ANATOMI DAN
FISIOLOGI
SISTEM PENCERNAAN
DISUSUN
OLEH:
Aanisah Ardiyanti (P23131015001)
Kemala Iwanda
(P23131015031)
Veby Fitriyanthi
(P23131015057)
DOSEN
PEMBIMBING:
dr.
Maria Poppy Herlianty, M.Epid
DIII
1A
JURUSAN
GIZI
POLITEKNIK
KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
Jalan
Hang Jebat III / F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Sistem pencernaan adalah
proses menerima makanan, merubahnya menjadi energi dan mengeluarkan sisa proses
tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia
terjadi di sepanjang saluran pencernaan dan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya
adalah proses penyerapan sari-sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian
proses pengeluaran sisa-sisa makanan melalui anus. Dalam pelaksanaan
proses pencernaan makanan organ pencernaan dibantu oleh enzim dan hormon yang
prosesnya berbeda tiap organ dan mempunyai fungsi masing-masing. Sistem pencernaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
:
2.1.
Saluran Pencernaan (Tractus Digestivus)
Saluran pencernaan adalah organ yang dilalui
oleh makanan pada sistem pencernaan manusia yang di dalamnya terjadi peristiwa
mencerna dan menyerap. Saluran pencernaan pada manusia terdiri dari beberapa
organ, berturut-turut dimulai dari :
a.
Mulut (Oris)
Mulut adalah
rongga lonjong pada permukaan saluran
pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar vestibula yaitu bagian antara gusi serta gigi dengan bibir dan
pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisi-sisinya oleh tulang
maksilaris dan semua gigi, dan di sebelah belakang bersambung dengan awal
faring. Atap mulut di bentuk oleh palatum, lidah terletak pada lantainya dan
terikat pada tulang hioid. Di garis
tengah sebuah lipatan membran mukosa (Frenulum linguas) menyambung ludah dengan
lantai mulut. Di kedua sisi terletak papila
sublingualis, yang memuat lubang kelenjar ludah submandibularis. Sedikit
eksternal dari papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat lubang-lubang
halus kelenjar ludah sublingualis bermuara. Selaput lendir mulut ditutupi
epitalium yang berlapis-lapis. Dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang
mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat kaya akan pembuluh darah dan juga
membuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
Mulut memuat
gigi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi
halus. Secara umum, gigi manusia terdiri dari mahkota gigi (korona),
leher gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Korona menjulang di atas gigi, kolum
dikelilingi gusi, dan radiks terletak di bawahnya . Di dalam pusat strukturnya
terdapat rongga pulpa. Pulpa gigi berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan
serabut saraf. Gigi dibedakan atas 4 macam, yaitu:
1) Gigi seri (incicivus),
untuk memotong makanan.
2) Gigi taring
(caninus), untuk memutuskan
makanan yang keras dan liat.
3) Gigi geraham depan
(premolare), untuk
mengunyah makanan yang telah dipotong-potong.
4) Gigi geraham
belakang (molare) untuk mengunyah makanan yang telah
dipotong-potong.
Selain itu
juga terdapat lidah yang berfungsi membantu mengatur letak makanan di dalam
mulut, mendorong makanan masuk ke kerongkongan, dan mengecap atau merasakan
makanan. Pada lidah terdapat daerah-daerah yang peka terhadap rasa manis, asin,
asam, pahit, dan umami (gurih). Rasa manis terletak di bagian ujung lidah, rasa
asin di sekitar depan lidah, rasa asam di bagian samping lidah, rasa pahit di
bagian belakang (pangkal) lidah, dan rasa umami hampir di seluruh permukaan
depan dan tengah lidah.
Kelenjar ludah
(saliva) adalah kelenjar majemuk bertandan, yang berarti terdiri atas gabungan
kelompok alveoli bentuk kantong dan yang membentuk lubang-lubang kecil.
Kelenjar ludah terdiri dari:
·
Kelenjar
parotis, terletak dibawah telinga dan menghasilkan saliva berbentuk cair.
·
Kelenjar
submandibularis, terletak di rahang bawah dan menghasilkan getah yang
mengandung air dan lendir.
·
Kelenjar
sublingualis, terletak di bawah lidah dan menghasilkan getah yang mengandung
air dan lendir.
Kelenjar
ludah (saliva) berfungsi mengeluarkan air ludah, yang merupakan cairan pertama
yang mencerna makanan. Komponen saliva terdiri dari:
1) Air dan lendir, berfungsi melumasi rongga
mulut dan membantu proses menelan.
2) Enzim ptialin, berfungsi mengubah makanan
dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana
(maltosa). Maltosa mudah di cerna oleh organ pencernaan selanjutnya.
3) Enzim lisosom, berfungsi sebagai anti bakteri
karena bersifat asam.
4) Aminoglobulin, zat semacam putih telur yang
berfungsi untuk menetralkan makanan yang bersifat asam.
5) Garam, sistem buffer di mulut untuk
mempertahankan pH agar tetap konstan.
Di dalam
mulut terjadi 2 macam pencernaan, yaitu pencernaan mekanik dan kimiawi.
Pencernaan mekanik adalah proses pengahancuran makanan di dalam mulut dengan
bantuan gigi dan lidah sehingga ukurannya menjadi kecil untuk dapat ditelan ke
dalam perut. Sedangkan pencernaan kimiawi adalah proses pencernaan dengan
berubahnya sifat makanan yang dibantu oleh kerja saliva dan enzim ptialin. Selama
proses pencernaan, makanan dihancurkan menjadi zat-zat sederhana yang dapat di
serap dan digunakan sel jaringan tubuh.
Bibir terdiri
atas dua lipatan daging. Di sebelah luar ditutupi kulit dan disebelah dalam ditutupi
selaput lendir (mukosa). Otot Orbikularis
oris menutup bibir, Levator anguli
oris mengangkat, dan Depresor anguli
oris menekan ujung mulut.
Palatum
(langit-langit) terdiri atas dua bagian, yaitu palatum keras yang tersusun atas
tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maksilaris, dan lebih kebelakang
terdiri atas dua tulang palatum. Dibelakang ini terletak palatum lunak, yang
merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak dan terdiri atas jaringan
fibrus dan selaput lendir. Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung
papila-papila. Otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
Otot utama
untuk pengunyahan ialah maseter, otot temporalis, dan otot pterigoid medikal
dan lateral. Suasana mulut netral (pH=7) yaitu pada saat belum dimasuki
makanan. Setelah makanan masuk ke dalam mulut suasana mulut menjadi asam.
Biasanya pH turun hingga 5,5. Saat suasana asam dapat terjadi demineralisasi
(kehilangan mineral), yang bisa membuat gigi karies. Hal tersebut dapat diatasi
dengan komponen yang ada pada saliva yaitu garam. Makanan yang mengandung asam
dan gula dapat menurunkan pH mulut.
b.
Faring dan Esofagus
Faring
berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran berotot (muskulo membranosa)
dengan bagian terlebar di sebelah atas dan berjalan dari dasar tengkorak sampai
di ketinggian vertebrata servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid,
tempat faring bersambung dengan esofagus.
Panjang faring
kira-kira 7 cm dan dibagi tiga bagian, yaitu:
·
Nasofaring
, di belakang hidung.
·
Faring
oralis, terletak di belakang mulut.
·
Faring
laringeal merupakan bagian terendah yang terletak di belakang laring.
Dinding faring
tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan mukosa, lapisan fibrosa, dan lapisan
berotot. Lapisan mukosa yang terletak paling dalam, bersambung dengan lapisan
dalam hidung, mulut, dan saluran eustakhius. Lapisan fibrosanya terletak antara
lapisan mukosa dan lapisan berotot. Otot utama pada faring ialah otot
konstriktor, yang berkontraksi sewaktu makanan masuk ke faring dan mendorongnya
ke dalam esofagus .
Kedua tonsil
merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak di kanan dan kiri
faring. Tonsil bekerja sebagai garis depan pertahanan dalam infeksi yang
tersebar dari hidung, mulut, dan tenggorok.
Menelan (Deglutisio)
disaat jalan udara dan jalan makanan pada faring terjadi penyilangan. Jalan
udara masuk ke bagian depan terus ke leher bagian depan sedangkan jalan makanan
masuk ke belakang dari jalan nafas dan di depan dari ruas tulang
belakang. Makanan melewati epiglotis lateral melalui
ressus piriformis masuk ke esofagus tanpa membahayakan jalan
udara. Gerakan menelan mencegah masuknya makanan ke jalan udara, pada
waktu yang sama jalan udara ditutup sementara.
Esofagus adalah
sebuah tabung berotot yang panjangnya 20-25 cm, yang terletak di belakang
trakea dan di depan tulang punggung. Esofagus terdiri dari empat lapis. Di
sebelah luar terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan
otot yang terdiri atas lapisan jaringan ikat yang renggang, sebuah lapisan otot
yang terdiri atas dua lapisan serabut otot, yang satu berjalan longitudinal dan
yang lain sirkular, sebuah lapisan submukosa, dan paling dalam terdapat selaput
lendir (mukosa). Esofagus berfungsi sebagai jalan
makanan yang telah di kunyah menuju lambung. Otot esofagus dapat berkontraksi
secara bergelombang sehingga dapat mendorong makanan masuk ke dalam lambung,
gerak esofagus ini di sebut gerak peristaltik. Gerak peristaltik merupakan
gerak kembang kempis ke esofagus untuk mendorong makanan ke dalam
lambung. Makanan di dalam esofagus hanya sekitar enam detik. Bagian
pangkal esofagus (faring) berotot lurik, artinya kita menelan makanan jika
telah di kunyah sesuai dengan kehendak kita.
c.
Lambung (ventrikulus)
Ventrikulus
adalah bagian dari saluran pencernaan berbentuk seperti kantung yang dapat
mekar paling banyak. Ventrikulus terletak di bagian kiri atas rongga perut
dibawah diafragma dengan pH
< 7 (asam).
Ø Struktur Ventrikulus
Ventrikulus dapat
dibagi menjadi tiga daerah, yaitu daerah :
1) Kardia adalah bagian atas ventrikulus, daerah
pintu masuk makanan dari esofagus itu sendiri.
2) Fundus adalah bagian tengah ventrikulus,
bentuknya membulat.
3) Pilorus adalah bagian bawah ventrikulus,
daerah yang berhubungan dengan duodenum.
Ø Dinding ventrikulus terdiri atas empat lapisan:
1) Lapisan Peritoneal
Lapisan
peritoneal merupakan lapisan luar yang merupakan lapisan serosa.
2) Lapisan Otot (Muscularis)
Lapisan
muscularis adalah lapisan otot yang membantu perut dalam pencernaan mekanis.
Terdiri dari tiga lapis, yaitu:
§ Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan
bersambung dengan otot esofagus.
§ Serabut sirkuler yang paling tebal dan
terletak di pilorus.
§ Serabut oblik terletak pada fundus dan
berjalan dari orifisium kardiak kemudian membelok kebawah melalui kurvatura
minor (lengkung kecil).
3) Lapisan Submukosa
Lapisan submukosa
adalah lapisan dimana pembuluh darah arteri dan vena dapat ditemukan untuk
menyalurkan nutrisi dan oksigen ke sel-sel perut sekaligus untuk membawa
nutrisi yang diserap, urea, dan karbon dioksida dari sel sel tersebut. Lapisan
ini terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.
4) Lapisan Mukosa
Lapisan mukosa
adalah lapisan dimana sel-sel mengeluarkan berbagai jenis cairan, seperti
enzim, asam lambung, dan hormon. Lapisan ini terletak di sebelah dalam, tebal
dan terdiri atas banyak kerutan atau rugae, yang hilang bila organ itu
mengembang karena berisi makanan. Terdapat 3 jenis sel yang berfungsi dalam
pencernaan pada lapisan ini yaitu:
a. Sel goblet untuk memproduksi mucus atau lendir
untuk menjaga lapisan terluar agartidak rusak karena enzim pepsin dan asam
lambung.
b. Sel parietal untuk memproduksi asam lambung
(Hydrochloric acid) yang berguna dalam pengaktifan enzim pepsin.
c. Sel chief untuk memproduksi pepsinoge, yaitu
enzim pepsin dalam bentuk tidak aktif.
Lambung
menerima persediaan darah yang melimpah dari arteria gastrika dan arteri
lienalis, persarafan diambil dari vagus dan pleksus seliaka sistema simpatis. Lambung
menghasilkan getah lambung.
Ø Kandungan getah lambung:
1) Asam Lambung (HCl), dihasilkan sel-sel
parietal (oktinsik) fundus dan
korpus.
§ Dapat memberikan lingkungan asam dan mengubah
makanan menjadi asam (pH 1-3) yang dapat membantu membunuh mikroba patogen yang
masuk bersama makanan ke dalam lambung.
§ Mengaktifkan kerja enzim, yatu mengubah
pepsinogen menjadi enzim pepsin
§ Merangsang membuka dan menutupnya katup pada
bagian pilorus yang berhubungan dengan duodenum.
§ Merangsang pengeluaran getah usus.
2) Gastrin adalah hormon yang
dihasilkan G sel untuk menggiatkan kelenjar-kelenjar lambung untuk mengeluarkan
getahnya.
3) Mukus
atau lendir yang dihasilkan
sel goblet.
4) Faktor
intrinsik (protein) untuk
penyerapan vitamin B12, dihasilkan sel parietal (fundus dan korpus).
5) Enterochromaffin-like
(ECL) cells yang menghasilkan
histamin.
6) Pepsin, dihasilkan dari chief sel fundus dan
korpus yang berfungsi mengubah protein menjadi albumosa + pepton.
7) Renin adalah enzim yang dapat menggumpalkan
protein susu (kasein) dengan bantuan ion kalsium.
Ø Proses Pencernaan Ventrikulus
Di dalam lambung
terjadi pencernaan mekanik dan kimiawi. Pertama, dinding lambung akan
berkontraksi dan menghasilkan getah lambung (kimiawi). Kemudian ketiga otot lambung bergerak secara peristaltik (mengaduk
dan mencampur makanan dengan getah lambung). Otot lambung mengubah makanan menjadi lembut
seperti bubur, disebut chyme (kim). Otot
lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam
duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi
(mengendur) jika tersentuh kim yang bersifat asam, sebaliknya otot pilorus yang
mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengkerut).
Proses
pencernaan pada lambung akan berlangsung selama 2-6 jam. Di dalam lambung bahan
makanan yang dicerna adalah protein, yaitu pada suasana asam oleh enzim pepsin yang aktif pada pH 2-3. Kapasitas pada lambung saat kosong adalah 50-100 ml
dan saat makan 1-2
liter.
Ø Fungsi Ventrikulus:
a) Menerima makanan dan bekerja sebagai penampung
makanan untuk jangka waktu pendek.
b) Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan
asam hidroklorida (HCl). Dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh
usus.
c) Mengubah protein menjadi pepton.
d) Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan.
e) Menghidrolisis lemak menjadi asam lemak.
f) Menyalurkan kim masuk ke duodenum.
g) Memecah makanan menjadi zat-zat gizi.
h) Menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah.
i)
Membuang
bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
d.
Intestinum Minor (usus halus)
Intestinum minor memanjang dari ventrikulus,
sampai katup ileo-kolika, tempat
bersambung dengan usus besar. Intestinum minor terletak di daerah umbilikus dan
di kelilingi kolon, memiliki pH >7 (basa). Dinding intestinum minor terdiri
atas empat lapisan yang sama dengan ventrikulus.
1)
Dinding lapisan luar
adalah membran serosa , yaitu peritonium yang membalut usus dengan erat.
2)
Dinding lapisan berotot terdiri
atas dua lapis serabut longitudinal (eksternal dan internal), dan dibawah ini
terdapat lapisan tebal terdiri atas serabut sirkular. Di antara kedua serabut
ini terdapat pembuluh darah, pembuluh limfe, dan pleksus saraf.
3)
Dinding submukosa, terdiri
atas jaringan areolar dan berisi banyak pembuluh darah, saluran limfe, kelenjar,
dan pleksus saraf yang disebut pleksus Meissner. Dinding submukosa dan mukosa
dipisahkan selapis otot datar yang di sebut mukosa muskularis.
4)
Dinding mukosa dalam yang
menyelaputi sebelah dalamnya disusun berupa kerutan tetap seperti jala, yang
disebut valvulae koniventes, yang memberi kesan anyaman halus. Lipatan ini
menambahkan luasnya permukaan sekresi dan absorbsi. Di dalam dinding mukosa
terdapat beragam sel, termasuk banyak leukosit.
o Duodenum
Duodenum atau usus 12 jari,
panjangnya sekitar 25 cm berbentuk seperti kuda melengkung ke kiri, pada
lengkungan ini terdapat pankreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat selaput
lendir yang membukit disebut papila vateri. Pada papila vateri ini bermuara
saluran empedu (duktus koledokus) sebagai penghasil getah empedu dan saluran
pankreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus) sebagai penghasil hormone dan
enzim. Pada duodenum terjadi penyerapan partikel keras berupa zat besi.
Dinding duodenum mempunyai lapisan
mukosa yang banyak mengandung kelenjar, yang disebut kelenjar-kelenjar brunner,
berfungsi untuk memproduksi getah intestinum. Enzim pada duodenum adalah
amilase, tripsin, dan lipase.
o Yeyunum
Yeyunum dengan panjang sekitar 2-3
m terletak diantara duodenum dan ileum. Terjadi
proses pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim yang dihasilkan dinding usus serta terjadi
pemecahan makanan menjadi lebih sederhana oleh getah usus yang mengandung
lendir dan enzim. Yeyunum mencerna makanan dalam
bentuk kimus yang belum sempurna. Zat makanan yang dicerna adalah karbohidrat,
protein, dan lemak.
o Ileum
Ileum adalah
bagian terakhir dari usus dengan panjang sekitar
4-5 m. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit
basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu. Di dalam ileum terdapat jonjot (vili) usus yang berfungsi sebagai
perluasan permukaan penyerapan pada usus serta penyempurnaan pencernaan. Ileum
merupakan usus penyerapan. Zat makanan yang diserap adalah karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, dan mineral. Setelah makanan diserap, kemudian makanan dibawa oleh darah ke
hati, sedangkan
asam lemak dan gliserol akan diserap lagi dan sebagian di bawa ke pembuluh
limfa.
Absorbsi makanan yang telah
dicernakan seluruhnya berlangsung di dalam usus halus melalui dua saluran,
yaitu pembuluh kalipiler darah dan saluran limfe di vili di sebelah dalam
permukaan usus halus .
Sumber Makanan
|
Hasil Cerna Terakhir
|
Organ Absorbsi
|
Karbohidrat
|
Monosakarida :
·
Glukosa
·
Galaktosa
·
Laktosa
|
Dari epitelium vili dan
dinding pembuluh darah masuk aliran darah
|
Protein
|
Gliserin dan asam lemak
|
Dari epitelium vili
masuk lakteal dan aliran limfe
|
Lemak
|
Asam amino
|
Dari epitelium masuk
pembuluh darah dan aliran darah
|
Ø Fungsi usus halus, terdiri dari :
a) Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui
kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe.
b) Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
c) Karbohidrat diserap dalam bentuk emulsi, lemak.
Usus besar
atau kolon memiliki panjang kira-kira satu setengah meter dan lebar 5-6 cm. kolon
merupakan usus lanjutan dari instestinum minor yang tersusun seperti huruf U
terbalik dan mengelilingi usus halus dari valvula ileosekalis sampai ke
anus.
Ø Lapisan kolon terdiri dari:
1) Lapisan selaput lendir (mukosa)
2) Lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler)
Lapisan ini
berada di sebelah dalam dan berbentuk lingkaran.
3) Lapisan otot memanjang (muskulus longitudinal)
Lapisan otot
ini berkumpul menjadi 3 pita panjangnya dengan lebar 1 cm disebut tenia coli.
Lapisan ini terdiri dari tenia libra (di anterior), tenia omentalis (di
posterior dan lateral) dan tenia mesacolia (di posterior dan media).
4) Lapisan jaringan ikat (serosa)
Lapisan ini
merupakan jaringan ikat kuat yang berada disebelah luar.
Ø Bagian Kolon
1) Sekum
Terletak
pada perut kanan bawah, sekum adalah struktur berbentuk kantong kecil yang
membentuk bagian pertama dari kolon. Hal ini terhubung ke bagian terakhir dari
usus kecil (ileum) pada ujung anterior dan usus ascending pada akhir posterior.
Pada bagian bawah sekum terdapat apendiks vermiformis disebut umbai cacing,
yang panjangnya sekitar 6 cm. Sekum berperan dalam penyerapan nutrisi dan air
walaupun tidak signifikan.
2) Colon Ascenden
Ascenden
merupakan bagian kolon yang mengarah ke atas dan berbatasan langsung dengan
usus halus. Panjangnya 13 cm terletak dibawah abdomen sebelah kanan dan dibawah
hati ke sebelah kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika (fleksura koli
dekstra). Fungsinya adalah untuk menyerap nutrisi yang belum terserap usus
halus, menyerap air dan memadatkan feses.
3) Colon Transversal
Bagian ini
merupakan kelanjutan dari colon ascenden dengan arah mendatar, panjangnya 38
cm. Mempunyai mesenterium yang melekat pada omentum mayus. Fungsinya adalah
menyempurnakan penyerapan nutrisi, air, dan memadatkan feses.
4) Colon Descenden
Bagian ini
merupakan kelanjutan dari colon transversal dengan arah ke bawah, panjagnya 25
cm. Terletak dibawah abdomen bagian kiri dari atas ke bawah. Fungsinya untuk
menampung sementara feses sebelum masuk ke rektum.
5) Colon sigmoid
Bagian ini
merupakan kelanjutan dari colon descenden, berbentuk S. Memiliki kontraksi otot yang kuat, terletak
miring dalam rongga pelvis. berfungsi dalam menekan feses agar mudah
dikeluarkan menuju rektum.
6) Rektum
Rektum
adalah bagian terakhir dari usus besar. Disinilah bahan limbah berbentuk feses
disimpan sampai dieksresikan keluar dari anus. Terdiri dari lapisan mukosa
tebal dan disertakan dengan banyak pembuluh darah. Rektum dimulai pada kolon
sigmoideus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3 cm panjangnya.
Terbagi menjadi dua bagian, yaitu sfinkter dan ampula. Sfinkter juga disebut
annulus hemoroidalis, dikelilingi oleh muskulus levator ani dan fasia coli dari
fasia supra-ani. Ampula pada rektum memiliki bentuk seperti balon atau buah pir yang berguna untuk membantu dalam
kontraksi dan dilatasi pada saluran anal dan otot sfinkter rektum. Panjang
rektum sekitar 12-15 cm. Selubung otot memanjang mengelilingi dinding luar
rektum, sehingga memungkinkan bagi rektum untuk memperpendek dan memperpanjang.
Dinding yang berotot pada rektum lebih tebal dan membran mukosanya memuat
lipatan-lipatan membujur yang disebut kolumna morgagni.
Rektum
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses untuk menahan feses sampai
pengeluaran terjadi. Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
didalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk
melakukan defekasi (buang air besar). Jika
defekasi tidak terjadi sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di
mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi dalam
periode yang lama, pengerasan feses akan terjadi. Rektum terdiri atas dua
bagian, yaitu:
·
Rektum
propia, bagian yang melebar disebut ampula rekti, jika terisi sisa makananakan
timbul hasrat defekasi.
·
Rektum
onalis rekti, sebelah bawah ditutupi oleh serat-serat otot polos (muskulus
sfinkter ani internus dan muskulus sfinkter ani eksternus). Kedua otot ini
berfungsi pada waktu defekasi.
Usus besar
manusia dihuni berbagai macam jenis bakteri yang menguntungkan. Fungsi bakteri
pada usus besar, yaitu :
a. Mencerna sisa-sisa makanan yang tidak dapat
dicerna sistem pencernaan manusia.
b. Menghasilkan vitamin B dan vitamin K yang
berguna bagi tubuh.
c. Mencegah berkembangnya bakteri patogen dengan
cara menghambat penempelan bakteri patogen di dinding usus besar.
d. Menjadikan struktur feses lebih padat dan
mudah dikeluarkan.
Ø Proses di dalam kolon
Didalam usus besar ini, sisa
pencernaan akan diserap kembali. Kadar air dan garam-garam yang masih
terkandung sehingga sisa-sisa pencernaan ini akan padat. Sisa-sisa hasil
pencernaan akan mengalami pembusukan karena di dalam usus besar banyak terdapat
bakteri pembusuk, yaitu E.colli. Di dalam kolon, feses didorong secara teratur
dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Pertama dalam
suatu kondisi cair dan akhirnya dalam bentuk padat. Gerakan peristalsis
dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar). Pada saat buang air besar otot
sfinkter di anus dipengaruhi oleh otot lurik (otot sadar). Jadi, proses
defekasi (buang air besar) dilakukan dengan adanya konstrasi otot dinding perut
yang diikuti dengan mengendurnya otot sfinkter anus dan konstraksi kolon serta
rektum.
Ø Fungsi usus besar:
a) Menyerap air dan garam dari makanan yang telah
tercerna pada usus kecil.
b) Membantu menjaga keseimbangan cairan darah.
c) Tempat diproduksinya vitamin K untuk pembekuan
darah.
d) Meghilangkan limbah beracun dari tubuh yang
dibuat dalam bentuk tinja.
e) Tempat penyimpanan limbah padat sampai
diekskresikan keluar melalui anus.
f) Seresi musin oleh kelenjar didalam lapisan
dalam.
f.
Anus
Anus
merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh. Suatu cincin berotot (sfinkter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
Anus berfungsi sebagai tempat pembuangan sisa hasil proses pencernaan (feses)
melalui proses defekasi. Struktur anus saluran anal memiliki panjang sekitar 3
cm. Bagian atas saluran anal memiliki sel yang menghasilkan mucus yang membantu
memudahkan ekskret keluar tubuh. Dinding otot anus diperkuat oleh 3 sfinkter,
yaitu:
§ Sfinkter ani internus, terletak disebelah
dalam, bekerja tidak mengikuti keinginan.
§ Sfinkter levator ani, bagian tengah, bekerja
tidak mengikuti keinginan.
§ Sfinkter ani eksternus, sebelah luar, bekerja
mengikuti keinginan.
Anus terdiri
dari otot-otot yang melapisi pelvis (pelvic floor muscle) dan anal sfinkter.
Pelvis floor muscle menciptakan suatu sudut antara rektum dan dubur yang
menghentikan feses untuk keluar ketika tidak diharapkan keluar. Anal sfinkter
menyediakan kontrol feses yang baik.
Defekasi
Rektum
biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Defekasi adalah hasil refleks.
Apabila bahan feses masuk kedalam rektum, dinding rektum akan merenggang dan
menimbulkan inplus aferens misalnya melalui pleksus mesenterikus sehingga
menimbulkan gelombang peristaltik yang akan mendorong feses ke arah anus. Orang
normal dapat mencegah defekasi sampai waktu dan tempat yang sesuai dengan
refleks defekasi. Defekasi hilang beberpa menit dan akan timbul kembali sampai
beberapa jam.
Peritonium
Peritonium
adalah membran tipis, halus, dan lembab yang terdapat dalam rongga abdomen.
Peritonium merupakan membran serosa rangkap terbesar yang terdiri atas lapisan
yang terletak pada jaringan ikat. Bagian utama peritonium, yaitu :
§ Peritonium parietal, yang melapisi dinding
rongga abdominal.
§ Peritonium viseral, yang menyelaputi semua
organ yang berada didalam rongga itu.
Ruang yang terdapat diantara dua lapis
ini disebut ruang peritoneal atau kantong peritoneum.
ü Ada dua lipatan atau kantong dalam peritonium,
yaitu :
a) Lipatan besar atau omentum mayor, kaya akan
lemak bergantungan disebelah depan lambung.
b) Lipatan kecil atau omentum minor,
menghubungkan kurvatura mayor, lambung dan permukaan hati.
ü Fungsi peritonium :
a)
Menutupi
sebagian besar dari organ-organ abdomen dan pelvis.
b)
Membentuk
perbatasan halus yang memungkinkan organ saling bergesekan tanpa ada
penggasakan.
c)
Membantu melindungi kelenjar limfe dan pembuluh darah terhadap infeksi.
d)
Menjaga
kedudukan dan mempertahankan hubungan organ yang terdapat pada dinding
posterior abdomen.
2.2.
Kelenjar pencernaan
Kelenjar pencernaan
makanan merupakan bagian dari sistem pencernaan makanan yang mengeluarkan enzim
atau getah untuk membatu mencerna makanan. Beberapa kelenjar yang terdapat pada
pencernaan manusia, yaitu:
a.
Hati
Hati merupakan organ yang
paling besar dengan berat ± 1½ kg, yang berfungsi sebagai penghasil getah
empedu untuk memulsikan lemak, yaitu menghancurkan partikel-partikel lemak menjadi
lebih halus supaya mudah diserap dinding usus halus yang kemudian masuk ke
jaringan darah diedarkan ke seluruh tubuh. Hati terletak pada rongga perut
sebelah kanan dan berwarna merah kecoklatan.
Ø Fungsi hati:
a) Mengubah zat makanan yang
diabsorbsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, dikeluarkan
sesuai dengan pemakaiannya dalam jaringan.
b) Mengubah zat buangan dan
bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urin.
c) Menghasilkan enzim
glikogenik glukosa menjadi glikogen.
d) Sekresi empedu, garam
empedu dibuat di hati, dibentuk dalam sistem retikuloendotelium, dialirkan ke
empedu.
e) Detoksifiksi racun.
Pada bagian depan hati
terdapat kantung empedu yang berguna untuk menampung cairan empedu sebelum
disalurkan untuk mencerna makanan. Empedu dibuat dari perombakan sel sel darah
merah yang telah mati atau rusak. Cairan empedu dialirkan ke dalam duodenum. Pengeluaran cairan empedu
dipengaruhi oleh hormon kolesistokinin.
Hormon ini dihasilkan oleh duodenum. Hati
mampu memproduksi 0.5 liter cairan empedu setiap harinya.
b.
Kantung Empedu
Sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran
berotot, letaknya dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati sampai
pinggir depannya, panjangnya 8-12 cm, berkapasitas 60 cm3. Lapisan
empedu terdiri dari lapisan luar serosa/parietal, lapisan otot bergaris,
lapisan dalam mukosa/visceral disebut juga membran mukosa. Bagian-bagian
empedu:
§ Fundus vesika felea,
merupakan bagian kandung empedu yang paling akhir setelah korpus vesika felea.
§ Korpus vesika felea,
bagian dari kandung empedu yang di dalamnya berisi getah empedu.
§ Leher kandung kemih,
merupakan leher dari kandung empedu yaitu saluran pertama masuknya getah empedu
ke kandung empedu.
§ Duktus sistikus,
panjangnya ± 3¾ cm berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan
duktus hapatikus, membentuk saluran empedu ke duodenum.
§ Duktus hepatikus, saluran
yang keluar dari leher.
§ Duktus koledokus, saluran
yang membawa empedu ke duodenum.
Ø Fungsi kandung empedu:
a) Sebagai persediaan getah
empedu, membuat getah empedu menjadi kental.
b) Getah empedu adalah cairan
yang dihasilkan oleh sel-sel hati, jumlah setiap hari dari setiap orang
dikeluarkan 500-1000 cc. Sekresi digunakan untuk mencerna lemak.
c) Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat pewarna empedu
(bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak, zat warna empedu
berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara perombakan sel darah merah yang
sudah tua di hati.
c.
Pankreas
Pankreas adalah kelenjar pencernaan
yang terletak di dalam rongga perut dekat lambung dan usus halus. Panjangnya kira-kira 15 cm, lebar 5 cm
mulai dari duodenum sampai ke limpa, dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Bagian dari pankreas:
§
Kaput pankreas (kepala), terletak di
sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum yang melingkarinya.
§
Korpus pankreas (badan), letaknya di
belakang ventrikulus dan di depan vertebrata umbalis pertama.
Pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan sebagai
berikut:
a. Tripsinogen, diaktifkan oleh enzim enterokinase menjadi tripsin. Tripsin berfungsi mengubah protein menjadi asam amino.
b. Lipase, berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
c. Amilase, berfungsi mengubah amilum menjadi
maltosa.
d. NaHCO3, berfungsi menetralkan suasana asam yang berasal dari lambung
agar kimus yang masuk ke duodenum
tidak merusak dinding mukosa duodenum.
Keluarnya enzim dari pankreas karena dipengaruhi oleh
enzim pankreozimin. Sekresi enzim dari pankreas dipengaruhi oleh hormon
sekretin. Hormon sekretin dihasilkan oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum.
Ø
Hasil sekresi pankreas:
§ Hormon insulin, hormon ini langsung dialirkan
ke dalam darah tanpa melewati duktus. Sel-sel kelenjar yang menghasilkan
insulin ini termasuk sel-sel kelenjar endokrin. Kumpulan sel-sel ini berbentuk
seperti pulau-pulau yang disebut pulau langerhans.
§ Getah pankreas. Sel-sel yang memproduksi getah
pankreas ini termasuk kelenjar eksokrin. Getah pankreas ini dikirim ke dalam
duodenum melalui duktus pankreatikus. Duktus ini bermuara pada papilla vateri yang
terletak pada dinding duodenum.
Ø Fungsi pankreas:
a) Fungsi eksokrin, membentuk getah pankreas yang
berisi enzim dan elektrolit.
b) Fungsi endokrin, sekelompok kecil sel
epitelium yang berbentuk pulau-pulau kecil atau pulau langerhans, yang
bersama-sama membentuk organ endokrin yang mensekresikan hormone insulin,
glukagon, somatostatin, dan polipeptida.
-
Hormon
insulin untuk menurunkan kadar gula dalam darah.
-
Hormon
glukagon untuk menaikkan kadar gula dalam darah.
-
Hormon
somatostatin dan polipeptida untuk menghalangi pelepasan kedua hormone lainnya,
mengatur dan fine-tuning sel insulin, dan penghasil glukagon.
c) Fungsi sekresi eksternal, cairan pankreas
dialirkan ke duodenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di
intestinum.
DAFTAR PUSTAKA
§ Tentir Sistem Pencernaan 2013 IBD FKUI (pdf)
§ Syaifuddin. 2006. ANATOMI FISIOLOGI. Jakarta: EGC.
§ http://www.biologi-sel.com/2013/06/fungsi-lambung.html
§ repository.usu.ac.id
§ jusami.batan.go.id
1 komentar:
lengkap sekali makalah anda, sangat informatif, bisa menjadi \bahan pelajaran yang berharga.
cara mengatasi penyakit maag
Posting Komentar