SISTEM URINARIA
Oleh :
Afiyfah
diharjdo
Ghaby ardelial
Enziana Maharani
Melisha Alfiani Putri
Notulen:
Dinda Putri Puspita D
Medita Dwi Rasna C
D-IV IA
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI
DIPLOMA IV
POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN JAKARTA II
TAHUN 2014
PEMBAHASAN
Sistem
perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
Susunan
sistem perkemihan terdiri dari:
a) dua
ginjal (ren) yang menghasilkan urin,
b) dua
ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih),
c) satu
vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan
d) satu
uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Ø Ginjal (Ren)
Ginjal adalah suatu kelenjar yang
terletak pada dinding posterior abdomen. Terutama didaerah lumabal, disebelah
kanan dan kiri tulang,dibunkus oleh lapisan lemak yang tebal,di belakang
belakang peritoneum. Kedudukan ginjal mulai dari ketinggian vettebrata
torakalis sampai vertebra lumbalis III.
Bentuk ginjal seperti biji kacang
sisi dalamnya (hilum) menghadap ke tulang punggung dan sisi luarnya cembung,
semua pembuluh ginjal keluar masuk melalui hilum. Jumlah ginjal ada dua buah kiri dan kanan,
ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan karena hati menempati banayak ruang
disebelah kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari ginjal
wanita. Setitap ginjal memiliki panjang 6 sampai 7,5 cm dan tebal 1,5 sampai
2,5 cm. Pada orang dewasa berat ginjal umumnya mencapai 140 gram.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut
kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan
luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia kortekalis), dan lapisan sebelah
dalam bagian medulla (subtansia medularis) yang tersusun dari 15 sampai 16 masa
berbentuk kerucut yang disebut piramis ginjal. Puncak – puncaknya langsung
mengaarah ke hilum dan berakhir di kalises, kalises akan menghubungkannya
dengan pelvis ginjal. Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus
nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus,
tubulus proksimal (tubulus kontorti satu), lengkung henle, tubulus distal
(tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Ginjal melakukan
dua fungsi utama : pertama, mereka mengekresikan sebagian terbesar produk akhir
meteabolise tubuh dan kedua mereka mengatur konsentrasi kebanyakan unsur cairan
tubuh. Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk
ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri,
karena adanya lobus hepatis dexter yang besar.
Fungsi utama ginjal adalah
a. memegang
peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
b. mempertahankan
suasana keseimbangan cairan,
c. mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan
d. mengeluarkan
sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Fungsi Ekskresi
Ginjal:
1.
Mempertahankan
keseimbangan cairan dalam tubuh-tubuh.
2.
Mempertahankan
elektrolit utama dari cairan tubuh terutama ion natrium, kaliumbikarbonat dan
hydrogen dalam batas normal
3.
Mengeluarkan kelebihan
air dan elektrolit (terutama hidrogen)
4.
Mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme tubuh (protein, ureum, kreatinin dan amoniak)
5.
Memegang peranan penting
dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun
Fungsi Non
Ekskresi Ginjal:
1.
Mengatur keseimbangan
asam basa.
2.
Fungsi endokrin:
a)
Mensekresi Renin untuk
pembentukan angiotensin
b)
Mensekresi Eritropoetin
untuk pematangan eritrosit
c)
Mensekresi Prostaglandin
yang penting bagi laki-laki
3.
Metabolisme vitamin D
4.
Melepaskan glukosa ke
dalam sirkulasi selama puasa
5.
Unit Fungsional Ginjal
Ginjal memiliki struktur yang cukup unik, yaitu pembuluh daran dan unit
penyaring. Proses penyaringan terjadi pada bagian kecil dalam ginjal, yang
disebut dengan nefron.Setiap ginjal memiliki sekitar satu miliar nefron. Pada
nefron ini terdapat pembuluh darah kecil-kecil (kapiler) yang saling jalin
menjalin dengan saluran-saluran yang kecil, yaitu tubulus.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan
persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah
yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Tahap-tahap pembentukan urine terdiri dari:
1.
Proses Filtrasi, di
glomerulus
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein.Cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,sodium, klorida, sulfat,
bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang disaring disebut
filtrate gromerulus.
2.
Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan
kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,klorida, fospat dan beberapa ion
bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligatorreabsorbsi) di tubulus
proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembalipenyerapan sodium dan
ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadisecara aktif
(reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3.
Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi
di tubulus distal dialirkan ke papilla renalisselanjutnya diteruskan ke luar.
Filtrasi-Reabsorbsi-Sekresi
Teori
dasar Fungsi Nefron
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit
fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron
terdiri dari: Glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan
tubulus urinarius.
Fungsi
dasar nefron adalah untuk membersihkan atau menjernihkan plasma darah dari
zat-zat yang tidak dikehendaki ketika ia mengalir melalui ginjal. Zat-zat yang
harus dikeluarkan meliputi produk akhir metabolisme seperti urea, kreatinin,
asam urat dan urat. Selain itu, banyak zat seperti ion natrium, ion kalium, ion
klorida dan ion hidrogen juga ikut tersaring oleh nefron.
Mekanisme
utama nefron tersebut yaitu :
1. Ia
menyaring sebagian besar plasma, biasanya seeperlima dari jumlah plasma,
melalui membrana glomerulus ke dalam tubulus nefron.
2. Kemudian,
ketika cairan yang difiltrasi ini mengalir melalui tubulus tersebut, zat-zat
yang tidak dikehendaki tidak direabsorbsi sedangkan zat yang dikehendaki
direabsorbsi kembali ke dalam plasma kapiler peritubulus.
Dalam
arti lain, bagian yang dikehendaki dari cairan tubulus dikembalikan ke dalam
darah, sedangkan bagian yang tidak dikehendaki ke luar melalui urina.
Mekanisme
kedua nefron membersihkan plasma dari zat-zat yang tidak dikehendaki adalah
dengan sekresi. Yaitu, zat-zat
disekresikan dari plasma langsung melewati sel-sel epitel yang melapisi tubulus
dan masuk ke dalam cairan tubulus tersebut. Jadi, urina yang akhirya terbentuk
terutama terdiri dari zat-zat yang difiltrasikan
tetapi juga sejumlah kecil zat-zat yang disekresikan.
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama
24 jam yang dapat menyaring darah sebanyak 170 liter. Tubulus terbagi menjadi 2 , tubulus yang
berjalan berkelok- kelok pergi ke tubula proksimal, lengkun henle dan tubula
distal serta bersambung dengan tubula yang lurus di tubula penampungyang
berjalan melintasi kortes dan medula, untuk berakhir disalah satu puncak piramid.
Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul
dari kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal
ke vena kava inferior.
Tekanan-tekanan
di Dalam Sirkulasi Ginjal
Di dalam
arteriol aferen tekanan turun dari 100 mm.Hg pada ujung arterinya menjadi
tekanan rata-rata 60mm.Hg di dalam glomerulus ke sistem kapiler peritubulus.
Tekanan tersebut turun 47mm.Hg lagi menjadi suatu tekanan kapiler peritubulus
rata-rata sebesar 13mm.Hg.
Jadi, jaringan
kapiler bertekanan tinggi di dalam glomerulus bekerja pada tekanan rata-rata
sebesar 60mm.Hg sehingga menyebabkan filtrasi cairan yang cepat ke kapsul
Bowman. Sebliknya jaringan kapiler bertekanan rendah di dalam sistem kapiler
bertekanan rendah di dalam sistem kapiler peritubulus bekerja pada tekanan
kapilet rata-rata 13mm.Hg
Filtrasi
Glomerulus dan Filtrat Glomerulus
Membran glomerulus dan
Filtrat Glomerulus. Cairan yang
difiltrasikan melalui glomerulus ke dalam kapsula Bowaman disebut filtrat glomerulus, dan membran kapiler
glomerulus, dan membran kapiler glomerulus disebut membran glomerulus. Meskipun pada umumnya membran ini serupa dengan
membran kapiler lain diseluruh tubuh, ia mempunyai beberapa perbedaan yaitu
mempunyai tiga lapisan utama : (1.) lapisan endotel kapiler, (2.) suatu membran
basalis dan (3.) suatu lapisan sel epitel. Sekalipun da tiga lapisan, permeabilitas
membran glomerulus 100 sampai 1000 kali permeabilitas dari kapiler biasa.
Dinamika
Filtrasi Glomerulus
Filtrasi
glomerulus terjadi dengan cara yang hampir tepat sama seperti merembesmya
cairan dari setiap kapiler bertekanan tinggi di dalam tubuh. Yaitu tekanan di
dalam kapiler glomerulus menyebabkan filtrasi cairan melalui membran kapilet ke
dalam kapsula Bowman. Sebaliknya, tekanan osmotik koloid di dalam darah dan
tekanan osmotik kapsula Bowman menentng filtrasi tersebut.
Tekanan
Osmotik Koloid dalam Kapiler Glomerulus. Karena kira-kira seperlima plasma di
dalam kapiler merembes ke dalam kapsula tersebut, konsentrasi proteinnya
meningkat sekitar 20% ketika darah
tersebut mengalir dari ujung arteri ke ujung vena kapiler glomerulus. Jika
tekanan osmotik koloid normal dari darah yang memasuki kapiler tersebut
28mm.Hg, ia meningkat menjadi kira-kira 36mm.Hg pada saat darah mencapai ujung
vena kapiler tersebut, dan tekanan osmotik koloid rata-ratanya sekitar 32mm.Hg.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Laju Filtrasi Glomerulus
1. Tekanan
arteri. Bila tekanan arteri meningkat, ini jelas meningkatkan tekanan di dalam
glomerulus. Sehingga laju filtrasi glomerulus meningkat. Tetapi peningkatan
filtrasi tak sebesar yang diperkirakan, karena arteriol secara automatis diatur
oleh mekanisme yang dinamai “autoregulasi” untuk menjaga tekanan glomerulus
dari peningkatan sebanyak yang terjadi pada yang lain.
2. Efek
konstriksi arteriol arefen pada laju filtrasi glomerulus. Kontriksi arteriol
aferen menurunkan kecepatan aliran darah ke dalam glomerulus dan juga
menurunkan tekanan glomerulus. Akibatnya, ada penurunan filtrasi glomerulus.
Akibatnya, ada penurunan filtrasi glomerulus yang berhubungan.
3. Efek
kontriksi arteriol erefen. Kontriksi arteriol erefen meningkatkan tahanan terhadap
aliran keluar dari glomerulus. Ini tentu saja meningkatkan tekanan glomerulus
dan biasanya juga meningkatkan filtrasi glomerulus. Tetapi, seperti yang telah
didiskusikan, bila penyempitan arteriol terlalu besar dan aliran darah sangat
terhalang maka laju filtrasi glomerulus akan menurun.
4. Efek
aliran darah glomerulus atas laju filtrasi glomerulus. Bila arteriol aferen dan
eferen berkonstriksi, maka jumlah darah yang mengalir ke glomerulus tiap
menitnya akan menurun. Kemudian karena cairan difiltrasi dari
glomerulus-glomerulus maka konsentrasi protein plasma dan tekanan osmotik
koloid plasma di dalam glomerulus akan meningkat. Sebaliknya hal ini akan
melawan filtrasi. Sehingga bila aliran darah glomerulus turun secara bermakna
di bawah normal, maka laju filtrasi glomerulus mungkin menjadi tertekan secara
serius walaupun tekanan glomerulus tinggi.
Reabsorbsi
dan Sekresi di dalam Tubulus
Filtrat
glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir melalui tubulus proksimal, melalui ansa
henle, melalui tubulus distalis
dan melalui duktus koligens ke dalam
pelvis ginjal. Sepanjang perjalanan ini, zat-zat direabsorbsi atau disekresi
secara selektif oleh epitel tubulus, dan cairan yang dihasilkannnya memasuki
pelvis ginjal sebagai urina.
Reabsorbsi memegang peranan yang jauh lebih penting daripada sekresi dalam
pembentukan urina ini, tetapi sekresi sangat penting dalam menentukan jumlah
ion kalium, ion hidrogen dan beberapa zat lain di dalam urina.
Biasanya,
lebih dari 99% air di dalam fltrat glomerulus direabsorbsi ketika ia menglir
melalui tubulus tersebut. Oleh karena itu, jika suatu unsur terlarut dalam
filtrat glomerulus tidak direabsorbsi sama sekali sepanjang perjalanan tubulus
tersebut, reabsorbsi air ini tentu saja memekatkan zat tersebut lebih dari 99
kali. Sebaliknya, beberapa unsur seperti glukosa dan asam amino, hampir
seluruhnya direabsorbsi sehingga konsentrai mereka menurun hampir ke nol
sebelum cairan tersebut menjadi urina. Dengan cara ini tubulus ginjal
memisahkan zat-zat yang harus disimpan di dalam tubuh dari zat-zat yang harus
dikeluarkan di dalam urinaria.
Mekanisme dasar absorbsi dan sekresi di
dalam tubulus
Mekasnisme dasar untuk transpor melui
membran tubulus pada dasarnya sama seperti mekasnisme untuk transpor melalui
membran tubuh lain. Ini dapat dibagi menjadi transpor aktif dan transpor
pasif
Transpor aktif melalui dinding tubulus
Sebagai
contoh, mekanismu transpor aktif natrium dari lumen tubulus proksimal ke dalam
kapiler peritubulus. Tiap sel epitel mempunyai ‘brush border’ pada permukaan
yang menghadap ke lumen. Sikat ini terdiri dari ribuan mikrovili sangat kecil
yang memperbesar luas permukaan sel yang berhubungan dengan isi lumen tersebut
sekitar 20 kali lipat.
Transpor
aktif natriun terjadi dari bagian dalam sel epitel melalui membran basalis dan
membran sisi ke dalam saluran-saluran basal di bawah sel epitel dan ruang di
antara sel-sel tersebut. Transpor ke luar sel ini mengurangi konsentrasi
natrium di bagian dalam sel tersebut, dan juga menurunkan potensial listrik di
sisi dalam sel, ke nilai yang rendah. Karena konsentrasi rendah, sel akan
menimbulkan suatu perbedaan konsentrasi ion natirum dan juga perbedaan listrik
dan tubulus terhadap sisi dalam sel, ion natrium berdifusi dari tubulus melalui
‘brush border’ ke dalam sel. Bila telah berada di dalam sel tersebut, natrium
diangkut dengan proses transpor aktif, jalan lain ke dalam cairan petritubular.
Zat
lain di samping natrium yang diabsorbsi secara aktif meliputi glukosa, asam amino, ion kalsium, ion
nklorida, ion fosfat, ion urat. Disamping itu ada juga beberapa zat yang
disekresikan secara aktif ke dalam semua atau sebagian tubulus yaitu ion hidrogen dan ion kalium.
Absorbsi
Air secara Pasif
Bila
berbagai solur ditranspor ke luar dari tubulus dan melalui epitelium tubulus,
maka konsentrasi totalnya di dalam lumen tubulus menurun dan yang di luar akan
meningkat. Ini jelas menciptakan perbedaan-perbedaan konsentrasi yang
menyebabkan osmosis air dalam arah yang sama dengan transpor solut-solut.
Reabsorbsi
dan Sekresi Berbagai Jenis Zat-zat di dalam Berbagai Segmen Tubulus
Transpor
air dan aliran cairan tubulus pada berbagai tempat di dalam sistem tubulus.
Transpor air terjdai sepenuhnya dengan difusi osmotik. Yaitu, bilaman suatu
solut di dalma filtrat glomerulus diabsorbsi dengan absorbsi aktif maupun
dengan difusi yang disebabkan oleh perbedaan elektrokimia, penurunan konsentrasi
solut di dalam cairan tubulus dan peningkatan konsentrasi di salam cairan
tubulus dan peningkatan konsentrasi di dalam cairan peritubulus yang
diakibatkannya menyebabkan osmosis air ke luar dari tubulus tersebut. Tetapi,
karena permeabilitas berbagai segmen tubulus sangat bervariasi abgi air, maka
jumlah filtrat glomerulus yang diabsorbsi kembali dalam berbagai segmane juga
sangat bervariasi sebagai berikut :
Tubulus
Prolsimalis 65%
Ansa
Henle 15%
Tubulus
Distalis 10%
Duktus
koligens 9,3%
Mengalir
ke dalam urina 0,7%
Konsentrasi
berbagai zat di dalam urina
Suatu
zat menjadi dipekatkan atau tidak di dalam cairan tubulus ketika ia mengalir
sepanjang tubulus tersebut ditentukan oleh reabsorbsi
relatif zat tersebut dibandingkan dengan reabsorbsi air. Jika presentasi
air yang direabsorbsi lebih besar, zat tersebut menjadi lebih pekat.
Sebaliknya, jika presentase zat yang direabsorbsi lebih besar, ia menjadi makin
encer. Pada umumnya, ada tiga kelas zat-zat yng berbeda :
Pertama,
zat gizi yang penting –glukosa, protein dan asam amino- direabsorbsi jauh lebih
cepta daripada air sehingga konsentrasi mereka turun sangat cepat di dalam
tubulus proksimalis dan pada dasarnya tetap nol di seluruh sisa sistem tubulus
tersebut dan juga di dalam urina.
Kedua,
konsentrasi produk-produk akhir metabolisme menjadi makin besar secara
progresif di selluruh sistem tubulus tersebut, karena semua zat ini direbsorbsi
jauh lebih sedikit daripada air.
Ketiga,
banyak ion lain yang biasanya dieksresikan ke dalam urina dalam konsnentrasi
yang tidak jauh berbead daripada konsentrasinya di dalam filtrat glomerulus dan
cairan ekstrasel. Misalnya, rata-rata, ion natrium dan klorida biasanya
direabsorbsi dari tubulus dalam proposi yang tidak terlalu berbeda dari air.
Ø Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari
ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang ± 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam
kandung kamih (vesika urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui
ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran,
melalui osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia
muskulus psoas dan dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada
tempat ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh
limfe berasal dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak
di belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh
fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara
oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri
iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens
duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon
dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh
bagian bawah mesenterium dan bagian akhir
ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis
superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding
lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor
dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri hipogastrika
bagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak
miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
a.
Pembuluh
darah ureter
1.
Arteri renalis
2.
Arteri spermatika interna
3.
Arteri hipogastrika
4.
Arteri vesika inferior
b. Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus
inferior, pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai
eferens dan nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12,
nervus lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Ø Vesika Urinaria
Visika Urinaria (Kandung kemih)
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di belakang simfisis
pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang
dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis medius.
a.
Bagian vesika urinaria terdiri dari:
1. Fundus yaitu, bagian yang
menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh
spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferen, vesika
seminalis dan prostat.
2 Korpus,
yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3 Verteks,
bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis
b.Lapisan otot vesika urinaria
Lapisan
otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut m.detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari
arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka
interna. Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan
pleksus prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka internal.
c. Persarafan vesika urinaria
Persarafan
vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke
vesika urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis
yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3
dan 4 berjalan melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria
Sebagian besar serabut aferen
sensoris yan g keluar dari vesika urinaria menuju sistem susunan saraf pusat
melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpatis melalui
pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan ke-2 medula
spinalis.
Vesica urinaria berfungsi sebagai tempat untuk menampung urine yang berasal dari
ginjal melalui ureter, untuk selanjutnyaditeruskan ke uretra dan lingkungan
eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasisphincter. Vesica urinaria
terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan organ lain
seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluh-pembuluh
darah,limfatik dan saraf.Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi). Vesika urinaria dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet.
Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri
atas tiga bagianyaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga
permukaan (superior daninferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi
(anterior, posterior, dan lateral dextradan sinistra). Dinding vesica urinaria
terdiri dari otot detrusor (otot spiral, longitudinal,sirkular). Terdapat
trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan collum vesicae.
Ø Uretra
Uretra merupakan saluran yang
membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju lingkungan luar. Uretra merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar.
a.
Uretra pria
Pada laki-laki uretra berjalan
berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian menembus lapisan fibrosa
yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya ± 20 cm. uretra pada
laki-laki terdiri dari:
a. Uretra prostatia
b. Uretra membranosa
c. Uretra kevernosa
b.
Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di
belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah atas, panjangnya ± 3-4
cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah luar),
lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura
ekskresi. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia
diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan
vagina, 2,5 cm di belakang glans klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra,
yang terbesar diantaranya adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara
kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan
orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian dan 2,5 cm di
belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada pria dan
terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada
muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang
ditandai dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
Daftar Pustaka
Guyton, Arthur C. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. 1996 (cetakan 5).
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta
C.Pearce, Evelyn. 2013 . Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar