RSS

Sistem Rangka


SISTEM RANGKA
        I.            Pengertian Rangka
Kerangka (skelet) adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyadiakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Rangka adalah susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu dan jumlah tulang yang terdapat pada rangka manusia  ± 206 dengan berbagi bentuk dan ukuran berbeda dan saling berhubungan.
     II.            Pengelompokan rangka
Kerangka (skeleton) manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.       Rangka aksial (sumbu tubuh)
rangka aksial terdiri atas tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang pinggang, tulang duduk tulang ekor. Rangka aksial manusia terdiri dari:
a.       Tengkorak
                     
Keberadaan tulang tengkorak begitu penting bagi kepala kita. Sebab, adanya tengkorak menjadikan isi kepala terlindungi. Tidak salah bila tengkorak tersusun oleh banyak tulang. Tulang penyusun tengkorak tersebut adalah tulang tempurung kepala (cranium) dan tulang muka.Tulang tempurung kepala terdiri atas tulang kepala belakang (osipital), tulang baji (shenoid) ,tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal), tulang ubun-ubun (parietal), dan tulang dahi (frontal).

Sementara itu, tulang muka tersusun oleh tulang ra-hang atas (maksila), tulang rahang bawah (mandibula), tu-lang hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang pipi (zigomatik) dan tulang langit-langit (palatum). Dari tulang muka ini akan terbentuk rongga mata, rongga hidung, dan wajah.

b.      Ruas-Ruas Tulang Belakang
Ruas-ruas tulang belakang (vertebrae) manusia terdiri atas 34 ruas. Setiap ruas tulang belakang ini memiliki kemung-kinan bergerak walaupun sedikit. Sehingga, adanya gerakan tersebut menjadikan tubuh kita tidak kaku. Berdasarkan letaknya, tulang belakang tersusun atas beberapa bagian, meliputi 7 ruas tulang leher (cervijalis); 12 ruas tulang punggung (thoraxalis); 5 ruas tulang pinggang (lumbalis); tulang kelangkang yang merupakan gabungan tulang kemudi terdiri atas 5 ruas tulang kelangkang (sacrum) dan 4 ruas tulang ekor (cocsigeus).

c.       Tulang Dada (Sternum)
Tulang dada manusia meliputi bagian kepala (manubrium), badan (corpus) dan ekor (processusxiphoideus= taju pedang) yang beru-pa tulang rawan. Bagian kepala adalah tempat melekatnya tulang selangka (clavicula) dan tulang rusuk nomer satu. Sementara, tulang rusuk yang lain melekat pada bagian badan.

d.      Tulang Rusuk
Tulang rusuk berjumlah 12 pasang. Tulang rusuk pertama bagian depan melekat pada bagian kepala tulang dada dan bagian belakangnya melekat pada tulang belakang. Tulang rusuk dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu tulang rusuk sejati (costa vera), tulang rusuk palsu (costa spuria), dan tulang rusuk melayang (costa fl uktuantes). Masingmasing tulang ini terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati yang ujung depannya melekat pada tulang dada, sedang kan ujung belakang melekat pada tulang belakang. Kemudian, tulang rusuk palsu 3 pasang yang ujung belakangnya melekat pada tulang belakang dan ujung depannya melekat pada tulang rusuk di atasnya. Terakhir, 2 pasang tulang rusuk melayang yang ujung belakangnya melekat pada tulang belakang, adapun ujung depannya tidak melekat atau bebas.

2.       Rangka apendikuler (anggota tubuh)
Berbeda dengan rangka aksial, rangka apendikuler terkait langsung dengan sistem gerak. Karenanya, rangka apendikuler tersusun atas :
a.       Tulang Anggota Gerak Atas
 

Tulang anggota gerak atas manusia terdiri atas tulang bahu (pectoralis), tulang lengan atas (humerus), dan tulang lengan bawah.Tulang bahu ada pada bagian kanan dan kiri tubuh. Tulangnya tersusun atas tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula). Tulang lengan atas hanya memiliki satu buah tulang. Sementara, tulang lengan bawah terdiri atas dua jenis tulang yaitu tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radius). Kedua tulang ini akan berhubung an dengan delapan tulang pergelangan tangan (carpal) lima tulang telapak tangan (metacarpal) dan empat belas tulang jari tangan (falanges)

b.      Tulang Anggota Gerak Bawah
Pada manusia, tulang anggota gerak bawah meliputi tulang pinggul yang terdiri atas tulang duduk (iscium), tulang usus (ilium), dan tulang kemaluan (pubis). Penyusun tulang pinggul ini, masing-masing berada pada bagian kanan dan kiri tubuh. Pada tulang pinggul terdapat lekukan sebagai tempat melekatnya tulang paha. Lekukan itu dinamakan asetabulum. Dengan adanya asetabulum, tulang paha atau tulang anggota gerak bawah dapat melekat pada tulang pinggul. Tulang paha akan tersambung dengan dua jenis tulang yakni tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia). Persambungan antar tulang ini dilakukan oleh suatu tu-lang yang disebut tulang tempurung lutut (patela). Kemudian, tulang betis dan tulang kering berhubungan dengan tujuh tulang pergelangan kaki (tarsal), lima tulang telapak kaki (metatarsal), dan empat belas tulang jari-jari kaki (falanges).

  III.            Fungsi Rangka
Secara umum, fungsi rangka adalah:
a.       sebagai alat gerak pasif
b.      menunjang tegaknya tubuh
c.       memberi  bentuk tubuh
d.      tempat melekatnya otot rangka
e.      melindungi alat-alat tubuh yang lemah (proteksi)
f.        tempat pembentukan sel darah (hemopoesis dan immunologis)
g.       tempat menyimpan mineral (kalsium) dalam lemak.
 IV.            Tulang Penyusun Rangka

Setelah kalian memahami uraian tentang rangka, kemungkinan kalian bisa menghitung jumlah tulang penyusun rangka tersebut. Dari kepala sampai jari kaki, orang dewasa mempunyai 206 tulang. Namun, rangka bayi justru memiliki jumlah lebih dari 340 tulang. Penyebab-nya adalah saat tubuh bagi tumbuh, beberapa tulang yang terpisah me-nyatu membentuk satu tulang. Tulang-tulang tersebut merupakan jaringan ikat yang tersusun dari matriks tulang. Matriks ini mengandung garam-garam organik yang mengalami mineralisasi. Menurut para ahli, komponen tulang terdiri atas air sebanyak 25%, zat organik berupa serabut sebanyak 30%, dan 45% meliputi zat mineral kalsium fosfat dan garam magnesium. Saat terjadi infeksi atau cidera, tulang akan segera mengalami pemulihan. Ini terjadi karena tulang memiliki daya regenerasi (pemulihan diri) yang sangat besar.

Ø  Bentuk tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi lima macam, yaitu:
1.       Tulang pipa
Tulang pipa bentuknya bulat panjang dan berongga. Contohnya adalah tulang betis, tulang kering, tulang paha, tulang lengan atas, tulang hasta dan pengumpil.
Tulang pipa mempunyai tiga bagian, yaitu:
a.       Epifise, bagian ujung tulang yang terdiri atas tulang rawan.
b.      Diafise, bagian tengah yang memanjang dan dipusatnya terisi sumsum tulang pada rongganya.
c.       Cakra epifise, bagian sempit antara epifise dan diafise. Pada anak-anak mengandung osteoblas dan pada orang dewasa tidak dapat bertambah tinggi lagi.
2.       Tulang pipih
      
Tulang pipih bentuknya gepeng menipis (lempengan) baik berupa tulang kompak dan tulang spons yang didalamnya terdapat sumsum tulang. Umumnya berguna sebagai pelindung.  Contohnya adalah tulang rusuk, tulang belikat, tulang dada, dan tulang tengkorak.
3.       Tulang pendek
Tulang pendek  bentuknya kubus seperti dadu yang pendek dan tidak beraturan.
Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan. Contohnya adalah ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
4.       Tulang sesamoid

Sesamoid adalah tulang kecil seperti biji yang tertanam dalam tendon atau kapsula sendi  yang menghubungkan tulang ke otot.Tulang sesamoid melindungi tendo terhadap keausan berlebih dan seringkali mengubah sudut tendo sewaktu menuju ke tempat lekatnya. Contohnya tulang patella.
5.       Tulang tidak beraturan
     
              Tulang ini mempunyai bentuk yang tidak menentu dan beraneka ragam, seperti pada
              tulang wajah, rahang, pinggul, dan tulang belakang.

Ø  Jenis tulang
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat fisiknya, tulang dibagi menjadi dua, yaitu:
1.       Tulang rawan
       
Tulang rawan ini merupakan kumpulan jaringan tulang rawan yang disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud yakni kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan yang masih muda dan disebut dengan kondroblas. Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh sebuah lapisan yang dinamakan perikondrium. Sel kondrosit penyusun tulang rawan berbentuk bulat besar dengan inti satu buah atau dua buah. Sel kondrosit ini berada dalam ruang-ruang yang disebut lakuna. Di dalam satu lakuna biasanya terdapat dua sel kondrosit. Khusus pada anak, tulang rawan mengandung banyak sel tulang yang berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang dewasa, tulang rawan berasal dari perikondrium. Tulang rawan memiliki beberapa jenis tulang, meliputi:
1.       Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin berwarna putih kebiruan dan bening. Tulang hialin dapat ditemukan pada semua rangka janin sebelum menjadi tulang keras, tulang rawan iga, dan saluran pernafasan.  
2.       Tulang rawan serat (fibrosa)
Tulang rawan fibrosa, merupakan jenis tulang rawan yang berwarna buram keputihan dan strukturnya keras. Kita dapat menjumpai jenis tulang ini pada ruas-ruas tulang belakang.
3.       Tulang rawan elastis
Tulang rawan elastin memiliki warna buram kekuningan dan strukturnya elastis. Tulang rawan elastin ini bisa kita temukan pada teli nga luar, dan epiglotis.

2.       Tulang sejati
Tulang sejati (osteon).Tulang sejati bersifat keras, kuat, dan kurang elastis yang tersususn atas:
a.       Osteoblas, sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.
b.      Osteosit, sel-sel tulang dewasa.
c.       Osteopregnator, sel khusus (derivate mesenkim) yang memiliki potensi berdiferensiasi menjadi osteoblas.
d.      Osteoklas, sel yang berkembang dari monosit yang terdapat di sekitar permukaan tulang dan berfungsi untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.




    V.            Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Rangka terbentuk mengikuti suatu proses yang dinamakan osifikasi. Proses osifikasi pada masa embrio berawal dari tulang rawan (kartilago). Pada masa embrio, tulang rawan mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian tengah epifisise dan diafisise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan (perikondrium). Dengan masuknya pembuluh darah ke dalam perikondrium, akan merangsang perikondrium untuk berkembang menjadi osteoblas. Pembentukan osteosit (sel tulang) oleh osteoblas ini berlangsung dari bagian dalam tulang hingga luar tulang atau bisa dikatakan secara konsentris. Tiap-tiap osteosit akan tersusun melingkar di dalam tulang sehingga membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Haversyang mengandung banyak pembuluh darah dan saraf. Osteosit yang terbentuk, akan menyekresikan protein sehingga membentuk matriks tulang. Dengan penambahan kalsium dan fosfat, matriks tulang yang terbentuk akan menbuat tulang lebih keras. Sementara pada bagian cakra epifise, matriks tulangnya tidak mengalami pengerasan. Bagian ini akan tetap berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas. Pada tulang pipa terdapat osteoklas yang mengerosi tulang sehingga tulang menjadi berongga. Rongga ini akan terisi pembuluh darah dan saraf sehingga membentuk sumsum tulang.Ternyata, tidak semua rangka terbentuk dari tulang. Ada beberapa tulang yang tetap menjadi tulang rawan (kartilago) misalnya tulang rawan pada telinga.

 VI.            Hubungan Antartulang
Rangka kita tersusun atas banyak tulang. Tulang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hubungan antartulang ada yang dapat digerakkan dan ada pula yang tidak dapat digerakkan. Hubungan antartulang ini disebut persendian(artikulasi). Sendi ialah hubungan antara setiap bagian yang kaku (tulang atau tulang rawan) pada kerangka. Sendi digolongkan menurut jenis bahan pemersatu tulang yang bersendi. Dengan demikian dapat dibedakan tiga jenis sendi, yaitu:








·         Sendi fibrosa
Sendi fibrosa dipisahkan oleh jaringan ikat. Pada sendi fibrosa tulang yang bersendi dipersatukan oleh jaringan fibrosa. Sutura crania merupakan contoh jenis sendi fibrosa yang terbentuk pada tulanhg tengkorak berdekatan melalui persatuan oleh jaringan fibrosa, seringkali berpautan erat sepanjang garis bergelombang. Tulang pipih terdiri dari dua lempeng substantia compacta yang terpisah oleh substantia spongiosa dan sumsum. Pada sindesmosis, tulang-tulang dipersatukan oleh selembar jaringan fibrosa (misalnya membrana  interossea yang menghubungkan kedua tulang lengan).

·         Sendi kondral (kartilago)
        
Sendi kondral dipersatukan oleh tulang rawan (chondrum cartilago) atau gabungan tulang rawan dan jaringan fibrosa. Pada sendi kartilago tulang yang bersendi dipersatukan oleh fibrokartilago atau tulang rawan hialin. Jenis sinkondrosis umum adalah yang terdapat pada tulang yang sedang berkembang, ditandai oleh persatuan epifis berupa tulang dengan diafisis melalui lempeng epifiseal. Pada suatu simfisis jaringan pengikat adalah diskus fibrokartilago (misalnya antara dua vertebra).





·         Sendi sinovial
Sendi sinovial dipersatukan oleh tulang rawan dengan membrana synovialis yang melapisi cavitas articularis. Sendi sinovial adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini memungkinkan gerak bebas antara tulang-tulang yang berhubungan. Disebut sendi sinovial karena mengandung cairan pelumas yang disebut sinovia, dan dilapisi oleh membrane synovialis. Selaput ini yang berupa jaringan ikat vascular, menghasilkan sinovia. Jenis-jenis sendi sinovial meliputi:
a.       Sendi Peluru
Sendi peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakannya bisa ke segala arah. Contohnya, hubungan antara lengan atas dengan tulang belikat, dan juga tulang paha dengan tulang pinggul.
b.      Sendi Putar
Dinamakan sendi putar karena persendian yang dimiliki memungkinkan gerak putar atau rotasi dengan satu poros. Sebagai contoh, hubungan antara tulang atlas dengan tulang tengkorak, dan hubungan antara lengan atas dengan lengan bawah.
c.       Sendi Luncur/Sendi Geser
       
Sendi ini terjadi sebab kedua ujung tulang agak rata, sehingga gerakan yang terjadi seperti menggeser. Contoh sendi luncur yaitu sendi pergelangan tangan, pergelangan kaki, hubungan antara tulang belikat dengan tulang selangka.
d.      Sendi Pelana

Disebut sendi pelana sebab kedua ujung tulangnya memben-tuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua. Akibatnya, sendi ini dapat bergerak lebih bebas seperti orang naik kuda. Misalnya saja, sendi antara tulang telapak tangan dengan jari tangan, dan sendi antara telapak kaki dengan jari kaki.
e.      Sendi Engsel

Seperti engsel jendela atau pintu, sendi engsel dapat bergerak satu arah. Contoh persendian ini terdapat pada siku, lutut, dan ruas antara jari.
f.        Sendi Kondiloid


Sendi kondiloid dinamakan juga sendi ovoid. Dua tulang yang membentuk sendi ini memiliki permukaan berbentuk oval. Gerakan yang ditimbulkan antara lain bisa ke kanan, ke kiri, ataupun maju-mundur. Misalnya saja persendian pada pergelangan tangan dengan tulang pengumpil

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Sistem Pernapasan

SISTEM PERNAPASAN

I.                  PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN

Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi. Sedangkan pernapasan adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara organisme dengan lingkungannya. Pernapasan juga merupakan suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Berikut beberapa pengertian pernapasan (respirasi) :
1.    Kegiatan mengambil udara (inspirasi) dan mengeluarkan udara (ekspirasi) melalui alat pernapasan.
2.    Pertukaran gas antara sel dengan lingkungan (respirasi eksternal).
3.    Reaksi enzimatik, pemanfaatan oksigen memerlukan enzim pernapasan (sitokrom).
Jadi, sistem pernapasan adalah satu kesatuan sistem organ yang melakukan pertukaran Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) serta menghasilkan uap air, antara sel-sel tubuh serta lingkungan. Semua sel mengambil oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, sistem pernapasan juga dapat di artikan sebagai sistem organ yang melakukan proses untuk menghasilkan energi.



II.               FUNGSI SISTEM PERNAPASAN
Fungsi utama sistem pernapasan adalah untuk mengambil oksigen dari udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari darah ke udara bebas agar terjadi pertukaran udara bersih dan kotor di dalam paru-paru setiap waktunya. Fungsi utama lainnya adalah sebagai berikut :
1.      Menyediakan permukaan untuk pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2.      Sebagai jalur untuk keluar masuknya udara dari luar ke dalam paru-paru dan sebaliknya.
3.      Melindungi permukaan respirasi dari dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan lingkungan yang merugikan atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari patogen.
4.      Sumber produksi suara untuk berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya.
5.      Memfasilitasi deteksi stimulus olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior  portion pada rongga hidung.

Berikut fungsi tambahan sistem pernapasan :
·          Untuk meniup (Balon, minuman panas, dll.)
·          Tertawa
·          Menangis
·          Bersin
·          Batuk
·          Homeostatis (pH darah)
·          Otot-otot pernapasan membantu kompresi abdomen (miksi, defekasi, partus)
Defekasi             : Pembuangan feses
Miksi   : Proses pengosongan kandung kemih apabila kandung kemih penuh






III.           ORGAN-ORGAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

A.     HIDUNG (Cavum Nasalis)
HIDUNG1.jpg
Selain sebagai salah satu organ alat pernapasan manusia, hidung juga berfungsi sebagai salah satu dari 5 indera. Hidung berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara, penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru, dan sebagai indera penciuman.

                        1. Nares Anterior
Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.

2. Rongga Hidung
             
           Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus, dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi : memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa serosa dan memberikan resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
Lubang hidung
-        Sinus Sphenoidalis, diatas concha superior
-        Sinus ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan media dan diantara concha media dan inferior
-        Sinus frontalis, diantara concha media dan superior
-        Ductus nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.








B.     TEKAK (FARING)
FARING.jpg
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings pada dasar tengkorak.

Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
§   Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle. Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan telinga bagian tengah.

§   Orofaring, merupakan bagian tengah farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan.  Orofaring dipisahkan dari mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila, seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.

§   Laringofaring, terletak di belakang larings. Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.


C.     TENGGOROKAN (LARING)

LARING.jpg
         Laring (tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
           
          Pita Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.

         Suara dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup lubang atas laring sewaktu menelan.

D.         BATANG TENGGOROKAN (TRAKEA)
TRAKEA.jpg
         Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12 cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam paru-paru.  Tempat terbukanya trakea disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C (Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior (esofagus).

         Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas berbentuk huruf D.

TRAKEA1.jpg








E.          CABANG TENGGOROKAN (BRONCHUS)

        
         Bronkus merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus. Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri bercabang menjadi dua bronkiolus.

F.           BRONKIOLUS
       bronkiolus.jpg
         Memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya, bercabang lagi membentuk empat sampai tujuh bronkiolus terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. Setiap bronkiolus bermuara ke alveolus.

G.         ALVEOLUS
                         
                          ALVEOLUS.jpg
         Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru mengandung lebih dari 350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal atau heksagonal. Alveolus yaitu tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus dan respiratorius (lintasan berdinding tipis dan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau alveoli pada dindingnya. Ductus alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru, asinus atau kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0 cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.


H.         PARU-PARU

PARU-PARU.jpg
         Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan trakea).
Paru-paru memilki :
o   Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
o   Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada
o   Permukaan mediastinal, menempel pada perikardium dan jantung.
o   Basis, Terletak pada diafragma.

         Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax) dan visceral pleura (membrane serous). Di antara  rongga pleura ini terdapat rongga potensial yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar 10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
        
         Paru kanan relatif lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari dua sumber, yaitu:
a.       Arteri bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena bronchial.
b.      Arteri dan vena pulmonal yang bertanggung jawab pada vaskularisasi bagian paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.


IV.           PROSES PERNAPASAN
Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:
1.      Udara masuk melalui lubang hidung
2.      Melewati nasofaring
3.      Melewati oral farink
4.      Melewati glotis
5.      Masuk ke trakea
6.      Masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
7.      Masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
8.      Udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)





V.                JENIS-JENIS PERNAPASAN MANUSIA
                  Proses pengambilan napas pada manusia terbagi menjadi dua yaitu Inspirasi dan Ekspirasi. Proses pengambilan udara masuk ke dalam tubuh disebut inspirasi atau menarik napas. Pengeluaran udara dari dalam tubuh disebut ekspirasi atau mengembuskan napas.
inspirasi.jpg                           ekspirasi.png
Gambar : Inspirasi                                                 Gambar : Ekspirasi

Ada dua macam mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

A.  Pernapasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.      Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.      Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru.
Mekanisme ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
B.  Pernapasan Perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1.      Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.      Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.

VI.           VOLUME UDARA PERNAPASAN

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc). Lihat skema pernapasan berikut :


Udara cadangan inspirasi1500



Udara pernapasan biasa
500

kapasitas total Ü
Udara cadangan ekspirasi
1500
Þ kapasitas vital

Udara sisa (residu)
1000


Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350 cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan.

Volume udara pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut spirometer. Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.


VII.        FREKUENSI PERNAPASAN

Jumlah udara yang keluar masuk ke paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada umumnya,frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18 kali. Cepat atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :
·       Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang akan semakin rendah frekuensi pernapasannya.Hal ini berhubungan dengan energy yang dibutuhkan.
·       Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen serta produksi karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.
·       Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang maka aka semakin cepat frekuensi pernapasannya, hal ini  berhubungan dengan penigkatan proses metabolism yang terjadi dalam tubuh.
·       Posisi atau kedudukan tubuh. Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan dengan ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini berhubungan erat dengan energy yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.
·       Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi seperti olahragawan akan membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang diamatau santai, oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh konsentrasi karbondioksida (CO) dalam darah.

VIII.    GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
Sistem pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami gangguan. Gangguan ini biasanyaberupa kelainan,  penyakit, atau karena ulah manusia itu sendiri (seperti merokok). Penyakit atau gangguan yang menyerang sistem pernapasan ini dapat menyebabkan terganggunya proses pernapasan.
1.      Asma
Asma adalah gangguan pada organ pernapasan berupa penyempitan saluran pernapasan akibat reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu. Hal-hal yang dapat memicu timbulnya serangan asma diantaranya  seperti serbuk sari bunga, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.
Pengobatan yang tepat dan teratur dapat membantu penderita. Serangan asma juga  dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.
2.      Bronkhitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna, tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius. Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa juga merupakan akibat dari:


3.      Influenza
Influenza atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan orang utan juga dapat terserang flu.
Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.
Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa. Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.
4.      Flu burung
Flu burung atau  avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal. Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.
Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu segera mendapatkan pengobatan.
5.      Flu babi (Swine influenza)
Flu babi  adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang  babi. Flu babi menginfeksi manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian
Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
6.      Asbestosis
Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).
Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
7.       Faringitis
Faringitis adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan atau faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang ini bisa disebabkan oleh virus atau kuman, pada saat daya tahan tubuh  lemah. Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.
8.      TBC
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
9.      Emfisema
Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya.
Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
Gejala emfisema:
·         Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
·         Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
Pencegahan dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
10.   Kanker Paru-Paru
Kanker paru-parumerupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Kanker dapat tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain. Penyebab utamanya adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker. Penyebab lain adalah radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
Gejala: Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.
Pencegahan dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.
11.   Pneumonia
Penyebab: Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.

Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya disembuhkan dengan meminum antibiotik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS