Definisi
Dalam buku obstetri patologi (1982) Hiperemesis
Gravidarum adalah suatu keadaan dimana seorang ibu hamil memuntahkan segala apa
yang di makan dan di minum sehingga berat badannya sangat turun, turgor kulit
kurang, diuresis kurang dan timbul aseton dalam air kencing.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan
pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya
menjadi buruk karena terjadi dehidrasi (Mochtar, 1998).
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita
mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B,
2009).
Etiologi
Penyebab
Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Perubahan-perubahan
anatomik pada otak, jantung, hati dan susunan saraf disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat inanisi.
Beberapa faktor
predi sposisi
dan faktor lain yang ditemukan :
- Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah
primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi
pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
Khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
- Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak
ibu tehadap perubahan ini merupakan faktor organik.
- Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada
penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum
belum diketahui dengan pasti. takut terhadap kehamilan dan persalinan,
takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik
mental yang dapat memperberat mual dan muntah sebagai ekspresi tidak sadar
terhadap keengganan menjadi hamil atau sebagai pelarian karena kesukaran
hidup. Tidak jarang dengan memberikan suasana yang baru sudah dapat
membantu mengurangi frekwensi muntah klien.
Patofisiologi
- Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya
asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
- Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena
muntah menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain
itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang.
- Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal menambah frekuensi muntah – muntah
lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan.
- Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan
elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung
(Sindroma Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.
Tanda dan gejala
Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat dibagi dalam 3
(tiga) tingkatan yaitu :
- Tingkatan I : Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali per menit, tekanan darah sistol menurun turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata cekung.
- Tingkatan II : Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendah, hemokonsentrasi, oliguri dan konstipasi.
- Tingkatan III: Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu badan meningkat dan tensi menurun. Komplikasi fatal dapat terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai Ensefalopati Wemicke, dengan gejala : nistagtnus dan diplopia. Keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks.
Pencegahan
•
Prinsip
pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi hiperemesis.
•
Penerangan
bahwa kehamilan dan persalinan merupakan fisiologis.
•
Makan sedikit-sedikit, tetapi sering. Berikan
makanan selingan seperti biskuit, roti kering dengan the hangat saat bangun
pagi dan sebelum tidur. Hindari makanan berminyak dan berbau. Makanan sebaiknya
dalam keadaan panas atau hangat. Defekasi teratur
Penatalaksanaan
Bila pencegahan tidak berhasil, maka diperlukan pengobatan yaitu :
- Penderita di isolasi dalam kamar yang tenang dan
cerah dengan pertukaran udara yang baik. Kalori diberikan secara
parenteral dengan glukosa 5% dalam
- cairan fisiologis sebanyak 2-3 lt/hr.
- Diuresis selalu dikontrol untuk menjaga keseimbangan
cairan.
- Bila selama 24jam penderita tidak muntah dan keadaan
umum bertambah baik, coba berikan minuman dan makanan yang sedikit demi
sedikit ditambah.
- Sedatif yang diberikan adalah fenobarbital.
- Dianjurkan pemberian vitamin B1 dan B6 tambahan.
- Pada keadaan lebih berat berikan antimetik seperti
metoklopramid, disiklomin,
- hidroklorida atau klorpromazin.
- Berikan terapi psikologis untuk meyakinkan pasien
penyakitnya bisa disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil dan
konflik yang melatarbelakangi hiperemesis.
Diet pada hiperemesis
Ciri khas diet
hiperemesis adalah penekanan pemberian karbohidart kompleks terutama pada pagi
hari, serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk menekan
rasa mual dan muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian makan dan minum.
Diet pada
hiperemesis gravidarum bertujuan untuk :
Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol
asidosis.
Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat
gizi yang cukup.
Syarat diet
Diet hiperemesis
gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah :
Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi
total.
Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total.
Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari.
Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan,
dan diberikan sering dalam porsi kecil.
Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian
dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam.
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan
nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.
Hindari makanan berlemak karena akan menyebabkan rasa
mual
Berikan suplemen vitamin B6, B1, B kompleks dan vitamin C
seperti buah-buahan.
Ada 3 macam diet
pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
- Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan
hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong
bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang
terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
- Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan
makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
- Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis
gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan
semua zat gizi.
0 komentar:
Posting Komentar