SISTEM
REPRODUKSI PRIA
Sistem
reproduksi merupakan proses perkembangbiakan untuk menghasilkan organisme
(keturunan) baru yang sama dari suatu organisme.
11. ORGAN
KELAMIN DALAM DAN LUAR
Organ-organ yang menyusun sistem
reproduksi pada pria terdiri atas:
A. Testis
Testis
atau buah zakar berjumlah 1 pasang, terdapat dalam kantong pelindung yang
disebut skrotum dan terletak di luar dan di bawah rongga pelvis. Testis
berfungsi menghasilkan hormon testosteron dan sel kelamin jantan (spermatozoa).
Testis mengandung pintalan tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus
tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal. Jaringan epitelium
germinal berfungsi pada saat spermatogenesis atau proses pembentukan sperma
B. Epididimis
Merupakan
tempat pendewasaan (pematangan) dan penyimpanan sperma. Epididimis berupa
saluran yang berkelok- kelok yang terdapat di dalam skrotum.
C. Vas
deferens (saluran sperma)
Merupakan
kelanjutan dari saluran epididimis, berfungsi menyalurkan sperma ke uretra. Vas
deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis.
D. Vesikula
Seminalis
Merupakan
kelenjar yang menghasilkan cairan yang pekat berwarna kuning, mengandung
makanan yang merupakan sumber energi untuk pergerakan sperma. Vesikula
seminalis atau kantung cairan (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk- lekuk
yang terletak di belakang kantung kemih.
E. Kelenjar
prostat
Merupakan
kelenjar penghasil cairan terbesar, bersifat encer dan berwarna putih, berisi
makanan untuk sperma. Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih.
F. Kelenjar
bulbourethralis
Kelenjar
ini terdapat di sepanjang uretra, berfungsi mensekresi cairan lendir bening
yang menetralkan cairan urine yang bersifat asam yang tertinggal pada uretra.
G. Penis
Merupakan
organ kelamin luar yang penting untuk melakukan kopulasi atau persetubuhan.
- Kelenjar Cowper
Berfungsi
menyekresikan mucus dan cairan bening yang menetralkan urine yang masih tersisa
di dalam uretra
12. HORMON
PADA PRIA
Proses spermatogenesis distimulasi oleh
sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle
Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
A. Testoteron
Hormon
testosteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk
membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit
sekunder.
B. LH
(Luteinizing Hormone)
Disekresi
oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig
untuk mensekresi testoteron.
C. FSH
(Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar
hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi
ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
D. Estrogen
Dibentuk oleh sel- sel sertoli ketika
distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat
androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam
cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan
sperma.
E. Hormon
Pertumbuhan
Diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme
testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.
23. SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis
adalah proses pembentukan sel sperma didalam testis. Spermatogenesis
yang sempurna dicapai pada sebagian besar laki-laki pada umur 16 tahun, dan
kemudian berlangsung terus selama hidup. Spermatogenesis tidak terjadi secara
serentak pada semua tubulus semiferi atau bahkan tidak serentak pada setiap
bagian tubulus yang sama.
Daur ini mulai
pada lamina basalis epithelium germinativum dalam jawabannya terhadap hormon
pemacu folikel (FSH). Pada saat spermatozoa berkembang, maka spermatozoa ini
akan mendekati lumen tubulus. Pemasakan spermatozoa memerlukan waktu kira-kira
10 hari.
Spermatogonia
merupakan struktur primitif dan dapat melakukan reproduksi (membelah) dengan
cara mitosis paling tidak satu kali. Setelah reproduksi, spermatogonia ini
diberi nutrien (makan) oleh sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit
primer.
Spermatosit primer mengandung kromosom
dengan jumlah diploid pada inti selnya dan mengalami meiosis 9pembelahan
reduksi dan pertukaran bahan genetik). Satu spermatosit akan menghasilkan dua
sel anak, yaitu spermatosit sekunder.
Sel-sel spermatosit sekunder yang
haploid ini sekarang mengalami pembelahan meiosis kedua untuk menyusun kembali
bahan genetik. Pengaruh hormon luteinisasi (LH) diperlukan untuk perkembangan
stadium berikutnya.
Sel sperma
yang berfungsi dalam reproduksi, harus mengalami perkembangan dan pembelahan.
Proses pembelahan tersebut terjadi secara mitosis dan meiosis. Sebagai alat
reproduksi, sel sperma harus haploid sehingga setelah pembuahan, akan tetap
dihasilkan individu yang diploid. Begitu juga halnya dengan pembentukan sel
telur yang haploid. Pembelahan mitosis hanya terjadi pada spermatogonia untuk
memperbanyak bakal sel sperma menjadi spermatosit primer. Mulai dari
spermatosit, terjadi pembelahan secara meiosis yang pertama dan menghasilkan
sel anak haploid yang disebut spermatosit
sekunder. Selanjutnya terjadi pembelahann meiosis yang kedua dan
menghasilkan sel spermatid. Setelah
mengalami pematangan, sel spermatid akan menjadi sel sperma.
Langkah-langkah spermatogenesis
Tubulus
seminiferus, mengandung banyak sel epitel germinativum yang berukuran kecil
sampai sedang yang dinamakan spermatogonia, yang terletak dalam dua sampai tiga
lapisan sepanjang pinggir luar epitel tubulus. Sel-sel ini terus mengalami
proliferasi untuk melengkapi mereka kembali, dan sebagian dari mereka berdiferensiasi
melalui stadium-stadium definitive perkembangan untuk membentuk sperma.
Stadium
pertama spermatogenesis adalah pertumbuhan beberapa spermatogonia menjadi sel
yang sangat besar yang dinamakan spermatosit. Kemudian spermatosis membelah
dengan proses meiosis membentuk dua spermatosit, masing-masing mengandung 23
kromosom. Spermatid tidak membelah lagi tetapi menjadi matur selama beberapa
minggu untuk menjadi spermatozoa.
Pembentukan
Sperma.
Bila
spermatid pertama kali dibentuk, mereka masih mempunyai sifat umum sel
epiteloid, tetapi segera sebagian besar sitoplasmanya menghilang, dan setiap
spermatid mulai memanjang menjadi spermatozoa, terdiri atas kepala, leher,
badan, dan ekor. Untuk membentuk kepala, zat inti memadat menjadi suatu massa
yang padat, dan membrane sel berkontraksi sekitar inti. Ini adalah zat inti
yang melakukan fertilisasi ovum.
Di
depan kepala sperma terdapat struktur kecil yang dinamakan akrosom, yang
dibentuk dari aparatus golgi serta mengandung hialuronidase dan protease yang
memegang peranan penting untuk masuknya sperma ke dalam ovum. Sentriol
mengelompok pada leher sperma dan mitokondria tersusun berbentuk spiral dalam
badan. Yang menonjol ke luar tubuh adalah ekor panjang, yang merupakan
pertumbuhan keluar dari salah satu sentriol. Ekor hampir mempunyai struktur
yang hampir sama seperti silia. Ekor mengandung dua pasang mikrotubulus yang
turun ke tengah dan sembilan mikrotubulus ganda yang tersusun sekitar pinggir.
Ekor diliputi oleh perluasan membrane sel, dan mengandung banyak adenosine
trifosfat, yang niscaya memberi energi pergerakan ekor. Pada pengeluaran sperma
dari saluran genitalis pria ke dalam saluran genitalis wanita, ekor mulai
bergerak bolak-balik dan bergerak spiral pada ujungnya, memberikan pendorongan
yang menyerupai ular yang menggerakkan sperma ke depan dengan kecepatan
maksimum sekitar 20 sentimeter per jam.
Kromosom
Seks
Pada
setiap spermatogonium, salah satu dari 23 pasang kromosom membawa informasi
genetic yang menentukan seks dari turunan akhir. Pasangan ini terdiri dari satu
kromosom “X”, yang dinamakan kromosom wanita dan satu kromosom “Y”, kromosom
pria. Selama pembelahan mitosis, kromosom penentu seks dibagi diantara
spermatid sehingga separoh sperma menjadi sperma pria yang mengandung kromosom
“Y” dan setengah lainnya sperma wanita yang mengandung kromosom “X”. Kelamin
dari keturunan ditentukan oleh jenis sperma mana yang mengadakan fertilisasi
pada ovum.
Didalam testis terdapat bagian yang disebut tubulus seminiferus yang
berfungsi untuk memproduksi spermatozoa dari sel induk sperma (spermatogonium).
Sperma yang sudah terbentuk didalam testis (berupa spermatid) ,akan disalurkan
ke bagian epididimis untuk dimatangkan menjadi spermatozoa,kemudian menuju ke
vas deferens,dan bercampur dengan secret dari kelenjar prostat dan kelenjar
cowper.Campuran ini disebut air mani / semen . selanjutnya semen dikeluarkan
melalui uretra yang terdapat didalam penis saat ejakulasi.
B.
kesehatan Reproduksi
Kesehatan
reproduksi erat hubungannya dengan cara perawatan dan pemeliharahan organ
reproduksi yang bersangkutan berikut ini beberapa cara perawatan dan
pemeliharan organ reproduksi pada pria dan wanita .
a.cara perawatan dan pemeliharan
organ reproduksi wanita
1.
memelihara vagina agar dalam kondisi kering kondisi vagina yang basah dan
lembab akan menyebabkan tumbuhnya
bakteri
2.
tidak menggunakan celana ketat sehingga vagina menjadi mudah berkeringat
3.
menggunakan celana dalam yang mudah menyerap keringat,seperti celana dalam yang
berasal dari bahan kantun
4.
tidak memasukan benda asing kedalam vagina
5.
menggunakan air bersih untuk mencuci atau membersihkan vagina
6.
tidak menggunakan pembilasa secara berlebihan jika terjadi infeksi
7.
mencukur atau merapikan rambut kemaluan
8.
mengganti celana dalam minimal 2kali sehari
9.
mengganti pembalut secara teratur 4 sampai 5 kli sehari setelah mandi atau
buang air kecil selama haid
10.
melakukan pemeriksaan payudara secara rutin minimal sekali dalam sebulan setip
menstruasi
b.
cara perawatan dan pemeliharaan organ reproduksi pria
1.
melakukan sunat sehingga penis bersih dan terhindar penumpukan kotoran
2.
tidak menggunakan celana ketat yang dapat memengaruhi suhu testis. Suhu yang
yang tinggi dapat menghambat produksi sperma oleh testis
3.
mencukur atau merapikan rambut kemaluan
4.
mengganti celana dalam minimal 2kali sehari
5.
menggunakan air bersih untuk mencuci penis
B.
Gangguan pada system reproduksi manusia
Berikut
ini beberapa bentuk gangguan pada system reproduksi manusia.
- Infertilitas
Infertilitas
merupakan suatu kondisi yang mengakibatkan pasangan suami istri tidak
memperoleh kehamilan atau tidak mampu menghasilakan keturunan
Pada
pria,infertile kebanyakan disebabkan oleh minimnya jumlah sperma atau ketidak
normalan struktur dari sebagian besar sperma . kondisi ini demikain daoat
terjadi karena pengaruh penyakit,radiasi,mutasi dari zat-zat kimia,temperature
testis yang tinggi, dan penggunaan obat-obatan .
Pada
wanita, infertil dapat terjadi karena tersumbatnya saluaran telur (oviduk ) dan
endometriosis . penyumbatan saluaran telur sering kali diakibatkan oleh radang
pelviks . endometriosis adalah terdapatnya jaringan kandungan (endometrium)
diluar rahim (uterus). Pada kondisi ini , endometrium dapat berada saluran
telur atau didalam organ-organ abdominal.
- Kriptorkidisme
Kriptorkidisme
merupakan kelainan pada organ reproduksi pria yang ditandai dengan tidak adanya
buah pelir atau hanya terdapat satu buah pelir didalam kantung pelir.
- Mikropenis
Mikropenis
merupakan suatu kelainan pada organ reproduksi pria yang ditandai dengan ukuran
penis yang tidak berkembang (berukuran kecil).
- Vagina tidak sempurna
Vagina
tidak sempurna merupakan suatu kelainan pada organ reproduksi wanita yang
menyebabkan seseorang tidak memiliki lubang vagina atau tidak memiliki vagina
- Kanker leher rahim
Kanker
leher rahim merupakan suatu kondisi yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan
abnormal pada jaringan epitel leher rahim
- Penyakit menular seksual
Penyakit
menular seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual dengan penderita. Beberapa contoh penyakit menular seksual adalah AIDS
, sifilis, dan gonore.
1 komentar:
Punya Problem Penyakit Menular Seksual ? konsultasi chat online dengan dokter spesialis Kesehatan kelamin Gratis aman terjaga, privasi pasien terlindungi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi, Dokter spesialis kelamin kami untuk masalah penyakit Kencing nanah, herpes, sipilis, keputihan, Kutil kelamin ( Kodiloma Akuminata)ejakulasi dini dan masalah kelamin lainya
www.klinikapollo.com
Posting Komentar