ANATOMI
DAN FISIOLOGI SISTEM ENDOKRIN
Anatomi:
Dinda
Putri Puspita Devi
Medita
Dwi Rasna Claudia
Fisiologi:
Amalia
Nur Ainina
Inayah
Saraswati Arsya
Notulen:
Annastasya
Vega Arminda
Irhamna
Fauziah
GIZI DIV-IA
Dosen:
Jurusan
Gizi Politekmik Kesehatan Jakarta II
Jl.
Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
SISTEM ENDOKRIN
A. Pengertian Sistem Endokrin
Kata endokrin berasal dari bahasa Yunani yang
berarti sekresi ke dalam, zat aktif utama dari sekresi internal ini disebut hormone, dari kata Yunani yang berarti
merangsang. Beberapa organ endokrin menghasilkan satu hormone tunggal,
sedangkan yang lain menghasilkan dua atau beberapa jenis hormone.
Hormon merupakan
senyawa protein atau stroid yang yang disekresikan oleh kelenjar endokrin. Berfungsi
mengatur aktivitas seperti
metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi. Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, bahkan beberapa tahun.
Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah
ke seluruh tubuh hingga mencapai organ-organ tertentu. Meskipun semua hormon
mengadakan kontak dengan semua jaringan di dalam tubuh, hanya sel jaringan yang
mengandung reseptor spesifik terhadap hormon tertentu yang terpengaruh oleh
hormon tersebut.
Karakteristik hormon yaitu diproduksi dan disekresikan ke dalam darah dalam jumlah
yang sangat kecil, diangkut oleh darah menuju sel/jaringan target,
memiliki pengaruh mengaktifkan
enzim khusus, dan memiliki
pengaruh tidak hanya pada sel target, tetapi bisa pada beberapa sel yang
berlainan. Hormon
bekerja atas perintah dari sistem saraf. Sistem ini terdapat pada daerah
hipotalamus. Banyak hal terlaksana karena kerja pengendalian otomatis di dalam
tubuh yang melibatkan sistem koordinasi, yaitu sistem saraf dan hormon.
Dilihat dari
aktivitasnya, kelenjar endokrin dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Kelenjar yang
bekerja sepanjang hayat, misalnya hormon yang memegang peranan pada proses
metabolisme.
2.
Kelenjar
yang bekerjanya mulai saat tertentu, misalnya hormon kelamin.
3.
Kelenjar
yang bekerja hanya sampai saat tertentu saja, misalnya kelenjar timus.
B. Sel – sel Penyusun Organ Endokrin
1.
Sel neusektori adalah sel yang berbentuk seperti sel
saraf, tetapi berfungsi sebagai penghasil hormon. Contoh sel neusektori ialah
sel saraf pada hipotalamus. Sel tersebut memperhatikan fungsi endokrin,
sehingga dapat juga disebut sebagai sel neuroendokrin.
2.
Sel endokrin sejati adalah sel endokrin yang
benar-benar berfungsi sebagai penghasil hormon, tidak memiliki bentuk seperti
sel saraf. Kelenjar endokrin sejati melepaskan hormon yang dihasilkannya secara
langsung ke dalam darah (cairan tubuh).
C. Kelenjar
Endokrin
1.
Kelenjar hipofisis. Kelenjar ini terletak
di dasar tengkorak.kelenjar hipofisis terdiri dari dua lobus, yaitu lobus
anterior dan lobus posterior. Lobus
anterior menghasilkan sejumlah hormone yang bekerja sebagai zat pengendali
produksi sekresi dari semua organ endokrin lain, hormone yang dihasilkan antara
lain:
a.
Hormon pertumbuhan
(somatropik) mengendalikan pertumbuhan tubuh.
b.
Hormon
adrenokortirotropik (ACTH) mengendalikan kediatan kelenjar suprarenal dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal.
c.
Hormon
gonadotropik berasal dari follicle stimulating hormone (FSH) yang merangsang
perkembangan folikel de graaf di dalam ovarium dan pembentukan spermatozoa di
dalam testis.
d.
Hormon
tirotropik mengendalikan kegiatan kelenjar tiroid dalam menghasilkan tiroksin.
e.
Luteinizing
hormone (LH) mengendalikan sekresi estrogen dan progenteron dalam ovarium dan
testosterone dalam testis. Biasa juga disebut Interstitial Cell Stimulating
Hormone (ICSH).
Sedangkan lobus posterior disebut juga neurohipofise. Lobus posterior
mengeluarkan dua jenis hormone antara lain:
a.
Hormone
antidiuretik (ADH) mengatur jumlah air yang keluar melalui ginjal membuat
kontraksi otot polos. ADH disebut juga hormon pituirin.
b.
Hormone
oksitosin merangsang dan menguatkan kontraksi uterus sewaktu melahirkan dan
mengeluarkan air susu sewaktu menyusui.
2.
Kelenjar
hipotalamus. Hipotalamus terletak di bawah thalamus dihubungkan dengan hipofisis oleh
tangkai pituitaria atau infundibulum hipotalami. Pada manusia, hipotalamus kira-kira sebesar ukuran almond. Hipotalamus menerima isyarat dari hampir semua sumber dalam sistem
saraf lalu dilanjutkan ke hipofisis posterior, sehingga hipofisis posterior
dinamakan neurohipofisis. Hipotalamus merupakan pusat untuk system homeostatis
otonom dan endokrin. Hipotalamus juga menghasilkan hormon releasing dan
inhibitory hormone yang akan mengatur sekresi hormon pada hipofisis anterior.
Hipofisis anterior disebut dengan adenohipofisis.
3.
Kelenjar tiroid,
terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan dan kiri trakea dan
diikat bersama oleh secarik jaringan tiroid yang disebut tismustiroid dan yang melintasi trakea di sebelah
depannya. Kelenjar tiroid
terdiri atas sejumlah besar vesikel yang dibatasi epithelium silinder. Kelenjar
tiroid mendapat persediaan darah berlimpah dan disatukan oleh jaringan ikat.
Sel itu mengeluarkan secret cairan yang bersifat lekat, yaitu koloida tiroid
yang mengandung yodium. Zat aktif utama dari senyawa yodium ialah hormone
tiroksin. Secret ini mengisi vesikel dan dari sini berjalan ke aliran darah,
baik langsung maupun melalui saluran limfe. kelenjar tiroid memiliki fungsi:
·
Bekerja
sebagai perangsang proses oksidasi.
·
Mengatur
penggunaan oksidasi.
·
Mengatur
pengeluaran karbondioksida.
·
Metabolic
dalam hal pengaturan susunan kimia dalam jaringan,
·
Pada
anak mempengaruhi perkembangan fisik dan mental.
4.
Kelenjar
paratiroid. Disetiap sisi kelenjar tiroid terdapat dua kelenjar
kecil, yaitu kelenjar paratiroid, di dalam leher. Menempel pada bagian anterior dan posterior di kedua lobus kelenjar
tiroid oleh karena itu kelenjar
paratiroid berjumlah empat buah yang seukuran. Kelenjar paratiroid kira-kira
panjangnya 6 mm, lebar 3 mm dan tebalnya 2 mm dan memiliki gambaran makroskopik
lemak cokelat kehitaman. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief
cell dan oxyphill cell. Chief cell merupakan bagian terbesar dari kelenjar
paratiroid. Sekresi paratiroid, yaitu hormon paratiroid. Fungsi kelenjar paratiroid yaitu:
·
Mengatur
metabolism fosfor.
·
Memelihara
konsentrasi ion kalsium yang tetap dalam plasma.
·
Mengontrol
eksresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.
·
Mempercepat
absorbs kalsium di intestine.
·
Jika
kalsium berkurang, maka hormone paratiroid menstimulasi reabsorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
·
Menstimulasi
dan metransportasi kalsium dan fosat melalui membrane sel.
5.
Kelenjar
timus. Kelenjar timus terletak di dalam toraks, kira-kira pada ketinggian
bifurkasi trakea. Warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas dua lobus. Pada
bayi yang baru lahir sangat kecil
dan beratnya kira-kira 10 gram atau lebih sedikit. Ukurannya bertambah, pada
pada saat remaja beratnya dari 30 sampai 40 gram, dan kemudian mengerut lagi.
Mensekresi hormon timosin dan hormon somatotropin. Kelenjar timus mempunyai fungsi sebagai
mengaktifkan pertumbuhan badan serta mengurangi aktivitas kelenjar kelamin.
6.
Kelenjar
adrenal. Kelenjar adrenal terdapat pada bagian atas dari ginjal kiri dan kanan.
Ukurannya berbeda-beda dan memiliki berat rata-rata 5-9 gram. Kelenjar adrenal
terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1)
Bagian
luar yang berwarna kekuningan yang menghasilkan kortisol yang disebut korteks. Korteks
menghasilkan kortisol (hidrokortison), dengan rumus yang mendekati kortison,
dan atas bagian medula di sebelah dalam yang menghasilkan adrenalin
(epirifin) dan nonadrenalin (nonepirifin). Pada orang dewasa
bagian korteks diklasifikasi lebih lanjut menjadi tiga lapisan zona, yaitu : zona glomerulosa, zona fasikulata, zona retikularis, dan zona yang keempat disebut zona fetal yang terdapat hanya sepanjang
masa tumbuh kembang.
Beberapa hormone terpenting yang disekresikan oleh korteks adrenal adalah
hidrokortison, aldosteron, dan kortikoseron. Semuanya bertalian erat dengan
metabilisme pertumbuhan fungsi ginjal dan kondisi otot.
2)
Bagian
medulla yang menghasilkan adrenalin (epinefrin) dan nonadrenalin
(nonepinefrin). Nonadrenalin menaikkan tekanan darah dengan cara merangsang
serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontaksi. Adrenalin
membantu metabolism karbohidrat dengan cara menambah pengeluaran glukosa dari
hati.
Fungsi dari kelenjar adrenal bagian korteks:
1.
Mengatur
keseimbangan air, elektrolit dan garam-garam.
2.
Mengatur
dan mempengaruhi metabolism lemak, kerbohidrat, dan protein.
3.
Mempengaruhi
aktivitas jaringan limfoid.
Fungsi dari kelenjar adrenal bagian medulla:
1.
Vaso
konstriksi pembuluh darah perifer.
2.
Relakssasi
bronkus.
7.
Kelenjar
pankreas. Terdapat pada bagian lambung di depan vertebra lumbalis I dan II yang
terdiri dari sel-sel alfa dan beta. Sel alfa menghasilkan hormone glukagon sedangkan
sel beta menghasilkan hormon insulin. Pankreas terdiri atas dua jaringan utama
yaitu asinus dan pulau langerhans. Didalam pulau langerhans mengandung tiga
jenis sel utama yaitu sel alfa, sel beta dan sel delta, yang dibedakan dengan
stuktur dan sifat perwarnaannya. Fungsinya yaitu mengendalikan kadar glukosa
dalam tubuh dan memperbaiki kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan
menggunakan glukosa serta lemak.
8.
Kelenjar
gonad (kelenjar kelamin). Gonad adalah organ yang memproduksi sel kelamin. Kelenjar
ini terdiri dari:
·
Kelenjar
testika, terdapat pada pria dan terletak pada skrotum menghasilkan hormone
testoteron.Testis (gonad jantan) berbentuk memanjang dan menggantung pada
bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesorkium. Berfungsi menentukan
sifat kejantanan, contohnya adanya jenggot, kumis, jakun, serta menghasilkan
sel mani (spermatozoid) dan mengontrol pekerjaan seks sekunder laki-laki.
·
Kelenjar
ovarika, terdapat pada wanita yang terletak pada ovarium di samping kiri dan
kanan uterus. Ovarium berbentuk memanjang, terletak dibawah atau di samping
gelembung gas yang terkadang berjumlah sepasang. Berfungsi menghasilkan
hormone progenteron dan estrogen. Hormone ini mempengaruhi pekerjaan uterus
serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya pinggul besar.
0 komentar:
Posting Komentar