Definisi
Dislipidemia adalah kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi
lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kenaikan kadar trigliserida serta penurunan
kadar HDL. Dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang
penting dan sangat kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin
dibicarakan sendiri-sendiri. Ketiga-tiganya sekaligus dikenal sebagai Triad
Lipid. Faktor utama peningkatan kadar kolesterol dalam darah adalah keturunan
dan asupan lemak tinggi.
Lipid dan Protein
Didalam darah kita itemukan tiga
jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserid, dan fosfolipid. Oleh karena sifat
lipid yang usah larut dalam lemk, maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu dibutuhkan suatu at pelarut yaitu
suatu protei yang dikenal denga nama apolipoprotein atau apoprotein. Setiap
lipoprotein akan terdiri atas kolestrol (bebas atau ester), trigliserid,
fosfolipid, dan apoprotein.
Lipoprotein berbentuk sferik dan
mempunyai inti trigliserid dan kolestrol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid
da sedikit kolestrol bebas. Apoprotein ditemukan pada permukaan lipopotein.
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi lemak, dan
komposisi apoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifusi, pada manusia dapat
dibedakan enam jenis lipoprotein yaitu I-high-density
lipoprotein (HDL), low-density
lipoprotein (LDL), intermediate-density lipoprotein (IDL),
very low density lipoprotein (VLDL),
kilomikron, dan lipoprotein a kecil (Lp(a).
Metabolisme Lipoprotein
Metabolisme lipoprotein dapat
dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme eksogen,jalur metaboisme
endogen, dan jalur reverse cholestrol
transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metaboisme kolestrol-LDL
dan trigliserid, sedang jalur reverse
cholestrol transport
khusus mengenai metabolisme kolestrol-HDL.
a.
Jalur Metabolisme Eksogen
Makanan
berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan kolestrol. Selain
kolestrol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolestrol dari
hati yang diekskresi bersama empedu keusus halus yang berasal dari makanan
maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Tigliserid dan kolestrol
dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus. Trigliserid
akan diserp sebagai asam lemak bebas sedang kolestrol sebagai kolestrol. Di
dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi trigliserid, sedang koletrol
akan mengalami esterifikasi menjadi kolestrol ester dan keduanya bersama dengan
fosfolifid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal dengan
kilomikron.
Kilomikron
ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus torasikus akan
masuk kedalam aliran darah. Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
yang berasal dari endotel menjadi asam lemak bebas (free fatty acid (FFA) = non-esterified
fatty acid (NEFA). Asam lemak bebas dapat disimpan sebagai trigliserid
kembali di jaringan lemak (adiposa), tetapi bila terdapat dalam jumlah yang
banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk pembentukkan
trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid
akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibawa
ke hati.
b.
Jalur Metabolisme Endogen
Trigliserid
dan kolesterol yang disintesis di hati dan disekresi ke dalam sirkulasi sebagai
lipoprotein VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah
apolipoprotein B100. Dalam sirkulasi, trigliserid di VLDL akan mengalami
hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase
(LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL. Sebagian dari VLDL, IDL, dan LDL akan
mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah LP yang paling banyak
mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di LDL akan di bawa ke hati dan
jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium
yang mempunyai reseptor untuk kolesterol-LDL. Sebagian lagi dari kolesterol-LDL
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) di
makrofag dan akan menjadi sel busa (foam
cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plasma makin banyak yang
akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. Jumlah kolesterol yang
akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di LDL.
Beberapa keadaan mempengaruhi tingkat oksidasi seperti:
·
Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense
LDL) seperti pada sindrom metabolik dan diabetes melitus.
·
Kadar kolesterol-HDL, makin tinggi kadar
kolesterol HDL akan bersifat protektif terhadap oksidasi LDL.
c.
Jalur Reverse Cholesterol Transport
HDL
dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang mengandung AP (apo) A,
C, dan E; dan disebut HDL nascent.
HDL nascent berasal dari usus halus
dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung AP A1. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk
mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol
dari makrofag, HDL nascent berubah
menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat. Agar dapat diambil oleh HDL nascent, kolesterol (kolesterol bebas)
di bagian dalam dari makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag
oleh suatu transporter yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette
transporter -1 atau disingkat ABC-1.
Setelah
mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas akan
diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian
kolesterol ester yang dibawa oleh HDL akan mengambil 2 jalur. Jalur pertama
ialah ke hati dan ditangkap oleh scavenger
receptor class B tipe 1 dikenal dengan SD-B1. Jalur kedua adalah kolesterol
ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan trigliserid dari VLDL dan IDL dengan
bantuan cholesterol ester transfer
protein (CETP). Dengan demikian fungsi HDL sebagai “penyerap” kolesterol
dari makrofag mempunyai 2 jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung
melalui VLDL dan IDL untuk membawa kolesterol kembali ke hati pada gambar 4
diperlihatkan keseluruhan jalur metabolisme lipoprotein baik yang berasal dari
eksogen, endogen, dan jalur reverse
cholesterol transport.
Klasifikasi Dislipidemia dan Kadar Lipid Normal
Klasifikasi dislipidemia dapat
dibagi menjadi Dislipidemia Primer dan
Dislipidemia Sekunder. Dislipidemia primer merupakan dislipidemia yang
disebabkan oleh faktor keturunan. Sedangkan dislipidemia sekunder merupakan
dislipidemia yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, riwayat keluarga,
hormon, obesitas, menu makanan terlalu banyak lipid, kurang aktivitas tubuh,
konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, diabetes, dan lain-lain (Anonim 2010).
Selain itu dislipidemia dapat juga dibagi berdasarkan profil lipid yang
menonjol seperti hiperkolesterolemi, hipertrigliseridemi, isolated low HDL
cholesterol, dan dislipidemi campuran. Bentuk yang terakhir ini yang paling
banyak ditemukan.
Kapan disebut lipid normal,
sebenarnya sulit dipatok pada satu angka, oleh karena normal untuk seseorang
belum tentu normal untuk orang lain yng disertai faktor risiko koroner multiple
(lihat bawah). Walaupun demikian National Cholesterol Education Program Adult
Panel III (NCEP-ATP III) telah membuat satu batasan yang dapat dipakai secara
umum tanpa melihat faktor risiko koroer seseorang.
Patofisiologi
Pada dislipidemia terjadi
kelainan metabolisme lemak darah yang ditandai oleh kenaikan kadar kolesterol
(hiperkolesteramia), atau trigliserida (hipertrigliserida), atau kombinasi dari
keduanya. Kenaikan kadar lemak darah dapat terjadi karena kenaikan sintesis
atau sekunder akibat adanya penyakit lain yang mendasarinya seperti
ateriosklerosis (Brown dan Goldstein 1987). Pada ateriosklerosis faktor yang
bertanggung jawab atas penumpukan lipid pada dinding pembuluh darah adalah
adanya defek pada fungsi reseptor LDL di membran gel, gangguan transpor
lipoprotein transeluler (endositotoktik), gangguan degrasi oleh lisosom
lipoprotein, dan perubahan permeabilitas endotel.
Dislipidemia sendiri tidak
menimbulkan gejala tetapi dapat mengarah ke penyakit jantung dan pembuluh,
seperti penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh arteri perifer.
Trigliserida tinggi dapat menyebabkan pankreatitis akut. Kadar LDL yang tinggi
dapat menyebabkan xanthelasma kelopak mata, arcus corneae (Anonim 2011).
Faktor Risiko Koroner dan Menentukan Risiko
Seseorang
Langkah pertama untuk pencegahan
penyakit arteri koroner ialah menentukan seberapa banyak faktor risiko yang
dimiliki seseorang (selain kadar kolesterol LDL) untuk menentukan sasaran kadar
kolesterol yang akan dicapai National Cholesterol Education Program Adult Panel
Treatment III (NCEP-ATP III) telah menetapkan faktor risiko selain kolesterol
LDL yang digunakan untuk menentukan sasaran kadar kolesterol LDL yang
diinginkan pada orrang dewasa > 20 tahun.
Berdasarkan banyaknya faktor
risiko di atas yang ditemukan pada seorang pasien, maka NCEP-ATP III membagi
tiga kelompok risiko penyakit arteri koroner yaitu mereka dengan risiko tinggi,
risiko sedang, dan risiko rendah. Berbeda dengan NCEP-ATP II, mereka yang
tergolong risiko tinggi dimasukkan juga kelompok yang disamakan dengan penyakit
arteri koroner yaitu diabetes melitus, mereka dengan risiko multiple yang
diperkirakan dalam 10 tahun mempunyai risiko PAK > 20 %.
Penatalaksanaan Dislipidemia
Sudah disebut di atas, langkah
awal penatalaksanaan dislipidemia harus dimulai dengan penilaian jumlah faktor
risiko koroner yang ditemukan pada pasien tersebut (risk assesment) untuk
menentukan sasaran kolesterol-LDL yang harus dicapai. Penatalaksanaan
dislipidemi terdiri atas penatalaksanaan non-farmakologis dan penggunaan obat
penurun lipid.
·
Penatalaksanaan non-farmakologis
Dianjurkan agar pada semua pasien dislipidemia harus dimulai dengan
pengobatan non-farmakologis terlebih dahulu, baru dilanjutkan dengan pemberian
obat penurun lipid. Pada umumnya pengobatan non-farmakologis dilakukan selama
tiga bulan sebelum memutuskan untuk menmbahkan obat penurun lipid. Pada keadaan
tertentu pengobatan non-farmakologis dapat bersamaan dengan pemberian obat.
Penatalaksanaan non-farmakologis dikenal juga dengan nama perubahan gaya hidup,
meliputi terapi nutrisi medis, aktivitas fisik, serta beberapa upaya lain
seperti menghentikan merokok menurunkan berat badan bagi mereka yang gemuk dan
mengurangi asupan alkohol.
Jenis diet untuk penderita Dislipidemia: Rendah
Kolestrol Lemak Terbatas (RKLT)
Syarat Diet:
1.
Energi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat
badan dan aktivitas fisik, bila kegemukan, penurunan berat badan dapat dicapai
dengan asupan energi rendah dan meningkatkan aktivitas fisik.
2.
Lemak sedang, <30% dari kebutuhan energy
total. Lemak jenuh untuk tahap I, <30% dari kebutuhan energi total dan tahap
II, <7% dari kebutuhan energi total. Lemak tak jenuh ganda dan tunggal untuk
dyslipidemia tahap I maupun II adalah 10–15 % dari kebutuhan energi total.
Kolesterol < 300 mg untuk dyslipidemia tahap I dan < 200 mg untuk tahap
II.
3.
Protein cukup, yaitu 10–20 % dari kebutuhan
energi total.
4.
Serat tinggi, terutama serat larut air yang
terdapat dalam apel, beras tumbuk atau beras merah, havermout, dan
kacang-kacangan.
5.
Vitamin dan mineral cukup. Suplemen multivitamin
dianjurkan untuk pasien yang mengkonsumsi < 1200 kkal energi sehari.
6.
Garam rendah 2 - 3 g/hari, 600 - 800 mg Na.
7.
Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
Sumber makanan
|
Dianjurkan
|
Tidak dianjurkan
|
Karbohidrat
|
Beras terutama beras tumbuk/beras merah, pasta,
macaroni, roti tinggi serat (whole wheat bread), cereal, ubi, kentang, kue
buatan sendiri dengan menggunakan sedikit minyak/lemak tak jenuh.
|
Pie, cake, croissant, kue yang diolah menggunakan
garam berlebih, pastries, biskuit, krekers berlemak, dan kue-kue berlemak
lain.
|
Protein Hewani
|
Ikan, unggas tanpa kulit, daging kurus, putih telur,
susu skim, yoghurt rendah lemak, dan keju rendah lemak.
|
Daging gemuk, daging kambing, daging babi, jeroan,
otak, sosis, sardine, kuning telur (batasi hingga 3 butir/minggu), telur yang
diawet dengan garam, susu kental manis, krim, yoghurt dari susu penuh, keju,
dan es krim.
|
Protein Nabati
|
Tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
|
Kacang-kacangan yang diolah dengan santan dan dan
garam serta digoreng dengan minyak jenuh
|
Sayur
|
Semua sayur dalam bentuk segar, direbus, dikukus,
disetup, ditumis menggunakan minyak jagung, minyak kedelai atau margarine
tanpa garam yang dibuat dari minyak tidak jenuh ganda: dimasak dengan santan
encer.
|
Sayuran yang dimasak dengan mentega, minyak kelapa
atau minyak kelapa sawit dan santan kental serta diolah dengan garam.
|
Buah
|
Semua buah dalam keadaan segar atau bentuk jus.
|
Buah yang diawet dengan gula, seperti buah kaleng
dan buah kering
|
Lemak
|
minyak jagung,minyak kedelai,margarin,mentega dalam
jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk menumis,kelapa,atau
santan encer dalam jumlah terbatas.
|
Minyak kelapa dan minyak kelapa sawit; mentega,
margarine, kelapa, santan, dan krim
|
Penatalaksanaan Farmakologis (pemberian obat
penurun lipid)
Pada saat ini dikenal sedikitnya
6 jenis obat yang dapat memperbaiki profil lipid serum yaitu bile acid
sequestran, HMG-CoA reductase inhibitor (statin), deivat asam fibrat, asam
nikotinik, ezetimibe, dan asam lemak omega-3. Selain obat tersebut, pada saat
ini telah dipasarkan obat kombinasi dua jenis penurun lipid dalam satu tablet
seperti Advicor
(lofastatin dan niaspan), Vytorin (simvastatin dan ezetimibe).
Sebagai contoh bila setelah
memeriksakan kadar lipid mendapat hiperkolesterolemia dapat diberikan statin
atau resin maupun dikombinasi. Bila terdapat banyak peningkatan pada profil
lipid dapat diberikan statin atau kombinasi statin dengan asam nikotinat.
Apabila hanya triglisrida yang meningkat dapat diberikan golongan asam fibrat
(Doengoes dan Marilynn 2000).
0 komentar:
Posting Komentar