SISTEM RANGKA
I.
Pengertian Rangka
Kerangka (skelet) adalah rangkaian
tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam
tengkorak dan panggul.Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan
dan menyadiakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Rangka adalah
susunan tulang-tulang dengan sistem tertentu dan jumlah tulang yang terdapat
pada rangka manusia ± 206 dengan berbagi
bentuk dan ukuran berbeda dan saling berhubungan.
II.
Pengelompokan rangka
Kerangka
(skeleton) manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1.
Rangka aksial (sumbu tubuh)
rangka aksial terdiri atas tulang tengkorak,
tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang pinggang, tulang duduk
tulang ekor. Rangka aksial manusia terdiri dari:
a.
Tengkorak
Keberadaan
tulang tengkorak begitu penting bagi kepala kita. Sebab, adanya tengkorak
menjadikan isi kepala terlindungi. Tidak salah bila tengkorak tersusun oleh
banyak tulang. Tulang penyusun tengkorak tersebut adalah tulang tempurung
kepala (cranium) dan tulang muka.Tulang tempurung kepala terdiri atas tulang
kepala belakang (osipital), tulang baji (shenoid) ,tulang tapis (ethmoid), tulang pelipis (temporal),
tulang ubun-ubun (parietal), dan tulang dahi (frontal).
Sementara
itu, tulang muka tersusun oleh tulang ra-hang atas (maksila), tulang rahang
bawah (mandibula), tu-lang hidung (nasal), tulang air mata (lakrimal), tulang
pipi (zigomatik) dan tulang langit-langit (palatum). Dari
tulang muka ini akan terbentuk rongga mata, rongga hidung, dan wajah.
b. Ruas-Ruas Tulang Belakang
Ruas-ruas
tulang belakang (vertebrae) manusia terdiri atas 34 ruas. Setiap ruas tulang
belakang ini memiliki kemung-kinan bergerak walaupun sedikit. Sehingga, adanya
gerakan tersebut menjadikan tubuh kita tidak kaku. Berdasarkan letaknya, tulang
belakang tersusun atas beberapa bagian, meliputi 7 ruas tulang leher (cervijalis);
12 ruas tulang punggung (thoraxalis); 5 ruas tulang pinggang (lumbalis); tulang
kelangkang yang merupakan gabungan tulang kemudi terdiri atas 5 ruas tulang
kelangkang (sacrum) dan 4 ruas tulang ekor (cocsigeus).
c. Tulang Dada (Sternum)
Tulang
dada manusia meliputi bagian kepala (manubrium), badan (corpus) dan ekor
(processusxiphoideus= taju pedang) yang beru-pa tulang rawan. Bagian kepala
adalah tempat melekatnya tulang selangka (clavicula) dan tulang rusuk nomer
satu. Sementara, tulang rusuk yang lain melekat pada bagian badan.
d. Tulang Rusuk
Tulang
rusuk berjumlah 12 pasang. Tulang rusuk pertama bagian depan melekat pada
bagian kepala tulang dada dan bagian belakangnya melekat pada tulang belakang.
Tulang rusuk dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu tulang rusuk sejati (costa
vera), tulang rusuk palsu (costa spuria), dan tulang rusuk melayang (costa fl
uktuantes). Masingmasing tulang ini terdiri atas 7 pasang tulang rusuk sejati
yang ujung depannya melekat pada tulang dada, sedang kan ujung belakang melekat
pada tulang belakang. Kemudian, tulang rusuk palsu 3 pasang yang ujung
belakangnya melekat pada tulang belakang dan ujung depannya melekat pada tulang
rusuk di atasnya. Terakhir, 2 pasang tulang rusuk melayang yang ujung
belakangnya melekat pada tulang belakang, adapun ujung depannya tidak melekat
atau bebas.
2.
Rangka apendikuler (anggota tubuh)
Berbeda dengan rangka aksial,
rangka apendikuler terkait langsung dengan sistem gerak. Karenanya, rangka
apendikuler tersusun atas :
a.
Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang anggota gerak atas manusia terdiri atas
tulang bahu (pectoralis), tulang lengan atas (humerus), dan tulang lengan
bawah.Tulang bahu ada pada bagian kanan dan kiri tubuh. Tulangnya tersusun atas
tulang selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula). Tulang lengan atas hanya memiliki satu buah tulang. Sementara, tulang lengan bawah
terdiri atas dua jenis tulang yaitu tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil
(radius). Kedua tulang ini akan berhubung an dengan delapan tulang pergelangan
tangan (carpal) lima tulang telapak tangan (metacarpal) dan empat
belas tulang jari tangan (falanges)
b. Tulang Anggota Gerak Bawah
Pada
manusia, tulang anggota gerak bawah meliputi tulang pinggul yang terdiri atas
tulang duduk (iscium), tulang usus (ilium), dan tulang kemaluan (pubis).
Penyusun tulang pinggul ini, masing-masing berada pada bagian kanan dan kiri
tubuh. Pada tulang pinggul terdapat lekukan sebagai tempat melekatnya tulang
paha. Lekukan itu dinamakan asetabulum. Dengan adanya asetabulum, tulang
paha atau tulang anggota gerak bawah dapat melekat pada tulang pinggul. Tulang
paha akan tersambung dengan dua jenis tulang yakni tulang betis (fibula) dan
tulang kering (tibia). Persambungan antar tulang ini dilakukan oleh suatu
tu-lang yang disebut tulang tempurung lutut (patela). Kemudian, tulang betis
dan tulang kering berhubungan dengan tujuh tulang pergelangan
kaki (tarsal), lima tulang telapak kaki (metatarsal), dan empat belas tulang
jari-jari kaki (falanges).
III.
Fungsi Rangka
Secara umum, fungsi rangka adalah:
a.
sebagai alat gerak pasif
b.
menunjang tegaknya tubuh
c.
memberi
bentuk tubuh
d.
tempat melekatnya otot rangka
e.
melindungi alat-alat tubuh yang lemah
(proteksi)
f.
tempat pembentukan sel darah (hemopoesis dan
immunologis)
g.
tempat menyimpan mineral (kalsium) dalam
lemak.
IV.
Tulang Penyusun Rangka
Setelah
kalian memahami uraian tentang rangka, kemungkinan kalian bisa menghitung
jumlah tulang penyusun rangka tersebut. Dari kepala sampai jari kaki, orang
dewasa mempunyai 206 tulang. Namun, rangka bayi justru memiliki jumlah lebih
dari 340 tulang. Penyebab-nya adalah saat tubuh bagi tumbuh, beberapa tulang
yang terpisah me-nyatu membentuk satu tulang. Tulang-tulang tersebut merupakan
jaringan ikat yang tersusun dari matriks tulang. Matriks ini mengandung
garam-garam organik yang mengalami mineralisasi. Menurut para ahli, komponen
tulang terdiri atas air sebanyak 25%, zat organik berupa serabut sebanyak 30%,
dan 45% meliputi zat mineral kalsium fosfat dan garam magnesium. Saat terjadi
infeksi atau cidera, tulang akan segera mengalami pemulihan. Ini terjadi karena
tulang memiliki daya regenerasi (pemulihan diri) yang sangat besar.
Ø
Bentuk tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan
menjadi lima macam, yaitu:
1.
Tulang pipa
Tulang
pipa bentuknya bulat panjang dan berongga. Contohnya adalah tulang betis,
tulang kering, tulang paha, tulang lengan atas, tulang hasta dan pengumpil.
Tulang
pipa mempunyai tiga bagian, yaitu:
a.
Epifise, bagian ujung tulang yang terdiri atas
tulang rawan.
b.
Diafise, bagian tengah yang memanjang dan
dipusatnya terisi sumsum tulang pada rongganya.
c.
Cakra epifise, bagian sempit antara epifise
dan diafise. Pada anak-anak mengandung osteoblas dan pada orang dewasa tidak
dapat bertambah tinggi lagi.
2.
Tulang pipih
Tulang pipih bentuknya gepeng menipis (lempengan) baik berupa
tulang kompak dan tulang spons yang didalamnya terdapat sumsum tulang. Umumnya
berguna sebagai pelindung. Contohnya
adalah tulang rusuk, tulang belikat, tulang dada, dan tulang tengkorak.
3.
Tulang pendek
Tulang
pendek bentuknya kubus seperti dadu yang
pendek dan tidak beraturan.
Adanya tulang ini dimungkinkan
goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat
dilakukan.
Contohnya adalah ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki.
4.
Tulang sesamoid
Sesamoid
adalah tulang kecil seperti biji yang tertanam dalam tendon atau kapsula sendi yang menghubungkan tulang ke otot.Tulang
sesamoid melindungi tendo terhadap keausan berlebih dan seringkali mengubah
sudut tendo sewaktu menuju ke tempat lekatnya. Contohnya tulang patella.
5.
Tulang tidak beraturan
Tulang ini mempunyai bentuk yang
tidak menentu dan beraneka ragam, seperti pada
tulang wajah, rahang, pinggul,
dan tulang belakang.
Ø
Jenis tulang
Berdasarkan
jaringan penyusun dan sifat fisiknya, tulang dibagi menjadi dua, yaitu:
1.
Tulang rawan
Tulang rawan ini merupakan kumpulan jaringan tulang
rawan yang disusun oleh sel-sel tulang. Sel tulang yang dimaksud yakni
kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh sel-sel tulang rawan yang masih muda
dan disebut dengan kondroblas. Kemudian, tulang tersebut dibungkus oleh sebuah
lapisan yang dinamakan perikondrium. Sel kondrosit penyusun tulang rawan
berbentuk bulat besar dengan inti satu buah atau dua buah. Sel kondrosit ini
berada dalam ruang-ruang yang disebut lakuna. Di dalam satu lakuna biasanya
terdapat dua sel kondrosit. Khusus pada anak, tulang rawan
mengandung banyak sel tulang yang berasal dari mesenkim. Sedangkan pada orang
dewasa, tulang rawan berasal dari perikondrium. Tulang
rawan memiliki beberapa jenis tulang, meliputi:
1.
Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin berwarna
putih kebiruan dan bening. Tulang hialin dapat ditemukan pada semua rangka
janin sebelum menjadi tulang keras, tulang rawan iga, dan saluran pernafasan.
2.
Tulang rawan serat (fibrosa)
Tulang rawan fibrosa, merupakan
jenis tulang rawan yang berwarna buram keputihan dan strukturnya keras. Kita
dapat menjumpai jenis tulang ini pada ruas-ruas tulang belakang.
3.
Tulang rawan elastis
Tulang rawan elastin memiliki
warna buram kekuningan dan strukturnya elastis. Tulang rawan elastin ini bisa
kita temukan pada teli nga luar, dan epiglotis.
2.
Tulang sejati
Tulang
sejati (osteon).Tulang sejati bersifat keras, kuat, dan kurang elastis yang
tersususn atas:
a.
Osteoblas, sel tulang muda yang akan membentuk
osteosit.
b.
Osteosit, sel-sel tulang dewasa.
c.
Osteopregnator, sel khusus (derivate mesenkim)
yang memiliki potensi berdiferensiasi menjadi osteoblas.
d.
Osteoklas, sel yang berkembang dari monosit
yang terdapat di sekitar permukaan tulang dan berfungsi untuk perkembangan,
pemeliharaan, perawatan dan perbaikan tulang.
V.
Proses Pembentukan Tulang (Osifikasi)
Rangka
terbentuk mengikuti suatu proses yang dinamakan osifikasi.
Proses osifikasi pada masa embrio berawal dari tulang rawan (kartilago). Pada
masa embrio, tulang rawan mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian tengah epifisise dan diafisise serta pada jaringan ikat pembungkus tulang
rawan (perikondrium). Dengan masuknya pembuluh darah ke dalam perikondrium,
akan merangsang perikondrium untuk berkembang menjadi osteoblas. Pembentukan osteosit (sel tulang) oleh osteoblas ini berlangsung dari
bagian dalam tulang hingga luar tulang atau bisa dikatakan secara konsentris.
Tiap-tiap osteosit akan tersusun melingkar di dalam tulang sehingga membentuk
sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Haversyang mengandung
banyak pembuluh darah dan saraf. Osteosit yang terbentuk, akan menyekresikan
protein sehingga membentuk matriks tulang. Dengan penambahan kalsium dan
fosfat, matriks tulang yang terbentuk akan menbuat tulang lebih keras.
Sementara pada bagian cakra epifise, matriks tulangnya tidak mengalami pengerasan. Bagian ini akan tetap berupa tulang rawan yang
mengandung banyak osteoblas. Pada tulang pipa terdapat osteoklas yang mengerosi
tulang sehingga tulang menjadi berongga. Rongga ini akan terisi pembuluh darah
dan saraf sehingga membentuk sumsum tulang.Ternyata, tidak semua rangka terbentuk
dari tulang. Ada beberapa tulang yang tetap menjadi tulang rawan (kartilago)
misalnya tulang rawan pada telinga.
VI.
Hubungan Antartulang
Rangka kita tersusun atas banyak
tulang. Tulang satu dengan yang lainnya saling berhubungan. Hubungan antartulang ada yang dapat digerakkan dan ada pula yang tidak
dapat digerakkan. Hubungan antartulang ini disebut
persendian(artikulasi). Sendi ialah hubungan antara setiap bagian yang kaku (tulang atau
tulang rawan) pada kerangka. Sendi digolongkan menurut jenis bahan pemersatu
tulang yang bersendi. Dengan demikian dapat dibedakan tiga jenis sendi, yaitu:
·
Sendi fibrosa
Sendi fibrosa dipisahkan oleh jaringan ikat.
Pada sendi fibrosa tulang yang bersendi dipersatukan oleh jaringan fibrosa.
Sutura crania merupakan contoh jenis sendi fibrosa yang terbentuk pada tulanhg
tengkorak berdekatan melalui persatuan oleh jaringan fibrosa, seringkali
berpautan erat sepanjang garis bergelombang. Tulang pipih terdiri dari dua
lempeng substantia compacta yang terpisah oleh substantia spongiosa dan sumsum.
Pada sindesmosis, tulang-tulang dipersatukan oleh selembar jaringan fibrosa
(misalnya membrana interossea yang
menghubungkan kedua tulang lengan).
·
Sendi kondral (kartilago)
Sendi kondral dipersatukan oleh tulang rawan
(chondrum cartilago) atau gabungan tulang rawan dan jaringan fibrosa. Pada
sendi kartilago tulang yang bersendi dipersatukan oleh fibrokartilago atau
tulang rawan hialin. Jenis sinkondrosis umum adalah yang terdapat pada tulang
yang sedang berkembang, ditandai oleh persatuan epifis berupa tulang dengan
diafisis melalui lempeng epifiseal. Pada suatu simfisis jaringan pengikat
adalah diskus fibrokartilago (misalnya antara dua vertebra).
·
Sendi sinovial
Sendi sinovial dipersatukan oleh tulang rawan
dengan membrana synovialis yang melapisi cavitas articularis. Sendi sinovial adalah
jenis sendi yang paling umum. Sendi ini memungkinkan gerak bebas antara
tulang-tulang yang berhubungan. Disebut sendi sinovial karena mengandung cairan
pelumas yang disebut sinovia, dan dilapisi oleh membrane synovialis. Selaput
ini yang berupa jaringan ikat vascular, menghasilkan sinovia. Jenis-jenis sendi
sinovial meliputi:
a. Sendi Peluru
Sendi
peluru adalah persendian yang memungkinkan gerakannya bisa ke segala arah.
Contohnya, hubungan antara lengan atas dengan tulang belikat, dan juga tulang
paha dengan tulang pinggul.
b. Sendi Putar
Dinamakan
sendi putar karena persendian yang dimiliki memungkinkan gerak putar atau
rotasi dengan satu poros. Sebagai contoh, hubungan antara tulang atlas dengan
tulang tengkorak, dan hubungan antara lengan atas dengan lengan bawah.
c. Sendi Luncur/Sendi Geser
Sendi
ini terjadi sebab kedua ujung tulang agak rata, sehingga gerakan yang terjadi
seperti menggeser. Contoh sendi luncur yaitu sendi pergelangan tangan,
pergelangan kaki, hubungan antara tulang belikat dengan tulang selangka.
d. Sendi Pelana
Disebut
sendi pelana sebab kedua ujung tulangnya memben-tuk sendi berbentuk pelana dan
berporos dua. Akibatnya, sendi ini dapat bergerak lebih bebas seperti orang
naik kuda. Misalnya saja, sendi antara tulang telapak tangan dengan jari
tangan, dan sendi antara telapak kaki dengan jari kaki.
e. Sendi Engsel
Seperti
engsel jendela atau pintu, sendi engsel dapat bergerak satu arah. Contoh
persendian ini terdapat pada siku, lutut, dan ruas antara jari.
f.
Sendi Kondiloid
Sendi
kondiloid dinamakan juga sendi ovoid. Dua tulang yang membentuk sendi ini
memiliki permukaan berbentuk oval. Gerakan yang ditimbulkan antara lain bisa ke
kanan, ke kiri, ataupun maju-mundur. Misalnya saja persendian pada pergelangan
tangan dengan tulang pengumpil
0 komentar:
Posting Komentar