ANATOMI
FISIOLOGI
Sistem
Pencernaan
Anatomi
Aulia
Arrum Sari
Khalydia
Nafisha
Fisiologi
Dinda
Putri Puspita D
Medita
Dwi Rasna C
GIZI
D IV A
Dosen
: Dr.Maria Poppy Herlianty M.Epd
Notulen :
Amanah Rachmawati
Innelina Purnamasari
A.
Pengertian sistem pencernaan
Sistem
pencernaan adalah sistem yang berurusan dengan penerimaan makanan dan
mempersiapkannya untuk diasimilasi tubuh. sistem ini memiliki fungsi untuk
menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh dari nutrient yang dicerna
sehingga siap diabsorpsi.
B.
Organ-organ sistem pencernaan
a.
Organ utama: mulut, pharing, esophagus, lambung, usus
halus, usus besar dan anus.
b.
Organ assesoris: gigi, lidah, kelenjal saliva, hepar,
kantung empedu dan pancreas.
1. RONGGA MULUT
Mulut adalah
rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan. Mulut terdiri atas 2 bagian,
yaitu bagian luar atau vestibula,
yaitu ruang diantara gusi setra gigi dengan bibir dan pipi, dan bagian dalam
yaitu rongga yang dibatsi sisi-sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi,
dan di bagian belakang berhububungan dengan awal faring.
Fungsi utama
mulut adalah untuk menghancurkan makanan sehingga ukurannya cukup kecil untuk
dapat ditelan ke dalam perut. Mulut dapat menghaluskan makanan karena di dalam
mulut terdapat gigi dan lidah.
Gigi
Manusia memiliki dua set gigi. Set
pertama adalah gigi desidua atau gigi primer atau gigisusu yang muncul pada tahun
pertama yang berjumlah 20 buah. Set kedua adalah gigi permanen yang mulai
mengalami pergantian dari gigi susu pada sekitar usia 6 tahun dan berjumlah 32
buah.
Setiap gigi terdiri atas 3 bagian
1. Mahkota (corona): Merupakan jarinagan keras yang
tampak di atas gusi dan secara struktur terdiri atas:
·
Email: jaringan keras yang mengalami klasifikasi
yang menutupi dentin dari mahkota gigi.
·
Denti: jaringan ikat yang mengalami klasifikasi
dan jaringan terbesar dari gigi.
·
Pulp: sebagai pemberi bentuk, sensori,
nutrisi dan defensif. Pada rongga pulpa terdapat jaringan saraf dan pembuluh darah.
2. Akar (radix): Merupakan bagian yang tertanam pada
tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perntara semen gigi.
3. leher (collum): Pada bagian tengah semua bagian
leher terdapat pulpa dan tepat di bagian luar pulpa terdapat dentin yang
membentuk bagian utama gigi.
Ada 4 tipe gigi berdasarkan bentuk yaitu:
1. incisivus (seri): mempunyai mahkota berbentuk
runcing, sehingga membentuk tepi terpotong yang tajam untuk menggigi tmakanan.
2. caninus (taring): memiliki mahkota berbentuk
kerucut yang besar berfungsi merobek atau
mencabik makanan.
3. premolar (gerahamdepan): mempunyai makhota
berbentuk hamper bulat untuk menggiling
makanan.
4. molar (gerahambelakang): mempunya igigi paling
besar yang befungi mengunyah dan
melumatmakanan.
Lidah
Lidah sebagian besar terdiri atas
otot. Pada permukaan atas lidah banyak terdapat ribuan tonjolan kecil yang
disebut dengan papilla, yang banyak terdapat rangkaian kompleks saraf
yang membentuk alat indra pengecap dan peraba. Pada permukaan atas papilla
terdapat selaput lendir. Lidah seseorang berbentuk bulat memanjang.
Dalam keadaan tertentu, lidah dapat
dijulurkan memanjang.Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga
mulut dan membantu mendorong makanan (proses penelanan) serta menghasilkan
kelenjar ludah. Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap
a.
Rasa asin —–> lidah bagian tepi depa
b.
Rasa manis —–> lidah bagian ujung
c.
Rasa asam —–> lidah bagian samping
d.
Rasa pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah.
Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah
atau air liur ( saliva). Kelenjar ludah dalam mulut ada tiga pasang, yaitu:
a.
Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga. Kelenjar
parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair.
b.
Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
c.
Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah. Kelenjar
submandibularis dan kelenjar sublingualis menghasilkan getah yang mengandung
air dan lendir.
Ludah berfungsi untuk memudahkan
penelanan makanan, membasahi, dan melumasi makanan sehingga mudah ditelan.
Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, asam, dan basa.
Di dalam ludah terdapat enzim ptialin ( amilase) yang berfungsi mengubah
makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat ( amilum) menjadi gula
sederhana jenis maltosa. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6.8 –
7 dan suhu 37 °C.
2.
FARING
Adalah organ yang menghubungkan
rongga mulut dan kerongkongan.organ yang penting di dalam faring adalah tonsil
yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit untuk
mempertahankan tubuh terhadap infeksi, dan mematikan bakteri dan migroorganisme
yang masuk melalui jalan pencernaan dan pernafasan. Faring atau tekak terletak
dibelakang hidung, mulut, dan laring (tenggorokan). Faring berupa saluran
berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membrannosa). dengan bagian terlebar di sebelah
atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai diketinggian vertebra servikal
keenam, yaitu ketinggin tulang rawan krikoid. Dalam faring ini terjadi proses menelan (deglutisi) menggerakkan
makanan dari faring menuju esofagus. Faring digunakan sebagai saluran alat pernafasan. Pada manusia faring juga
digunakan sebagai alatartikulasi bunyi. Pada Faring juga terdapat organ seksual sekunder pada
pria atau lebih dikenalsebagai jakun.
3.
ESOFAGUS
(KERONGKONGAN)
Merupakan saluran
pencernaan setelah mulut dan faring, panjangnya kira-kira 25cm dengan posis
imulai dari tengah leher hingga ujung rongga dada di belakang trakea. Esophagus
dibagi menjadi 3 bgian, yaitu:
1 bagian superior: sebagian besar terdiri atas otot
rangka.
2. bagian tengah: campuran otot rangka dan otot
halus.
3. bagian inferior: terutama terdiri dari otot
halus.
Sekresi esophagus bersifat mukoid yaitu memberi pelumas
untuk pergerakan makanan. Melalui esofagus. Pada permulaan esophagus terdapat
kelenjar mukosa komposita yang berfungsi melindungi dinding esophagus dari pencernaan
getah lambung. Bagian badan utamanya dibatasi oleh banyak kelenja rmukosa
simpleks yang berfungsi mencegah sekres imukosa oleh makanan yang baru
LAMBUNG
Lambung
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. fundus adalah bagian lambung
yang terletak di atas lubang esofagus, merupakan bagian fungsional korpus.
b. korpus (badan) merupakan bagian
tengah atau bagian utama lambung.
c. antrum merupakan bagian bawah
lambung. Bagian akhir lambung diseut juga sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai
sawar antara lambung dan bagian atas usus halus.
Lambung
melakukan banyak fungsi.Makanan
masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin
(sfinter), yang bisa membuka dan menutup. sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam
kerongkongan
Fungsi lambung juga sebagai berikut:
Ø Sebagai tempat penyimpanan makanan
Lambung berfungsi sebagai tempat penyimpanan yang
mana menerima makanan yang kita kunyah di mulut sehingga menjadi bagian bagian
yang kecil. Makanan yang kita kunyah dari mulut akan masuk ke dalam lambung.
Ø Sebagai sekresi
Lambung memproduksi dan mengeluarkan beberapa zat penting untuk
mengontrol pencernaan makanan. Masing-masing zat ini adalah:
- Produk
eksokrin utama dalam lambung adalah gastric
juice – campuran lendir, asam klorida, danenzim pencernaan. Asam
lambung dicampur dengan makanan di lambung untuk
melakukan pencernaan. Kelebihan asam ini lah yang menjadi penyebab perut kembung yang
sering terjadi setelah makan.
- Sel-sel
eksokrin khusus dari mukosa dikenal sebagai sel mukosa mengeluarkan lendir
ke dalam lumen lambung dan ke dalam lubang lambung. Lendir ini menyebar di
seluruh permukaan mukosa untuk melapisi lapisan perut dengan tebal,
penghalang asam dan enzim. Bagian lendir pada lambung juga kaya ion
bikarbonat, yang menetralkan pH asam lambung.
- Sel
parietal ditemukan di pit lambung menghasilkan 2 sekresi penting: faktor
intrinsik dan asam klorida.
- Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang
mengikat vitamin B12 dalam perut dan memungkinkan vitamin untuk diserap
di usus kecil. Vitamin B12 merupakan nutrisi penting untuk pembentukan
sel darah merah.
- Asam klorida melindungi tubuh dengan membunuh
bakteri patogen secara alami ditemukan dalam makanan. Asam klorida juga
membantu untuk mencerna protein dengan denaturasi mereka menjadi bentuk
dilipat yang mudah bagi enzim untuk mencerna. Protein mencerna enzim
pepsin diaktifkan oleh paparan asam klorida dalam perut.
- Sel
Chief, juga ditemukan dalam lambung, menghasilkan dua enzim pencernaan:
pepsinogen dan lipase lambung.
- Pepsinogen adalah molekul prekursor sangat ampuh
mencerna protein enzim pepsin. Karena pepsin akan menghancurkan sel-sel
utama yang memproduksinya, ia dilepaskan dalam bentuk pepsinogen tidak
akti. Ketika pepsinogen mencapai pH asam yang ditemukan di perut berkat
asam klorida, perubahan bentuk dan menjadi enzim pepsin aktif.
- Lipase lambung adalah enzim yang mencerna lemak
dengan menghapus asam lemak dari molekul trigliserida.
- Sel G
adalah sel endokrin ditemukan di bagian bawah lubang lambung. Sel G
melepaskan hormon gastrin ke dalam aliran darah dalam menanggapi
rangsangan, seperti sinyal dari saraf vagus; adanya asam amino dalam perut
dari protein yang dicerna; dan peregangan dinding lambung selama makan
Ø Sebagai pencernaan
Lambung memiliki fugsi sebagai alat pencernaan, pencernaan dalam lambung
dapat dibagi menjadi 2 kelas yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimia.
- Pencernaan
mekanik adalah pembagian fisik massa makanan menjadi massa yang lebih
kecil
- Pencernaan
kimia adalah konversi molekul kimia yang lebih besar menjadi molekul yang
lebih kecil.
Ø Sebagai mengontrol hormon
Kegiatan di dalam lambung dikendalikan oleh beberapa hormon yang
mengatur produksi asam lambung dan pelepasan makanan ke duodenum. Berikut
adalah beberapa hormon berfungsi di lambung:
- Gastrin, yang diproduksi oleh
sel-sel G dari lambung itu sendiri, meningkatkan aktivitas perut
dengan merangsang peningkatan produksi asam lambung, kontraksi otot, dan
pengosongan lambung melalui sfingter pilorus.
·
Cholecystokinin (CCK), yang diproduksi oleh mukosa
duodenum, adalah hormon yang bertindak untuk memperlambat pengosongan lambung
dengan kontrak sfingter pilorus. CCK dilepaskan dalam menanggapi makanan kaya
protein dan lemak, yang sulit bagi tubuh dalam mencernyanya. Dengan
menghambat pengosongan lambung, CCK memungkinkan makanan untuk disimpan di
perut lebih lama untuk mempromosikan meningkatkan pencernaan oleh lambung dan
memberikan pankreas dan kantong empedu waktu untuk melepaskan enzim dan empedu
untuk meningkatkan pencernaan dalam duodenum.
·
Secretin, hormon lain yang diproduksi oleh mukosa
duodenum, menanggapi keasaman chyme yang memasuki duodenum dari lambung.
Secretin diangkut melalui aliran darah ke perut di mana ia memperlambat
produksi asam lambung oleh kelenjar eksokrin mukosa. Secretin juga
memproduksi cairan pankreas dan empedu yang mengandung ion bikarbonat
asam-penetral. Efek bersih secretin adalah untuk melindungi usus dari kerusakan
akibat asam chyme. Lambung
dapat mencerna makanan secara mekanik. Lambung memiliki tiga lapis otot halus
yang tersusun memanjang (bagian luar), melingkar (bagian tengah), dan miring
(bagian dalam). Kontraksi dinding lambung menghasilkan gerakan peristaltik yang
menghancurkan makanan dan mencampurkannya dengan enzim-enzim yang dihasilkan
oleh dinding lambung. Dinding lambung disusun oleh lapisan epitel sel selapis
batang. Kontraksi otot lambung menyebabkan beberapa sel pada dinding lambung
menyekresikan gastrin. Gastrin merangsang sel-sel kelejar di dinding
lambung menyekresikan asam lambung. Asam lambung tersebut terdiri atas HCl,
enzim-enzim pencernaan, dan lendir (mukus).
Lambung
dibagi menjadi tiga bagian, kardiak, fundus, dan pilorus.
Lendir selain berfungsi mencampur
makanan dengan enzim, juga berfungsi melindungi dinding lambung dari asam
lambung. Dinding lambung sering mengalami pergantian karena sering rusak oleh
HCl yang dihasilkannya.
Sel mukus melindungi dinding lambung. Dinding
lambung menyekresikan berbagai macam enzim pencernaan.
HCl berperan dalam membunuh
mikroorganisme yang terkandung dalam makanan yang tidak mati oleh ludah dalam
mulut. HCl juga mengaktivasi sel-sel kelenjar lain di dinding lambung untuk
menghasilkan pepsinogen. Dalam suasana yang asam (pH 1 hingga 3),
pepsinogen akan berubah menjadi enzim yang aktif, yaitu pepsin. Pepsin
akan mengubah protein menjadi protease dan pepton. Selain pepsin, beberapa
enzim lain yang dihasilkan antara lain adalah renin yang berfungsi
menggumpalkan kasein dalam susu, dan lipase yang berfungsi mencerna
lemak. Makanan di lambung yang telah berbentuk cairan asam disebut kim (chyme).
Melalui gerakan peristaltik, kim didorong menuju usus halus melewati sfinkter
pilorik, yaitu otot yang berada di ujung lambung.
5.
USUS HALUS DAN USUS BESAR
Diameter usus
halus kurang lebih 2,5 cm dan panjangnya 3-5 m. Secara umum proses pencernaan
dalam tubuh adalah dimulaidari lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua
belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui
sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan
makanan. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang
diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang
melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan
yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna
protein, gula dan lemak.
Fungsi usus halus adalah diantaranya
secara selektif mengabsorpsi produk digesti, usus halus juga mengakhiri proses
pencernaan makanan yang dimulai di mulut dan lambung. Proses ini diselesaikan
oleh enzim usus dan enzim pancreas serta dibantu empedu dalam hati.
Usus
halus adalah saluran yang memiliki panjang dua setengah
meter panjang dalam keadaan hidup. Fungsi usus halus adalah mencerna dan
mengabsorpsi chyme dari lambung.Usus halus terdiri atas tiga
bagian , yaitu: duodenum, jejunum, ileum. Fungsinya:
duodenum adalah sebagai alat untuk
mendistribusikan makanan yang sudah dicerna oleh lambung menuju usus duabelas
jari.
Jejenum sebagai
tempat pelumatan makanan oleh enzim yang dikeluarkan dari usus kosong.pelumatan
ini untuk menghaluskan makanan untuk lebih lembut lagi agar mudah disalurkan
dengan usus halus.
Ileum untuk
menyerap makanan menggunakan jaringan vili-vili yaitu penyerapan nutrisi
terutama vitamin B kompleks dan garam-garamnya.
Enzim-enzim yang berperan di usus
halus berasal dari hati, pankreas, dan sel-sel di dinding usus halus.
Enzim-enzim tersebut memecah molekul-molekul kompleks makanan menjadi molekul
yang lebih sederhana dan mengabsorpsinya dalam aliran darah.
Zat hasil sekresi hati dan pankreas
masuk ke sistem pencernaan melalui duodenum.
Hati menghasilkan cairan empedu,
suatu cairan yang merupakan campuran dari garam empedu, air, garam-garam lain,
dan kolesterol. Empedu dihasilkan hati untuk kemudian disimpan di dalam kantung
empedu. Ketika dibutuhkan, empedu akan dialirkan dari kantung empedu menuju
usus halus melewati saluran yang disebut ductus hepaticus (saluran
empedu). Garam empedu disintesis di hati dari kolesterol dan asam amino.
Meskipun berperan dalam memecah lemak, garam empedu tidak termasuk enzim. Garam
empedu bekerja mirip deterjen atau agen pengemulsi yang memecah gumpalan lemak
pada kim menjadi partikel-partikel yang lebih kecil. Partikel-partikel ini
kemudian diuraikan lagi oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh pankreas.
Pankreas terletak di antara lambung dan usus halus. Selain lipase, pankreas
juga menghasilkan sodium bikarbonat (NaHCO3), amilase,
dan beberapa protease yang terdiri atas tripsin, kemotripsin,
dan karboksipeptidase. Bersama dengan air, sekresi pankreas ini sering
disebut “pancreas juice“. Sodium bikarbonat menaikkan pH hingga 7 sampai
8 untuk memberikan suasana basa pada bubur kim yang dihasilkan dari lambung.
Pada suasana basa ini, enzim-enzim yang dihasilkan pankreas dapat bekerja optimum.
Masing-masing enzim tersebut bereaksi terhadap molekul makanan yang berbeda.
Amilase berperan dalam memecah amilum (zat tepung) menjadi maltosa. Lipase
memecah lemak (lipid) menjadi gliserol dan asam lemak.
Sel-sel epitel pada usus halus,
selain mampu menyerap makanan juga menghasilkan enzim aminopeptidase, sukrase,
laktase, dan maltase. Jadi, segera setelah molekul-molekul
makanan dicerna oleh enzim-enzim tersebut, molekul-molekul yang sederhana
diserap ke dalam sel dan siap diangkut ke seluruh tubuh oleh pembuluh darah.
Usus halus membentuk struktur yang
disebut dengan vili (jonjot) dan mikrovili usus. Struktur vili
tersebut memperluas permukaan di dalam usus halus sehingga meningkatkan
penyerapan. Seperti juga pada lambung, usus halus mempunyai otot-otot polos
yang letaknya bertumpuk dan bersilangan. Ketika otot-otot ini berkontraksi, kim
teraduk dan bersentuhan dengan dinding usus sehingga terdorong melewati usus
halus yang panjangnya mencapai delapan meter. Sebagian zat diserap, sedangkan
zat yang tidak dapat diserap terdorong menuju usus besar akibat gerakan
otot-otot usus halus.
Dinding
usus halus terspesialisasi untuk mengabsorpsi molekul-molekul kecil yang
dihasilkan dari proses pencernaan.
Usus besar
Usus besar dibagi menjadi dua
bagian, yaitu kolon dan rektum. Makanan yang tidak dapat dicerna
dan tidak dapat diserap oleh usus halus, seperti serat pada sayuran dan
buah-buahan serta lemak dan protein yang tidak dapat terurai, semuanya akan
bercampur dengan air dan akan masuk ke dalam kolon. Di dalam kolon, terdapat
berbagai jenis bakteri, salah satunya adalah Escherichia coli yang hidup
bersimbiosis dengan manusia. Escherichia coli (E. coli)
mencerna makanan yang tidak dapat dicerna enzim usus. E.coli menyekresikan
beberapa zat seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin
B3), vitamin B12, biotin (vitamin H), dan vitamin K. Zat-zat tersebut
kemudian diserap oleh dinding kolon.
Usus besar berfungsi diantaranya adalah:
1.
Usus besar mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan
elektrolit dari kimus yang tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa
semi padat.
2.
Usus besar hanya memproduksi mucus. Sekresinya tidak
mengandung enzim atau hormone pencernaan.
3.
Sejumlah bakteri dalam kolon mampu mencerna sejumlah
kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori nutrient bagi tubuh dalam setiap
hari. Bakteri juga memproduksi vitamin (K, riboflavin, dan tiamin) dan berbagai
gas.
4.
Usus besar juga mengekskresi sisa dalam bentuk feses.
6. PANKREAS
Pankreas adalah kelenjar majemuk
bertandan,stukturnya sangat mirip dengan kelenjar ludah. panjangnya kira-kira lima belas
centimeter, mulai dari duodenum sampai limfa.
merupakan suatu organ yang terdiri dari 2 jaringan dasar
:
1. Asini:
menghasilkan
enzim-enzim pencernaan.
2. Pulau pankreas: menghasilkan hormon. Pankreas melepaskan enzim pencernaan
ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan
oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik
memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan
dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran
pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang
berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung
Beberapa fungsi dari pankreas
adalah :
- Mengatur
kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glucogen, yang menambah kadar
gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
- Pengurangan
kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat
aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya
di dalam sel-selnya
7. Hati
Hati merupakan
sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya
berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam
dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler
ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar
dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi
menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya
dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Fungsi Hati:
1. Fungsi
Hati membantu proses motabolisme dalam tubuh
Fungsi hati yang pertama memiliki fungsi yang
sangat penting bagi tubuh yaitu sebagai pengontrol gula darah. Hati bertugas
sebagai pengubah kadar gula darah yang tinggi menjadi glikogen. Hal ini
dilakukan oleh hati ketika kadar gula darah tinggi. Glikogen merupakan pemberi
gula darah ketika gula darah kita menurun sehingga bisa kita sebut juga hati
sebagai penstabil gula darah kita. Selain itu juga hati membantu proses
metabolisme protein. Lemak dan juga karbohidrat.
2. Fungsi
Hati sebagai pembantu proses regulasi
Fungsi hati
yang kedua adalah sebagai pengatur komposisi darah yang ada dalam tubuh manusia
yang meliputi gula, protein, lemak dan unsur lainnya. Hati juga berfungsi
memmbuang zat bilirubbin yang bisa menyebabkan tubuh menjadi kuning jika
terlalu banyak zat ini oelh karena itu zat bilirubbin ini dibuang melalui
fases.
3. Fungsi
Hati sebagai pembantu proses detoksifikasi tubuh
Fungsi hati yang ketiga ini adalah sebagai pembantu
detoksifikasi yaitu fungsinya untuk membersihkan darah dari zat- zat yang tidak
penting seperti zat kimia dari obat- obatan yang berbahaya bagi tubuh dan
dibuang melalui proses pembuangan. Sehingga darah yang akan dialirkan ke
seluruh tubuh adalah darah yang bersih dari zat- zat berbahaya tersebut. Bagi
wanita hati memiliki peranan yang penting sebagai bagian penting tubuh namun
hati juga merupakan indera perasa dimana wanita bisa merasa jika terjadi sesuatu
hal pada dirinya atau disekitarnya.
8. KANTUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU
Empedu
adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan karena
mengandung pigmen bilirubin, biliverdin, dan urobilin, yang disekresikan oleh
hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata . Empedu disimpan di dalam
kantung empedu dan dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses
pencernaan makanan. Sebuah kantong empedu berbentuk terong dan merupakan
membran berotot, letaknya dalam sebuah lobus disebelah permukaan dibawah hati
sampai pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 mL. Lapisan
empedu(kantong) terdiri dari lapisan luar serosa/pariental, lapisan otot
bergariss ,lapisan dalam mukosa/viseral yang disebut juga membran mukosa.
Empedu
memiliki 2 fungsi penting: Membantu pencernaan dan penyerapan
lemak berperan dalam pembuangan
limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal
daripenghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol
9. Rektum dan Anus
Rektum adalah
sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan
berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat
yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan
tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB).
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi
dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang
penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Suatu cincin berotot
(sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Fungsi rektum
Sebagai bagian terakhir dari saluran
pencernaan, rektum bertindak sebagai fasilitas penyimpanan sementara untuk
bahan kotoran / sampah. Makanan yang kita makan mengalami proses pencernaan,
ketika mulai mengunyah dalam mulut kita maka diteruskan ke lambung, usus kecil
dan usus besar akhirnya, residu sisa makanan yang tidak tercerna dengan bakteri
dan cairan dari sistem pencernaan masuk ke rektum dalam bentuk feses. Kotoran
ini tetap dalam rektum sampai kita lanjutkan dengan buang air besar di mana
melalui gerakan usus mereka dipindahkan ke lubang anus dan kemudian ke luar
tubuh.
FUNGSI ANUS
Anus berfungsi sebagai tempat
pembuangan sisa hasil proses pencernaan.
DaftarPustaka
NimanSusanti .(2013).Anatomo Dan FisiologiSistemPencernaan..
Jakarta: Trans Info Media Jakarta.
Pearce,Evelyn C.2013.Anatomi Dan
Fisiologi untuk Paramedis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka utama.
Dr.sarpini,Rusbandi.2008.Anatomi
Fisiologi.Jakarta:Kebidanan Mitra Persahabatan.
Pertanyaan:
1. Pergerakan pada usus
halus?
Jawab: PERGERAKAN USUS HALUS
Pergerakan usus seperti dimanapun dalam saluran pencernaan dapat di bagi dalam kontraksi pencampur dan kontraksi pendorong. Akan tetapi dalam arti yang luas pembagian ini bersifat artifisial karena pada hakekatnya semua pergerakkan usus halus dapat menyebabkan pencampuran dan pendorongan dalam derajat tertentu.
Pergerakan usus seperti dimanapun dalam saluran pencernaan dapat di bagi dalam kontraksi pencampur dan kontraksi pendorong. Akan tetapi dalam arti yang luas pembagian ini bersifat artifisial karena pada hakekatnya semua pergerakkan usus halus dapat menyebabkan pencampuran dan pendorongan dalam derajat tertentu.
v KONTRAKSI PENCAMPUR (KONTRAKSI SEGMENTASI)
Bila sebagian usus halus di regangkan oleh kimus hal ini menimbulkan kontraksi konsentrik lokal seperti cincin dengan interval sepanjang usus. Kontraksi ritmik ini berlangsung dengan kecepatan 11 sampai 12 per menit dalam duodenum dan secara progresif kecepatannya makin lambat sampai sekitar 7 per menit dalam ileum terminalis. Kontraksi ini menyebabkan “segmentasi” usus halus kadang-kadang membagi usus menjadi segmen dalam jarak teratur yang mempunyai bentuk seperti rantai sosis.
Bila sebagian usus halus di regangkan oleh kimus hal ini menimbulkan kontraksi konsentrik lokal seperti cincin dengan interval sepanjang usus. Kontraksi ritmik ini berlangsung dengan kecepatan 11 sampai 12 per menit dalam duodenum dan secara progresif kecepatannya makin lambat sampai sekitar 7 per menit dalam ileum terminalis. Kontraksi ini menyebabkan “segmentasi” usus halus kadang-kadang membagi usus menjadi segmen dalam jarak teratur yang mempunyai bentuk seperti rantai sosis.
v GERAKAN PENDORONG
Kimus di dorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik. Hal ini terjadi pada bagian usus halus manapun dan mereka bergerak ke arah anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm per detik. Aktivitas peristaltik usus halus sangat meningkatkan setelah makan. Hal ini sebagai disebabkan oleh masuknya kimus ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa yang dinamakan refleks gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan lambung dan terutama di hantarkan melalui pleksus mienterikus dari lambung turun sepanjang dinding usus halus. Refleks ini meningkatkan kepekaan usus halus termasuk peningkatan gerakan dan sekret.
Refleks peristaltik penyebab umum peristalsis pada usus halus adalah peregangan. Regangan sirkum ferensial usus merangsang reseptor-reseptor pada dinding usus dan hal ini menimbulkan refleks mienterikus lokal yang mulai dengan kontraksi dari otot longitudinal atas jarak beberapa sentimeter diikuti oleh kontraksi otot sirkular. Secara serentak proses kontraksi menyebar kesearah anus dengan proses peristalsis. Pergerakkan kontraksi peristaltik menuruni usus di atur oleh pleksus ini di hambat oleh obat-obatan atau bila pleksus telah berdegenerasi. Fungsi gelombang peristaltik pada usus halus tidak hanya menyebabkan perjalanan kimus ke arah katup ileosekalis tetapi juga menyebabkan penyebaran kimus sepanjang mukosa usus
Kimus di dorong melalui usus halus oleh gelombang peristaltik. Hal ini terjadi pada bagian usus halus manapun dan mereka bergerak ke arah anus dengan kecepatan 0,5 sampai 2 cm per detik. Aktivitas peristaltik usus halus sangat meningkatkan setelah makan. Hal ini sebagai disebabkan oleh masuknya kimus ke dalam duodenum tetapi juga oleh apa yang dinamakan refleks gastroenterik yang ditimbulkan oleh peregangan lambung dan terutama di hantarkan melalui pleksus mienterikus dari lambung turun sepanjang dinding usus halus. Refleks ini meningkatkan kepekaan usus halus termasuk peningkatan gerakan dan sekret.
Refleks peristaltik penyebab umum peristalsis pada usus halus adalah peregangan. Regangan sirkum ferensial usus merangsang reseptor-reseptor pada dinding usus dan hal ini menimbulkan refleks mienterikus lokal yang mulai dengan kontraksi dari otot longitudinal atas jarak beberapa sentimeter diikuti oleh kontraksi otot sirkular. Secara serentak proses kontraksi menyebar kesearah anus dengan proses peristalsis. Pergerakkan kontraksi peristaltik menuruni usus di atur oleh pleksus ini di hambat oleh obat-obatan atau bila pleksus telah berdegenerasi. Fungsi gelombang peristaltik pada usus halus tidak hanya menyebabkan perjalanan kimus ke arah katup ileosekalis tetapi juga menyebabkan penyebaran kimus sepanjang mukosa usus
2. pergerakan pada usus
besar?
Jawab: Gerakan Mencampur – Haustra
Pada setiap kontriksi ini, kira-kira 2,5
cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen kolon sampai
hampir tersumbat. Pada saat yang sama, otot longitudinal kolon yang terkumpul
menjadi tiga pita longitudinal yang disebut taenia coli, akan berkontraksi.
Kontraksi gabungan dari pita otot sirkular dan longitudinal menyebabkan bagian
usus besar yang tidak terangsang menonjol ke luar memberikan bentuk
serupa-kantung yang disebut haustra.
Gerakan Mendorong – Pergerakan
Massa
Tiga sampai empat kali sehari, umumnya
setelah makan, terjadi peningkatan nyata motilitas, yaitu terjadi kontraksi
simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transverse, sehingga dalam
beberapa detik feses terdorong sepertiga sampai tiga perempat dari panjang
kolon. Kontraksi-kontraksi masif yang diberi nama gerakan massa ( mass
movement) ini, mendorong isi kolon kebagian distal usus besar, tempat isi
tersebut disimpan sampai terjadi defekasi.
Sewaktu makanan masuk kelambung, terjadi
gerakan massa di kolon yang terutama disebabkan oleh refleks gastrokolik, yang
diperantai oleh gastrin dari lambung ke kolon dan oleh saraf otonom
ekstrinsik.biasaya ini reflex untuk buang air besar. Dengan demikian, makanan
baru memasuki saluran pencernaan, akan terpicu oleh refleks-refleks untuk
memindahkan isi yang sudah ada ke bagian saluran cerna yang lebih distal dan
member jalan bagi makanan baru tersebut. Refleks gastroileum memindahkan isi
usus halus yang tersisa kedalam usus besar, dan refleks gastrokolik mendorong
isi kolon ke dalam rectum yang memicu refleks defekasi.
3. pergerakan pada
esophagus?
Jawab: Esofagus dilapisi otot2 sirkuler
& longitudinal sehingga meimbulkan gerakan peristaltik.
Bolus makanan bergerak masuk ke lambung
karena gerak peristaltik
4. enzim-enzim pada
system pencernaan?
Jawab:
Mulut
(Kelenjar Ludah / Saliva)
Enzim Ptialin (Amilase)
berfungsi Memecah pati menjadi Maltosa
Lambung
(Kelenjar Lambung)
Enzim Renin berfungsi
mengubah kaseinogen menjadi kasein
Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
Enzim Pepsin berfungsi mengubah protein menjadi proteosa, pepton dan polipeptida
Enzim Lipase
befungsi memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Pankreas
(Saluran Pankreas)
Enzim karbodhidase Pankreas berfungsi
untuk mencerna amilum menjadi maltosa atau disakarida.
Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Enzim Lipase Pankreas berfungsi mengubah emulsi lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
Enzim Tripsin berfungsi untuk mengubah protein menjadi polipeptida
Usus
(Kelenjar Usus)
Enzim Enterokinase (enzim
khusus) berfungsi untuk mengubahTripsinogen menjadi Tripsin yang
digunakan dalam saluran pangkreas
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa
Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan Galaktosa
Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan Fruktosa
Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam amino
Enzim Lipase berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak dan Gliserol
5. bagaimana makanan
bercampur didalam lambung?
Jawab: Kontraksi peristaltik lambung
yang kuat merupakan penyebab makanan bercampur dengan sekresi lambung dan
menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke
depan ke arah sfingter pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi
peristaltik yang kuat akan melewati sfingter pilorus dan terdorong ke duodenum
tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak kimus dapat diperas
keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus menyebabkan
sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke dalam
duodenum.
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan kimus bercampur secara merata di antrum.
6. proses pengosongan
lambung?
Jawab: Dipengaruhi oleh :
Pompa Pilorus dan Gelombang Peristaltik
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum lambung, dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan. Dalam keadaan normal pilorus hampir tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna, karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam keadaan normal terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan penutup yang sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang mendorongnya. Oleh karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.
Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus dan akhirnya ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan, pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum dihambat, yang merupakan relaksasi reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter chyme didorong masuk ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang dinamakan pompa pilorus.
Pada dasarnya, pengosongan lambung dipermudah oleh gelombang peristaltik pada antrum lambung, dan dihambat oleh resistensi pilorus terhadap jalan makanan. Dalam keadaan normal pilorus hampir tetap, tetapi tidak menutup dengan sempurna, karena adanya kontraksi tonik ringan. Tekanan sekitar 5 cm, air dalam keadaan normal terdapat pada lumen pilorus akibat pyloric sphincter. Ini merupakan penutup yang sangat lemah, tetapi, walaupun demikian biasanya cukup besar untuk mencegah aliran chyme ke duodenum kecuali bila terdapat gelombang peristaltik antrum yang mendorongnya. Oleh karena itu, untuk tujuan praktisnya kecepatan pengosongan lambung pada dasarnya ditentukan oleh derajat aktivitas gelombang peristaltik antrum.
Gelombang peristaltik pada antrum, bila aktif, secara khas terjadi hampir pasti tiga kali per menit, menjadi sangat kuat dekat insisura angularis, dan berjalan ke antrum, kemudian ke pilorus dan akhirnya ke duodenum. Ketika gelombang berjalan ke depan, pyloric sphincter dan bagian proksimal duodenum dihambat, yang merupakan relaksasi reseptif. Pada setiap gelombang peristaltik, beberapa millimeter chyme didorong masuk ke duodenum. Daya pompa bagian antrum lambung ini kadang-kadang dinamakan pompa pilorus.
7. apa saja
bagian-bagian lambung dan dinding pada lambung?
Jawab: Lambung terdiri atas tiga bagian,
yaitu :
Kardiak pada
bagian awal yang berhubungan dengan kerongkongan.
Fundus bagian
tengah lambung yang membulat penghasil HCl dan musin.
Pylorus bagian
ujung bawah lambung yang berhubungan dengan usus halus, dan usus 12 jari (duodenum)
serta menghasilkan cairan alkali.
Pada bagian kardiak, terdapat sebuah
lubang yang tersusun dari otot sfingter kardiak dengan bentuk
melingkar. Peran otot ini seperti klep yang akan membuka bila ada makanan
memasuki lambung dan segera menutup setelahnya. Ini dilakukan supaya makanan
tidak kembali lagi ke kerongkongan, sedangkan di ujung pilorus terdapat spingter
pylorus.
Dinding lambung terdiri atas otot-otot
yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong yang menyebabkan lambung
berkontraksi. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi
menghasilkan getah lambung.
Dinding Lambung
tersusun oleh 4 lapisan yaitu:
q Mucosa
yaitu,
Lapisan dimana sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, enzim, asam lambung dan
hormon. Di lapisan mucosa terdapat 3 jenis sel yang berfungsi
dalam pencernaan, yaitu :
1. Sel goblet,
berfungsi untuk memproduksi mucus atau lendir untuk menjaga
lapisan terluar sel agar tidak rusak karena enzim pepsin dan asam lambung.
2. Sel parietal
berfungsi untuk memproduksi asam lambung [Hydrochloric acid] yang
berguna dalam pengaktifan enzim pepsin. Diperkirakan bahwa sel parietal
memproduksi 1.5 mol dm-3 asam lambung yang membuat tingkat
keasaman dalam lambung mencapai pH 2.
3. Sel Chief Berfungsi
untuk memproduksi pepsinogen,
yaitu enzim pepsin dalam
bentuk tidak aktif. Sel chief memproduksi dalam bentuk tidak aktif agar enzim
tersebut tidak mencerna protein yang dimiliki oleh sel tersebut yang dapat
menyebabkan kematian pada sel tersebut.
q Submucosa
yaitu, ialah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan
untuk menyalurkan nutrisidan oksigen ke sel-selperut sekaligus untuk membawa
nutrisiyang diserap, urea,dan karbon dioksidadari sel-sel tersebut.
q Muscularis
yaitu lapisan otot yanng membantu perut dalam pencernaan mekanik. Lapisan
ini tersusun atas otot polos dan dibagi jadi 3 lapisan yaitu :
1. Otot
Melingkar (Bagian Luar)
2. Otot
Memanjang/Longitudinal (Bagian Tengah)
3. Otot
Menyerong/Miring (Bagian Bawah)
q serosa
Berfungsi sebagai
lapisan pelindung perut. Sel-sel di lapisan ini mengeluarkan sejenis cairan untukmengurangi gaya gesekan yang terjadi antara perut dengan anggota tubuh lainnya.
Di dalam dinding lambung terdapat
kelenjar Lambung yang menghasilkan :
1.
Lendir Lambung (Mukosa), berfungsi melindungi dinding Lambung dari
absorbsi asam lambung.
2.
Getah Lambung, didalamnya terdapat bahan bahan sebagai berikut.
Asam
Klorida (HCl) merupakan cairan yanng dihasilkan oleh sel parietal. Berfungsi
untuk
- Membunuh kuman dan mengasamkan
makanan
- Mengaktifkan beberapa enzim yang
terdapat dalam getah lambung. Misalnya pepsinogen menjadi pepsin
- Menetralkan sifat alkali Bolus yang datang dari rongga mulut
- Mengasamkan lambung (pH turun 1-3) sehingga dapat membunh kuman
- Mengatur membuka dan menutupnya katub
antara lambung dan usus 12 jari
- Merangsang sekresi getah usus
Enzim- enzim Pencernaan yaitu :
- Pepsin, berfungsi mengubah protein
menjadi pepton.
- Renin, berfungsi mengendapkan kasein
dalam susu
- Lipase, memecah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol
3.
Hormon Gastrin, merupakan hormon yang merangsang lambung untuk
menyekresi getah lambung.
8. proses terjadinya
muntah?
Jawab:
Lambung memberikan sinyal ke zona kemoreseptor oleh system syaraf aferen dan s.
simpatis sehingga menyebabkan kontraksi antiperistaltik dan menyebabkan makanan
kembali ke duodenum dan lambung setelah masuk ke usus sehingga banyak terkumpul
makanan di lambung dan mengganggu kerja lambung dan duodenum sehingga duodenum
teregang,
Akibat duodenum teregang mengakibatkan kontraksi kuat diafragma dan otot
dinding abdominal sehingga menyebabkan tekanan di dalam lambung tinggi Setelah
itu kita menjadi bernafas dalam dan naiknya tulang lidah dan laring untuk
menarik sfingter esophagus bagian atas supaya terbuka Sfingter bagian bawah
berelaksasi dan pengeluaran isi lambung melalui esophagus dan keluar.
9. proses terjadinya
defekasi?
Jawab: Gerakan peristaltis dari
otot-otot dinding usus besar menggerakkan fases dari saluran pencernaan menuju
ke rektum. Pada rektum terdapat bagian yang membesar (disebut ampulla)
yang menjadi tempat penampungan fases sementara. Otot-otot pada dinding rektum
yang dipengaruhi oleh sistem saraf sekitarnya dapat membuat suatu rangsangan
untuk mengeluarkan fases dari tubuh. Jika tindakan pembuangan terus ditahan
atau dihambat maka fases dapat kembali ke usus besar yang menyebabkan air pada
fases kembali diserap, dan fases menjadi sangat padat. Jika buang air besar
tidak dapat dilakukan untuk masa yang agak lama dan fases terus mengeras,
konstipasi dapat terjadi. Sementara, bila ada infeksi bakteri atau virus di
usus maka secara refleks usus akan mempercepat laju fases sehingga penyerapan
air sedikit. Akibatnya, fases menjadi lebih encer sehingga perut terasa mulas dan
dapat terjadi pembuangan secara tanpa diduga.
Ketika rektum telah penuh, tekanan di
dalam rektum akan terus meningkat dan menyebabkan rangsangan untuk buang air
besar. fases akan didorong menuju ke saluran anus. Otot sfingter pada anus akan
membuka lubang anus untuk mengeluarkan tinja.
Selama buang air besar, otot dada,
diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis menekan saluran cerna.
Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika paru-paru menekan diafragma dada
ke bawah untuk memberi tekanan. Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa
menuju jantung meninggi.
0 komentar:
Posting Komentar