A. TROMBOSIS VENA
Ketika terjadi pendarahan lalu kita tekan
dengan menggunakan kasa steril, maka pendarahan akan berhanti walaupun
memerlukan waktu beberapa menit. Proses koagulasi ketika terjadi pendarahan,
trombosit akan melekat dengan segera pada dinding pembuluh darah yang rusak.
Trombosit akan menarik trombosit lain yang beredar dalam sirkulasi hingga
terbentuk gumpalan trombosit dan akan menutup kebocoran untuk sementara.
Kemudian trombosit akan melepaskan satu campuran dari berbagai zat, salah
satunya adalah trombokinase (enzim
yang dapat merubah protein khusus yang senantiasa beredar dalam darah yang
disebut protrombin menjadi enzim yang
lebih aktif yaitu thrombin. Protrombin
disebut juga proenzim. Protrombin hanya
dibuat dalam hati dan dapat bekerja maksimal apabila kondisi hati normal dan
terdapat Vitamin K yang jumlahnya cukup. Apabila protrombin dirubah menjadi
enzim trombin yang aktif, maka mulai terjadi proses koagulasi dan dibutuhkan
sejumlah kalsium. Kemudian, trombin merubah fibrinogen (zat yang dibuat di hati)
menjadi fibrin, suatu serat yang protein yang mudah lengket. Fibrin yang
menyebabkan darah membeku. Jadi beberapa menit kemudian, setelah kebocoran
ditambaloleh trombosit, seluruh lumen pembuluh darah disumbat oleh bekuan darah
atau thrombus.
Adakalanya dibawah pengaruh hal tertentu,
proses koagulasi berlangsung terus jauh melebihi kebutuhan untuk mengatasi kebocoran pembuluh
darah dan bahkan dapat terjadi koagulasi tanpa kebocoran pembuluh darah. Thrombus
dapat terbentuk dalam vena kalau terdapat kerusakan endotel, tetapi dalam
keadaan tertentu sering timbul suatu thrombus tanpa kerusakan endotel.
Thrombus sering terbentuk di dalam vena.
Diperkirakan bahwa lebih dari 40% pemeriksaan autopsy terdapat thrombus dalam
vena. Thrombus dalam vena disebut thrombosis
vena (=phlebothrombosis). Thrombosis ini hampir seluruhnya 9% terjadi pada
vena yang letaknya dalam pada betis. Apabila thrombus timbul di dalam vena
betis yang letaknya dalam, vena akan tersumbat total dan darah tidak dapat
lewat. Akan tetapi selalu ada vena-vena kecil (vena kolateral) yang berjalan parallel dengan vena yang tersumbat
dan memberi jalan bagi darah untuk kembali kea rah jantung. Gejalanya adalah
rasa sakit pada kaki yang mengalami thrombosis, bengkak dan keras.
Faktor yang mendorong timbulnya thrombosis
vena:
·
Kerusakan
endotel vena
·
Aliran
darah bertambah lambat
·
Perubahan
komposisi darah
B. TROMBOSIS ARTERI
Thrombosis juga dapat terjadi dalam system
arteri. Karena aliran darah di dalam artei jauh lebih cepat dibandingkan dengan
di dalam vena, maka trombosisi arteri baru timbul apabila terdapat kerusakan
dinding arteri yang sangat hebat.
Apabila satu arteri sangat menyemput, darah
yang dialirkan oleh arteri kedalam jaringan mungkin masih cukup untuk keadaan
instirahat tetapi kalau kebutuhan oksigen meningkat karena bertambahnya
kegiatan jaringan, makan darah yang diberikan akan menjadi berkurang. Hal ini
akan mengakibatkan mengeluh pada betisnya yang terasa nyeri ketika berjalan.
Nyeri ini akan hilang setelah beristirahat selama lima menit dan keadaan ini
disebut klaudikasi intermiten.
Adakalanya penyempitan arteri sangat hebat,
sehingga ketika istirahat jaringan sudah kekurangan darah. Akibatnya akan
timbul nyeri secara terus-menerus akibat kekurangan oksigen dan serabut saraf akan
rusak. Bila hal ini terjadi pada kaki (kasus tersering) maka kaki akan tampak
pucat, ketika diraba dingin, kulit dan otot sangat kekurangan gizi hingga
mengecil dan atrofi.
C. STENOSIS MITRAL
DEFINISI
Merupakan suatu keadaan di mana terjadi
gangguan aliran darah dari atrium kiri melalui katup mitral oleh karena
obstruksi pada level katup mitral.Kelainan struktur mitral ini menyebabkan
gangguan pembukaan sehingga timbul gangguan pengisian ventrikel kiri pada saat
diastol.
Penyebab tersering adalah endokarditisreumatika,
akibat reaksi yang progresif dari demam rematik oleh infeksi
streptokokus.Penyebab lain walaupun jarang dapat juga stenosis mitral
kongenital, deformitasparasut mitral, vegetasidari systemic lupus erythematosus
(SLE), karsinosissistemik, deposit amiloid, akibat obat fenfluramin/phentermin,
rhematoid arthritis (RA), serta klasifikasi annulus maupun daun katup pada usia
lanjut akibat proses degeneratif.
REGURGITASI MITRAL
Regurgitasi mitral adalah suatu keadaan dimana
terdapat aliran darah balik dari ventrikel kiri ke dalam atrium kiri pada saat
sistol, akibat tidak dapat menutupnya
katup mitral secara sempurna. Dengan demikian aliran darah saat sistol akan
terbagi dua, disamping ke aorta yang seterusnya kealiran darah sistemik,
sebagai fungsi utama, juga akan masuk ke atrium kiri. Akan tetapi, daya pompa
jantung jadi tidak efisien dengan berbagai tingkat klinisnya, mulai dari yang
asimtomatis sampai gagal jantung berat.
D.
HIPOTENSI
(DARAH RENDAH)
Penyakit darah rendah atau Hipotensi
(Hypotensi) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang turun dibawah
angka normal, yaitu mencapai nilai rendah 90/60 mmHg. Nilai normal tekanan
darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas
normal dan kesehatansecara umum adalah 120/80 mmHg.
Apabila kondisi itu terus berlanjut,
didukung dengan beberapa faktor yangmemungkinkan memicu menurunnya tekanan
darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak namun kurang minum,
kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas berlebihan) serta
haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan darah akan mencapai
ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.
JENIS HIPOTENSI
·
Hipotensi Postural (Postural Hypotension)
Tekanan darah
mungkin turun mendadak karena perubahan posisi tubuh, biasanya saat sedang
berdiri dari posisi duduk atau dari posisi berbaring. Orang yang mengalami
perasaan seperti maupingsan, pusing dan pandangan kabur setiap kali ia berdiri
dari posisi duduk atau dari posisi berbaring.
Pada hipotensi
postural, tekanan darah turun karena jantung tidak memompa cukup darah sehingga
terjadi kekurangan oksigen di otak rasa pusing bahkan pingsan.
Orang lanjut usia
biasanya mengalami hipotensi postural, khususnya mereka yang berusia diatas 60 tahun.
Namun hipotensi ini juga dapat terjadi pada orang muda, tanpa bahaya tertentu
karena sirkulasi darah yang kurang lancer akibat terlalu lama duduk atau
jongkok. Dehidrasi, temperature panas, kehamilan, atau saat-saat badan merasa
lelah juga dapat menyebabkan hipotensi postural.
Obat-obat yang
ditelan untuk mengontrol hipertensi (tekanan darah tinggi) seperti beta blocker
dan diuretic juga dapat menjadi salah satu penyebab hipotensi.
·
Hipotensi Postprandial (Postprandial
Hypotension)
Hipotensi postprandial
adalah turunnya tekanan darah secara mendadak setelah mengkonsumsi makanan.
Setelah makan, darah mengalir cepat ke saluran pencernaan, dan untuk
mengkompensasi penurunan mendadak dalam pembuluh, laju detak jantung meningkat
dan beberapa pembuluh darah menyempit. Ini merupakan respon yang otomatis,
namun bagi sebagian orang dengan kelainan syarat tertentu seperti pada
penderita penyakit Parkinson, tubuhnya tidak dapat segera mengatasi aliran
darah mendadak ke perut. Akibatnya orang tersebut akan mengalami pusing dan
kadang-kadang pingsan.
Seseorang yang
mengalami hipotensi postprandial harus makan makanan dalam porsi-porsi yang
sedikit supaya tidak memicu terjadinya penurunan tekanan darah secara mendadak.
Kadang-kadang pengobatan hipertensi juga dapat menyebabkan hipotensi
postprandial, sehingga dosis obat hipertensi perlu dikurangi agar kondisi tubuh
membaik.
·
Hipotensi Karena Syaraf (Neurally Mediated
Hypotension)
Dalam
kondisi normal, jika anda berdiri atau berjalan selama jangka waktu tertentu, gaya
gravitasi menarik darah ke ujung-ujung bagian bawah tubuh anda, yang
menyebabkan tekanan darah turun. Tubuh mengkompensasinya dengan meningkatkan
laju detak jantung dan memompa lebih banyak darah untuk mensuplai otak dan
organ-organ lainnya. Pada sebagian orang suplai darah tidak dapat terpenuhi
karena adanya masalah komunikasi pada sistem syaraf yang menyampaikan perintah
dari otak kepada jantung, sehingga jantung tidak segera meningkatkan laju
detaknya dan terjadilah ketidakseimbangan sirkulasi darah dan menyebabkan
pusing bahkan pingsan.
TANDA DAN GEJALA
·
Sering pusing
·
Sering menguap
·
Penglihatan terkadang kurang jelas
(berkunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan
·
Berkeringat dingin
·
Rasa cepat lelah
·
Terkadang pingsan berulang
·
Pemeriksaan fisik : detak / denyut nadi teraba
lemah
·
Pucat
PENYEBAB
HIPOTENSI
·
Dehidrasi.
·
Efek samping obat : alkohol, anxiolytic,
beberapa antidepresan, diuretik, obat jantung & anti hipertensi, analgesik.
·
Masalah jantung seperti perubahan irama
jantung (aritmia), serangan jantung, gagal jantung.
·
Kejutan emosional : syok yang disebabkan oleh
infeksi yang parah, stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa)
dan trauma hebat.
·
Perdarahan yang berat
PENANGANAN DAN PENGOBATAN HIPOTENSI
·
Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak
antara 8hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan
degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
·
Mengkonsumsi makanan yang cukupmengandung
kadar garam
·
Berolah raga teratur seperti berjalan pagi
selama 30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala
·
Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan
stocking yang elastis
·
Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah)
hanya dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu
aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin
(suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi penderita.
·
Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok
adalah kedaruratan medis. Anda mungkin akan diberi transfusi darah intravena,
obat-obatan untuk meningkatkan tekanan darah dan kekuatan jantung.
E.
HIPERTENSI
Hipertensi didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastolik diatas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).
Pengaruh
asupan garam terhadap timbulnya hipertensi terjadai melalui peningkatan volume
plasma, curah jantung dan tekanan darah. Garam mengandung 40% sodium dan 60%
klorida. Garam mempunyai sifat menahan air. Mengkonsumsi garam lebih atau
makan-makanan yang diasinkan dengan sendirinya akan menaikan tekanan darah.
Hindari pemakaian garam yang berkebih atau makanan yang diasinkan. Hal ini
tidak berarti menghentikan pemakaian garam sama sekali dalan makanan.
Sebaliknya jumlah garam yang dikonsumsi batasi.
Merokok
merupakan salah satu faktor yang dapat diubah, adapun hubungan merokok dengan
hipertensi adalah nikotin akan menyebabkan peningkatan tekana darah karena
nikotin akan diserap pembulu darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh
pembuluh darah hingga ke otak, otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan
member sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon
yang kuat ini akan menyempitkan pembulu darah dan memaksa jantung untuk bekerja
lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.Selain itu, karbon monoksidadalam
asap rokokmenggantikan iksigen dalam darah. Hal ini akan menagakibatkan tekanan
darah karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup
kedalam orga dan jaringan tubuh.
Selain
itu penyebab terjadinya hipertensi adalah alcohol, seseorang yang dalam kondisi
stress.
BERDASARKAN
PENYEBABNYA
·
Hipertensi primer (esensial)
Adalah suatu peningkatan
persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh ketidakteraturan mekanisme
kontrol homeostatik normal, Hipertensi ini tidak diketahui penyebabnya dan
mencakup +90% dari kasus hipertensi (Wibowo, 1999).
·
Hipertensi sekunder
Adalah
hipertensi persisten akibat kelainan dasar kedua selain hipertensi esensial.
Hipertensi ini penyebabnya diketahui dan ini menyangkut +10% dari kasus-kasus
hipertensi.(Sheps, 2005)
TANDA DAN GEJALA
Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai
kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan
perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada
diskus optikus).Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukan adanya kerusakan
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi
olehpembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azetoma [peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin]. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien
yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia)
atau gangguan tajam penglihatan (Wijayakusuma,2000 ). Gejala lain yang umumnya
terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala,
keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan
lain-lain.
MAKANAN YANG
HARUS DIHINDARI ATAU DIBATASI
·
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi
(otak, ginjal, paru, minyak kelapa,gajih).
·
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam
natrium (biscuit, craker,keripik dan makanan kering yang asin).
·
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden,
sosis, korned, sayuran serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink).
·
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan
sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
·
Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise,
serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
·
Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus
tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya
mengandung garam natrium.
·
Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol
seperti durian, tape
Secara garis besar, ada empat macam
diet untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan keadaan tekana darah ,
yakni : diet rendah garam , diet rendah kolestrol, lemak terbatas serta tinggi
serat, dan rendah kalori bila kelebihan berat badan.
Diet rendah garam diberikan kepada
pasien dengan edema atau asites serta hipertensi. Tujuan diet rendah garam
adalah untuk menurunkan tekanan darah dan untuk mencegah edema dan penyakit
jantung ( lemah jantung ). Adapunyang disebut rendah garam bukan hanya
membatasi konsumsi garam dapur tetapi mengkonsumsi makanan rendah sodium atau
natrium ( Na).Oleh karena itu yang sangat penting untuk diperhatikan dalam
melakukan diet rendah garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung
cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah
sodium dan natrium.
Diet rendah kolestrol dan lemak
terbatas. Di dalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu : kolestrol,
trigeserida, dan pospolipid.Tubuh memperoleh kolestrol dari makanan sehari-hari
dan dari hasil sintesis dalam hati. Kolestrol dapat berbahaya jika dikonsumsi
lebih banyak dari pada yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolestrol dapat
terjadi karena terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol
tinggi dan tubuh akan mengkonsumsi sekitar 25-50 % dari setiap makanan.
Diet tinggi serat sangat penting pada
penderita hipertensi, serat terdiri dari dua jenis yaitu serat kasar ( Crude
fiber ) dan serat kasar banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan, sedangkan
serat makanan terdapat pada makanan karbohidrat yaitu : kentang, beras,
singkong dan kacang hijau. Serat kasar dapat berfungsi mencegah penyakit
tekanan darah tinggi karena serat kasar mampu mengikat kolestrol maupun asam
empedu dan selanjutnya membuang bersama kotoran. Keadaan ini dapat dicapai jika
makanan yang dikonsumsi mengandung serat kasar yang cukup tinggi.
Diet rendah kalori dianjurkan bagi
orang yang kelebihan berat badan.Kelebihan berat badan atau obesitas akan
berisiko tinggi terkena hipertensi.Demikian juga dengan orang yang berusia 40
tahun mudah terkena hipertensi. Dalam perencanaan diet, perlu diperhatikan ha
l-hal berikut :
·
Asupan kalori dikurangi sekitar 25% dari
kebutuhan energi atau 500 kalori untuk penurunan 500 gram atau 0.5 kg berat
badan per minggu.
·
Menu makanan harus seimbang dan memenuhi
kebutuhan zat gizi.
·
Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
F. ATHEROSCLEROSIS
Atherosclerosis berasal dari bahasa
Yunani “athera” yang artinya bubur dan sclerosis artinya pengerasan. merupakan
salah satu jenis dari arteriosclerosis yang terjadi pada arteri besar dan
sedang , Yang dimaksud disini yaitu terbentuknya bercak seperti bubur yang
terdiri dari penumpukan lemak cholesterol pada lapisan intima lumen pembuluh
darah. Keadaan ini akan mengakibatkan terjadinya penebalan pada dinding
pembuluh darah dan hilangnya elastisitas arteri, disertai perubahan degenerasi
lapisan media dan intima. Pada bagian tengah bercak terdapat gumpalan yang
mengandung lemak. Bercak berlemak dengan inti besar yang disebut atheroma,
menonjol kedalam lumen pembuluh darah , dapat menyumbat aliran darah dan
akhirnya menimbulkan komplikasi yang serius.
Hal ini diduga berkaitan dengan
perubahan pola makan dan kurangnya olah raga. Atherosclersis sering terjadi
pada usia diatas 40 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia lebih muda. Penyakit
ini sebenarnya diawali sebagai perubahan yang tidak nyata pada pembuluh
darahpada usia anak-anak dan tanpa gejala. Sejalan dengan bertambahnya umur
maka baru menunjukkan manifestasi klinik pada usia pertengahan sampai lanjut
usia.
FAKTOR RESIKO
·
Faktor Resiko Mayor :
a.
Hiperkolesterolemia
Merupakan suatu faktor resiko utama
untuk terjadinya atherosclerosis oleh karena:
o
Bercak atherosclerosis klasik mengandung lemak
yang kaya kolesterol dan ester kolesterol, yang pada penelitian terbukti
berasal dari kolesterol darah.
o
Diet yang banyak mengandung kolesterol,
seperti kuning telur , lemak hewan dan butter dapat meningkatkan level
kolesterol plasma.
o
Pada penelitian kependudukan mencatat bahwa
resiko terkena ischemic heart disease makin meningkat pada keadaan kadar
kolesterol plasma yang makin tinggi.
b.
Hipertensi
Pada penelitian membuktikan bahwa
peningkatan tekanan darah systole maupun diastole , merangsang peningkatan
resiko atherosclerosis. Resiko ini meningkat sejalan dengan derajat keparahan
hipertensi.Pada individu dibawah umur 45 tahun, hiperkolesterolemia tampaknya
sebagai faktor resiko paling utama, sedangkan hipertensi sebagai faktor resiko
pada individu yang lebih tua.Pemberian terapi anti hipertensi dapat menurunkan
insiden penyakit yang berhubungan dengan atherosclerosis, terutama stroke dan
iskemi pada jantung.
c.
Merokok Sigaret.
Ditemukan hubungan yang kuat dan
menetap antara merokok sigaret dengan komplikasi dari aterosclerosis, yaitu
ischaemic heart disease. Hubungan ini paling kuat terjadi pada pria yang
berumur 35-55 tahun. Resiko ini akan menurun setelah penghentian merokok.
d.
Diabetes Mellitus
Kelainan metabolik ini dapat
menimbulkan kelainan atherosclerosis pada umur dini dan mempercepat
progresivitasnya. Diabetes mellitus ini dapat mengakibatkan peningkatan kadar
lemak darah yang selanjutnya akan menimbulkan atherosclerosis.
·
Faktor Resiko Minor
a.
Kurangnya gerak fisik / olah raga yang teratur
b.
Stress emosional
c.
Pemakaian kontraseptive oral
d.
Hiperuricemia
e.
Obesitas
f.
Makanan tinggi karbohidrat
GEJALA KLINIS
·
Penyempitan Pembuluh Arteri.
Iskemia, akibat
dari penyempitan arteri merupakan akibat yang paling banyak dijumpai pada
atherosclerosis. Berkurangnya aliran darah biasanya terjadi pada penyempitan
yang berat ( > 70% ). Sering terjadi pada arteri coronaria (dapat terjadi
MCI ), Arteri cerebral ( menimbulkan stroke ), arteri renalis, arteri mesenterica
dan arteri pada iliofemoral.
·
Embolisme.
Ulserasi pada
atheromarous plaque dapat menimbulkan emboli lipid. Hal ini penting pada
sirkulasi serebral, dimana emboli yang kecil dapat mengakibatkan transient
ischemic attack. Dapat juga terjadi pada arteri retina, yang dapat dilihat
dengan funduscopy.
·
Aneurysm
Pada
atherosclerosis yang berat pada aorta, dindingnya menjadi lemah yang bisa
menimbulkan dilatasi dan aneurysma. Atherosclerosisaneurysma terutama terjadi
pada aorta abdominalis.
G. STROKE
Stroke adalah suatu penyakit deficit
neurologis akut yang disebabkan oleh ganggua npembuluh darah otak yang terjadI
secara mendadak dan dapa tmenimbulkan cacat atau kematian.
Secara non hemoragik, stroke dapat dibagi
berdasarkan manifestasi klinik dan proses patologik (kausal):
Berdasarkan manifestasi klinik:
·
Serangan
Iskemik Sepintas/Transient Ischemic Attack (TIA)
Gejala neurologik yang timbul akibat
gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
·
Defisit
Neurologik Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
Gejala neurologik yang timbul akan menghilang
dalam waktu lebih lama dari 24 jam, tapi tidak lebih dar iseminggu.
Gejalaneurologikmakin lama makinberat.
·
Stroke
komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke)
Kelainan neurologic sudah menetap, dan tidak
berkembang lagi.
BerdasarkanKausal:
·
Stroke
Trombotik
Stroke trombotik terjadi karena adanya
penggumpalan pada pembuluh darah di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh
darah yang besar dan pembuluh darah yang kecil.Pada pembuluh darah besar
trombotik terjadi akibat aterosklerosis yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan
darah yang cepat. Selain itu, trombotik juga diakibatkan oleh tingginya kadar
kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein (LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil,
trombotik terjadi karena aliran darah ke pembuluh darah arteri kecil terhalang.
Initerkait dengan hipertens dan merupakan indicator penyakit aterosklerosis.
2) Stroke Emboli/Non Trombotik
Stroke emboli terjadi karena adanya
gumpalan dari jantung atau lapisan lemak yang lepas. Sehingga, terjadi
penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan darah tidak bisa mengaliri
oksigen dan nutrisi ke otak.
GEJALA
Beberapa gejala stroke antara lain kelemahan
atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisis tubuh, hilangnya
sebagian penglihatan atau pendengaran, pusing, berbicara tidak jelas, sulit
memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat, tidak mampu mengenali bagian
dari tubuh, hilangnya pengendalian terhadap kandung kemih, keseimbangan
terganggu dan pingsan.
DIET PENYAKIT STROKE
Stroke atau penyakit peredaran darah
otak adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang
membawa oksigen dan zt-zat gizi ke bagian otak tersumbat atau pecah. Akibatnya,
dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien
yang pada akhirnya berakibat penurunan status gizi. Untuk mengatasi keadaan
tersebut diperlukan diet khusus.
TUJUAN
·
Memberikan
makanan secukupnya untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan
keadaan atau komplikasi penyakit.
·
Memperbaiki
keadaan stroke, seperti disfagia,
pneumonia, kelinan ginjal, dan dekubitus.
·
Mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
SYARAT DIET
·
Energy
cukup, yaitu 25-45 kkal/kg BB. Pada fase akut energy diberikan
1100-1500kkal/hari.
·
Protein
cukup, yaitu 0,8-1 gr/kg BB. Apabila pasien berada dalam keadaan gizi kurang,
protein diberikan 1,2-1,5 gr/kg BB. Apabila penyakit disertai komplikasi Gagal
Ginjal Kronik (GGK), protein diberikan rendah yaitu0,6 gr/kg BB.
·
Lemak
cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energy total. Utamakan sumber lemak jenuh
tidak ganda, batasi sumber lemak jenuh yaitu < 10 % dari kebutuhan energy
total. Kolesterol dibatasi < 300 mg.
·
Karbohidrat
cukup, yaitu 60-70% dari kebutuhan energy total. Untuk pasien dengan Diabetes
Melitus diutamakan karbohidrat kompleks.
·
Vitamin
cukup, terutama vitamin A, riboflavin, B6, asam folat, B12, C dan E.
·
Mineral
cukup, terutama kalsium, magnesium, dan kalium. Penggunaan natrium dibatasi
dengan memberikan garam dapur maksimal 1 ½ sdt/hari (setara dengan ± 5 gr garam
dapur atau 2 gr natrium).
·
Serat
cukup, untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah dan mencegah
konstipasi.
·
Cairan
cukup, yaitu 6-8 gelas/hari, kecuali ada keadaan edema dan asites, cairan
dibatasi. Minuman hendaknya diberikan setelah selesai makan agar porsi makanan
dapat dihabiskan. Untuk pasien dengan disfagia, cairan diberikan secara
hati-hati. Cairan dapat dikentalkan dengan gel
atau guarcol.
·
Bentuk
makanan disesuaikn dengan keadaan pasien.
·
Makanan
diberikan dalam porsi kecil dan sering.
JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN
Berdasarkan tahapannya Diet Stroke dibagi menjadi dua fase:
1. Fase akut (24-48 jam)
Fase akut adalah keadaan tidak
sadarkan diri atau kesadaran menurun. Pada fase ini diberikan makanan
parenteral (nothing per oral/NPO) dan
dilanjutkan dengan makanan enteral (naso
gastric tube/NGT). Pemberian makanan parenteral total perlu dimonitor
dengan baik. Kelebihan cairan dapat menimbulkan edema serebral. Kebutuhan
energy pada NPO total adalah AMB x 1 x 1,2; protein 1,5 gr/kg BB; lemak
maksimal 2,5 gr/kg BB; dekstrosa maksimal 7 gr/kg BB.
2. Fase pemulihan
Fase pemulihan adalah fase dimana pasien sudah
sadar dan tidak mengalami gangguan fungsi menelan (disfagia). Makanan diberikan
per oral secara bertahap dalam bentuk Makanan Cair, Makanan Saring, Makanan Lunak, dan Makanan Biasa.
Apabila terjadi disfagia, makanan diberikan
secara bertahap, sebagai gabungan makanan NPO, peroral, dan NGT sebagai
berikut:
a. NPO
b. ¼ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ¾
bagian melalui NGT.
c. ½ bagian per oral (bentuk semi padat) dan ½
bagian melalui NGT.
d. Diet per oral (bentuk padat dan semi cair) dan
air melalui NGT.
e. Diet lengkap per oral.
Diet Stroke I
Diberikan kepada pasien dalam fase akut atau
bila ada gangguan fungsi menelan. Makanan diberikan dalam bentuk Cair Kental
atau Kombinasi Cair Jernih dan Cair Kental yang diberikan secara oral sesuai
dengan keadaan penyakit. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 2-3 jam. Lama
pemberian makanan disesuaikan dengan keadaan pasien.
Bahan makanan yang dianjurkan:
Sumber karbohidrat : maizena,
tepung beras, tepung hunkwe dan sagu.
Sumber protein hewani : susu whole dan skim, telur ayam 3-4 btr/minggu
Sumber protein nabati : sari
kedelai, sari kacang hijau, dan susu tempe
Sumber lemak : margarine, dan minyak jagung
Buah :
sari buah yang dibuat dari
jeruk, papaya, tomat, sirsak, dan apel.
Minuman : teh encer, sirup, air gula, madu, dan
kaldu.
Diet Stroke II
Diberikan sebagai makanan perpindahan dari
Diet Stroke I atau kepada pasien pada fase pemulihan. Bentuk makanan merupakan
kombinasi Cair Jernih dan Cair Kental, Sring, Lunak, dan Biasa. Pemberian diet
pada pasien stroke disesuaikan dengan
penyakit penyertanya.
MAKANAN YANG DIANJURKAN DAN TIDAK
DIANJURKAN
Bahan Makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak Dianjurkan
|
Sumber
Karbohidrat
|
·
Beras
·
Kentang
·
Ubi
·
Singkong
·
Terigu
·
Hunkwe
·
Tapioca
·
Sagu
·
Gula
·
Madu
|
·
Produk olahan
yang dibuat dengan menggunakan garam dapur, Soda/baking powder seperti macaroni, mi, bihun, roti, biscuit, dan kue
kering.
·
Kue yang
terlalu manis dan gurih.
|
Sumber protein
hewani
|
·
Daging sapi dan
ayam tak berlemak.
·
Ikan
·
Telur ayam
·
Susu skim
·
Susu full cream
dalam jumlah terbatas
|
·
Daging sapid
dan ayam berlemak
·
Jerohan
·
Otak
·
Hati
·
Ikan banyak
duri
·
Susu penuh
·
Keju
·
Es krim
·
Produk olahan
protein hewani yang diawetkan, seperti: daging asap, ham, bacon, dendeng, dan kornet.
|
Sumber protein
nabati
|
Semua
kacang-kacangan dan produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, dalam jumlah
terbatas.
|
·
Pindakas
·
Semua produk
olahan kacang-kacangan yang diawet dengan garam natrium atau digoreng.
|
Sayuran
|
Sayuran
berserat sedang dimasak, seperti
·
Bayam
·
Kangkung
·
Kacang panjang
·
Labu siam
·
Tomat
·
Tauge
·
Wortel
|
·
Sayuran yang
menimbulkan gas, seperti Sawi, Kol, Kembang kol, dan lobak.
·
Sayuran
berserat tinggi, seperti daun singkong, daun katuk, daun melinjo, dan pare
·
Sayuran mentah
|
Buah-buahan
|
Buah segar,
dibuat jus atau disetup (tanpa bahan pengawet), seperti
·
Pisang
·
Papaya
·
Jeruk
·
Mangga
·
Nanas
·
Jambu biji
|
·
Buah yang
mneimbulkan gas, seperti nangka dan durian.
·
Buah yang
diawetkan dengan natrium, seperti buah kaleng dan asinan.
|
Lemak
|
·
Minyak jagung
·
Minyak kedelai
·
Margarine dan
mentega tanpa garam yang digunakan untuk menumis atau setup
·
Santan encer
|
·
Minyak kelapa
·
Minyak kelapa
sawit
·
Santan kental
·
Krim
·
Produk gorengan
|
Miuman
|
·
Teh, kopi dan
cokelat dalm jumlah terbatas dan encer
·
Susus skim
·
Sirup
|
·
Teh, kopi dan
cokelat dalm jumlah terbatas dan kental
·
Minuman bersoda
·
Alcohol
|
Bumbu
|
Bumbu yang berbau
tidak tajam, seperti
·
Garam
(terbatas)
·
Gula
·
Bawang merah
·
Bawang putih
·
Jahe
·
Laos
·
Asem
·
Kayu manis
·
Pala
|
·
Bumbu yang
berbau tajam, seperti Cabe, merica, dan cuka.
·
Mengandung
bahan pengawet garam natrium, seperti kecap
maggi, terasi, petis, vetsin, soda, dan baking powder.
|
Daftar Pustaka
Afriansyah Nurfi. Rahasia Jantung Sehat dengan
Makanan Berkhasiat. Jakarta: Kompas,
2008.
Baraas, Faisal. Penyakit Jantung pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 1995.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI, 2006.
Junadi,
Purnawan, Atiek S Soemasto, dan Husna Amelz. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius Fakultas
Kedokteran UI, 1982.
Sibuea,
W. Herdin, Marulam M. Panggabean, dan S.P. Gultom. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2060/1/09E01458.pdf (14/09/2013 9:48 PM)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16617/4/Chapter%20II.pdf
(14/09/2013 7:02 PM)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf (15/09/2013 2:09 PM)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi,%20S.Or./DIET%20BAGI%20PENDERITA%20HIPERTENSI.pdf (15/09/2013 2:15 PM)
http://www.reliance-insurance.com/phocadownload/healthcare/InfoSehat/Des2012_Hipotensi%20-%20Darah%20Rendah%20%20juli%202012.pdf
(15/09/2013 2:42 PM)
Disusun oleh:
Fiqih Mutiara
Putri Utamining Tyas
Christine Nara Fane
0 komentar:
Posting Komentar