2.1 Definisi dan pengertian Sistem Pernapasan
Sistem
Pernafasan atau Respirasi adalah Sistem pada manusia yang berfungsi untuk
mengambil oksigen dari udara luar dan mengeluarkan karbondioksida melalui
paru-paru. Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau
dalam keadaan tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh
susunan saraf otonom.
Menurut
tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis,
yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam.
Pernapasan
luar adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan
darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam adalah pernapasan yang terjadi
antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk
keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga
dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam
rongga dada lebih besar maka udara akan keluar.
2.2 Jenis - Jenis Pernapasan
2.2.1 Pernapasan Dada
adalah
pernapasan
yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut
· Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam
rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar
yang kaya oksigen masuk.
· Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti
oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan
luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.2.2 Pernapasan Perut
· Fase inspirasi. Fase ini berupa
berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan
dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara
luar yang kaya oksigen masuk.
· Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot diaframa ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar,
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2.3 Alat-Alat
Sistem Pernapasan
Alat
pernapasan adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar pada respirasi aerob. Alat pernapasan
pada manusia terdiri atas rongga hidung, faring ( tekak), laring (pangkal
tenggorokan), bronkus (cabang batang tenggorokan), dan pulmo (paru-paru).
2.3.1 Rongga
hidung ( cavum nasalis)
Udara
dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis selaput lendir. Selaput
lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk lewat saluran pernapasan.
Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi menyaring
partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai banyak kapiler
darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk. Jadi, rongga hidung
berfungsi untuk: menyaring udara, melembapkan udara, dan memanaskan udara.
diperoleh dari lingkungan sekitar. Oksigen diperlukan untuk oksidasi
(pembakaran) zat makanan, yaitu gula (glukosa). Proses oksidasi makanan
bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan digunakan untuk
aktivitas hidup, misalnya pertumbuhan, mempertahankan suhu tubuh, pembakaran
sel-sel tubuh, dan kontraksi otot. Selain menghasilkan energi,pernapasan juga
menghasilkan karbon dioksida, dan uap air.
2.3.2 Faring ( tekak)
Udara
dari rongga hidung masuk ke faring. Faring berbentuk seperti tabung corong,
terletak di belakang rongga hidung dan mulut, dan tersusun dari otot rangka.
Faring berfungsi sebagai jalannya udara dan makanan. Faring merupakan
percabangan 2 saluran, yaitu saluran pernapasan ( nasofaring) pada bagian depan dan saluran pencernaan ( orofaring)pada bagian belakang.
2.3.3 Laring (pangkal tenggorokan)
Laring
terletak antara faring dan trakea. Laring tersusun atas Sembilan buah tulang
rawan. Bagian dalam dindingnya digerakkan oleh otot untuk menutup serta membuka
glotis. Glotis adalah lubang mirip celah yang menghubungkan trakea dengan
faring. Laring memiliki katup yang disebut epiglotis. Pada saat menelan
makanan, epiglotis tertutup sehingga makanan tidak masuk ke tenggorokan tetapi
menuju kerongkongan. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk
ke saluran pernapasan karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang
terbuka. Walaupun demikian, saraf kita akan mengatur agar peristiwa menelan,
bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan sehingga mengakibatkan gangguan
kesehatan. Di dalam laring, selain terdapat epiglotis juga ditemukan adanya
pita suara. Masuknya udara
melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai
suara.
2.3.4 Tenggorokan
( trakea)
Tenggorokan
berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan sebagian di
rongga dada. Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin tulang
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia silia ini berfungsi
menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.
2.3.5 Cabang-cabang Tenggorokan (Bronki)
Tenggorokan
(trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkuskiri.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan
bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar
cincin tulang rawannyamelingkari lumen dengan sempurna. Bronkus
bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus.
2.3.6 Bronkiolus
Bronkiolus
adalah anak cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga
tenggorokan dan akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang
bronkiolus yang menuju paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang
menuju paru-paru kanan
mempunyai
3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri hanya
bercabang 2. Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang
lebih tipis, pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung
kecil yang dinamakan alveolus. Ciri khas bronkiolus adalah tidak adanya tulang
rawan dan kelenjar pada mukosanya, pada bagian awal dari cabang bronkiolus
hanya memiliki sebaran sel globet dan epitel. fungsi dari bronkiolus adalah
sebagai media yang menghubungkan oksigen yang dihirup agar mencapai paru-paru.
2.3.7 Paru-paru (Pulmo)
Paru-paru
terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot
dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat.
Paru-paru ada dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang
terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri (pulmosinister) yang terdiri atas 2
lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura.
Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam
(pleuravisceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan
dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat
rongga berisi cairan pleura yang berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan
pleura berasal dari plasma darah yang masuk secara eksudasi. Dinding rongga
pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain. Paru-paru tersusun
oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan
dalam yang sangat lebar untuk pertukaran gas.
2.4 Penyakit
yang sering timbul pada Sistem Pernapasan
2.4.1 Penyakit
Kanker Paru-paru
Penyakit Kanker Paru-paru tergolong
dalam penyakit kanker yang mematikan, baik bagi pria maupun wanita.
Dibandingkan dengan jenis penyakit kanker lainnya, seperti kanker prostat,
kanker usus, dan kanker payudara, penyakit kanker paru-paru dewasa ini
cenderung lebih cepat meningkat perkembangannya.
Penyakit kanker paru-paru adalah sebuah
bentuk perkembangan sell yang sangat cepat (abnormal) didalam jaringan paru
yang disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan sell atau ekspansi dari sell itu
sendiri. Jika dibiarkan pertumbuhan yang abnormal ini dapat menyebar ke organ lain, baik yang dekat dengan paru
maupun yang jauh misalnya tulang, hati, atau otak.
Penyakit kanker paru-paru lebih banyak
disebabkan oleh merokok (87%), sedangkan sisanya disebabkan oleh zat asbes, radiasi,
arsen, kromat, nikel, klorometil eter, gas mustard dan pancaran oven arang bisa
menyebabkan kanker paru-paru, meskipun biasanya hanya terjadi pada pekerja yang
juga merokok.
Klasifikasi
Penyakit Kanker Paru-Paru
Ada
pengklasifikasian dari penyakit kanker paru-paru, Ini dilihat dari tingkat
penyebarannya baik dijaringan paru itu sendiri maupun terhadap organ tubuh
lainnya. Namun pada dasarnya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam dua
kriteria berdasarkan level penyebarannya:
·
Kanker paru-paru primer
Memiliki 2 type utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-small
cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sell yang kecil-kecil (banyak)
dimana memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya
disebut “oat cell carcinomas” (karsinoma sel gandum). Type ini sangat erat
kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan
chemotherapy and radiation therapy.
Sedangkan NSCLC adalah merupakan
pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali menyerang lebih dari satu daerah di
paru-paru. Misalnya Adenoma, Hamartoma kondromatous dan Sarkoma.
·
Kanker paru sekunder
Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran
kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker payudara
dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa atau
karena kedekatan organ.
Tanda dan Gejala Penyakit Kanker Paru-paru
Tanda dan gejala kanker paru ini hanya
akan muncul saat perkembangan abnormal sell ini semakin parah kearah stadium
yang lebih lanjut, dan ini memerlukan waktu bertahun-tahun sejak awal
perkembangannya. Bahkan ada kemungkinan tidak menampakkan adanya tanda dan
gejala khusus, melainkan hanya tampak jika dilakukan X-ray. Namun jika beberapa
tanda dan gejala dibawah ini apabila dirasakan, sebaiknya segeralah periksa ke
dokter :
·
Batuk-batuk
yang lama pada orang merokok
·
Kesulitan
bernafas (nafas pendek)
·
Batuk
mengeluarkan darah (meskipun jumlah sedikit)
·
Sering
mengalami infeksi paru (pneumonia atau bronchitis)
·
Adanya
nyeri dada, bahu dan bagian punggung
·
Suara
yang berubah dari biasanya
·
Batuk
lebih dari 2 minggu pada orang yang tidak merokok
Lainnya seperti susah menelan, leher
dan wajah tampak membengkak, nafsu makan berkurang, hilangnya berat badan,
cepat lelah atau lemah.
Penyebab
Penyakit Kanker Paru-paru
Penyebab terbesar adalah merokok,
Sedangkan lainnya adalah disebabkan adanya kontaminasi udara sekitar oleh zat
asbes, polusi udara oleh asap kendaraan ataupun pembakaran termasuk asap rokok.
Ada beberapa kasus penyakit yang memicu terjadinya penyakit kanker paru-paru
ini, yaitu penyakit TBC dan Pneumonia. Kedua penyakit ini dapat menimbulkan
perlukaan pada jaringan sell organ paru sehingga mensupport terjadinya
pertumbuhan sell abnormal didalam rongga tersebut. Biasanya kanker paru yang
berkembang dari kasus ini adalah jenis adenocarcinoma (adenoma).
Penanganan
dan Treatment Penyakit Kanker Paru
Penanganan dan treatment atau
pengobatan yang dilakukan pada orang yang terdiagnosa mengalami penyakit kanker
paru akan tergantung dari tingkat stadiumnya, kemungkinan dilakukannya operasi,
serta kondisi umum si Penderita. Hal ini tidak terlepas dari riwayat serta
penyebab dari adanya kanker paru tersebut tentunya.
Beberapa
langkah yang biasa dilakukan adalah:
·
Tindakan
operasi pembedahan mengangkat sell kanker
·
Tindakan
Therapy Radiasi
·
Tindakan
Therapy Kemotherapy
·
Tindakan penyuntikan {Photodynamic
(PTD)}
Pemberian Nutrisi dan
supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D
dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu
pula dengan makanan antioxidant seperti blueberri, cherri, dan buah tomat.
2.4.2 Empisema Paru
Emfisema Paru-paru adalah penyakit saluran pernafasan yang berciri sesak napas terus menerus yang menghebat pada waktu mengeluarkan tenaga
dan sering kali dengan perasaan letih dan tidak bergairah atau kalau bahasa
awamnya disebut “Paru-Paru Basah”
Emfisema Paru-paru adalah penyakit paru obstruktif kronik. Emfisema
paru-paru merupakan penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan
(obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara
berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.
Gejala
Emfisema Paru-paru
·
Adapun
gejala dari penyakit emfisema paru-paru diantaranya adalah:
·
Pada
awal gejalanya serupa dengan bronkhitis Kronis
·
Napas
terengah-engah disertai dengan suara seperti peluit
·
Dada
berbentuk seperti tong, otot leher tampak menonjol, penderita sampai membungkuk
·
Bibir
tampak kebiruan
·
Berat
badan menurun akibat nafsu makan menurun
·
Batuk
menahun
Penyebab
Emfisema Paru-paru
·
Bronkhitis
Kronis yang berkaitan dengan merokok
·
Mengisap
asap rokok/debu
·
Pengaruh
usia
Komplikasi yang terjadi pada
penderita Emfisema Paru-paru,
diantaranya adalah:
·
Sering
mengalami infeksi ulang pada saluran pernapasan
·
Daya
tahan tubuh kurang sempurna
·
Proses
peradangan yang kronis di saluran napas
·
Tingkat
kerusakan paru makin parah
Jika seseorang telah memiliki
penyakit emfisema paru-paru, pengobatan yang dapat diambil untuk menghentikan
perkembangan dan untuk melindungi diri dari komplikasi:
·
Berhenti
merokok. Berhenti merokok merupakan paling penting yang dapat diambil untuk
kesehatan penderita secara keseluruhan untuk menghentikan perkembangan
emfisema. Jika perlu, Bergabunglah dengan program berhenti merokok agar anda
benar benar bisa menghentikan kebiasan mengkonsumsi rokok.
·
Hindari
iritasi pernapasan termasuk asap dari knalpot cat dan mobil, beberapa bau
masakan, parfum tertentu, bahkan membakar lilin dan kemenyanpun juga perlu
dihindari.
·
Berolahraga
secara teratur. Penderita bisa mengurangi penyakit emfisema dengan cara berolah
raga secara teratur, dengan melakukan hal ini penderita dapat meningkatkan
kapasitas paru paru yang tentunya akan membuat pernafasan lebih lega.
·
Melindungi
diri dari udara dingin. Udara dingin dapat menyebabkan kejang pada saluran
bronkial yang membuat lebih sulit untuk bernapas. Sehingga penyakit
Emfisema Paru-paru bisa bertambah parah.
2.4.3 Tuberkulosis atau TBC
Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam
penularannya. Seperti halnya penyakit flu biasa, dalam penyebaranya TBC juga
melalui udara. Penyakit tuberkolosis sangat mematikan apabila tidak segera
dilakukan penanganan. Di Indonesia, penanganan sejak dini sudah dilakukan
dengan memberikan paket imunisasi BCG pada balita. Namun demikian, belum
sepenuhnya Indonesia 100% terbebas dari penyakit ini.
Kebanyakan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum mengerti dan
mengenal penyakit ini. Dengan gejala awal batuk yang kemudian disertai dengan
demam, kadang-kadang masyarakat masih mengangap itu hanya penyakit biasa dan
tidak mau melakukan pemeriksaan secara lebih intensif untuk mengetahui lebih
dalam lagi tentang gejala yang dirasakannya. Dan ketika batuk tidak berhenti
selama 2 minggu dan keadaan semakin parah yang kadang-kadang batuk yang
disertai dengan darah, yang menandakan penyakit sudah parah barulah melakukan
pemeriksaan dan pengobatan.
Mycobacterium Tuberculosis adalah bakteri
penyebab dari penyakit TBC, kuman ini berbentuk batang yang mengelompok atau
disebut berkoloni. Kuman ini paling sering menyerang organ pernafasan atau
paru-paru, walaupun masih bisa menyerang organ tubuh yang lain. Infeksi primer
dapat terjadi pada indifidu yang belum memiliki kekebalan terhadap basil ini.
Nama lain dari TBC adalah TB yaitu adalah singkatan dari tubercles bacillus.
Jadi antara TBC dan TB adalah penyakit yang sama.
Dengan penyebaran melalui udara, TBC
dapat menyerang siapa saja. Dari organ pernafasan, penderita dapat menularkan
melalui bersin, batuk, atau hembusan udara yang
melalui hidung ataupun mulut. Kuman
yang bertebaran di udara akan terhisap oleh orang yang ada disekitar melalui
pernafasan dan masuk kedalam paru-paru, kemudian masuk ke saluran limfe paru.
Dari limfe inilah menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah.
Selain menyerang organ paru, bakteria ini dapat menyerang organ-organ
tubuh yang lainnya seperti sendi, otot, tulang, saluran kencing, sistem syaraf
pusat, sumsum tulang, dan sistem limfa. Tidak semua organ yang terserang
menimbulkan gejala yang secara langsung dapat kita rasakan, tergantung dari
bagian mana yang diserang. Sebagai contoh apabila yang terserang bagian tulang
belakang maka gejala yang dirasakan adalah rasa sakit pada bagian tulang
belakang. Dan apabila bakteria menyerang bagian organ ginjal maka, penderita
mungkin akan mengalami masalah kencing darah.
Manusia mempunyai sistem imun yang akan menjaga dari serangan bakteria
ini, sistem imunitas akan menyerang bakteria TBC selepas 2-8 minggu dari mulai
terjangkit Tuberculosis. Sel darah putih disebut makrofak, akan dihasilkan
untuk melawan bakteria dan “ membungkusnyaâ€. Jika bakteri ini mati, berarti
kita akan terbebas sepenuhnya dari masalah TBC. Tetapi jika tidak, maka ia akan
menjadi tidak aktif dan akan berada dalam tubuh selama beberapa tahun. Dalam
hal ini anda dikategorikan terjangkit TBC tetapi tidak mengalami masalah dan
tidak menulari orang lain.
Penularan TBC dan gejalanya
Penderita TBC biasanya mengalami batuk
yang berkepanjangan sebagai gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti
dengan demam tinggi. Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika
siang demam akan berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila
mulai menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan menurun
secara drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga menurun dengan
sangat cepat, rasa lelah dan
batuk-batuk. Ini terjadi jika infeksi awal telah berkembang menjadi progressive
tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.
Dalam kasus reactivation tuberculosis,
infeksi awal tubercilosis (primary tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi
bakterinya tidak mati melainkan hanya tiduran untuk sementara waktu. Bakteri
ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam imunitas yang
rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka bakteri yang aktif akan
merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga (lubang) pada paru-paru
penderita, maka si penderita akan batuk-batuk dan memproduksi sputum (dahak)
yang bercampur darah.
Bila tidak segera dilakukan
tindakan penanganan maka akan dapat menimbulkan kematian
pada si penderita. Penderita yang
tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang disekitarnya.
Pada umumnya penularan TBC terjadi
secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu
melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita.
Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, alat makanan dan minuman yang
mengandung kuman TBC. Melalui medium air, TBC juga bisa bertahan dan menyebar.
Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang
berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
Gejala umum yang sering dirasakan
adalah :
·
Batuk
lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan bisa
disertai juga dengan batuk darah.
·
Demam
lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi
saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di
malam hari.
·
Nafsu
makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta
penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.
·
Berat
badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan
yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah
dilakukan penanganan gizi.
·
Adanya
pembesaran kelenjar seperti di leher atau ketiak.
·
Pada
anak yang primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh
tuberculosis) tidak menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan
dengan sinar X-ray. Kadang-kadang
pada anak jarang terlihat gejala adanya pembesaran kelenjar getah bening atau
batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin testnya menunjukan hasil
positif maka si penderita diindikasikan menderita penyakit TBC, meskipun tidak
menunjukan gejala tetapp harus mendapatkan perawatan serius.
Penentuan
tentang terjangkit atau tidaknya penyakit ini untuk secara pasti perlu dari
pengkajian secara klinis, pemerikasaan fisik, gambaran radiologi atau rontgen
paru dan pemerisaan laboratorium klinis ataupun bakteriologi. Sebagian kasus
menunjukan bahwa makrofak (sel kekebalan tubuh) tidak dapat melawan bakteria.
Bakteria akan bertindak aktif
dan akan mulai menyerang organ, terutama paru-paru, sehingga menyebabkan anda
mengalami batuk kering. Wanita yang mengidap batuk kering dapat menularkan
penyakit ini jika mengandung. Kondisi ini dapat terjadi sebelum atau sesudah
bayi di lahirkan. Di tahun pertama setelah kelahiran, bayi akan menunjukan
gejalanya jika memang tertular TBC dari ibunya. Bukan karna faktor penurunan
gen penyakit ini ditularkan, namun karena disebabkan oleh sirkulasi darah dalam
tubuh ibu yang mengandung tuberculosis sehingga berpengaruh terhadap anak yang
dikandungnya.
Pencegahan dan Penanganan Pengobatan
TBC
TBC bisa diobati, asalkan benar-benar mempunyai keinginan dan semangat
yang besar untuk sembuh. Dorongan dari keluarga dan orang disekitar anda
sangatlah diperlukan. Pemeriksaan yang intensif dan teliti serta disiplin minum
obat yang diberikan dokter harus dilakukan penderita agar penyakit yang
dideritanya segera sembuh. Pengobatan yang dilakukan dapat bertujuan untuk
menyembuhkan, mencegah kematian, dan kekambuhan.
Adapun obat TBC yang utama adalah Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid,
Streptomisin dan Etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang sering digunakan
adalah Kanamisin, Kuinolon, Makroloid, dan Amoksilin dikombinasikan dengan
Klavulanat. Pengobatan ini dilakukan selama 12 bulan untuk keseluruhan. Faktor
utama dari pada kesembuhan adalah prilaku dan lingkungan dimana sipenderita itu
tinggal, kedisiplinan dalam minum obat dan dan dukungan orang-orang disekitar
si penderita.
Dalam proses penyembuhan, sipenderita harus minum obat sesuai dengan
petunjuk dan waktu yang telah ditentukan (6-12 bulan) berturut-turut tanpa
putus serta mengkonsumsi makanan-makanan yang bergizi. Selain petugas kesehatan
yang memantau dan mengawasi, keluarga juga di ajak turut serta dalam mengawasi
dan memastikan si penderita TBC meminum obat yang telah diberikan. Jika si
penderita tidak disiplin dan teratur dalam meminum obat, dapat mengakibatkan kuman-kuman
yang ada didalam tubuh akan menjadi kebal terhadap obat tersebut. Dan apabila
si penderita berhenti minum obat sebelum waktunya maka, batuk yang sudah hilang
akan timbul kembali dan kemungkinan kuman akan kebal dan TBC akan sulit untuk
disembuhkan.
Dilakukannya pengobatan selama 6-9
bulan karena, bakteri-bakteri tuberkulosis memiliki daya tahan yang sangat kuat
hingga berbulan-bulan walaupun sudah terkena antibiotik. Kombinasi beberapa
obat sangat diperlukan karena untuk menghadapi kuman TBC yang berada dalam
berbagai stadium dan fase pertumbuhan yang cepat.
Walaupun gejala-gejala sudah
hilang, namun pengobatan tidak boleh berhenti sampai batas waktu yang telah
ditentukan.
2.4.4 Penyakit Pneumonia
Infeksi paru-paru atau yang sering
dikenal dengan istilah Pneumonia
merupakan infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Penyakit Pneumonia ini dapat menyerang siapa saja mulai
dari bayi, anak-anak, remaja hingga orang tua dapat terkena Pneumonia. Pada
kasus penderita Pneumonia, bakteri atau virus yang menyerang dapat menginfeksi
salah satu organ paru-paru atau bahkan kedua organ paru-paru. Ketika seseorang
terkena flu, bisa saja itu merupakan penyebab awal terinfeksi bakteri atau
virus penyebab Pneumonia akibat
adanya iritasi pada paru-paru yang ditimbulkan oleh flu.
Sebagai organ penting, paru-paru
berperan dalam system pernapasan sebagai penyaring oksigen yang dihirup.
Setelah disaring, oksigen tersebut diedarkan ke seluruh bagian tubuh bersama
dengan aliran darah melalui alveolus. Pada penderita Pneumonia, kadar oksigen
yang diedarkan ke seluruh tubuh akan rendah dibandingkan orang normal karena
fungsi dari alveolus mereka mengalami gangguan akibat terkena virus atau
bakteri sehingga oksigen kesulitan menembus paru-paru.
Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh Penyakit Pneumonia ini tergantung dari kesehatan
penderitanya. Apabila disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan merasakan
demam dengan suhu tubuh tinggi disertai dengan menggigil. Berbeda halnya dengan
penderita Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi virus, pada kasus ini virus
akan berkembang secara lambat dan butuh waktu lama untuk mengusir virus
tersebut dari tubuh penderita. Apabila disebabkan oleh virus, penderita akan
mengalami sakit kepala, sakit pada
bagian dada, batuk dan sakit pada
otot. Dengan demikian, penderita akan kesulitan bernapas, bernapas dengan
frekuensi cepat yang menyebabkan penderita batuk dan mengeluarkan lendir.
Gejala Pneumonia
Ketika seseorang mengalami flu
kemudian merasakan gejala-gejala
seperti yang telah diutarakan di atas, maka segeralah memeriksakan diri ke
dokter. Apabila pada waktu diperiksa doter menggunakan stetoskop terdengar
suara seperti berderak atau gelembung pada bagian paru-paru, maka dapat
diindikasikan bahwa orang tersebut terkena Gejala Pneumonia. Selain menggunakan stetoskop,
hasil rontgen pada bagian dada juga memberikan kontribusi penting dalam
mendeteksi penyakit tersebut. Dari hasil rontgen tersebut, dokter dapat
mengetahui apakah penderita terkena Pneumonia disebabkan oleh bakteri atau
virus
dengan melihat daerah putih yang
merata pada paru-paru sebagai tanda adanya penumpukan cairan.
Mengobati
Penyakit Pneumonia
Penderita Pneumonia dapat sembuh total
apabila mendapatkan penanganan dan pengobatan yang tepat. Apabila infeksi
disebabkan oleh bakteri, maka penderita akan diberikan resep antibiotik. Sedangkan
cara mengobati penyakit pneumonia
pada penderita Pneumonia yang disebabkan oleh virus, maka dokter akan
memberikan obat penurun demam dan batuk karena antibiotik tidak bekerja pada
kasus ini.
Bagi seseorang yang sudah terlanjur
terserang Pneumonia hendaknya senantiasa mencuci tangan secara teratur untuk
mencegah masuknya kuman berbahaya agar tidak memperparah keadaan. Selain itu,
penderita juga harus beristirahat dengan cukup untuk menguatkan system
kekebalan tubuh.
Demikianlah yang dapat Kami sampaikan
mengenai Cara Mengetahui dan Mengobati Gejala Penyakit Pneumonia ini,
semoga artikel yang masih penuh dengan kekurangan ini bisa bermanfaat bagi Anda
yang membaca, khususnya bagi Anda yang sedang mencari referensi terkait penyakit Pneumonia.
2.4.5 Penyakit
asma
Asma adalah satu penyakit penyempitan saluran pernafasan yang ditandai
dengan inflamasi (peradangan) di saluran napas dan spasme (kejang) akut otot
polos bronkiolus. Penyakit ini menyebabkan produksi mukus yang berlebihan dan
menumpuk, penyumbatan aliran udara, dan penurunan pertukaran udara di alveolus.
Asma terjadi pada individu tertentu yang merespon secara agresif berbagai jenis
iritan (penyabab iritasi) di saluran nafas.
Penyakit Asma
Ada beberapa faktor resiko yang
penyebab penyakit ini, diantaranya yaitu:
·
Faktor
Genetik/keturunan
·
Adanya
riwayat asma atau alergi dalam keluarga, mengisyaratkan adanya kecederungan
genetik/keturunan.
·
Terpapar
beberapa rangsangan/iritan berulang atau terus menerus, terutama pada masa
perkembangan.
·
Meskipun
kebanyakan penderita yang didiagnosis adalah anak-anak, orang dewasa juga dapat
terkena penyakit ini tanpa ada riwayat penyakit sebelumnya, Mungkin penyebabnya
:
·
Alergi
yang memburuk atau Infeksi Pernafasan Atas yang berulang, seperti yang dapat
terjadi akibat pajanan debu dilingkungan kerja.
·
Gejala Klinis Penyakit Asma:
·
Dispnea
(sesak nafas) yang bermakna
·
Batuk,
terutama dimalam hari
·
Pernafasan
yang dangkal dan cepat
·
Mengi
(bunyi) yang dapat terjadi pada akultasi paru. Biasanya terjadi pada saat
ekspirasi, kecuali pada kondisi yang telah parah.
·
Peningkatan
usaha pernafasan, ditandai dengan retraksi dada, disertai perburukan kondisi
nafas cuping hidung.
·
Kecemasan
yang berhubungan dengan ketidak mampuan mendapat udara yang cukup
·
Udara
terperangkap karena obstruksi aliran darah, terutama terlihat selama ekspirasi.
·
Diagnosis Penyakit Asma
·
Penyakit
asma didiagnosis menggunakan Spirometer yaitu alat yang mengukur dan
mengidentifikasi penurunan kapasitas dan penurunan aliran ekspirasi (puncak
maksimum)
·
Untuk
mengevaluasi gejala asma dirumah,tersedia Peak Flowmeter. Dengan alat ini
FEV(Force Flow rate) maksimum yang juga disebut juga peak flow diukur selama
serangan dan waktu diantara episode asmatik (Catatan: Karena alat pribadi
jangan hanya mengukur selama 1 detik,karena akan memberikan nilai yg berbeda
dari FEV yang lebih akurat)
·
Saturasi
hemoglobin dengan oksigen (Saturasi Oksigen) diukur untuk mengetahui bagaimanan
darak teroksigenasi dengan baik pada individu yang memiliki gejala asmatik.
Teknik ini menempatkan sensor dijari untuk mendapat informasi dengan menilai
warna darah yang mengalir didalamnya. Hemoglobin yang tidak bersaturasi lebih
gelap dibandingkan dengan yang tersaturasi.
·
Analisis
Gas Darah mungkin memperlihatkan penurunan konsentrasi oksigen diarteri dan
alkalosis respiratoris.
·
Penanganan Penderita Asma
Langkah pertama dalam pengobatan
adalah mengevaluasi derajat/stadium asma penderita. Asma terbagi menjadi 4
stadium yaitu ringan dan intermiten;ringan dan persisten;moderat/sedang;dan
berat. Terapi yang diberikan harus sesuai stadium
-Untuk keempat stadium asma, menghindari
terpajan allergen (bahan penyebab alergi) yang telah diketahui adalah tindakan
yg penting. Alergen contohnya: asap rokok,asap kayu,debu, dan bulu binatang.
-Pemantauan laju Peak Flow yang
sering terutama selama insiden meningkat, seperti pada musim dingin dan musim
semi(banyak serbuk sari bunga beterbangan),hal ini sanagat diperlukan bahkan
pada asma ringan sekalipun. Jika diketahui penurunan peak flow
signifikan,pengobatan harus segera dilakukan bukan ditunggu sampai bertambah
parah.
0 komentar:
Posting Komentar