Definisi
Suatu keadaan intoleransi glukosa atau karbohidrat dengan
derajat yang bervariasi yang terjadi atau pertama kali ditemukan pada saat
kehamilan berlangsung
Epidemiologi
• Insidens
DMG bervariasi antara 1,2 – 12%, lain mengatakan 14%.
• Di
Indonesia insidens DMG berkisar 1,9 -2,6%.
• Di
Amerika Serikat insidens kira-kira 4%.
• Hal
diatas berbeda terutama disebabkan oleh karena perbedaan kriteria diagnosis
materi penyaringan (skrinning) yang diperiksa
DMG juga sangat erat hubungannya dengan ras dan budaya
seseorang
• Contoh
– Di
barat daya Amerika 15%.
– Asia,
Afrika –Amerika dan Spanyol insidens DMG
sekitar 5-8%
– ras
Kaukasia sekitar 1,5%.
Pathogenesis
• metabolisme
endokrin dan KH yang menunjang makan bagi janin serta persiapan untuk menyusui.
• Insulin
ibu tidak dapat mencapai janin, kadar gula ibu yang mempengaruhi kadar pada
janin.
• Akibat
lambatnya reabsorpsi terjadi hiperglikemia karena lamanya dlm memenuhi
kebutuhan insulin, terjadi resistensi insulin yaitu bila ia ditambah dengan
insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemia
• yang
menjadi masalah ialah bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan produksi
insulin sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau
diabetes kehamilan
• Resistensi
insulin disebabkan adanya hormon estrogen, progesteron, kortisol, prolaktin dan
plasenta laktogen
• Terutama
pada hormon kortisol. Hormon tersebut mempengaruhi reseptor insulin pada sel
sehingga mempengaruhi afinitas insulin
• resistensi
insulin selama kehamilan terjadi karena rusaknya reseptor insulin bagian distal yakni post reseptor
• terdapat
penurunan respon Gastric Inhibitory Polipeptida (GIP) pada tes glukosa
oral dengan tes
glukosa oral pada
kehamilan normal dan DMG
• Mereka
meyakini bahwa kerusakan respon GIP ini yang mungkin berperanan menjadi sebab
terjadinya DMG
• Pada
sebagian kecil wanita hamil, kesanggupan sekresi insulin tidak mencukupi untuk
melawan resistensi insulin, dengan demikian terjadilah intoleransi terhadap
glukosa atau DM gestasi
Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) pada konsensus diabetes melitus di Indonesia
Tahun 2002
membuat klasifikasi etiologis DM sebagai berikut:11
Tipe 1 ● (Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke
defisiensi insulin absolut)
● Autoimun
● Idiopatik
Tipe 2 ● (Bervariasi mulai yang terutama dominan
resistensi insulin disertai defisiensi
insulin relatif
sampai yang terutama defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin)
Tipe lain ● Defek genetik fungsi sel beta
● Defek genetik kerja insulin
● Penyakit eksokrin pankreas
● Endokrinopati
● Karena obat atau zat kimia
● Infeksi
● Sebab imunologi yang jarang
● Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan
DM
Diabetes melitus gestasional
Catatan : Diabetes
melitus pada sirosis hati belum bisa di kelompokkan ke dalam klasifikasi diatas karena mekanismenya beum dapat ditentukan
dengan pasti.
Klasifikasi
• Priscilla
White pada tahun 1959 memperkenalkan klasifikasi White yang sangat terkenal. Klasifikasi
ini terutama menitikberatkan pada:
– umur
saat diketahuinya DM
– lamanya
mengidap DM
– adanya
komplikasi vaskuler khususnya retino-renal.
Klasifikasi
White menekankan bahwa kerusakan target organ khususnya mata, ginjal, jantung mempunyai akibat yang sangat berarti pada anak. Klasifikasi DMG yang
direkomendasikan oleh “American College
of Obstetricians and Gynecologists” pada tahun 1994 adalah
klasifikasi sebagai berikut
- Klasifikasi Pyke dari Kings College Hospital London
1. Mereka yang DM diketahui saat hamill yang identik dengan
DM gestasi.
2. DM pragestasi yang tanpa komplikasi atau dengan
komplikasi ringan.
3. DM pragestasi yang disertai denngan komplikasi berat
seperti nefropati, retiopati dan penyakit jantung koroner
Skrining (penyaringan) DMG
Perlunya skrinning karena Keadaan hiperglikemia pada ibu
dapat mengakibatkan :
a. Angka kesakitan pada ibu sendiri yang tinggi dibandingkan
populasi normal
b. Angka kesakitan dan kematian perinatal yang meningkat
c. Ternyata mereka dengan riwayat DMG sebelumnya merupakan
resiko tinggi untuk
menjadi DM di
kemudian hari
• penyaringan
di Ujung Pandang pada dua periode yang berbeda dan mendapatkan insiden DMG
lebih tinggi pada kelompok risiko tinggi.
• Dari
42 wanita DMG yang ditemukan pada penyaringan periode kedua ternyata 29 wanita
hamil termasuk risiko tinggi dan 13 sisanya tidak tergolong risiko tinggi.
• Dengan kata lain apabila penyaringan hanya
dilakukan pada wanita yang tergolong risiko tinggi, 31% penderita tidak
terjaring. Oleh karena itu hampir semua sepakat bahwa penyaringan untuk DMG
harus dilakukan pada semua wanita hamil
Pengaturan diet
Sasaran
normoglikemia pada DMG
adalah kadar glukosa plasma
vena puasa < 105 mg% dan dua
jam sesudah makan < 120 mg%. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan
a. Pengaturan diet yang sesuai dengan kebutuhan yang diatur
oleh ahli gizi.
b. Memantau glukosa darah sendiri di rumah dan edukasi
c. Pemberian insulin bila belum tercapai normoglikemia
dengan diet
Diet merupakan tahap awal penting pada penatalaksanaan DMG
dan bertujuan
a) mencapai normoglikemia dan
b) untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan janin
yang optimal.
Tahap-tahap diet
1. Jumlah
kalori dan komposisi makanan dibutuhkann
antara 30-35 kcal/kg berat badan ideal, dihitung dengan indeks Broca (1800 –
2500 kcal/hari) terdiri atas 60-70% KH, 10-15% protein dan sisanya lemak
20-25%.
2. Memantau
diabetes terkendali
Memantau
glukosa darah sendiri di rumah. PGDM dianjurkan bagi pasien dengan pengobatan
insulin atau pemicu sekresi insulin, mempermudah mencapai normoglikemia dan bagi mereka yang mendapat tambahan
insulin akan memberikan keuntungan untuk mencegah reaksi hipoglikemia berat
Waktu yang bermanfaat untuk
pemantauan adalah
•
saat sebelum makan dan waktu tidur (untuk
menilai risiko hipoglikemia)
•
2 jam setelah makan (menilai ekskursi maksimal
glukosa selama sehari)
•
diantara siklus tidur (untuk menilai adanya
hipoglikemia nokturnal yang kadang tanpa gejala)
•
ketika mengalami gejala seperti hypoglicemic
spells
•
berkala setiap 8 - 12 minggu
•
baik bila < 6,5%,
•
sedang bila 6,5 – 8%
•
buruk bila > 8%
3. Insulin
Pasien DMG yang
ditemukan setelah umur kehamilan 28 minggu
dengan kadar glukosa darah puasa. > 130 mg% dianjurkan agar segera
dimulai dengan insulin oleh karena pengobatan setelah 30 minggu sulit untuk mencegah
hiperplasia sel beta dan hiperinsulinemia janin. Dosis insulin diperkirakan
antara 0,5-1,5 U/kg berat badan, 2/3 diberikan pagi hari dan 1/3 pada sore hari
• Kadar
glukosa serum tali pusat
diukur
ketika bayi berumur 1,2,4,8,12,24,36 dan 48 jam. Apabila kadar glukosa
darah diukur dengan reflectance meter < 45 mg/dl, harus diperiksa kadar
glukosa serum.
• Kadar
kalsium dan magnesium
harus
diperiksa pada umur 6, 12, 24, dan 48
jam.
• Hematokrit
harus
diperiksa dari tali pusat dan selanjutnya pada umur 4 dan 24 jam.
• Kadar
serum bilirubin
harus
diperiksa bila bayi tampak kuning.
Bayi
dari ibu DMG harus dikelola sejak lahir dan dicegah terjadinya hipoglikemia
Kemungkinan – kemungkinan yang dapat terjadi pada janin dan
bayi dari ibu diabetes:
– Makrosomia
– kematian
janin
– trauma
lahir
– asfiksia
neonatal
– penyakit
membrana hialinkelainan bawaan
– Hipoglikemia
– hopokalsemia
dan hipomagnesemia
– Hiperbilirubinemia
– polisitemia
trombosis vena renalis.
0 komentar:
Posting Komentar