar sitoplasma. Akson adalah penjuluran yang sangat panjang, berfungsi mengangkut impuls menjauhi badan sel. Biasanya neuron hanya memiliki satu akson tunggal. Banyak akson dan bahkan dendrit dapat berkombinasi hingga membentuk satu saraf tunggal. Neuron sistem saraf tepi (peripheral nervous system) yang jauh letaknya dari pusat, mengangkut impuls-impuls menuju dan dari sistem saraf pusat. Jaringan penyokong ini  tersusun atas sel-sel Schwann. Sel-sel Schwann itu cendrung tumbuh mengintari akson sehingga akson terbungkus dalam pelindung berlapis-lapis yang besifat mengisolasi listrik, yang disebut selubung mielin. Selubung bermembran dan berlemak tersebut yang merupakan ciri dari serabut-serabut saraf paling tepi, yang berbentuk seperti kabel berisolasi  yang cepat dan sangat efisien untuk transmisi impuls.
            Sel saraf dapat dibedakan atas dua macam yaitu berdasarkan fungsi dan berdasarkan strukturnya. Berikut ini adalah uraian dari masing-masingnya.
1.  Berdasarkan Fungsinya
            Berdasarkan fungsi, sel-sel saraf dapat dibedakan atas tiga macam yaitu (1) sel saraf aferen (sel saraf sensorik), (2) sel saraf eferen (sel saraf motorik), dan (3) sel saraf interneuron (sel saraf asosiasi/sel saraf perantara).
            Pada gambar 2.2 ujung perifer (sel saraf tepi), suatu sel saraf aferen memiliki suatu reseptor yang berfungsi membangkitkan potensial aksi dalam merespon stimulus tertentu.  Sel saraf aferen termasuk dalam sel saraf unipolar, badan selnya terletak dalam akar belakang medula spinalis. Tonjolan yang keluar dari badan sel dianggap sebagai akson yang dibedakan menjadi akson perifer dan akson pusat. Ujung akson pusat bercabang-cabang dan bersinapsis dengan sel-sel saraf lain  di dalam medula spinalis, sedangkan akson perifer memanjang dari reseptor sampai badan sel.
            Reseptor adalah ujung-ujung dendrit termodifikasi dari saraf-saraf sensoris yang dikotribusi untuk merespon terhadap jenis-jenis stimulus. Reseptor merupakan suatu organ indera yang rumit, seperti retina mata atau organ Corti pada telinga berupa reseptor gelombang suara.
            Sel saraf eferen terletak terutama dalam sistem saraf tepi, sedang badan sel saraf eferen berada di dalam sistem saraf pusat. Akson eferen meninggalkan sistem saraf pusat ke otot-otot atau kelenjar-kelenjar yang diinervasi.
      Efektor adalah struktur-struktur pada ujung lengkung refleks atau respon-respon yang lebih kompleks yang menyebabkan respon spesifik yang sebenarnya. Efektor merupakan otot-otot yang kontraksinya menghasilkan respon tertentu, atau kelenjar-kelenjar yang mensekresikan zat-zat tertentu sebagai akibat stimulus.
            Sel saraf interneuron, terletak seluruhnya di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf interneuron mempunayai dua fungsi utama, yaitu: 1) berfungsi dalam pengintegrasian periferal ke informasi periferal. Misalnya, bila tangan menyentuh benda panas, maka informasi ini akan disampaikan saraf pusat melalui sel saraf aferen, kemudian saraf interneuron akan meneruskan sinyal tersebut ke otot tangan dan lengan melalui sel saraf eferen. Dengan demikian tangan akan ditarik dari benda panas tadi. 2) hubungan antara dua saraf interneuron yang bertanggung jawab meneruskan informasi ke otak.
     








Gambar 2.2  Sel Saraf Berdasarkan Fungsinya

2.  Berdasarkan Strukturnya
            Setiap sel saraf terdiri atas tiga bagian yaitu: (1) badan sel, (2) dendrit, dan (3) akson. Badan-badan sel terletak di dalam substansia kelabu dari sistem saraf pusat atau ganglion dari sistem saraf tepi. Sedang dendrit-denrit dan akson-akson membentuk saraf tubuh dalam substasia putih dari sistem saraf pusat. Dendrit sel saraf aferen panjang, sampai beberapa puluh centimeter, yaitu mulai dari tangan atau kaki ganglia spinal. Dendrit sel saraf eferen dan sel saraf interneuron biasanya pendek dan banyak, aksonnya tunggal tetapi sering memiliki satu atau lebih cabang (kolateral).
            Berdasarkan strukturnya sel saraf dibedakan atas tiga macam yaitu: (1) sel saraf unipolar, (2) sel saraf bipolar, dan (3) sel saraf multipolar.
            Sel saraf bipolar adalah sel saraf yang memiliki dua penonjolan, satu sebagai dendrit dan yang lain sebagai akson. Sel saraf unipolar adalah sel saraf yang hanya memiliki satu penonjolan yang dianggap sebagai akson. Sel saraf multipolar adalah sel saraf yang memiliki banyak penonjolan yang keluar dari badan sel. Beberapa penonjolan sebagai dendrit dan satu penonjolan sebagai akson. Untuk memahami ketiga struktur sel saraf dapat dilihat pada gambar 2.3.  Contoh sel saraf unipolar adalah sel-sel saraf sensoris (somatosensoris); sel saraf bipolar adalah sel batang, sel kerucut pada retina, dan sel olfaktori; sel saraf multipolar adalah sel-sel saraf motoris dan interneuron.














            Gambar 2.3 Sel Saraf Berdasarkan Strukturnya. (a) Sel saraf bipolar,
                                 (b) Sel saraf unipolar, (c) dan (d) Sel saraf multipolar.


C. Sistem Saraf Otonom
            Sistem saraf otonom (autonomic nervous system, ANS)   disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sum-sum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf praganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf pascaganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik (sympathetic nervous system, SNS) dan sistem saraf parasimpatik (sympathetic nervous system, SNS). Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sum-sum tulang belakang sehingga mempunyai urat praganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.
Sistem saraf otonom meregulasi aktivitas organ viseral di luar kesadaran seperti sirkulasi, pencernaan, berkeringat, refleks pupil, dan sebagainya. Oleh karena itu sistem saraf otonom ditetapkan sebagai sistem saraf tidak sadar yang kerjanya berlawanan dengan sistem saraf sadar (somatik), yang menginervasi otot-otot rangka yang dapat dikontrol secara sadar. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik bersama-sama menginervasi organ viseral. Umumnya saraf simpatik dan parasimpatik memberikan efek yang berlawanan pada suatu organ. Misalnya stimulasi simpatik meningkatkan kecepatan denyut jantung, sebaliknya stimulasi parasimpatik menurunkannya; stimulus simpatik memperlambat gerakan saluran pencernaan makanan, sebaliknya stimulus parasimpatik meningkatkannya.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sum-sum sambung.
 Fungsi Saraf Otonom untuk meregulasi organ-organ tubuh supaya organ tetap dalam keadaan normal, seperti pada tabel berikut:
Tabel 2.1  Regulasi Sistem Saraf Otonom pada Organ-organ Tubuh
Organ
Parasimpatik
Simpatik
Pupil
* mengecilkan pupil
* memperbesar pupil
Lidah
* merangsang produksi lidah
* menghambat produksi lidah
Jantung
* memperlambat denyut jantung
* mempercepat denyut jantung
Kerongkongan
* membesarkan bronkus
* mengecilkan bronkus
Lambung
*menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
*menghambat sekresi kelenjar pencernaan
Kantung kemih
*mengkontraksi kantung kemih
* merelaksasi  kantung kemih
Sistem Reproduksi
* merangsang  struktur- struktur seks
* menghambat struktur- struktur seks

Serabut saraf simpatik berasal dari dalam sum-sum tulang belakang pada daerah serviks, toraks,  dan daerah lumbar. Serabut praganglion parasimpatik berasal dari daerah kranial dan daerah sakral sistem saraf pusat.  Serabut-serabut ini lebih panjang bila dibandingkan dengan serabut praganglion simpatik, sebab ujungnya berakhir pada terminal ganglion yang terletak dekat organ efektor. Serabut pascaganglion  sangat pendek yang berakhir pada sel-sel organ efektor, lihat gambar 2.4, berikut ini























Gambar 2.4  Peranan utama simpatik dan parasimpatil sistem saraf otonom
Setiap jalur saraf otonom yang merentang dari sistem saraf pusat ke sistem organ yang diinervasi, terdiri dari dua rantai neuron. Badan sel dari neuron pertama terletak dalam sistem saraf pusat.  Aksonnya sebagai serabut praganglionik bersinapsis dengan badan sel dari neuron kedua yang terletak dalam suatu ganglion di luar sistem saraf pusat. Akson dari neuron kedua yang disebut serabut pascaganglionik menginervasi organ efektor.
            Sistem saraf otonom (autonomic nervous system, ANS) terdiri dari dua kelompok yaitu: sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik (sympathetic nervous system, SNS) mempersiapkan tubuh untuk situasi-situasi darurat, yaitu respon-respon yang diasosiasikan dengan “lawan atau lari”.  Sistem saraf simpatik menghasilkan mobilisasi cepat dan total terhadap bahaya yang mengancam. Keadaan ini ditandai dengan denyut jantung menguat dan semakin cepat, tekanan darah meningkat, kadar gula darah naik, dan darah mengalir dari pembuluh-pembuluh darah dalam tubuh menuju lengan dan kaki untuk mendukung perkelahian atau proses melarikan diri.
Serabut saraf simpatik berasal dari dalam sum-sum tulang belakang pada daerah serviks, toraks,  dan daerah lumbar (lihat gambar 2.4). Serabut praganglionik simpatik sangat pendek, bersinapsis dengan badan sel neuron pascaganglionik dalam ganglia yang terletak dalam suatu rantai ganglion simpatik yang berada di samping kanan dan kiri sum-sum tulang belakang. Serabut pascaganglionik yang panjang, berasal dari ganglion ini berakhir pada organ-organ efektor.
            Sistem saraf parasimpatik (parasympathetic nervous system, PNS) berfungsi menjaga fungsi-fungsi pengkonservasi yang mengembalikan organ seperti biasa saat masa-masa tenang.  Fungsi-fungsi tersebut seperti makan, aktivitas seksual, urinasi, dan lain-lain.
            Serabut praganglionik parasimpatik berasal dari daerah kranial dan daerah sakral sistem saraf pusat.  Serabut-serabut ini lebih panjang bila dibandingkan dengan serabut praganglionik simpatik, sebab ujungnya berakhir pada terminal ganglion yang terletak dekat pada organ efektor. Serabut pascaganglionik  sangat pendek yang berakhir pada sel-sel organ efektor.                 
            Serabut praganglionik simpatik dan parasimpatik membebaskan neurotransmiter yang sama, yaitu asetilkholin(Ach) tetapi neurotransmiter serabut pascaganglioniknya berbeda. Serabut saraf yang membebaskan asetilkholin disebut serabut kholinergik. Baik  asetilkholin maupun norepinefrin merupakan zat kimia duta didalam tubuh.
            Sistem saraf otonom meregulasi aktivitas organ viseral di luar kesadaran seperti sirkulasi, pencernaan, berkeringat, refleks pupil, dan sebagainya. Oleh karena itu sistem saraf otonom ditetapkan sebagai sistem saraf tidak sadar yang kerjanya berlawanan dengan sistem saraf sadar (somatik), yang menginervasi otot-otot rangka yang dapat dikontrol secara sadar. Sistem saraf simpatik dan parasimpatik bersama-sama menginervasi organ viseral. Umumnya saraf simpatik dan parasimpatik memberikan efek yang berlawanan pada suatu organ. Misalnya stimulasi simpatik meningkatkan kecepatan denyut jantung, sebaliknya stimulasi parasimpatik menurunkannya; stimulus simpatik memperlambat gerakan saluran pencernaan makanan, sebaliknya stimulus parasimpatik meningkatkannya.
            Pada umumnya kedua devisi otonom tersebut mengontrol organ secara resiprok, peningkatan aktivitas oleh satu devisi disertai dan diikuti dengan penurunan aktivitas oleh devisi yang lain. Lebih jelas lihat gambar 2.4.  Namun ada beberapa pengecualian dari pola di atas, seperti:
1.      Pembuluh darah (arteri dan vena) hanya menerima serabut saraf simpatik.  Regulasi diselesaikan dengan meningkatkan atau menurunkan kecepatan pengaktivan serabut simpatik di atas atau di bawah tingkat tonik. Pembuluh darah yang menerima inervasi simpatik dan parasimpatik adalah pembuluh darah yang memasok darah ke penis dan klitoris.
2.      Kelenjar keringat, hanya menerim inervasi simpatik saja. Serabut saraf pascaganglionik hanya mengekskresikan asetilkholin.
3.      Kelenjar ludah, diinervsi oleh kedua devisi otonomik, aktivitas simpatik dan parasimpatik tidak antagonistik. Artinya kedua saraf ini menstimulus  sekresi saliva, tetapi volume dan komposisi saliva berbeda tergantung devisi mana yang dominan.
4.      Medula adrenal (bagian dalam dari kelenjar adrenal), dipandang sebagai suatu ganglion simpatik yang dimodifikasi agar tidak memiliki serabut pascaganglionik. Sekresi hormon ke sirkulasi darah distimulasi oleh serabut praganglionik yang bersal dari otak


Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.  Sistem saraf diorganisasi menjadi  dua bagian yaitu: 1) sistem saraf pusat dan 2)sistem saraf tepi yang terdiri dari serabut-serabut saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tepi tubuh (reseptor dan efektor).
      Sistem saraf tepi  dibagi lagi menjadi (1)  kelompok saraf aferen dan (2) kelompok saraf eferen. Serabut saraf aferen membawa informasi ke sistem saraf pusat. Sedang serabut saraf eferen membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor, yaitu sel-sel otot atau kelenjar-kelenjar.
      Sistem saraf eferen dibagi menjadi (1) sistem saraf somatik, yang terdiri dari saraf motorik yang menginervasi otot-otot rangka, (2) sistem saraf otonom yang menginervasi otot, polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar.
     Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi (1) sistem saraf simpatik, dan (2) sistem saraf parasimpatik. Sistem saraf simpatik  mempersiapkan tubuh untuk situasi-situasi darurat, yaitu respon-respon yang diasosiasikan dengan “lawan atau lari”. Sistem saraf parasimpatik berfungsi menjaga fungsi-fungsi pengkonservasi yang mengembalikan organ seperti biasa saat masa-masa tenang.
2. Sel saraf dapat dibedakan atas dua macam yaitu berdasarkan fungsi dan berdasarkan strukturnya. Berdasarkan fungsi, sel-sel saraf dapat dibedakan atas: sel saraf aferen, sel saraf eferen, dan sel saraf interneuron. Berdasarkan strukturnya sel saraf dibedakan atas : sel saraf unipolar, sel sarf bipolar, dan sel saraf multipolar.
3.  Sistem saraf otonom meregulasi aktivitas organ viseral di luar kesadaran seperti sirkulasi, pencernaan, berkeringat, refleks pupil, dan sebagainya. Oleh karena itu sistem saraf otonom ditetapkan sebagai sistem saraf tidak sadar yang kerjanya berlawanan dengan sistem saraf sadar somatik, yang menginervasi otot-otot rangka yang dapat dikontrol secara sadar.
BAB  III
PENUTUP

Kesimpulan
            Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.  Sistem saraf diorganisasi menjadi  dua bagian yaitu: 1) sistem saraf pusat dan 2)sistem saraf tepi yang terdiri dari serabut-serabut saraf yang menghubungkan sistem saraf pusat dengan bagian tepi tubuh (reseptor dan efektor).
      Sistem saraf tepi  dibagi lagi menjadi (1)  kelompok saraf aferen dan (2) kelompok saraf eferen. Serabut saraf aferen membawa informasi ke sistem saraf pusat. Sedang serabut saraf eferen membawa perintah dari sistem saraf pusat ke organ efektor, yaitu sel-sel otot atau kelenjar-kelenjar.
      Sistem saraf eferen dibagi menjadi (1) sistem saraf somatik, yang terdiri dari saraf motorik yang menginervasi otot-otot rangka, (2) sistem saraf otonom yang menginervasi otot, polos, otot jantung, dan kelenjar-kelenjar.
     Sistem saraf otonom dibagi lagi menjadi (1) sistem saraf simpatik, dan (2) sistem saraf parasimpatik, kedua saraf ini berfungsi untuk meregulasi organ-organ tubuh supaya organ tetap dalam keadaan normal.
2. Sel saraf dapat dibedakan atas dua macam yaitu berdasarkan fungsi dan berdasarkan strukturnya. Berdasarkan fungsi, sel-sel saraf dapat dibedakan atas: sel saraf aferen, sel saraf eferen, dan sel saraf interneuron. Berdasarkan strukturnya sel saraf dibedakan atas: sel saraf unipolar, sel sarf bipolar, dan sel saraf multipolar.
 3. Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik (sympathetic nervous system, SNS) dan sistem saraf parasimpatik (sympathetic nervous system, SNS) yang bekerja dalam meregulasi organ tubuh selalu berlawanan..
3.  Sistem saraf otonom meregulasi aktivitas organ viseral di luar kesadaran seperti sirkulasi, pencernaan, berkeringat, refleks pupil, dan sebagainya supaya organ tetap pada normal.







DAFTAR PUSTAKA


Cambell, N.A., Reece, J.B, & Mitchell, L.G. (2004). Biologi. (5th  ed., Jil.3). Jakarta: Erlangga.

Fried, G.H., & Hademenos, G.J. (2006). Schaum’s outlines biologi. (2th ed.).  Jakarta: Erlangga.

Moore, J. A., dkk. (1980). Biological science an inquiry into life. (4th ed.) Colorado: Biological Sciences Curiculum Study.

Soewolo, ddk. (2005).  Fisiologi manusia. (Cetakan 1). Malang: UM Press.

























Lembar jawaban

1.      Penyakit apa yang ada pada system saraf Simpatik?
Hermansyah nova

Jawab:

1.      Masalah tekanan darah seperti tekanan darah tinggi
2.      Disfungsi ereksi pada pria
3.      penyakit jantung
4.      Masalah dengan pernapasan dan menelan
5.      sakit kepala
6.      kehilangan memori
7.      Tremor, kejang
8.      Hilangnya kekuatan otot
9.      bicara cadel

2.      Sebutkan gangguan system saraf simpatik?
Ojy pratama

Jawab:
Gangguan sistem saraf juga dikenal sebagai ‘dysautonomia’. Jika Anda mengetahui anatomi sistem saraf pusat, maka Anda akan dapat memahami penyebab gangguan sistem saraf simpatik dengan mudah.
1.       Penyakit: Banyak penyakit menyebabkan degenerasi bertahap saraf, mempengaruhi sistem transmisi mereka. Diabetes dan penyakit Parkinson dapat menyebabkan gangguan SNS.
2.       Gangguan autoimmune: Gangguan autoimun, dimana sistem kekebalan tubuh menganggap organ sebagai benda asing dan menyerangnya, dapat menyebabkan gangguan SNS.
3.       Asupan Alkohol berlebihan: Penyalahgunaan alkohol adalah salah satu alasan utama gangguan SNS.
4.       Cedera Otak: Setiap jenis cedera otak traumatis dapat menyebabkan disfungsi SNS.
5.       Infeksi Otak: Ketika infeksi mempengaruhi sumsum otak dan tulang belakang secara langsung, dapat mengakibatkan gangguan SNS.
6.       Cacat Struktural: cacat struktural, cacat lahir dapat menyebabkan gangguan SNS.
7.       Masalah Sistem Immune: masalah sistem kekebalan tubuh yang parah dapat menyebabkan gangguan SNS.
8.       Tumor Otak: Tumor otak, jinak atau ganas, dapat mengakibatkan gangguan SNS.
9.       Terganggu Suplai Darah ke Otak: Sebuah stroke, adalah melihat, dimana suplai darah ke otak terganggu dapat menyebabkan disfungsi SNS.

3.      Perbedaan antara sel saraf unipolar , bipolar dan multipolar?
Ferry sukma wijaya

            Sel saraf bipolar adalah sel saraf yang memiliki dua penonjolan, satu sebagai dendrit dan yang lain sebagai akson. Sel saraf unipolar adalah sel saraf yang hanya memiliki satu penonjolan yang dianggap sebagai akson. Sel saraf multipolar adalah sel saraf yang memiliki banyak penonjolan yang keluar dari badan sel.u

4.      Apa yang di maksud dengan dendrit?
Gilang firdaus

Dendrit (dari bahasa Yunani dendron, “pohon”) adalah cabang dari Neuron. Sel-sel saraf di otak disebut Neuron. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson(neurit).
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebutmielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilema. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.














5.      Perbedaan antara saraf simpati dan para simpatik?
Wahyu bima

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS