2.1 Definisi Serta
Fungsi Indra Pendengaran
Telinga
adalah organ pendengaran dengan fungsi ganda dan kompleks ( pendengaran dan
keseimbangan). Indra pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal
dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui
bicara tergantung pada kemampuan mendengar
Telinga
terdiri dari tiga bagian yaitu telinga bagian luar, telinga bagian tengah dan
telinga bagian dalam. Telinga bagian luar terdiri dari, Pinna (daun telinga)
dan meatus audiory eksterna. Telinga bagian tengah merupakan rongga timpani
yang berisi tiga tulang pendengaran yaitu malleus, inkus dan stapes. Sementara
telinga bagian dalam terdapat labirin oseus yang didalamnya terdapat cairan
endolimf danlabirin membran yang didalamnya terdapat cairan perlimf. Kedua
cairan tersebut berperan sebagai media penghantar agar terjadinya proses
mendengar dan untuk kesimbangan
2.2
Anatomi Telinga bagian luar
Gambar 2.1
Anatomi Telinga Manusia
Telinga luar terdiri dari aurikula (atau
pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengah oleh
membrana timpani. Telinga terletak pada kedua sisi kepala
kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan
tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada
lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya
sepanjang kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius
eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan
dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan
menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 cm.
Sepertiga lateral mempunyai kerangka
kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun
atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir
pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula
seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.
Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke
bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit.
a. Aurikula/Pinna/Daun
Telinga
Menampung
gelombang suara datang dari luar masuk ke dalam telinga. Suara yang ditangkap
oleh daun telinga mengalir melalui saluran telinga ke gendang telinga. Gendang
telinga adalah selaput tipis yang dilapisi oleh kulit, yang memisahkan telinga
tengah dengan telinga luar.
b. Meatus
Akustikus Eksterna/External Auditory Canal ( Liang Telinga )
Saluran
penghubung aurikula dengan membrane timpani panjangnya ±2,5 cm yang terdiri
tulang rawan dan tulang keras, saluran ini mengandung rambut, kelenjar sebasea
dan kelenjar keringat, khususnya menghasilkan secret – secret berbentuk serum.
Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan
diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga.
Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi
kulit. MAE ini juga berfungsi sebagai buffer terhadap perubahan kelembaban dan
temperature yang dapat mengganggu elastisitas membrane timpani. Fungsi dari
daun telinga dan liang telinga adalah mengumpulkan bunyi yang berasal dari
sumber bunyi.
2.3
Anatomi Telinga Bagian Tengah (Auris Media)
Telinga
tengah merupakan rongga udara diisi dengan tulang temporal yang terbuka ke
udara luar melalui tuba estachius ke nasofaring dan melalui nasofaring ke
lingkungan luar. Tuba Eustachius ini biasanya tertutup, tetapi selama
menelan, mengunyah, dan menguap ia akan membuka, untuk menjaga tekanan udara
pada kedua sisi gendang telinga tetap sama. Tuba juga berfungsi sebagai
drainase untuk sekresi.
Membrana
timpani terletak pada akhir kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral
telinga. Membran ini berdiameter sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya
berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi
udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan
nasofaring melalui tuba eustachii, dan berhubungan dengan beberapa sel berisi
udara di bagian mastoid tulang temporal.
Tiga
tulang pendengaran, maleus, inkus, dan stapes, terletak di telinga
tengah. Manubrium (pegangan maleus) adalah melekat pada belakang
membran timpani. Kepala dari maleus melekat pada dinding telinga tengah, dan
bagian pendeknya melekat pada inkus, yang pada akhirnya berartikulasi dengan
kepala stapes. Plat kaki pada stapes terpasang oleh ligamentum melingkar pada
dinding jendela oval. Dua otot kerangka kecil, tensor timpani dan stapedius,
juga terletak di telinga tengah. Kontraksi membrane timpani akan menarik
manubrium maleus medial dan mengurangi getaran dari membran timpani; kontraksi
terakhir menarik kaki stapes dari stapes keluar dari jendela oval.
a. Membrane
Timpani
Membran timpani merupakan selaput gendang telinga penghubung antara telinga
luar dengan telinga tengah, berupa jaringan fibrous tempat melekat os malleus.
Terdiri dari jaringan fibrosa elastic, bentuk bundar dan cekung dari luar.
Membran
timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga
danterlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut Pars
flaksida (MembranShrapnell), sedangkan bagian bawah Pars Tensa (membrane
propia). Pars flaksida hanyaberlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan
epitel kulit liang telinga dan bagian dalamdilapisi oleh sel kubus bersilia,
seperti epitel mukosa saluran napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi
ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat
elastin yang berjalan secara radier dibagian luar dan sirkuler pada bagian
dalam. Bayangan penonjolan bagian bawah maleus pada membrane timpani disebut
umbo. Dimembran timpani terdapat 2 macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut
inilah yang menyebabkan timbulnya reflek cahaya yang berupa kerucut.
Membran
timpani dibagi dalam 4 kuadran dengan menarik garis searah dengan prosesus
longus maleus dan garis yang tegak lurus pada garis itu di umbo, sehingga didapatkan bagian
atas-depan, atas-belakang, bawahdepan serta bawah belakang, untuk menyatakan
letak perforasi membrane timpani. Membrane timpani berfungsi menerima
getaran suara dan meneruskannya pada tulangpendengaran.
b. Kavum
Timpani
Rongga timpani adalah bilik kecil berisi udara. Rongga ini terletak sebelah
dalam membrane timpani atau gendang telinga yang memisahkan rongga itu dari
meatus auditorius exsterna. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan
dinding membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum
mastoid dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah celah
yang disebut aditus. Prosesus mastoideus adalah bagian tulang temporalis yang
terletak di belakang telinga, sementara ruang udara yang berada pada bagian
atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan rongga telinga tengah.
Infeksi dapat menjalar dari rongga telinga tengah hingga antrum mastoid dan
dengan demikian menimbulkan mastoiditis.
c. Antrum
Timpani
Merupakan
rongga tidak teratur yang agak luas terletak di bagian bawah samping dari kavum
timpani. Dilapisi oleh mukosa yang merupakan lanjutan dari lapisan mukosa
kavum timpani. Rongga ini berhubungan dengan beberapa rongga kecil yang disebut
sellula mastoid yang terdapat dibelakang bawah antrum di dalam tulang
temporalis.
d Tuba
Eustakhius
Tuba
Eusthakius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah menuju naso-faring,
lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara pada kedua sisi gendang telinga
dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius externa, serta melalui tuba
Eusthakius ( faring timpanik ). Celah tuba Eusthakius akan tertutup jika dalam
keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian
tekanan udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang dengan tekanan
udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak seimbangnya
tekanan udara dapat dihindarkan. Adanya hubungan dengan nasofaring ini,
memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam
rongga telinga tengah.
e. Tulang
– Tulang Pendengaran
Tulang – tulang pendengaran merupakan tiga tulang kecil (osikuli) yang tersusun
pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari membrane timpani
menuju rongga telinga dalam. Ketiga tulang tersebut adalah malleus, incus dan
stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh persendian, otot dan ligament
yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil ( jendela oval dan bulat )
di dinding medial jendela tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga
dalam. Bagian dataran kaki stapes menjejak pada jendela oval, dimana suara
dihantarkan ke telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke luar getaran
suara
· Malleus, merupakan
tulang pada bagian lateral, terbesar, berbentuk seperti martil dengan gagang
yang terkait pada membrane timpani, sementara kepalanya menjulur ke dalam ruang
timpani.
· Incus, atau
landasan adalah tulang yang terletak di tengah. Sendi luarnya bersendi dengan
malleus, berbentuk seperti gigi dengan dua akar, sementara sisi dalamnya
bersensi dengan sebuah tulang kecil, yaitu stapes.
· Stapes, atau
tulang sanggurdi, adalh tulang yang dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang
lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang terkait pada membrane yang
menutup fenestra vestibule atau tingkap jorong.
Rangkaian tulang –
tulang ini berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang telinga
menuju rongga telinga dalam.
2.4 Anatomi Telinga Dalam
(Auris Interna)
Telinga
dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran
(koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII
(nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan
bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun
tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral terletak
membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan
dengan keseimbangan. Organ akhir reseptor ini distimulasi oleh perubahan
kecepatan dan arah gerakan seseorang.
Labyrinth
terdiri dari dua bagian, yang satu terletak dalam yang lainnya. Labirin tulang
adalah serangkaian saluran kaku sedangkan didalamnya terdapat labirin membran.
Di dalam saluran ini, dikelilingi oleh cairan yang disebut perilymph, adalah
labirin membran. Struktur membran lebih kurang serupa dengan bentuk saluran
tulang. Bagian ini diisi dengan cairan yang disebut endolymph, dan tidak ada
hubungan antara ruang yang berisi endolymph dengan ruangan yang dipenuhi dengan
perilymph.
Koklea
berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah
lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ
Corti. Di dalam lulang labirin, labirin membranosa terendam dalam cairan yang
dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal
dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas
utrikulus, sakulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan
korti. Labirin membranosa berisi cairan yang dinamakan endolimfe. Terdapat
keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga
dalam. Banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu.
Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam
kanalis dan merangsang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terjadi
aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vestibular nervus kranialis
VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel
rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan
dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius
internus, nervus koklearis (akustik), yang muncul dari koklea, bergabung dengan
nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan
sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung
dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis
(nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut
dan asupan darah ke batang otak.
a. Koklea
Bagian
koklea dari labirin adalah tabung melingkar yang pada manusia berdiameter 35
mm. Sepanjang panjangnya, membran basilaris dan membran Reissner's membaginya
menjadi tiga kamar (scalae). Skala vestibule dan skala timpani berisi perilymph
dan berkomunikasi satu sama lain pada puncak koklea melalui lubang kecil yang
disebut helicotrema. Skala vestibule berakhir pada jendela oval, yang ditutup
oleh kaki stapes dari stapes. Skala timpani berakhir pada jendela bulat, sebuah
foramen di dinding medial dari telinga tengah yang ditutup oleh membran timpani
fleksibel sekunder. Skala media, skala koklea ruang tengah, kontinu dengan
labirin membran dan tidak berkomunikasi dengan dua scalae lainnya. Skala ini
berisi endolymph.
b. Organ
Korti
Organ
korti yang terletak di membran basilaris, merupakan struktur yang berisi
sel-sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran. Organ ini memanjang dari
puncak ke dasar koklea dan memiliki bentuk spiral. Ujung dari sel-sel rambut
menembus lamina, membran retikuler yang didukung Rod of Corti. Sel-sel rambut
yang diatur dalam empat baris: tiga baris sel rambut luar lateral ke terowongan
dibentuk oleh Rod of Corti, dan satu baris sel rambut dalam medial terowongan.
Ada 20.000 sel rambut luar dan sel-sel rambut 3500 masing-masing bagian dalam
koklea manusia. Meliputi sel rambut adalah membran tectorial tipis, kental,
tapi elastis di mana ujung rambut luar tertanam.
Pada
koklea terdapat sambungan yang erat di antara sel-sel rambut dan sel-sel
phalangeal berdekatan. Sambungan ini mencegah endolymph dari mencapai dasar
sel. Namun, membran basilaris relatif permeabel untuk perilymph dalam skala
timpani, dan akibatnya, terowongan dari organ Corti dan dasar sel-sel rambut
bermandikan perilymph. Karena sambungan ketat yang serupa, hal ini juga sama
dengan sel-sel rambut di bagian lain dari telinga bagian dalam, yaitu endolymph
dibagian tengah, sedangkan basis mereka bermandikan perilymph.
c. Vestibulum
Vestibulum
merupakan bagian tengah labirintus osseous pada vestibulum ini membuka fenestra
ovale dan fenestra rotundum dan pada bagian belakang atas menerima muara
kanalis semisirkularis. Vestibulum telinga dalam dibentuk oleh sakulus,
utrikulus, dan kanalis semisirkularis. Utrikulus dan sakulus mengandung macula
yang yang diliputi oleh sel – sel rambut. Yang menutupi sel – sel rambut ini
adalah suatu lapisan gelatinosa yang ditembus oleh silia, dan pada lapisan ini
terdapat pula otolit yang mengandung lapisa kalsium dan dengan berat jenis yang
lebih besar daripada endolimfe. Karena pengaruh gravitasi maka gaya dari otolit
akan membengkokan silia sel – sel rambut dan menimbulkan rangsangan pada
reseptor.
d. Jalur
Saraf
Dari
inti koklea, impuls pendengaran keluar melalui berbagai jalur ke colliculi
inferior, pusat refleks pendengaran, dan melalui corpus geniculate medial di
thalamus ke korteks pendengaran. Informasi dari kedua telinga menyatu, dan pada
semua tingkat yang lebih tinggi sebagian besar neuron menanggapi input dari
kedua belah pihak. Korteks pendengaran primer, daerah Brodmann's 41, adalah di
bagian superior lobus temporal. Pada manusia, itu terletak di celah sylvian dan
tidak terlihat pada permukaan otak. Dalam korteks pendengaran primer, neuron
yang paling menanggapi masukan dari kedua telinga, tetapi ada juga strip dari
sel-sel yang dirangsang oleh masukan dari telinga kontralateral dan dihambat
oleh masukan dari telinga ipsilateral. Ada beberapa tambahan daerah menerima
pendengaran, seperti ada daerah menerima beberapa sensasi kutan. Daerah
asosiasi pendengaran berdekatan dengan area penerima primer pendengaran yang
luas. Bundel olivocochlear adalah bundel serat eferen terkemuka di setiap saraf
pendengaran yang timbul dari kedua ipsilateral dan kompleks olivary
kontralateral unggul dan berakhir terutama di sekitar basis dari luar sel-sel
rambut organ Corti.
e. Kanalis
Semisirkularis
Di
setiap sisi kepala, kanal-kanal semisirkularis tegak lurus satu sama lain,
sehingga mereka berorientasi pada tiga ruang. Di dalam tulang kanal,
kanal-kanal membran tersuspensi dalam perilymph. Struktur reseptor, yang
ampullaris crista, terletak di ujung diperluas (ampula) dari masing-masing
kanal selaput. crista Masing-masing terdiri dari sel-sel rambut dan sel
sustentacular diatasi oleh sebuah partisi agar-agar (cupula) yang menutup dari
ampula. Proses dari sel-sel rambut yang tertanam di cupula, dan dasar sel-sel
rambut dalam kontak dekat dengan serat-serat aferen dari divisi vestibular dari
syaraf vestibulocochlear.
f. Utrikulus
dan Sakulus
Dalam
setiap labirin membran, di lantai utricle, ada organ otolithic (makula). Makula
lain terletak pada dinding saccule dalam posisi semivertical. Macula mengandung
sel-sel sustentacular dan sel rambut, diatasi oleh membran otolithic di mana
tertanam kristal karbonat kalsium, otoliths. Otoliths, yang juga disebut
otoconia atau telinga debu, mempunyai panjang berkisar 3 - 19 μ. Prosesus dari
sel-sel rambut yang tertanam di dalam membran. Serat saraf dari sel-sel rambut
bergabung yang berasal dari krista di divisi vestibular dari syaraf
vestibulocochlear.
g. Sel
Rambut
Sel-sel
rambut yang di telinga bagian dalam memiliki struktur umum. Setiap tertanam
dalam epitel terdiri dari pendukung atau sel sustentacular, dengan bagian
akhirnya berhubungan dengan neuron aferen. Memproyeksikan dari ujung apikal
adalah proses 30-150 berbentuk batang, atau rambut. Kecuali dalam koklea, salah
satu, kinocilium, adalah silia benar tetapi nonmotile dengan sembilan pasang
mikrotubulus keliling lingkaran dan sepasang pusat mikrotubulus (lihat Bab 1).
Ini adalah salah satu proses terbesar dan memiliki dipukuli akhir. kinocilium
ini hilang dalam sel-sel rambut dalam koklea pada mamalia dewasa. Namun, proses
lainnya, yang disebut stereocilia, yang hadir di semua sel-sel rambut. Mereka
memiliki inti yang terdiri dari filamen aktin paralel. aktin ini dilapisi
dengan berbagai isoform myosin. Dalam rumpun proses pada setiap sel, ada
struktur yang teratur. Sepanjang sumbu terhadap kinocilium itu, peningkatan stereocilia
semakin tinggi; sepanjang sumbu tegak lurus, semua stereocilia adalah
ketinggian yang sama.
h. Elektrik
Potensi
selaput sel-sel rambut adalah sekitar -60 mV. Ketika stereocilia didorong ke
arah kinocilium, potensi membran menurun menjadi sekitar -50 mV. Ketika bundel
proses didorong dalam arah yang berlawanan, sel hyperpolarized. Menggusur
proses dalam arah tegak lurus terhadap sumbu ini tidak memberikan perubahan
potensial membran, dan menggusur proses dalam arah yang pertengahan antara
kedua arah menghasilkan depolarisasi atau hyperpolarization yang proporsional
dengan sejauh mana arah yang menuju atau jauh dari kinocilium. Dengan demikian,
rambut proses menyediakan mekanisme untuk menghasilkan perubahan potensial
membran yang proporsional dengan arah dan jarak bergerak rambut.
i. Pembentukan
Potensial Aksi pada Serabut Saraf Aferen
Seperti
disebutkan di atas, proses proyeksi sel-sel rambut ke endolymph sedangkan basis
bermandikan perilymph. Pengaturan ini diperlukan untuk produksi normal potensi
generator. perilymph ini terbentuk terutama dari plasma. Di sisi lain,
endolymph terbentuk di media skala oleh vascularis stria dan memiliki
konsentrasi tinggi K + dan konsentrasi rendah Na +. Sel di vascularis stria
memiliki konsentrasi tinggi Na +-K + ATPase. Selain itu, tampak bahwa ada K
electrogenic unik + pompa di vascularis stria, yang menjelaskan kenyataan bahwa
media skala yang elektrik positif sebesar 85 mV relatif terhadap vestibule
skala dan skala timpani.
Sangat
halus proses yang disebut link ujung mengikat ujung stereocilium setiap sisi
tetangga yang lebih tinggi, dan di persimpangan di sana tampaknya saluran
kation mekanis sensitif dalam proses yang lebih tinggi. Ketika stereocilia
pendek didorong ke arah yang lebih tinggi, waktu buka dari kenaikan saluran.
K+ kation yang paling berlimpah di endolymph-dan Ca2+ masuk melalui
saluran tersebut dan menghasilkan depolarisasi. Masih ada ketidakpastian yang
cukup tentang peristiwa berikutnya. Namun, satu hipotesis adalah bahwa motor
molekul di tetangga yang lebih tinggi langkah berikutnya saluran menuju dasar,
melepaskan ketegangan di link ujung. Ini menyebabkan saluran untuk menutup dan
memungkinkan pemulihan keadaan istirahat. Motor ternyata adalah berbasis myosin
Depolarisasi
sel rambut menyebabkan mereka untuk merilis neurotransmitter, mungkin glutamin,
yang memulai depolarisasi dari tetangga neuron aferen.
K+ yang
masuk ke sel-sel rambut melalui saluran kation mekanis sensitif didaur ulang.
Memasuki sel sustentacular dan kemudian melewati ke sel sustentacular lain
dengan cara sambungan ketat. Pada koklea, akhirnya mencapai vascularis stria
dan dikeluarkan kembali ke endolymph, melengkapi siklus.
2.5 FISIOLOGI
PENDENGARAN
Secara
umum, kenyaringan suara berhubungan dengan amplitudo gelombang suara dan nada
suara dengan berhubungan frekuensi (jumlah gelombang per unit waktu). Semakin
besar amplitudo, makin keras suara, dan semakin besar frekuensi, semakin tinggi
nada suaranya. Namun, pitch juga ditentukan oleh faktor-faktor kurang dipahami
lain selain frekuensi, dan frekuensi mempengaruhi kenyaringan, karena ambang
pendengaran lebih rendah di beberapa frekuensi dari yang lain.
Amplitudo
dari gelombang suara dapat dinyatakan dalam perubahan tekanan maksimum pada
gendang telinga, tetapi skala relatif lebih nyaman.Skala desibel adalah skala
tertentu. Intensitas suara dalam satuan bels adalah logaritma rasio intensitas
suara itu dan suara standar. Sebuah desibel (dB) adalah 0,1 bel. Oleh
karena itu, intensitas suara adalah sebanding dengan kuadrat tekanan suara.
Tingkat
referensi standar suara yang diadopsi oleh Acoustical Society of America sesuai
dengan 0 desibel pada tingkat tekanan 0,000204 × dyne/cm2, nilai yang hanya di
ambang pendengaran bagi manusia rata-rata. Penting untuk diingat bahwa
skala desibel adalah skala log. Oleh karena itu, nilai 0 desibel tidak
berarti tidak adanya suara tapi tingkat intensitas suara yang sama dengan yang
standar. Lebih jauh lagi, 0 – 140 decibel dari ambang tekanan sampai tekanan
yang berpotensi merusak organ Corti sebenarnya merupakan 107 (10 juta)
kali lipat tekanan suara.
Frekuensi
suara yang dapat didengar untuk manusia berkisar antara 20 sampai maksimal
20.000 siklus per detik (cps, Hz). Ambang telinga manusia bervariasi
dengan nada suara, sensitivitas terbesar berada antara 1000 - 4000-Hz.
Frekuensi dari suara pria rata-rata dalam percakapan adalah sekitar 120 Hz dan
bahwa dari suara wanita rata-rata sekitar 250 Hz. Jumlah frekuensi yang dapat
dibedakan dengan individu rata-rata sekitar 2000, namun musisi yang terlatih
dapat memperbaiki angka ini cukup. Pembedaan dari frekuensi suara yang terbaik
berkisar antara 1000 - 3000-Hz dan lebih buruk pada frekuensi yang lebih tinggi
atau lebih rendah.
Masking
Sudah
menjadi pengetahuan umum bahwa kehadiran satu suara menurunkan
kemampuan individu untuk mendengar suara lain. Fenomena ini dikenal
sebagai masking. Hal ini diyakini karena perangsangan
reseptor pendengaran baik secara relatif ataupun
secara absolut terhadap
rangsangan lain. Tingkatdimana nada memberikan efek masking
terhadap nada lain tergantung dari frekuensinya.
Transmisi
Suara
Telinga
mengubah gelombang suara pada lingkungan luar menjadi potensial aksi pada
saraf-saraf pendengaran. Getaran diubah oleh gendang telinga dan tulang-tulang
pendengaran menjadi energi gerak yang menggerakkan kaki dari stapes. Pergerakan
ini akan memberikan gelombang pada cairan di telinga dalam. Getaran pada organ
korti akan menghasilkan potensial aksi di saraf-saraf pendengaran
Fungsi
dari Membran Timpani dan Tulang-tulang Pendengaran
Dalam
menanggapi perubahan tekanan yang dihasilkan oleh gelombang suara pada
permukaan eksternal, membran timpani bergerak masuk dan keluar. Membran itu
berfungsi sebagai resonator yang mereproduksi getaran dari sumber suara.
Membran akan berhenti bergetar segera ketika berhenti gelombang suara. Gerakan
dari membran timpani yang diteruskan kepada manubrium maleus. Maleus bergerak
pada sumbu yang melalui prosesus brevis dab longusnya, sehingga mentransmisikan
getaran manubrium ke inkus. Inkus bergerak sedemikian rupa sehingga getaran
ditransmisikan ke kepala stapes. Pergerakan dari kepala stapes mengakibatkan
ayunan ke sana kemari seperti pintu berengsel di pinggir posterior dari jendela
oval. Ossicles pendengaran berfungsi sebagai sistem tuas yang mengubah getaran
resonansi membran timpani menjadi gerakan stapes terhadap skala vestibuli yang
berisi perilymph di koklea. Sistem ini meningkatkan tekanan suara yang tiba di
jendela oval, karena tindakan tuas dari maleus dan inkus mengalikan gaya 1,3
kali dan luas membran timpani jauh lebih besar daripada luas kaki stapes dari
stapes. Terdapat kehilangan energi suara sebagai akibat dari resistensi tulang
pendengaran, tetapi dalam penelitian didapatkan bahwa pada frekuensi di bawah
3000 Hz, 60% dari insiden energi suara pada membran timpani diteruskan ke
cairan di dalam koklea
Refleks
Timpani
Saat
otot-otot telinga tengah berkontraksi (m.tensor tympani dan m.stapedius),
mereka akan menarik manubrium mallei kedalam dan kaki-kaki dari stapes keluar.
Hal ini akan menurukan transmisi suara. Suara keras akan menginisiasi refleks
kontraksi dari otot-otot ini yang dinamakan refleks tympani. Fungsinya adalah
protektif, yang akan memproteksi dari suara keras agar tidak menghasilkan
stimulasi yang berlebihan dari reseptor auditori. Tapi, refleks ini memiliki
waktu reaksi untuk menghasilkan refleks selama 40-160 ms, sehingga tidak akan
memberikan perlindungan pada stimulasi yang cepat seperti tembakan
senjata.
Konduksi
Tulang dan Konduksi Udara
Konduksi
gelombang suara ke cairan di telinga bagian dalam melalui membran timpani dan
tulang pendengaran, sebagai jalur utama untuk pendengaran normal, disebut
konduksi tulang pendengaran. Gelombang suara juga memulai getaran dari membran
timpani sekunder yang menutup jendela bulat. Proses ini, penting dalam
pendengaran normal, disebut sebagai konduksi udara. Jenis ketiga konduksi,
konduksi tulang, adalah transmisi getaran tulang tengkorak dengan cairan dari
telinga bagian dalam. konduksi tulang yang cukup besar terjadi ketika garpu tala
atau benda bergetar lainnya diterapkan langsung ke tengkorak. Rute ini juga
memainkan peranan dalam transmisi suara yang sangat keras
Perjalanan
Gelombang
Pergerakan
dari kaki stapes menghasilkan serangkaian perjalanan gelombang di perilymph
pada skala vestibuli. Sebagai gelombang bergerak naik koklea, yang tinggi
meningkat menjadi maksimum dan kemudian turun dari cepat. Jarak dari stapes ke
titik ketinggian maksimum bervariasi dengan frekuensi getaran memulai
gelombang. suara bernada tinggi menghasilkan gelombang yang mencapai ketinggian
maksimum dekat pangkal koklea; suara bernada rendah menghasilkan gelombang yang
puncak dekat puncak. Dinding tulang dari skala vestibule yang kaku, tapi
membran Reissner adalah fleksibel. Membran basilaris tidak di bawah ketegangan,
dan juga siap tertekan ke dalam skala timpani oleh puncak gelombang dalam skala
vestibule. Perpindahan dari cairan dalam skala timpani yang hilang ke udara
pada jendela bundar. Oleh karena itu, suara menghasilkan distorsi pada membran
basilaris, dan situs di mana distorsi ini maksimum ditentukan oleh frekuensi
gelombang suara. Bagian atas sel-sel rambut pada organ Corti diadakan kaku oleh
lamina retikuler, dan rambut dari sel-sel rambut luar tertanam dalam membran
tectorial. Ketika bergerak stapes, kedua membran bergerak ke arah yang sama,
tetapi mereka bergantung pada sumbu yang berbeda, sehingga ada gerakan geser
yang lengkungan bulu. Rambut dari sel-sel rambut batin tidak melekat pada
membran tectorial, tetapi mereka tampaknya dibengkokkan oleh fluida bergerak
antara membran tectorial dan sel-sel rambut yang mendasarinya.
Fungsi
dari Sel Rambut
Sel-sel
rambut dalam, sel-sel sensoris primer yang menghasilkan potensial aksi pada
saraf pendengaran, dirangsang oleh pergerakan cairan pada telinga dalam.
Sel-sel
rambut luar, di sisi lain, memiliki fungsi yang berbeda. Ini menanggapi suara,
seperti sel-sel rambut dalam, tapi depolarisasi membuat mereka mempersingkat
dan hiperpolarisasi membuat mereka memperpanjang. Mereka melakukan ini lebih
dari bagian yang sangat fleksibel dari membran basal, dan tindakan ini entah
bagaimana meningkatkan amplitudo dan kejelasan suara. Perubahan pada sel rambut
luar terjadi secara paralel dengan perubahan prestin, protein membran, dan
protein ini mungkin menjadi protein motor sel-sel rambut luar.
Sel-sel
rambut luar menerima persarafan kolinergik melalui komponen eferen dari saraf
pendengaran, dan asetilkolin hyperpolarizes sel. Namun, fungsi fisiologis dari
persarafan ini tidak diketahui.
Potensial
Aksi pada Saraf-saraf Pendengaran
Frekuensi
potensial aksi dalam satu serat saraf pendengaran adalah proporsional dengan
kenyaringan dari rangsangan suara. Pada intensitas suara yang rendah,
melepaskan setiap akson suara hanya satu frekuensi, dan frekuensi ini
bervariasi dari akson ke akson tergantung pada bagian dari koklea dari serat
yang berasal. Pada intensitas suara yang lebih tinggi, debit akson individu
untuk spektrum yang lebih luas dari frekuensi suara khususnya untuk frekuensi
rendah dari yang di mana simulasi ambang terjadi.
Penentu
utama dari pitch yang dirasakan ketika sebuah gelombang suara pemogokan telinga
adalah tempat di organ Corti yang maksimal dirangsang. Gelombang perjalanan
yang didirikan oleh nada menghasilkan depresi puncak membran basilaris, dan
stimulasi reseptor akibatnya maksimal, pada satu titik. Seperti disebutkan di
atas, jarak antara titik dan stapes berbanding terbalik dengan nada suara, nada
rendah menghasilkan stimulasi maksimal pada puncak koklea dan nada tinggi
memproduksi stimulasi maksimal di pangkalan. Jalur dari berbagai bagian koklea
ke otak yang berbeda. Sebuah faktor tambahan yang terlibat dalam persepsi pitch
pada frekuensi suara kurang dari 2000 Hz mungkin pola potensi aksi pada saraf
pendengaran. Ketika frekuensi cukup rendah, serat-serat saraf mulai merespon
dengan dorongan untuk setiap siklus gelombang suara. Pentingnya efek volley,
bagaimanapun, adalah terbatas; frekuensi potensial aksi dalam serabut saraf
diberikan pendengaran menentukan terutama kenyaringan, bukan lapangan, dari
suara.
Walaupun
pitch suara tergantung terutama pada frekuensi gelombang suara, kenyaringan
juga memainkan bagian; nada rendah (di bawah 500 Hz) tampaknya nada rendah dan
tinggi (di atas 4000 Hz) tampak lebih tinggi dengan meningkatnya kekerasan
mereka. Jangka waktu juga mempengaruhi pitch sampai tingkat kecil. Pitch
dari nada tidak dapat dirasakan kecuali itu berlangsung selama lebih dari 0,01
s, dan dengan jangka waktu antara 0,01 dan 0,1 s, naik pitch dengan
meningkatnya durasi. Akhirnya, nada suara kompleks yang mencakup harmonisa dari
frekuensi yang diberikan masih dirasakan bahkan ketika frekuensi primer (hilang
pokok) tidak ada.
Respon
Saraf-saraf Pendengaran di Medula Oblongata
Respon
dari neuron kedua dalam inti koklea terhadap suara rangsangan adalah seperti
pada serat saraf pendengaran. Frekuensi dengan intensitas rendah membangkitkan
tanggapan yang bervariasi dari unit ke unit, dengan peningkatan intensitas
suara, dan frekuensi yang respon terjadi menjadi lebih luas. Perbedaan utama
antara respon dari neuron pertama dan kedua adalah adanya "cut off"
lebih tajam di sisi frekuensi rendah di neuron meduler. Kekhususan ini lebih
besar dari neuron orde kedua mungkin karena semacam proses penghambatan di
batang otak, tapi bagaimana hal itu dicapai tidak diketahui.
Korteks
Pendengaran Primer
Jalur
impuls naik dari nukleus koklea bagian dorsal dan ventral melalui kompleks yang
unilateral maupun kontralateral. Pada hewan, ada pola yang terorganisasi pada
lokalisasi tonal dalam korteks pendengaran primer (area 41). Pada manusia, nada
rendah yang di arahkan pada daerah anterolateral dan nada tinggi pada
posteromedial di korteks pendengaran.
Area
Lain yang Berhubungan dengan Pendengaran
Meningkatnya
ketersediaan PET scanning dan MRI menyebabkan peningkatan pesat dalam
pengetahuan tentang daerah asosiasi auditori pada manusia. Jalur pendengaran di
korteks menyerupai jalur visual bahwa semakin kompleks pengolahan informasi
pendengaran bersama mereka. Hal yang menarik adalah bahwa meskipun daerah
pendengaran terlihat sangat sama pada kedua sisi otak, tetapi ada spesialisasi
pada masing-masing hemisfer. Sebagai contoh, daerah Brodmann's 22 berkaitan
dengan pemrosesan sinyal pendengaran yang berkaitan dengan pembicaraan. Selama
pemrosesan bahasa, jauh lebih aktif di sisi kiri daripada sisi kanan. Area 22
di sisi kanan lebih peduli dengan melodi, nada, dan intensitas suara. Ada juga
plastisitas besar dalam jalur pendengaran, dan, seperti jalur visual dan
somastatik, mereka dimodifikasi oleh pengalaman. Contoh plastisitas pendengaran
pada manusia adalah bahwa pada individu-individu yang menjadi tuli sebelum
kemampuan bahasa sepenuhnya dikembangkan, melihat bahasa isyarat mengaktifkan
daerah asosiasi pendengaran. Sebaliknya, orang yang menjadi buta dalam awal
hidup akan menunjukkan lokalisasi suara yang lebih baik dibandingkan orang
dengan penglihatan normal.
Musisi
memberikan contoh-contoh tambahan plastisitas pada kortikal. Pada individu, ada
peningkatan ukuran daerah pendengaran diaktifkan oleh nada musik. Selain itu,
pemain biola telah merubah somatosensori representasi dari wilayah yang
jari-jari mereka gunakan dalam memainkan instrumen mereka. Musisi juga memiliki
cerebellums lebih besar dari nonmusicians, mungkin karena belajar dalam gerakan
jari yang tepat.
Mekanisme
Pusat Pendengaran
Di
perlihatkan bahwa serabut saraf dari ganglion spiralis organ
Corti masuk ke nuklei koklearis yang terletak pada bagian atas
medula oblongata. Pada tempat ini, semua serabut bersinaps. Kemudian sebagian
isyarat dihantar ke atas ke batang otak sisi yang sama, tetapi sebagian besar
menuju sisi yang berlawanan dan dihantarkan ke atas melalui rangkaian neuron di
dalam nukleus olivaris superior, kolikulus inferior dan nucleus
genikulatum mediale,akhirnya berakhir di dalam korteks pendengaran
yang terletak di dalam girus superior lobus temporalis.
Beberapa
tempat penting harus dicatat dalam hubungannya dengan lintasan pendengaran.
Pertama, implus dari masing – masing telinga dihantarkan melalui lintasan
pendengaran kedua sisi batang otak hanya dengan sedikit lebih banyak
penghantaran pada lintasan kontralateral.
Kedua,
banyak serabut kolateral dari traktus auditorius berjalan langsung ke dalam
sistem retikularis batang otak. Sehingga bunyi dapat mengaktifkan keseluruhan
otak.
Ketiga,
orientasi ruang derajat tinggi dipertahankan dalam serabut traktus yang berasal
dari koklea yang semuanya menuju korteks. Ternyata, terdapat tiga representasi
ruang frekuensi suara pada kolikulus inferior, satu representasi sangat tepat
bagi frekuensi suara diskret pada korteks pendengaran dan beberapa representasi
yang kurang tepat pada daerah asosiasi pendengaran.
Diskriminasi
Arah Asal Suara
Seseorang menentukan arah asal suara paling sedikit dengan 2 mekanisme: (1)
dengan selisih waktu antara masuknya suara ke dalam satu telinga dan ke
telinga sisi lainnya dan (2) dengan membedakan antara intensitas suara dalam
kedua telinga. Mekanisme pertama berfungsi paling baik bagi frekuensi di bawah
3000 siklus per detik, dan mekanisme intensitas bekerja paling baik pada
frekuensi yang lebih tinggi karena kepala bekerja sebagai sawar suara dengan
frekuensi tersebut. Mekanisme selisih waktu membedakan arah yang jauh yang
lebih tepat daripada mekanisme intensitas, karena mekanisme selisih waktu tidak
tergantung pada faktor – faktor luar tetapi hanya tergantung pada interval
waktu yang sebenarnya antara dua isyarat pendengaran. Bila seseorang melihat
langsung pada suara, suara mencapai kedua telinga tepat pada saat yang sama,
sedangkan bila telinga kanan lebih dekat ke suara daripada telinga kiri,
isyarat suara dari telinga kanan dirasakan lebih dahulu daripada isyarat suara
dari telinga kiri.
Mekanisme
Saraf untuk Deteksi Arah suara
Destruksi korteks pendengaran pada kedua sisi otak baik pada manusia atau pada
mamalia yang lebih rendah menyebabkan kehilangan sebagian besar kemampuannya
mendeteksi arah asal suara. Namun, mekanisme untuk deteksi ini berlangsung
mulai pada nuklei ovaris superior, walaupun memerlukan semua lintasan saraf dari
nuklei ini ke korteks untuk interpretasi isyarat.
Mekanisme ini diduga sebagai berikut :
Bila suara masuk satu telinga segera sebelum ia masuk telinga lainnya, isyarat
dari telinga pertama menghambat neuron – neuron pada nukleus olivaris
superior ipsilateral, dan penghambatan ini berlangsung selama kurang dari satu
milidetik. Oleh karena itu, beberapa saat setelah suara mencapai telinga
pertama, lintasan untuk isyarat eksitasi dari telinga sisi yang lain berada
dalam keadaan terhambat. Selanjutnya, neuron – neuron tertentu dari nuklei
olivaris superior medialis mempunyai waktu penghambatan yang lebih lama
daripada neuron lainnya. Oleh karena itu, bila isyarat suara dari telinga yang
lain masuk ke nukleus olivaris superior yang dihambat, isyarat tidak dapat
mendaki lintasan pendengaran melalui beberapa neuron tetapi tidak melalui
neuron lainnya. Dan neuron tertentu tempat isyarat lewat ditentukan oleh
selisih waktu suara antar kedua teling. Jadi, timbul corak ruang perangsangan
saraf, dengan suara yang selisihnya pendek merangsang satu set neuron secara
maksimum dan suara dengan selisih lama merangsang kelompok neuron lainnya
secara maksimum. Orientasi ruang isyarat ini kemudian dihantarkan semua ke
korteks pendengaran tempat arah suara ditentukan oleh tempat dalam korteks yang
dirangsang maksimum.
Mekanisme
deteksi arah suara ini sekali lagi menunjukkan bagaimana informasi dalam
isyarat sensoris dipisahkan sebagai isyarat yang melalui berbagai tingkat
aktivitas neuron. Dalam hal ini, “ kualitas” arah suara dipisahkan dari “
kualitas” nada suara pada tingkat nuklei olivaris superior.
Lokalisasi
Suara
Penentuan
arah dari mana suara berasal di bidang horizontal tergantung dari
pendeteksian perbedaan waktu antara datangnya stimulus dalam dua telinga dan
perbedaan konsekuensi dalam tahap gelombang suara pada kedua sisi, dan juga
tergantung pada kenyataan bahwa suara itu lebih keras di sisi paling dekat dengan
sumbernya. Perbedaan terdeteksinya waktu tiba suara, yang dapat lebih kecil
dari 20 μs, dikatakan menjadi faktor yang paling penting pada frekuensi di
bawah 3000 Hz dan perbedaan kenyaringan yang paling penting pada frekuensi di
atas 3000 Hz. Neuron di korteks pendengaran yang menerima masukan dari kedua
telinga merespon maksimal atau minimal ketika waktu kedatangan stimulus pada
satu telinga tertunda oleh periode tertentu relatif terhadap waktu kedatangan
di telinga yang lain. Periode ini tetap bervariasi dari neuron ke neuron.
Suara
yang datang dari langsung di depan individu berbeda dalam kualitas dari mereka
yang datang dari belakang karena masing-masing pinna dihadapkan sedikit ke
depan. Selain itu, pantulan dari gelombang suara akibat tidak ratanya permukaan
pinna sebagai suara bergerak ke atas atau bawah, dan perubahan dalam gelombang
suara merupakan faktor utama dalam mencari suara di bidang vertikal. Lokalisasi
suara yang terganggu secara mencolok diakibatkan oleh lesi pada korteks
pendengaran.
Audiometri
Ketajaman
pendengaran biasanya diukur dengan sebuah audiometer.
Perangkat ini menyajikan subjek dengan nada murni dari berbagai frekuensi
melalui earphone. Pada masing-masing frekuensi, intensitas ambang ditentukan
dan diplot pada sebuah grafik sebagai persentase dari pendengaran normal. Ini
memberikan pengukuran yang objektif derajat ketulian dan gambar dari berbagai
tone yang paling terpengaruh.
2.6 MEKANISME PENDENGARAN
Mekanisme
sampainya suara pendengaran dapat melalui 2 cara yaitu dengan air condaction
dan bone condaction.
1. Air
conduction.
Gelombang
suara dikumpulkan oleh telinga luar, lalu disalurkan ke liang telinga , menuju
gendang telinga dan kemudian gendang telinga bergetar untuk merespon gelombang
suara yang menghantamnya “kemudian” getaran
ini mengakibatkan 3 tulang pendengaran( malleus, stapes, incus ) yang secara
mekanis getaran dari gendang telinga akan disalurkan menuju cairan yang ada di
koklea. Getaran yang sampai ke koklea akan menghasilkan gelombang sehingga
rambut sel di koklea bergerak. Gerakan ini merubah energy mekanik menjadi energy elektrik
ke saraf pendengaran (auditory nerve, saraf VIII ( saraf akustikus ) yang
nantinya akan menuju ke pusat pendengaran di otak bagian lobus temporal
sehingga diterjemahkan menjadi suara yang dapat dikenal di otak
2. Bone
conduction
Getaran
suara berjalan melalui penghantar tulang yang menggetarkan tulang kepala,
kemudian akan menggetarkan perylimph pada skala vestibuli dan skala tympani dan
akhirnya getaran itu dikirim
dalam bentuk impuls saraf ke saraf-saraf pendengaran.
Penghantaran
melalui tulang dapat dilakukan dengan percobaaan rine, sedangkan penghantaran
bunyi melalui tulang kemudian dilan-jutkan melalui udara dapat dilakukan dengan
percobaan weber
Kecepatan
penghantaran suara terbatas, makin tambah usia makin berkurang daya tangkap
suara atau bunyi yang dinyatakan antara 30 – 20.000 siklus/detik
Secara
singkat proses pendengaran dapat dijelaskan sebagai berikut:
Proses
mendengar diawali dengan ditangkapnya energy bunyi oleh daun telinga dalambentuk
gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang kekoklea. Getaran
tersebutmenggetarkan membran timpani diteruskan ketelinga tengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang akan mengimplikasi getaran melalui daya
ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan
tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke
stapes yang menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala
vestibule bergerak. Getaran diteruskan melalui membrane Reissner yang mendorong
endolimfa, sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basilaris
dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan
terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan
terjadi penglepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini
menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter
ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius,
lalu dilanjutkan ke nucleus auditorius sampai ke korteks pendengaran (area
39-40) di lobus temporalis
0 komentar:
Posting Komentar