ILMU
KOMUNIKASI
“Komunikasi Non-verbal”
Disusun
oleh :
Nur Aini Afifah (P23131114031)
Susilawati
(P23131114044)
DIV – II
B
Dosen
Pembimbing
dr. Maria Poppy Herlianty, M.
Epid
Politeknik Kesehatan Kemenkes
Jakarta II
Jurusan
GIZI
1. Pengertian Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah komunikasi yang
menggunakan pesan-pesan non-verbal. Istilah non-verbal biasanya digunakan untuk
melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis.
Secara teorotis komunikasi verbal dan non-verbal dapat dipisahkan. Namun dalam
kenyataanya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin, saling
melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.
Para ahli di bisang komunikasi non-verbal biasanya
menggunakan definisi “tidak menggunakan kata” dengan ketat, dan tidak menyamakan
komunikasi non-verbaldengan komunikasi non-lisan. Contoh: bahasa isyarat dan
tulisan tidak dianggap sebagai komunikasi non-verbal karena menggunakan kata,
sedangkan intonasi dan gaya bicara tergolong sebagai komunikasi non-verbal.
Komunikasi non-verbal juga berbeda dengan komunikasi
Batasan
lain mengenai komunikasi nonverbal dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya,
yaitu;
·
Frank EX Dance dan Carl E. Larson
Komunikasi
nonverbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk
memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content meaning).
·
Edward Sapir
Komunikasi
nonverbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak di mana pun juga,
diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an elaborate code
that is written nowhere, known to none, and understood by all).
·
Malandro dan Barker yang dikutip dari
Ilya Sunarwinadi:
Komunikasin Antar
Budaya memberikan batasan-batasannya sebagai berikut. 1) Komunikasi nonverbal
adalah komunikasi tanpa kata-kata. 2) Komunikasi nonverbal terjadi bila
individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara. 3) Komunikasi nonverbal adalah
setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain. 4)
Komunikasi nonverbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak
isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.
2. Bentuk-bentuk Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal dibagi menjadi tujuh bentuk
yaitu, komunikasi visual, komunikasi sentuhan, komunikasi gerakan tubuh,
komunikasi lingkungan, komunikasi penciuman, komunikasi penampilan, dan
komunikasi citarasa.
2.1.
Komunikasi
Visual
Komunikasi visual merupakan salah satu bentuk
komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan berupa gambar, grafik,
lambang, atau simbol.
Penggunaan gambar yang relevan dan penggunaan warna
yang tepat serta bentuk yang unik akan membantu mendapat perhatian pendengar.
Dibanding dengan hanya mengucapkan kata-kata saja, penggunaan komunikasi visual
akan lebih cepat dalam pemrosesan informasi kepada para pendengar.
Rambu lalu lintas dan ikon
ikon di dalam program
komputeradalah bentuk komunikasi visual sederhana,
seperti juga ikon di dalam keyboard portable sound.
Di jalan pun seperti zebra
cross dan ikon sepeda
motor terjadi hubungan komunikasi secara visual seperti logo
logo perusahaan dan tanda di kebun
raya dan kebun binatang.
Contoh komunikasi visual
2.2.
Komunikasi
Sentuhan
Ilmu yang mempelajari tentang sentuhan dalam
komunikasi non verbal sering disebut haptik. Sebagai contoh: bersalaman,
pukulan, mengelus, sentuhan dipunggung, dan lain sebagainya merupakan salah
satu bentuk komunikasi yang menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu dari
orang yang menyentuhnya.
Contoh
komunikasi sentuhan
2.3.
Komunikasi
Gerakan Tubuh
Kineksi atau gerakan tubuh merupakan bentuk
komunikasi non verbal seperti melakukan kontak mata, ekspresi wajah, isyarat
dan sikap tubuh. Gerakan tubuh digunakan untuk menggantikan suatu kata yang
diucapkan. Seseorang dapat mengetahui informasi yang disampaikan melalui
gerakan tubuh tanpa harus mengucapkan suatu kata. Contoh: mengganggukan kepala
yang berarti setuju
Contoh komunikasi
gerakan tubuh
2.4.
Komunikasi
Lingkungan
Lingkungan dapat memiliki pesan tertentu bagi orang
ynag melihat atau merasakannya. Contoh : arang, ruang, temperatur, dan warna.
Ketika seseorang menyebutkan bahwa “jaraknya sangan jauh”,”ruangan ini
bersih”,”lingkungannya sejuk” dan lainnya, berarti orang tersebut menyatakan
demikian karena atas dasar penglihatan dan perasaan kepada lingkungan tersebut.
Contoh komunikasi
lingkungan
2.5.
Komunikasi
Penciuman
Komunikasi penciuman merupakan bentuk komunikasi
dimana penyampaian suatu pesan/informasi melalui aroma yang dapat dihirup pleh
indera penciuman. Contoh : aroma parfum bulgari, orang tersebut tidak akan
menyadari bahwa parfum tersebut termasuk parfum bulgari apabila ia hanya
mencium sekali.
Contoh komunikasi
penciuman
2.6.
Komunikasi
Penampilan
Seseorang yang memakai pakaian yang rapi atau dapat
dikatakan berpenampilan menarik, sehingga mencerminkan kepribadiannya. Hal ini
merupakan bentuk komunikasi yang menyampaikan pesan kepada orang yang
melihatnya. Orang akan menerima pesan berupa tanggapan yang negatif apabila
penampilannya buruk.
Contoh komunikasi
penampilan
2.7.
Komunikasi
Citarasa
Komunikasi citarasa merupakan salah satu bentuk
komunikasi dimana penyampaian suatu pesan./informasi melalui citarasa dari
suatu makanan atau minuman. Seseorang tidak akan mengatakan bahwa suatu
makanan/minuman memiliki rasa enak, manis, lezat, dan lainnya, apabila makanan
tersebut belum dimakan/diminum sehingga dapat dikatakan bahwa citarasa dari
makanan/minuman tadi menyampaikan suatu maksud atau makna
3. Fungsi Pesan Non-verbal
Rakhmat (1985) menjelaskan bahwa komunikasi
non-verbal memiliki beberapa fungsi seperti, repetisi, substitusi, kontradiksi,
komplemen, dan aksentuasi.
3.1.
Fungsi pertama :
Repetisi
Perilaku nonverbal
dapat mengulangi perilaku verbal. Misalnya, Anda menganggukkan kepala ketika
mengatakan "Ya," atau menggelengkan kepala ketika mengatakan
"Tidak," atau menunjukkan arah (dengan telunjuk) ke mana seseorang
harus pergi untuk menemukan WC.
3.2.
Fungsi Kedua :
Subtitusi
Perilaku nonverbal
dapat menggantikan perilaku verbal, jadi tanpa berbicara Anda bisa berinteraksi
dengan orang lain. Misalnya, seorang pengamen mendatangi mobil Anda kemudian
tanpa mengucapkan sepatah katapun Anda menggoyangkan tangan Anda dengan telapak
tangan mengarah ke depan (sebagai kata pengganti "Tidak").Isyarat
nonverbal yang menggantikan kata atau frasa inilah yang disebut emblem.
3.3.
Fungsi Ketiga : Kontradiksi
Perilaku nonverbal
dapat membantah atau bertentangan dengan perilaku verbal dan bisa memberikan
makna lain terhadap pesan verbal . Misalnya, Anda memuji prestasi teman sambil
mencibirkan bibir.
3.4.
Fungsi Kelima :
Komplemen
Perilaku Nonverbal
dapat meregulasi perilaku verbal. Misalnya, saat kuliah akan berakhir, Anda
melihat jam tangan dua-tiga kali sehingga dosen segera menutup kuliahnya.
3.5.
Fungsi Keelima :
Aksentuasi
Memperteguh,
menekankan atau melengkapi perilaku verbal. Misalnya, menggunakan gerakan
tangan, nada suara yang melambat ketika berpidato. Isyarat nonverball tersebut
disebut affect display.
4. Peran Komunikasi Non-verbal Dalam Komunikasi
Sehari-hari
komunikasi non-verbal memiliki peran yang
sangat penting. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Leathers (1976):
4.1.
Faktor-faktor
non-verbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal
Ketika kita mengobrol
atau berkomunikasi tatap muka, kita banyak menyampaikan gagasan dan pikiran
kita lewat pesan-pesan non-verbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak
membaca pikiran-pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk non-verbal. Menurut
Birdwhistell tidak lebih dari 30%-35% makna sosial percakapan atau interaksi
dilakukan dengan kata-kata, dan sisanya dilakukan dengan pesan non-verbal.
4.2.
Perasaan dan emosi lebih cermat
disampaikan lewat pesan non-verbal ketimbang pesan verbal.
Menurut Mahrabian
(1967), hanya 7% perasaan kasih sayang dapat dikomunikasikan dengan kata-kata.
Selebihnya, 38% dikomunikasikan lewat suara, dan 55% dikomunikasikan melalui
ungkapan wajah (senyum, kontak mata, dan sebagainya).
4.3.
Pesan non-verbal menyampaikan makna
dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancauan
Pesan non-verbal
jarang dapat diatur oleh komunikator secara sadar. Misalnya sejak zaman
prasejarah, wanita selalu mengatakan “tidak” dengan lambing verbal, tetapi pria
jarang tertipu. Mereka tahu ketika “tidak” diucapkan, seluruh anggota tubuhnya
menyatakan “ya”. Kecuali actor-aktor yang terlatih, kita semua lebih jujur
berkomunikasi melalui pesan non-verbal. Hal yang kadang kemudian terjadi adalah
double binding dimana ketika pesan non-verbal bertentangan dengan pesan verbal,
orang pada akhirnya akan bersandar pada pesan non-verbal.
4.4.
Pesan non-verbal mempunyai fungsi
metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang
berkualitas tinggi
Fungsi metakomunikatif
artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan.
Di atas telah dipaparkan mengenai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi, komplemen,
dan aksentuasi. Semua ini menambah kadar informasi dalam penyampaian pesan.
4.5.
Pesan non-verbal merupakan cara
berkomunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal.
Dari segi waktu, pesan
verbal sangat tidak efisien. Dalam paparan verbal selalu terdapat redundansi
(lebih banyak lambang dari yang diperlukan), repetisi, ambiguity, dan
abstraksi. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengungkapkan pikiran kita
secara verbal daripada secara nonverbal.
4.6.
Pesan non-verbal
merupakan sarana sugesti yang paling tepat
Ada situasi komunikasi
yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi secara tidak
langsung. Sugesti di sini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain
secara implicit. Leathers (1976) menyatakan bahwa jika anda meminta pelayanan
seksual dari anak di bawah umur secara verbal, anda dapat menerima hukuman
pernjara. Jika anda melakuka hal yang sama secara non-verbal, anda bebas dari
hukuman. Kita dapat memuji seseorang secara verbal, tetapi mengecamnya secara
non-verbal. Inipun sulit dituntut secara hukum.
5. Jenis-Jenis Pesan Non-verbal
Duncan (dalam Rakhmat : 1985) menyebutkan terdapat
beberapa jenis pesan non-verbal yaitu, pesan kinesik, pesan proksemik, pesan
artifaktual, pesan paralinguistik, dan pesan sentuhan dan bau-bauan
5.1.
Pesan Kinesik
Pesan kinesik merupakan pesan yang menggunakan
gerakan tubuh yang berarti. Pesan ini terdiri dari 3 komponen utama, yaitu:
-
Pesan Fasial
Pesan ini menggunakan air muka untuk menyampaikan
pesan tertantu. Menurut penelitian wajah dapat menyampaikan paling sedikit 10
kelompok makna: bahagia, terkejut, takut, marah, sedih, muak, mengancam, minat,
takjub, dan tekad. Leathers (1976) menyimpilkan penelitian tentang wajah
sebagai berikut.
·
Wajah
mengomunikasikan tentang ekspresi senang atau tak senang yang menunjukan
komunikator memandang objeknya baik atau buruk
·
Wajah
mengomunikasi minat seseorang kepada orang lain atau lingkungan
·
Wajah
mengomunikasikan intensitas keterlibatan dalam suatu situasi
·
Wajah
mengomunikasikan tingkat pengendalian individu terhadap pernyataan sendiri
·
Wajah mungkin
mengomunikasikan adanya atau kurangnya pengertian
-
Pesan Gestural
Menunjukan gerakan sebagai anggota badan seperti
mata dan tangan untuk mengomunikasikan berbagai makna. Menurut galloway, pesan
ini berfungsi untuk mengungkapkan:
·
Mendorong/membatasi
·
Menyesuaikan/mempertentangkan
·
Responsif/tak
responsif
·
Perasaan
positif/negatif
·
Memperhatikan/tidak
memperhatikan
·
Melancarkan/tidak
responsif
·
Menyetujui/menolak
Pesan gestural yang mempertentangkan terjadi bila pesan
gestural memberikan arti lain dari pesan verbal atau pesan lainnya. pesan
gestural tak responseif menunjukan gestur yang ttidak ada kaitannya dengan
pesan yang diresponnya. Pesan gestural negatif mengungkapkan sikap dingin,
merendahkan, atau menolak. Pesan gestural tak responsig mengabaikan permintaan
untuk bertindak
-
Pesan Postural
Berkaitan dengan
keseluruhan anggota badan. Mehrabian menyebutkan tiga makna yang dapat
disampaikan postur
·
Immediacy
Ungkapan
kesukaan atau ketidak sukaan terhadap individu yang lain. Postur yang condong
kearah lawan bicara memnunjukan kesukaan atau penilaian positif
·
Power
Mengungkapkan status yang tinggi pada
komunikator
·
Renponsivenesss
Individu mengomunikasikannya bila ia
bereaksi secara emosiaonal pada lingkungan, baik positif maupun negatif.
5.2.
Pesan Proksemik
Pesan proksemik disampaikan melalui
pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan
keakraban kita dengan orang lain. Antropolog Edwad T. Hall menyebutkan empat
macam jarak yang dipergunakan oleh orang Amerika ketika berhubungan dengan
orang lain. Kita ingin menegaskan orang
Amerika,karena pengaturan jarak ini bergantung pada kebudayaan dan
norma-norma sosial yang berlaku. Di Indonesia, tampaknya belum ada penelitian
tentang perbedaan pengaturan jarak. Pesan proksemik juga diungkapkan dengan
mengatur ruangan objek dan rancangan interior. Pesan proksemik dapat
mengungkapkan status sosial-ekonomi, keterbukaan, dan keakraban. Berikut tabel
klasifikasi jarak dari Edward T. Hall.
Proksemik atau pengaturan jarak
JARAK
|
CONTOH – CONTOH
|
|
Akrab
|
||
Fase dekat 0 – 6’’
|
Pecinta yang berpelukan; berbisik lembut (itupun jika
ada yang diucapkan)
|
|
Fase jauh 6’’ – 18’’
|
Ibu-anak yang melihat buku bersama; sahabat dekat yang
membicarakan rahasia; bisikan yang terdengar.
|
|
Personal
|
||
Fase dekat 18’’ – 30’’
|
Suami-istri yang merencanakan pesta; orang tua-anak
ketika mengobrol; suara lembut ketika di rumah; suara penuh di luar rumah
|
|
Fase jauh 30’’ – 4’
|
Pembicaraan tentang hal-hal yang melibatkan
kepentingan personal; obrolan sambil menghirup kopi
|
|
Sosial
|
||
Fase dekat 4’ – 7’
|
Diskusi bisnis yang imperrsonal; obrolan dengan teman
sekerja; percakapan dalam satu perjumpaan sambil lalu
|
|
Fase jauh 7’ – 12’
|
Diskusi bisnis yang lebih formal; jarak yang kita atur
kalau kita ingin sendirian. Misalnya membaca; ketika berbicara pada jarak ini
suara lebih keras dari suara untuk fase dekat.
|
|
Publik
|
||
Fase dekat 12’ – 25’
|
Suara kerras dengan volume tidak penuh; orang yang
berbicara di depan kelompok kecil
|
|
Fase jauh 25’ – atau lebih
|
pidato; komunikasi interpersonal barangkali tidak
mungkin; jarak minimum antara publik dengan tokoh (misal: politisi dan
bintang film)
|
5.3.
Pesan
Artifaktual
Pesan artifaktual diungkapkan melalui
penampilan – tubuh pakaian, dan kosmetik. Walaupun bentuk tubuh relatif
menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai
dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image). Erat kaitannya dengan tubuh
ialah upaya kita untuk membentuk citra tubuh dengan pakaian dan kosmetik.
“Pakaian menyampaikan pesan. Pakaian terlihat sebelum suara terdengar. Pakaian
tertentu berhubungan dengan perilaku tertentu.” (Kefgen dan Touchie – Specht,
1971:10-11). Umumnya pakaian kita pergunakan untuk menyampaikan identitas kita,
untuk mengungkapkan kepada orang lain Siapa kita. Menyampaikan identitas
berarti menunjukkan kepada orang lain bagaimana perilaku kita dan bagiamana
orang lain sepatutnya memperlakukan kita. Selain itu, pakaian dipakai untuk
menyampaikan perasaan (sperti blus hitam ketika wanita berduka cita, atau
pakaian yang semarak ketika kita ceria), status dan peranan (sperti seragam
pegawai kantor), dan formalitas (seperti memakai sandal untuk menunjukkan
situasi informal dan memakai batik ntuk situasi formal). Kosmetik, seperti
dinyatakan M.S. Wetmore Cosmetic Studio di Encino, California, dapat
mengungkapkan kesehatan (dengan menggunakan base make up untuk meratakan noda
kulit), sikap yang ekspresif dan komunikatif (dengan “memoles” mata), dan
kehangatan (dengan mengatur warna bibir).
5.4.
Pesan
Paralinguistik
Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan
dengan cara mengucapkan pesan verbal. Satu pesan verbal yang sama dapat
menyampaikan arti yang berbe3da bila diucapkan dengan cara yang berbeda. Mari
kita lihat kalimat di bawah ini :
Ayah Sidin mengambil
rantai anjing.
Berhentilah pada Ayah dan
mengucapkan dengan nada memanggil:
Ayah | Sidin mengambil
rantai anjing
Sekarang berhenti pada
kata Sidin :
Ayah Sidin | mengambil
rantai anjing.
Atau berhenti
pada rantai :
Ayah Sidin mengambil
rantai | anjing.
Cara mengucapkan yang berbeda memberikan arti yang sangat
berrlainan. Kalimat di atas, juga dapat diucapkan dengan intonasi yang berlainan
untuk menunjukkan pertanyaan, keraguan, keyakinan, atau penolakan.
Pesan paralinguistik terdiri atas- antara lain- nada, kualitas
suara, volume, kecepatan, dan ritme. Nada (pitch) menunjukkan jumlah getaran
atau “gelombang” yang dihasilkan sumber bunyi. Makin banyak jumlah getaran,
makin tinggi nada. Orang yang memilih stereo tentu mengenal perbedaan nada.
Orang yang berbicara tanpa banyak perrubahan dana disebut monoton. Nada
dapat mengungkapkan gairah, ketakutan, kesedihan, kesungguhan, atau kasih
sayang. Nada dapat memperteguh dampak kata yang kita ucapkan. Beberapa
penelitian menyatakan bahwa nada sering digunakan untuk mengungkapkan identitas
diri dan mempengaruhi orang lain (Addington, 1968)
5.5.
Pesan Sentuhan
dan Bau-bauan
Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk
pesan nonverbal nonvisual dan nonvokal. Penelitian tentang sentuhan dan
bau-bauan sebagai pesan komunikasi masi jarang sekali. Dari segi kepekaan
manusia kepada sentuhan dan bau-bauan, kurangnya perhatian para peneliti
padanya sangat mengherankan. Serat-serat penginderaan dari kulit (penerima
sentuhan) yang masuk ke tulang belakang berjumlah lebih dari setengah juta.
Dalam otak sendiri terdapat daerah perekam sentuhan yang cukup besar. Sementara
itu, penciuman adalah “te most experienced of senses”. Pengelihatan tidak
berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh mendengarkan, tetapi tidak
mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja. Namun indra pencium bekerja
setiap saat (Bedichek, 1960:21)
6.
KELEBIHAN DAN
KEKURANAGAN KOMUNIKASI NON VERBAL
6.1.
Kelebihan komunikasi
nonverbal
1.
Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan noverbal
ketimbang pesan verbal.
2.
Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas
dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Sehingga pesan nonverbal memiliki
kesahihan ( realiabilitas) tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran
pesan-pesan yang disampaikan.
3.
Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memeperjelas maksud
dan makna pesan.
4.
Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien
dibandingkan dengan pesan verbal. Karena pesan non verbal tidak harus berpikir
panjang dan para audiens dapat menangkap artinya dengan cepat.
5.
Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.
6.
Memberi sifat, melengkapi, menentang atau mengembangkan
pesan-pesan verbal.
7.
Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal.
8.
Pesan verbal mempunyai fungsi repetisi, substitusi, kontradiksi,
komplemen, dan aksentuasi.
6.2.
Kekurangan
komunikasi nonverbal
1.
Pesan nonverbal jarang
dapat diatur oleh komunikator secara sadar.
2.
Komunikasi nonverbal
memiliki sifat yang kurang terencana atau terstruktur sehingga sulit
dipelajari.
3.
Proses belajar yang
dialami seseorang untuk dapat mealkukan perilaku nonverbal sulit dijelaskan.
0 komentar:
Posting Komentar