Definisi
Glomerulonefritis
adalah peradangan pada struktur ginjal ( glomerulos ). Pengaruh peradangan pada
kedua ginjal sama dan peradangan ini bersifat menyebar ketubular, interstisial
dan vaskular. Pada umumnya glomerulonefritis dibagi atas 2 yaitu glomerulonefritis
akut (GNA) dan glomerulonefritis kronik (GNK).
Glomerulonefritis
akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau
virus. Glomerulonefritis merupakan suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan
berbagai ragam penyakit ginjal yang mengalami proliferasi dan inflamasi
glomerulus yang disebabkan oleh suatu mekanisme imunologis. Sedangkan istilah
akut (glomerulonefritis akut) mencerminkan adanya korelasi klinik selain
menunjukkan adanya gambaran etiologi, patogenesis, perjalanan penyakit dan
prognosis.
Etiologi
Faktor iklim, keadaan gizi, keadaan
umum dan faktor alergi mempengaruhi terjadinya GNA setelah infeksi dengan kuman
Streptococcuss. Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut, tetapi yang
paling sering ditemukan disebabkan karena infeksi dari streptokokus
Epidemiologi
Glomerulonefritis sering ditemukan
pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih sering mengenai anak laki-laki
dibandingkan anak perempuan. Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuan
adalah 2 : 1. Hasil penelitian multisenter di Indonesia pada tahun 1988,
melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumahsakit dalam 12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di
Surabaya (26,5%), kemudian disusul berturut-turut di Jakarta (24,7%), Bandung
(17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien laki-laki dan perempuan berbanding 2 : 1
dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun (40,6%)
Pathogenesis
Mula
– mula terjadi peradangan pada bagian tubuh lain sehingga tubuh berusaha memproduksi
antibodi untuk melawan kuman penyebabnya. Apabila pengobatan terhadap
peradangan pada tubuh lain itu tidak adekuat, maka tubuh akan memproduksi
antibodi dan antibodi dalam tubuh akan meningkat jumlahnya dan lama kelamaan
akan merusak glomerulus ginjal dan menimbulkan peradangan. Akibat dari
peradangan tersebut, maka glomerulus ginjal tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya dengan baik karena menurunnya laju filtrasi ginjal ( GFR ) dan aliran
darah ke ginjal ( REF ) mengalami penurunan.
Darah, protein dan substansi lainnya
yang masuk ke ginjal tidak dapat terfiltrasi dan ikut terbuang didalam urine
sehingga dapat menyebabkan terjadinya proteinuria dan hematuria. Pelepasan
sejumlah protein secara terus menerus ini akan mengakibatkan hipoprotein. Hal
ini menyebabkan tekanan osmotik sel akan akan menurun dan menjadi lebih kecil
dari tekanan hidrostatik sehingga cairan akan berpindah dari plasma keruangan
interstisial dan menyebabkan edema fasial yang bermula dari kelopak mata dan
pada kondisi kronik edema ini akan mengenai seluruh tubuh.
Adanya peningkatan tekanan darah akibat mekanisme renin angiontensin yang merupakan respon tubuh untuk mengurangi sirkulasi volume cairan dan reabsorbsi air dan natrium ditubuh bertambah sehingga terjadilah edema
Adanya peningkatan tekanan darah akibat mekanisme renin angiontensin yang merupakan respon tubuh untuk mengurangi sirkulasi volume cairan dan reabsorbsi air dan natrium ditubuh bertambah sehingga terjadilah edema
Gejala
v Hematuria
v Oedema ringan
v Oliguria, proteinuria
v Sakit kepala, hipertensi
v Demam, anoreksia, mual, muntah, malaise, dispnea, cepat lelah
v Retensi cairan terjadi akibat menurunnya filtrasi glomerulus
v Oedema ringan
v Oliguria, proteinuria
v Sakit kepala, hipertensi
v Demam, anoreksia, mual, muntah, malaise, dispnea, cepat lelah
v Retensi cairan terjadi akibat menurunnya filtrasi glomerulus
Penanganan
v Batasi
intake sodium ( 500 – 1000 mg/hari )
v Batasi cairan
v Batasi intake potasium (jika hyperkalemia) 1500 mg/hari
v Batasi intake protein (jika uremik)
v Berikan 2500 – 3500 kalori/hari
v Anjurkan bedrest selama fase akut penyakit
v Hemodialisis, peritoneal dialisis, atau hemofiltrasi arteri – vena terus menerus.
v Bedrest fokus pada mengurangi symtomatik
v Batasi cairan
v Batasi intake potasium (jika hyperkalemia) 1500 mg/hari
v Batasi intake protein (jika uremik)
v Berikan 2500 – 3500 kalori/hari
v Anjurkan bedrest selama fase akut penyakit
v Hemodialisis, peritoneal dialisis, atau hemofiltrasi arteri – vena terus menerus.
v Bedrest fokus pada mengurangi symtomatik
0 komentar:
Posting Komentar