SISTEM
PERNAPASAN
I.
PENGERTIAN SISTEM PERNAPASAN
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering
dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi. Sedangkan
pernapasan adalah proses pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara
organisme dengan lingkungannya. Pernapasan juga
merupakan suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Berikut beberapa pengertian
pernapasan (respirasi) :
1.
Kegiatan mengambil udara (inspirasi)
dan mengeluarkan udara (ekspirasi) melalui alat pernapasan.
2.
Pertukaran gas antara sel dengan
lingkungan (respirasi eksternal).
3.
Reaksi enzimatik, pemanfaatan
oksigen memerlukan enzim pernapasan (sitokrom).
Jadi, sistem pernapasan adalah satu
kesatuan sistem organ yang melakukan pertukaran
Oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) serta menghasilkan
uap air,
antara sel-sel tubuh serta lingkungan.
Semua sel mengambil oksigen yang akan digunakan dalam bereaksi dengan
senyawa-senyawa sederhana dalam mitokondria sel untuk menghasilkan
senyawa-senyawa kaya energi, air dan karbondioksida. Jadi, sistem
pernapasan juga dapat di artikan sebagai sistem
organ yang melakukan proses untuk
menghasilkan energi.
Fungsi utama sistem pernapasan
adalah untuk mengambil oksigen dari
udara kedalam darah dan memungkinkan karbon dioksida terlepas dari darah ke udara bebas agar terjadi pertukaran udara bersih dan kotor di
dalam paru-paru setiap waktunya. Fungsi utama lainnya adalah sebagai berikut :
1.
Menyediakan permukaan untuk
pertukaran gas antara udara dan sistem aliran darah.
2.
Sebagai jalur untuk keluar masuknya
udara dari luar ke dalam paru-paru dan sebaliknya.
3.
Melindungi permukaan respirasi dari
dehidrasi, perubahan temperatur, dan berbagai keadaan lingkungan yang merugikan
atau melindungi sistem respirasi itu sendiri dan jaringan lain dari patogen.
4.
Sumber produksi suara untuk
berbicara, menyanyi, dan bentuk komunikasi lainnya.
5.
Memfasilitasi deteksi stimulus
olfactory dengan adanya reseptor olfactory di superior portion pada rongga hidung.
Berikut fungsi tambahan sistem pernapasan :
·
Untuk meniup (Balon,
minuman panas, dll.)
·
Tertawa
·
Menangis
·
Bersin
·
Batuk
·
Homeostatis (pH darah)
·
Otot-otot pernapasan membantu
kompresi abdomen (miksi, defekasi, partus)
Defekasi : Pembuangan feses
Miksi : Proses pengosongan kandung kemih apabila
kandung kemih penuh
III.
ORGAN-ORGAN SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
A. HIDUNG (Cavum Nasalis)
Selain
sebagai salah satu organ alat pernapasan manusia, hidung juga berfungsi sebagai
salah satu dari 5 indera. Hidung berfungsi sebagai alat untuk menghirup udara,
penyaring udara yang akan masuk ke paru-paru, dan sebagai indera penciuman.
1.
Nares Anterior
Nares anterior adalah saluran – saluran di dalam
lubang hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal
sebagai vestibulum (rongga) Hidung. Vestibulum ini dilapisi epitelium bergaris yang
bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar
sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar-kelenjar itu bermuara ke dalam
rongga hidung.
2. Rongga Hidung
Rongga
hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung
dengan lapisan faring dan selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang yang
masuk ke dalam rongga hidung. Hidung Berfungsi: penyaring, pelembab, dan
penghangat udara yang dihirup. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi.
Struktur ini tipis terdiri dari tulang dan tulang rawan, sering membengkok
kesatu sisi atau sisi yang lain, dan dilapisi oleh kedua sisinya dengan membran
mukosa. Dinding lateral cavum nasi dibentuk oleh sebagian maxilla, palatinus,
dan os. Sphenoidale. Tulang lengkung yang halus dan melekat pada dinding
lateral dan menonjol ke cavum nasi adalah : conchae superior, media, dan
inferior. Tulang-tulang ini dilapisi oleh membrane mukosa.
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os frontale dan os
palatinus sedangkan atap cavum nasi adalah celah sempit yang dibentuk oleh os
frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfaktorius, pada bagian atap dan
bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi
bau. Dari sel-sel ini serat saraf melewati lamina cribriformis os frontale dan
kedalam bulbus olfaktorius nervus cranialis I olfaktorius.
Sinus paranasalis adalah ruang dalam tengkorak yang
berhubungan melalui lubang kedalam cavum nasi, sinus ini berfungsi :
memperingan tulang tengkorak, memproduksi mukosa serosa dan memberikan
resonansi suara. Sinus ini juga dilapisi oleh membrana mukosa yang bersambungan
dengan cavum nasi. Lubang yang membuka kedalam cavum nasi :
Lubang hidung
-
Sinus
Sphenoidalis, diatas concha superior
-
Sinus
ethmoidalis, oleh beberapa lubang diantara concha superior dan
media dan diantara concha media dan inferior
-
Sinus
frontalis, diantara concha media dan superior
-
Ductus
nasolacrimalis, dibawah concha inferior. Pada bagian belakang, cavum
nasi membuka kedalam nasofaring melalui appertura nasalis posterior.
B.
TEKAK (FARING)
Faring merupakan saluran yang memiliki panjang
kurang lebih 13 cm yang menghubungkan nasal dan rongga mulut kepada larings
pada dasar tengkorak.
Faring dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
§ Nasofaring, yang terletak di bawah dasar tengkorak, belakang dan atas palatum molle.
Pada bagian ini terdapat dua struktur penting yaitu adanya saluran yang
menghubungkan dengan tuba eustachius dan tuba auditory. Tuba Eustachii bermuara
pada nasofaring dan berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada kedua sisi
membrane timpani. Apabila tidak sama, telinga terasa sakit. Untuk membuka tuba
ini, orang harus menelan. Tuba Auditory yang menghubungkan nasofaring dengan
telinga bagian tengah.
§
Orofaring, merupakan bagian tengah
farings antara palatum lunak dan tulang hyodi. Pada bagian ini traktus
respiratory dan traktus digestif menyilang dimana orofaring merupakan bagian
dari kedua saluran ini. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan
permukaan belakang lidah. Dasar atau pangkal lidah berasal dari dinding
anterior orofaring, bagian orofaring ini memiliki fungsi pada system pernapasan
dan system pencernaan. refleks menelan berawal dari orofaring menimbulkan dua
perubahan makanan terdorong masuk ke saluran cerna (oesophagus) dan secara
stimulant, katup menutup laring untuk mencegah makanan masuk ke dalam saluran
pernapasan. Orofaring dipisahkan dari
mulut oleh fauces. Fauces adalah tempat terdapatnya macam-macam tonsila,
seperti tonsila palatina, tonsila faringeal, dan tonsila lingual.
§
Laringofaring, terletak di belakang larings.
Laringofaring merupakan posisi terendah dari farings. Pada bagian bawah
laringofaring system respirasi menjadi terpisah dari sitem digestif. Udara
melalui bagian anterior ke dalam larings dan makanan lewat posterior ke dalam
esophagus melalui epiglottis yang fleksibel.
C. TENGGOROKAN (LARING)
Laring
(tenggorokan) terletak didepan bagian terendah faring yang memisahkannya dari
kolumna vertebra. Berjalan dari faring sampai ketinggian vertebrae servikalis
dan masuk ke dalam trakea dibawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamen dan membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid, dan disebelah depannya terdapat benjolan subkutaneas yang dikenal sebagai jakun, yaitu disebelah depan leher. Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, berbentuk seperti cincin mohor dengan mohor cincinnya disebelah belakang ( ini adalah tulang rawan satu-satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang rawan aritenoid yang menjulang disebelah belakang krikoid., kanan dan kiri tulang rawan kuneiform, dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait di puncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis, yang berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi jenis selaput lendir yang sama dengan yang di trakea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi sel epitelium berlapis.
Pita
Suara terletak disebelah dalam laring, berjakan dari tulang rawan tiroid di
sebelah depan sampai dikedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang
rawan aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara
ditegangkan atau dikendurkan. Dengan demikian lebar sela-sela anatara pita-pita
atau rima glotis berubah-ubah sewaktu bernapas dan berbicara.
Suara
dihasilkan karena getaran pita yang disebabkan udara yang melalui glotis.
Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara, dan juga menutup
lubang atas laring sewaktu menelan.
D.
BATANG TENGGOROKAN (TRAKEA)
Trakea adalah tabung terbuka berdiameter 2,5 cm dan panjang 10 sampai 12
cm. Trakea terletak di daerah leher depan esophagus dan merupakan pipa yang
terdiri dari gelang-gelang tulang rawan. Di daerah dada, trakea meluas dari
larings sampai ke puncak paru, tempat ia bercabang menjadi bronkus kiri dan
kanan. Jalan napas yang lebih besar ini mempunyai lempeng-lempeng kartilago di
dindingnya, untuk mencegah dari kempes selama perubahan tekanan udara dalam
paru-paru. Tempat terbukanya trakea
disebabkan tunjangan sederetan tulang rawan (16-20 buah) yang berbentuk huruf C
(Cincin-cincin kartilago) dengan bagian terbuka mengarah ke posterior
(esofagus).
Trakea dilapisi epitel bertingkat dengan silia (epithelium yang
menghasilkan lendir) yang berfungsi menyapu partikel yang berhasil lolos dari
saringan hidung, ke arah faring untuk kemudian ditelan atau diludahkan atau
dibatukkan dan sel gobet yang menghasikan mukus. Potongan melintang trakea khas
berbentuk huruf D.
E.
CABANG TENGGOROKAN (BRONCHUS)
Bronkus
merupakan cabang batang tenggorokan. Jumlahnya sepasang, yang satu menuju
paru-paru kanan dan yang satu menuju paru-paru kiri. Bronkus yang ke arah kiri
lebih panjang, sempit, dan mendatar daripada yang ke arah kanan. Hal inilah
yang mengakibatkan paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit. Struktur
dinding bronkus hampir sama dengan trakea. Perbedaannya dinding trakea lebih
tebal daripada dinding bronkus. Bronkus akan bercabang menjadi bronkiolus.
Bronkus kanan bercabang menjadi tiga bronkiolus sedangkan bronkus kiri
bercabang menjadi dua bronkiolus.
F.
BRONKIOLUS
Memiliki diameter kurang lebih 1 mm. saluran ini
disebut bronkiolus. Bronkiolus tidak
diperkuat oleh cincin tulang rawan. Tetapi dikelilingi oleh otot polos sehingga
ukurannya dapat berubah. Bronkiolus memasuki lolubus pada bagian puncaknya,
bercabang lagi membentuk empat sampai tujuh bronkiolus
terminalis. Seluruh saluran udara ke bawah sampai tingkat bronkbiolus
terminalis disebut saluran penghantar udara karena fungsi utamanya adalah
sebagai penghantar udara ke tempat pertukaran gas paru-paru. Setiap bronkiolus
bermuara ke alveolus.
G.
ALVEOLUS
Alveolus adalah unit fungsional paru. Setiap paru
mengandung lebih dari 350 juta alveoli, masing-masing dikelilingi banyak
kapiler darah. Alveoli bentuknya peligonal atau heksagonal. Alveolus yaitu
tempat pertukaran gas assinus terdiri dari bronkhiolus
dan respiratorius (lintasan
berdinding tipis dan pendek) yang terkadang memiliki kantong udara kecil atau
alveoli pada dindingnya. Ductus
alveolaris seluruhnya dibatasi oleh alveoilis
dan sakus alveolaris terminalis merupakan akhir paru-paru,
asinus atau kadang disebut lobolus primer memiliki tangan kira-kira 0,5 s/d 1,0
cm. Terdapat sekitar 20 kali percabangan mulai dari trachea sampai Sakus
Alveolaris. Alveolus dipisahkan oleh dinding yang dinamakan pori-pori kohn.
H.
PARU-PARU
Paru-paru adalah struktur elastis sperti spons. Paru-paru berada dalam
rongga torak, yang terkandung dalam susunan tulang-tulang iga dan letaknya di
sisi kiri dan kanan mediastinum (struktur blok padat yang berada di belakang
tulang dada. Paru-paru menutupi jantung, arteri dan vena besar, esophagus dan
trakea).
Paru-paru memilki :
o
Apeks, Apeks paru meluas
kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
o
Permukaan costo vertebra,
menempel pada bagian dalam dinding dada
o
Permukaan mediastinal,
menempel pada perikardium dan jantung.
o
Basis, Terletak pada
diafragma.
Paru-paru juga di lapisi oleh pleura yaitu parietal pleura (dinding thorax)
dan visceral pleura (membrane serous). Di antara rongga pleura ini terdapat rongga potensial
yang disebut rongga pleura yang didalamnya terdapat cairan surfaktan sekitar
10-20 cc cairan yang berfungsi untukmenurunkan gaya gesek permukaan selama
pergerakan kedua pleura saat respirasi. Tekanan rongga pleura dalam keadaan
normal ini memiliki tekanan -2,5 mmHg.
Paru kanan relatif lebih kecil dibandingkan yang kiri dan memiliki bentuk bagian bawah
seperti concave karena tertekan oleh hati. Paru kanan dibagi atas tiga lobus
yaitu lobus superior, medius dan inferior. Sedangkan paru kiri dibagi
dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan
elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula,
ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Paru-paru divaskularisasi dari
dua sumber, yaitu:
a. Arteri
bronchial yang membawa zat-zat makanan pada bagian conduction portion, bagian
paru yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Darah kembali melalui vena-vena
bronchial.
b. Arteri dan
vena pulmonal yang bertanggung jawab pada vaskularisasi
bagian paru yang terlibat dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
IV.
PROSES PERNAPASAN
Ringkasan jalannya
Udara Pernapasan:
1.
Udara masuk melalui lubang hidung
2.
Melewati nasofaring
3.
Melewati oral farink
4.
Melewati glotis
5.
Masuk ke trakea
6.
Masuk ke percabangan trakea yang
disebut bronchus
7.
Masuk ke percabangan bronchus yang
disebut bronchiolus
8.
Udara berakhir pada ujung bronchus
berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
V.
JENIS-JENIS PERNAPASAN MANUSIA
Proses pengambilan napas pada
manusia terbagi menjadi dua yaitu Inspirasi
dan Ekspirasi. Proses pengambilan
udara masuk ke dalam tubuh disebut inspirasi
atau menarik napas. Pengeluaran udara dari dalam tubuh disebut ekspirasi atau mengembuskan napas.
Gambar :
Inspirasi Gambar
: Ekspirasi
Ada dua macam mekanisme pernapasan, yaitu pernapasan
dada dan pernapasan perut.
A. Pernapasan
Dada
Pernapasan
dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya
dapat dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk.
2.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan
fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang
dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme
inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar
tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang
rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara
dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar -->
udara luar masuk ke paru-paru.
Mekanisme
ekspirasi pernapasan dada adalah sebagai berikut:
Otot antar
tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut
--> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan
udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
B. Pernapasan
Perut
Pernapasan
perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut.
1.
Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan
dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk.
2.
Fase ekspirasi. Fase ini merupakan
fase relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Mekanisme
inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga
dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar
--> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil
dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
Mekanisme
ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot
diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung -->
paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan
tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
VI.
VOLUME UDARA PERNAPASAN
Dalam keadaan normal, volume udara
paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara ini dikenal sebagai kapasitas
total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas vital udara
yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan
sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian
paru-paru sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah
jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi
paru-parunya secara maksimum.
Dalam keadaaan normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau
menghirup dan menghembuskan udara dalam bernapas hanya menggunakan sekitar 500
cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ± 500 cc). Kapasitas tidal adalah
jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan
luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar 1500 cc udara
pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500 cc).
Lihat skema pernapasan berikut :
Udara cadangan inspirasi1500
|
||||
Udara pernapasan biasa
500 |
||||
kapasitas total Ü
|
Udara cadangan ekspirasi
1500 |
Þ kapasitas vital
|
||
Udara sisa (residu)
1000 |
Dengan demikian, udara
yang digunakan dalam proses pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga
sekitar 3500 cc. Dari 500 cc udara inspirasi/ekspirasi biasa, hanya sekitar 350
cc udara yang mencapai alveolus, sedangkan sisanya mengisi saluran pernapasan.
Volume udara
pernapasan dapat diukur dengan suatu alat yang disebut spirometer. Besarnya
volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi
kesehatan.
VII.
FREKUENSI PERNAPASAN
Jumlah udara yang keluar masuk ke
paru-paru setiap kali bernapas disebut sebagai frekuensi pernapasan. Pada
umumnya,frekuensi pernapasan manusia setiap menitnya sebanyak 15-18 kali. Cepat
atau lambatnya frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya :
·
Usia. Semakin bertambahnya usia seseorang akan
semakin rendah frekuensi pernapasannya.Hal ini berhubungan dengan energy yang
dibutuhkan.
·
Jenis kelamin. Pada umumnya pria memiliki frekuensi
pernapasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan wanita.Kebutuhan akan oksigen
serta produksi karbondioksida pada pria lebih tinggi dibandingkan wanita.
·
Suhu tubuh. Semakin tinggi suhu tubuh seseorang
maka aka semakin cepat frekuensi pernapasannya, hal ini berhubungan dengan
penigkatan proses metabolism yang terjadi dalam tubuh.
·
Posisi atau kedudukan
tubuh.
Frekuensi pernapasan ketika sedang duduk akan berbeda dibandingkan dengan
ketika sedang berjongkok atatu berdiri.Hal ini berhubungan erat dengan energy
yang dibutuhkan oleh organ tubuh sebagai tumpuan berat tubuh.
·
Aktivitas. Seseorang yang aktivitas fisiknya tingi
seperti olahragawan akan membutuhkan lebih banyak energi daripada orang yang
diamatau santai, oleh karena itu, frekuensi pernapasan orang tersebut juga
lebih tinggi. Gerakan dan frekuensi pernapasan diatur oleh pusat pernapasan
yang terdapat di otak. Selain itu, frekuensi pernapasan distimulus oleh
konsentrasi karbondioksida (CO₂) dalam darah.
VIII.
GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
Sistem
pernapasan manusia yang terdiri atas beberapa organ dapat mengalami gangguan.
Gangguan ini biasanyaberupa kelainan, penyakit, atau karena ulah manusia
itu sendiri (seperti merokok). Penyakit atau gangguan yang menyerang sistem
pernapasan ini dapat menyebabkan terganggunya proses pernapasan.
1.
Asma
Asma adalah
gangguan pada organ pernapasan berupa penyempitan saluran pernapasan akibat
reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu. Hal-hal yang dapat memicu timbulnya
serangan asma diantaranya seperti serbuk sari bunga, debu, bulu binatang,
asap, udara dingin dan olahraga.
Pengobatan
yang tepat dan teratur dapat membantu penderita. Serangan asma juga dapat
dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang
dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah
raga.
2.
Bronkhitis
Bronkitis
adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini
biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna, tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau
penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit
paru-paru dan saluran pernafasan menahun. Infeksi berulang bisa juga merupakan
akibat dari:
3.
Influenza
Influenza
atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza. Penyakit
ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini
tidak hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan orang
utan juga dapat terserang flu.
Pada
manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit
kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak
enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan
terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak
dan orang berusia lanjut.
Masa
penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak
kontak dengan hewan atau orang yang influensa. Penderita dianjurkan agar
mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan penyakit hingga mereka
merasa lebih sehat.
4.
Flu burung
Flu burung
atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu burung adalah virus
influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus ini kemudian ditemukan mampu
pula menyebar ke spesies lain seperti babi, kucing, anjing, harimau, dan
manusia.
Virus ini
dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan, minuman, dan
sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu yang tinggi. Oleh
karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak dengan matang untuk
menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga pula dengan mencuci tangan
dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan pakaian juga perlu dijaga.
Virus dapat
bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan atau dibekukan
dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan setelah memasak atau
menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas
sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal.
Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko penularan.
Gejala umum
yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan (mungkin) perut.
Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat sehingga pasien perlu
segera mendapatkan pengobatan.
5.
Flu babi (Swine influenza)
Flu
babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus
Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi
manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang bersentuhan
dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan dari manusia ke
manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi, kekakuan pada sendi,
muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang berakhir pada kematian
Menurut
Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala influensa
ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk, sakit pada
kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan lemah lesu. Beberapa
penderita juga melaporkan buang air besar dan muntah-muntah.
6.
Asbestosis
Asbestosis
adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup
serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.
Asbestos terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang
berbeda. Jika terhisap, serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru,
menyebabkan parut. Menghirup asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura
(selaput yang melapisi paru-paru).
Menghirup
serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di dalam
paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang
dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya
pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.
Gejala
asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya
jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya.
7.
Faringitis
Faringitis
adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan atau faring.
Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang ini bisa disebabkan oleh
virus atau kuman, pada saat daya tahan tubuh lemah. Pengobatan dengan
antibiotika hanya efektif apabila karena terkena kuman. Kadangkala makan
makanan yang sehat dengan buah-buahan yang banyak, disertai dengan vitamin bisa
menolong.
8.
TBC
Penyakit TBC
dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya)
dan dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta
kasus baru TBC dan sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan
oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di
dunia.
Penyakit TBC
adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga
dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA).
Bakteri ini
pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga
untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,
penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Penyakit TBC
biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila
sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi
banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat
menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah
infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru,
otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain,
meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
9.
Emfisema
Emfisema
disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,
volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena
karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap
didalamnya.
Asap rokok
dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas
pada paru-paru ini.
Gejala
emfisema:
·
Sesak napas dalam waktu lama dan
tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak
napas.
·
Nafsu makan yang menurun dan berat
badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
Pencegahan
dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk mencegah
penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
10. Kanker Paru-Paru
Kanker
paru-parumerupakan pembunuh pertama dibandingkan kanker lainnya. Kanker dapat
tumbuh di jaringan ini dan dapat menyebar ke bagian lain. Penyebab utamanya
adalah asap rokok yang mengandung banyak zat beracun dan dihisap masuk ke
paru-paru dan telah terakumulasi selama puluhan tahun menyebabkan mutasi pada
sel saluran napas dan menyebabkan terjadinya sel kanker. Penyebab lain adalah
radiasi radio aktif, bahan kimia beracun, stres atau faktor keturunan.
Gejala:
Batuk, sakit pada dada, sesak napas, batuk berdarah, mudah lelah dan berat
badan menurun. Tetapi seperti pada jenis kanker lainnya, gejala umumnya baru
terlihat apabila kanker ini sudah tumbuh besar atau telah menyebar.
Pencegahan
dan solusi: Menghindari rokok dan asap rokok juga banyak mengkonsumsi makanan
bergizi yang banyak mengandung antioksidan untuk mencegah timbulnya sel kanker.
11. Pneumonia
Penyebab:
Pneumonia merupakan infeksi yang terjadi pada jaringan paru (parenkim) yang
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Umumnya disebabkan oleh bakteri
streptokokus (Streptococcus) dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.
Gejala: Batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna
kuning, sakit pada dada, dan sesak napas juga disertai demam tinggi.
Pencegahan dan solusi: Selalu memelihara kebersihan dan
menjaga daya tahan tubuh tetap kuat dapat mencegah agar bakteri tidak mampu
menembus pertahanan kesehatan tubuh. Biasakan untuk mencuci tangan, makan
makanan bergizi atau berolahraga secara teratur.
Pengobatan: Apabila telah menderita pneumonia, biasanya
disembuhkan dengan meminum antibiotik.
0 komentar:
Posting Komentar