SISTEM PENGINDRAAN
DI SUSUN OLEH :
· AHMAD YANI RAHMADI
· NI’MATUL HIDAYAH (P23131015040)
DOSEN PEMBIMBING : MARIA POPPY H,
M.Epid
D III GIZI KELAS A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA
II
JL. HANG JEBAT III/F3 KEBAYORAN BARU,
JAKARTA SELATAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
wr. wb
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena hanya dengan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Pengindraan“ ini. Makalah ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Anatomi Fisiologi.
Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun berkat bimbingan dari
berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan.
Dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil hingga
makalah ini tersusun.
Penulis
sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
adanya saran dan kritik yang positif dan bersifat membangun, akan penulis
terima dengan segala keterbukaan.
Akhir kata,
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan bagi para pembaca dan
pihak-pihak lain yang memerlukannya.
Wasalamualaikum wr.wb.
Jakarta,
05 Januari 2016
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 LATAR
BELAKANG ................................................................................... 1
1.2
RUMUSAN MASALAH ............................................................................... 1
1.3 TUJUAN
PENULISAN ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3
2.1.PENGERTIAN SISTEM PENGINDRAAN ................................................ 3
2.2.
MACAM-MACAM INDRA YANG DIMILIKI MANUSIA .................... 3
2.2.1 Indra Pengecap .................................................................................... 3
2.2.2 Indra Penciuman .................................................................................. 5
2.2.3 Indra Penglihatan ................................................................................. 6
2.2.4 Indra Pendengaran ............................................................................... 12
2.2.5 Indra Peraba ......................................................................................... 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................. 31
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 31
3.2 SARAN 31
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Sistem pengindraan manusia adalah organ organ akhir
yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang
melayaninya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa dari organ indra
menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari
luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya
timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam
segala hal, serabut saraf-saraf sensorik dilengkapi dengan ujung, akhir, khusus
guna mengumpulkan rangsangan perasaan yang khas tampat setiap orang yang
berhubungan.
1.2
RUMUSAN MASALAH
·
Apa yang dimaksud dengan
sistem pengindraan?
·
Jelaskan macam-macam indra
yang dimiliki manusia?
·
Jelaskan apa yang dimaksud
dengan indra pengelihatan?
·
Jelaskan apa yang dimaksud
dengan indra penciuman?
·
Jelaskan apa yang dimaksud
dengan inra pendengaran?
·
Jelaskan apa yang dimaksud
dengan indra pengecapan?
·
Jelaskan apa yang dimaksud
dengan indra peraba
1.3 TUJUAN PENULISAN
·
Mengetahui pengertian sistem pengindraan
·
Mengetahui macam–macam dari indra yang dimiliki
manusia
·
Mengetahui penjelasan indra pengelihatan
·
Mengetahui penjelasan indra penciuman
·
Mengetahui penjelasan indra pendengaran
·
Mengetahui penjelasan indra pengecapan
·
Mengetahui penjelasan indra peraba
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Pengertian
sistem pengindraan
Sistem pengindraan manusia adalah organ organ akhir
yang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang
melayaninya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa dari organ indra
menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari
luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya
timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik
dilengkapi dengan ujung, akhir, khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan
yang khas tampat setiap orang yang berhubungan.
2.2. Macam-macam indra yang dimiliki manusia
2.2.1 INDRA PENGECAP
Pada
hakikatnya lidah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan indra khusus
pengecap. Lidah sebagian besar terdiri atas dua kelompok otot. Otot instrinsik
lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah
pada bagian-bagian sekitarnya serta melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang
sangat penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk aduk makanan,
menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya mendorongnya masuk ke
faring.
Lidah terletak pada dasar mulut,
sementara pembuluh darah dan urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung
serta pinggiran lidah bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum
merupakan permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke
belakang, tampaklah permukaan bawahnya yang disebut dengan frenulum linguae, sebuah
struktur ligmen halus yang mengikatkan bagian posterior lidah pada dasar mulut.
Bagian anterior lidah bebas tidak terikat. Bila dijulurkan, ujung lidah
meruncing, dan bila terletak tenang di dasar mulut, ujung lidah berbentuk
bulat. Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada waktu
sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beledu dan di tutupi
papil-papil, yang terdiri atas tiga jenis.
Gb. Diagram
permukaan atas (dorsum) lidah.
Papila
sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah jenis ini yang
terletak pada bagian dasar lidah. Papial sirkumvalata adalah jenis papila
terbesar, dan masing-masing sikeliligi semacam lekukan seperti parit. Papila
ini tersususn berjajar membentuk huruf V pada bagian belakang lidah.
Papila
fungiformis menyebar pada permukaan ujung dan sisi lidah, dan
berbentuk jamur.
Papila filiformis adadlah
yang terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ ujung untuk
pengecapan adalah puting-puting pengecap yang sangat banyak terdapat dalam
dinding papila sirkum valata dan fungiformis.
Ada empat macam rasa kecapan: manis, pahit, asam, dan asin.
Kebanyakan makanan memiliki ciri harum dan citi rasa, tetapi ciri-ciri itu
merangsang ujung saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya
dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus
sungguh-sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan
berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda menimbulkan kesan rasa yang
berbeda-beda juga. Lidah memiliki pelayanan penyarafan yang majemuk. Otot-otot
lidah mendapat penyarafan dari urat saraf hipoglosus (saraf otak kedua belas).
Daya perasaannya di bagi menjadi “perasaan umum”, yang menyangkut taktil
perasa, seperti membedakan ukuran, bentuk, susunan, kepadatan, suhu dan
sebaginya.
Implus perasaan umum bergerak mulai dari bagian anterior
lidah dalam serabut saraf lingual, yang merupakan sebuah cabang urat saraf
kranial kelima, sementara implus indra pengecap bergerak dalam korda timpani
bersama saraf lingual, lantas bersatu dengan saraf kranial ketujuh, yaitu
nervus saraf fasialis.
Saraf kranial kesembilan, saraf glosofaringeal, mambawa baik
implus perasaan umum maupun implus perasaan khusus dari sepertiga posterior
lidah.
Dengan demikian indra pengecapan lidah dilayani saraf kranial
kelima, ketujuh, kesembilan, sementara gerakan-gerakannya disarafi saraf
kranial kedua belas.
2.2.2
INDRA PENCIUMAN
Nervus olfaktorius atau saraf kranial pertama melayani ujung
organ penciuman. Serabut serabut saraf ini timbul pada bagian atas selaput
lalir hidung, yang dikenal sebagi bagian olfaktorik hidung.
Neevus olfaktorius dilapisi sel-sel yang sangat khusus, yang
mengedarkan fibril-fibril halus untuk berjalin dengan serabut-serabut dari
bulbus olfaktorius. Bulbus olfaktorius yang pada hakikatnya merupakan bagian otak
yang terpencil adalah bagian yang agak berbentuk bulbus (membesar) dan saraf
olfaktorius yang terletak diatas lempeng kribifarmis tulang etmoid. Dari bulbus
olfaktorius, perasaan bergerak melalui tratus olfaktorius dengan perantaraan
beberapa stasiun penghubung hngga mencapai daerah penerimaan akhir dalam pust
olifaktori pada bulbus temperalis otak, tempat perasaan itu ditafsirkan.
Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup atau oleh
unsur-unsur halus. Rasa penciuman ini sangat peka, dan kepekaannya mudah hilang
bila dihadapkan pada suatu bau yang sama untuk suatu waktu yang cukup lama.
Contoh, orang-orang yang berada dalam suatu ruangan yang sesak dan penguap
tidak merasakan bau yang tidak enak, sementara di lain pihak bau itu akan
segera menyerang hidung orang yang baru datang dari lingkungan udara segar,
yang masuk ke dalam ruangan itu. Rasa penciuman juga diperlemah bila selaput
lendir hidung sangat kering, sangat basah, atau membengkak, seperti halnya
seseorang yang diserang pilek. Bau-bauan di lukiskan sebagai bau harum dan bau
busuk.
Rasa penciuman yang hiang sama sekali dapat juga merupakan
komplikasi suatu cedera kepala.
2.2.3 INDRA PENGLIHATAN
Saraf optikus atau saraf kranial kedua adalah saraf sensorik
untuk penglihatan. Saraf penglihatan memiliki tiga pembungkus yang serupa
dengan yang ada pada meningen otak. Lapisan luarnya kuat dan fibrus bergabung
dengan sklera (gambar 229). Lapisan tengah halus seperti araknoid, sementera
lapisan dalam adalah vakuler (mengandung banyak pembuluh darah).
Bola mata
Umumnya mata di lukiskan sebagai bola, tetapi sebetulnya
lonjong dan bukan bulat seperti bola. Bola mata mempunyai garis menengah
kira-kira 2,5cm. Bagian depanya bening serta terdiri atas 3 lapisan :
a. Lapisan luar, fibrus, yang merupakan lapisan
penyangga.
b. Lapisan tengah, vaskuler.
c. Lapisan dalam, lapisan saraf.
Ada enam otot penggerak mata, empat
di antaranya lurus, sementara dua yang lain agak serong. Otot-otot ini terletak
di sebelah dalam orbita, dan bergerak dari dinding tulang orbita untuk di
kaitkan pada pembungkus sklerotik mata sebelah belakang kornea. Otot-otot lurus
terdiri atas otot rektus mata superior, inferior, medial, dan lateral.
Otot-otot ini menggerakan mata ke atas, ke bawah, ke dalam, dan ke sisi luar
bergantian.
Otot-otot oblik adalah otot
inferior dan superior. Otot oblik superior menggerakan mata ke bawah dan ke
sisi luar, sementara otot oblik inferior menggerakan mata ke atas dan juga ke
sisi luar. Serabut-serabut saraf yang melayani otot-otot ini adalah nervi motores okuli, yaitu saraf cranial
ketiga, keempat, dan keenam.
Biasanya sumbuh kedua mata mengarah
secara serentak pada satu titik yang sama, tetapi akibat adanya paralisa pada
sebuah atau beberapa otot, mata tidak dapat mengarah secara serentak lagi, maka
timbulah apa yang di namakan matajuling
atau strabismus.
Sklera adalah pembungkus yang kuat dan fibrus. Sklera membentuk putih mata dan bersambung pada bagian
depan dengan sebuah jendela membrane yang bening, yaitu kornea. Sklera
melindungi struktur mata yang sangat halus, serta membantu mempertahankan
bentuk biji mata.
Koroid
atau lapisan tengah berisi pembuluh darah, yang merupakan ranting-ranting
arteria oftalmika, cabang dari arteria karotis interna. Lapisan vaskuler ini
membentuk iris yang berlubang di tengahnya, atau yang di sebut pupil (manic)
mata. Selaput berpigmen adalah belakang iris memancarkan warnanya, dan dengan
demikian menentukan apakah sebuah mata itu berwarna biru, coklat, kelabu, dan
seterusnya. Koroid bersambung pada bagian depanya dengan iris, dan tepat di
belakang iris, selaput ini menebal guna membentuk korpus siliare, sehingga
korpus siliare terletak antara koroid dan iris. Korpus siliare itu berisi
serabut otot sirkular dan serabut-serabut yang letaknya seperti jari-jari
sebuah lingkaran. Kontraksi otot sirkular menyebabkan pupil mata juga
berkontraksi. Semuanya ini bersama-sama membentuk traktus uvea, yang terdiri
atas iris, korpus siliare, dan selaput koroid.
Retina
adalah lapisan saraf pada mata, yang terdiri atas sejumlah lapisan serabut,
yaitu sel-sel saraf, batang-batang, dan kerucut semuanya termasuk konstruksi
retina, yang merupakan jaringan saraf halus yang menghantarkan impuls saraf
dari luar menuju diskus optik, yang merupakan titik tempat saraf optik
meninggalkan biji mata. Titik ini di sebut bintik buta karea tidak mempunyai
retina adalah makula, yang terletak persis berhadapan dengan pusat pupil. Jika
kita teliti biji mata mulai dari depan hingga ke belakang, akan terlihat
bagian-bagian berikut:
a. Kornea, merupakan bagian depan yang
transparan dan bersambung dengan sklera yang putih dan tidak tembus cahaya.
Kornea terdiri atsa beberapa lapiasan. Lapisan tepi adalah epitelium berlapis
yang bersambung dengan konjungtiva.
b. Bilik anterior (kamera okuli anterior),
yang terletak antara kornea dan iris.
c. Iris adalah tirai berwarna di depan
lensa yang bersambung dengan selaput koroid. Iris berisi dua kelompok serabut
otot tak sadar atau otot polos kelompok yang satu mengecilkan ukuran pupil itu.
d. Pupil, Bintik tengah yang berwarna
hitam, yang merupakan celah dalam iris, tempat cahaya masuk guna mencapai
retina.
e. Bilik posterior (kamera okuli posterior) terletak
di antara iris dan lensa. Baik bilik anterior maupun bilik posterior diisi
dengan akueus humor.
f. Akueus humor, Cairan ini berasal dari
korpus siliare dan diserap kembali ke dalam aliran darah pada sudut antara iris
dan kornea melalui vena halus yang dikenal sebagai saluran schlem.
g.
Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung depan
belakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa terletak persis di belakang
iris. Membran yang dikenal sebagai ligamentum suspensorium terdapat di depan
maupun di belakang lensa itu, yang berfungsi mengaitkan lensa itu pada korpus siliare.
Bila ligamentum suspensorium mengendur, lensa mengerut dan menebal sebaliknya
bila ligamen menegang, lensa menjadi gepeng.
h.Viterus humor. Darah sebelah belakang
biji mata, mulai dari lensa hingga retina, diisi cairan penuh albumen berwarna
keputih-putihan seperti agar-agar, yaitu vitreus humor. Vitrous humor berfungsi
memberi bentuk dan kekokohan pada mata, serta mempertahankan hubungan antara
retina dan selaput koroid dan sklerotik.
Fungsi mata
Mata adalah
indra penglihatan. Mata dibentuk untuk menerima rangsangan berkas-berkas cahaya
pada retina, lantas dengan perantaraan serabut-serabut nerfus optikus
mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak untuk di tafsirkan.
a. Kornea bekerja sebagai jendela bening
yang melindungi struktur halus yang berada di belakangnya, serta membantu
memfokuskan bayangan pada retina. Kornea tidak mengandung pembuluh darah.
b. Iris,
yang memiliki celah di tengahnya, yaitu pupil,adalah sebuah cakram yang dapat
bergerak, dan berfungsi sebagai tirai yang melindungi retina, serta
mengendalikan jumlah cahaya yang memasuki mata.
c. Lensa,adalah organ focus utama, yang
membiaskan berkas-berkas cahaya yang terpantul dari benda-benda yang dilihat
menjadi bayangan yang jelas pada retina. Lensa berada sebuah kapsul elastis
yang di kaitkan pada korpus siliare koroid oleh ligamentum suspensorium. Dengan
mempergunakan otot siliare, permukaan anterior lensa dapat lebih atau agak kurang di cembungkan, guna
memfokuskan benda-benda dekat atau jauh hal ini disebut akomodasi visual
d. Lapisan koroid yang berpigmen
mengelapkan bilik tengah mata, kira-kira dapat dibandingkan dengan bagian dalam
kamera yang diberi warna gelap.
e. Retina adalah mekanisme penyarafan untuk
penglihatan. Retina memuat ujung-ujung nervus optikus, serta dapat
disamakan dengan lempeng film dalam
fotografi.
Bila sebuah bayangan tertangkap
(tertangkap mata), berkas-berkas cahaya benda yang dilihat menembus kornea,
akueus humor, lensa, dan badan vitreus guna merangsang ujung-ujung saraf dalam
retina. Rangsangan yang diterima retina bergerak melalui traktus optikus menuju
daerah fisual dalam otak, untuk ditafsirkan. Kedua daerah visual menerima
berita dari kedua mata, sehingga menimbulkan lukisan dan bentuk.
Sebelah dalam tepi retina tedapat
lapisan-lapisan batang-batang dan kerucut-kerucut yang merupakan sel-sel
penglihat khusus yang peka terhadap cahaya. Sela-sela berupa lingkaran yang
terdapat di antaranya disebut granula. Ujung proksimal batang-batang dan
kerucut-kerucut itu membentuk sinapsi (penghubung) ppertama dengan lapisan sel
bipolar dalam retina. Proses kedua yang di lakukan sel-sel itu adalah membentuk
sinapsi kedua dengan sel-sel ganglion besar, juga dalam retina. Akson-akson
sel-sel ini merupakan serabut-serabut dalam nervus optikus. Serabut-serabut
saraf ini bergerak ke belakang, mula-mula mencapai pusat yang lebih rendah
dalam badan-badan khusus thalamus, lantas akhirnya mencapai pusat visual khusus
dalam lobus oksipitalis otak, tempat penglihatan di tafsirkan.
Bagian- Bagian Mata
Alis adalah dua potongan kulit tebal
melengkung yang ditumbuhi bulu. Alis di kaitkan pada otot-otot sebelah
bawahnya, serta berfungsi melindungi mata dari sinar matahari yang terlalu
terik.
Kelopak mata merupakan dua lempengan, yaitu lempengan tarsal yang terdiri atas
jaringan fibrus yang sangat padat, serta dilapisi kulit dan di batasi
konjungtiva. Jaringan di bawah kulit ini tidak mengandung lemak. Kelopak mata
atas lebih besar dari pada kelopak bawah, serta di gerakan ke atas oleh ototlevator
palpebrae. Kelopak-kelopak itu di tutupi otot-otot melingkar, yaitu muskulus orbikularis okuli. Bulu mata
dikaitkan pada pinggiran kelopak mata , serta melindugi mata dari debu dan
cahaya.
Fungsi retraksi mata. Sebagaimana telah di
uraikan di atas, berkas-berkas cahaya yang jatuh di atas mata akan menimbulkan
bayangan yang telah di fokuskan pada retina. Bayangan itu menembus dan di ubah
oleh kornea, lensa, badan-badan akueus, dan vitreus. Kendati demikian, lensa
merupakan alat utama yang membiaskan cahaya, lantas memfokuskan bayangan pada
retina. Pada mata normal, berkas-berkas ini bersatu menangkap sebuah titik pada
retina.
Peralatan lakrimal. Kelenjar-kelenjar air mata
terdiri atas kelenjar majemuk, yang terletak pada sudut luar, sebelah atas rongga
orbita. Kelenjar-kelenjar itu mengeluarkan air mata yang berada pada pinggir
atas dan luar mata, lantas di tuangkan ke dalam kantong konjungtiva dari
saluran kelenjar lakrimal. Bila kelopak mata di kedipkan, air mata akan
menggenangi seluruh permukaan bola mata. Sebagian besar cairan itu menguap,
sementara selebihnya mengalirkan dari sudut dalam mata menuju saluran lakrimal,
kemudian memasuki hidung melalui saluran naso-lakrimal. Aliran air mata
bertambah karena adanya zat perangsang (seperti gas air mata misalnya) dan
karena emosi.
2.2.4 INDRA PENDENGARAN
Telinga adalah organ pendengaran. Saraf yang melayani indra
ini adalah saraf kranial ke delapan atau nervus auditorius. Telinga terdiri
atas tiga bagian :
1. Telinga
Luar
Telinga luar terdiri atas aurikal atau pina, yang bidangnya
rendah berukuran besar serta dapat bergerak dan membantu mengumpulkan gelombang
suara; dan meatus auditorius eksternal yang menjorok ke dalam menjauhi pinah
serta menghantarkan getaran suara menuju membran timpani.
Liang ini
berukuran panjang sekitar 2,5 cm, 1/3 luarnya adalah tulang rawan sementara 2/3
dalamnya berupa tulang. Ada tiga kelompok otot yang terletak pada bagian depan,
atas, dan belakang telinga. Kendati demikian, manusia hanya sanggup menggerakan
telinganya sedikit sekali, sehingga hampir-hampir tidak kelihatan.
2. Telinga
Tengah.
Telinga tengah atau rongga timpani adalah bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga itu terletak sebelah dalam membran timpani atau
gendang telinga, yang memisahkan rongga itu yaitu dari meatus auditorius
eksternal. Rongga itu sempit serta memiliki dinding tulang dan dinding
membranosa, sementara pada bagian belakangnya bersambung dengan antrum mastoid
dalam prosesus mastoideus pada tulang temporalis, melalui sebuah cela yang di
sebut aditus.
Tuba eustakhius bergerak kedepan dari rongga telinga tengah
menuju naso faring, lantas terbuka. Degan demikian tekanan udara pada kedua
sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus auditorius eksternal,
serta melalui tuba eustakhius(faringo tipani). Cela tuba eustkhius akan
tertutup jika dalam keadaan biasa, dan akan terbuka setiap kali kita menelan.
Dengan demikian tekanan udara dalam ruang timpani di pertahankan tetap seimbang
dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak
seimbangnya tekanan udara dapat di hindarkan. Adanya hubungan dengan naso
faring ini memungkinkan infeksi pada hidung atau tenggorokan dapat menjalar
masuk ke dalam rongga telinga tengah.
Tulang-tulang pendengaran adalah
tiga tulang kecil yang tersusun pada rongga telinga tengah seperti rantai yang
bersambung dari membran timpani menuju rongga telinga dalam. Tulang sebelah
luar adalah malleus, berbentuk seperti martir dengan gagang yang terkait pada
membran timpani, sementara kepalanya menjulur kedalam ruang timpani. Tulang
yang berada di tengah adalah incus atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan
meleus, sementara sisi dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil,
yaitu stapes.
Stapes atau tulang sanggurdi
dikaitkan pada inkus dengan ujungnya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang
bulat panjangterkait pada membrane yang menutupfenestra vestibule, atau tingkap
joring. Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi mengalirkan getran suara dari
gendang telinga menuju rongga telinga dalam. Prosesus mastoideus adalah bagian
tulang temporalis yang terletak di belakang telinga. Sementara ruang udara yang
berada pada bagian atasnya adalah antrum mastoideus yang berhubungan dengan
rongga telinga tengah.
3. Telinga
Dalam.
Telinga dalam berada dalam bagian os
petrosum tulang temporalis. Rongga telinga dalam itu terdiri atas berbagai
rongga yang menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga
itu disebut labirin tulang dan
dilapisi membran sehingga membentuk labirin
membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung cairan dan
ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan. Labirin tulang terdiri
atas tiga bagian:
a.
Vestibula yang merupakan bagian tengah, dan tempat bersambungnya bagian-bagian
yang lain, ibarat sebuah pintu yang menuju ruang tengah (Vestibula) pada sebuah
rumah.
b. Saluran
setengah lingkaran bersambung dengan vestibula. Ada tiga jenis saluran-saluran
itu, yaitu saluran superior, posterior, dan lateral. Pada salah satu ujung
setiap saluran terdapat penebalan yang disebut anpula (Gerakan cairan yang
merangsang ujung-ujung akhir saraf khusus dalam ampula inilah yang menyebabkan
kita sadar akan kedudukan kita. Bagian teling dalam ini berfungsi membantu
serebelum dala mengendalikan keseimbangan, serta kesadaran akan kedudukan tubuh
kita).
c. Koklea
adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang membelit dirinya laksana sebuah
rumah siput. Belitan-belitan itu melingkari sebuah sumbuh berbentuk kerucut
yang memiliki bagian tengah dari tulang, yang disebut modiulus.
Dalam setiap belitan ini, terdapat saluran membranosa yang
mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa
disebut endolimfa, Sementara cairan diluar labirin membranosa dan dalam labirin
tulang disebut perilimfa. Ada dua
tingkap dalam ruang melingkar ini
1) Fenestra Vestibule (yang juga di sebut Fenestra ovalis,
lantaran betuknua yang bulat panjang) di tutup lubang stapes.
2) Fenestra Koklea (yang juga di sebut Fenestra Rotunda,
lantan bentuknya budar) di tutup sebuah membran.
Kedua-duanya menghadap ke telinga dalam. Adanya tingkap –
tingkap dalam ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat di alihkan
dari rongga telingga tengah, guna dilangsungkan dalam perlinfa. Getaran dalam
perilinfa di alihkan menuju endolinfa, dan dengan demikian merangsang ujung –
ujung akhir saraf pendengaran.
4.Nervus
Auditorius (Saraf Pendengaran).
Terdiri atas 2 bagian yang salah satunya penggumpulan
sensibilitas dari bagian vestibuler rongga telinga dalam, yang mempunya hubungan
dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nucleus
vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla
oblongata, lantas bergerak terus menuju serebelum. Bagian koklearis pada nervus
auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabut-serabut sarafnya
mula-mula dipancarkan pada sebuah nucleus khusus yang berada tepat di belakang
thalamus, kemudian dari sana dipancarkan lagi menuju pusat penerima akhir dalam
korteks otak yang terletak pada bagian bawah lobus temporalis. Cedera pada
saraf koklearis akan berakibat ketulian saraf, sementara cedera pada saraf
vestibularis akan berakibat vertigo, ataksia dan nistagmus.
5. Pendengaran
Suara ditimbulkan akibat getaran atmosfer yang dikenal
sebagai gelombang suara, yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang
suara bergerak memalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrane timpani
bergetar. Getara-getaran tersebut selanjutnya di teruskan menuju inkus dan
stapes, melalui maleus yang tekait pada membran itu. Karena gerakan-gerakan
yang timbul yang timbul pada setiap tulang ini sendri, tulang-tulang itu
memperbesar getaran, yang disalurkan melalui fenestra Vestibular menuju
perilimfa.
Getaran perilmfa dialihkan melalui membrane menuju endolinfa
dalam saluran koklea, dan rangsangan
mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ korti, untuk kemudian diantarkan
menuju otak oleh nervus auditorius.
Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak
atau tidak enak, ingar-bingar atau musical. Istilah-stilah ini digunakan dalam
artinya yang seluas-luasnya. Gelombang suara yang tak teratur menghasilkan
keributan atau keingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur
menghasilkan bunyi musical enak. Suara merapat dengan kecepatan 343 meter/detik
dalam udarh tenang, pada suhu 15,5oc.
6. Keseimbangan
Nervus vestibularis yang tersebar hingga kanalis
semisirkularis menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls itu
dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena adanya perubahan kedudukan cairan
dalam kanal atau saluran-saluran itu. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran
semisirkularis inilah yang merangsang impuls, yang segera dijawab badan berupa
gerak reflex, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.
Selain menghasilkan keringat, pada bagian dermis terdapat
ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah alat indera yang peka terhadap
rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri atau sakit.
Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba ada
dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit, dan
ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada lima
macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf yang berselaput dan rangsangannya
Ujung
saraf berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel
pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel
ruffini
|
Panas
|
Korpuskel
krause
|
Dingin
|
Korpuskel
meissner
|
Sentuhan
|
Selain terdapat di daerah dermis, sel-sel peraba juga
terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila rambut yang muncul di permukaan
kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf akan terangsang.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas, pada orang
dewasa luasnya sekitar 1,9 m2. Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai
reseptor peraba, keberadaan ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai
alat tubuh. Permukaan kulit yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba
ialah ujung jari telunjuk, telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah
kemaluan. Oleh karena itu daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan
berupa sentuhan. Seorang tuna netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya
untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat mengalami gangguan dan kelainan. Kelainan kelainan
pada kulit antara lain sebagai berikut.
1) Jerawat
(acne), ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah,
leher, dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena
waktu pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang
pertumbuhan dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak
bersama keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2)
Dermatitis, ialah suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa
gatal dengan tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat
disebabkan terkena zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau
berkaitan dengan kondisi tubuh.
Bagian-bagian kulit terdiri dari :
a.Epidermis
Epidermis
terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan lemak
yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan
dilepaskan dan diganti. Sel lain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga
tediri dari sel-sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan
membantu memberikan warna putih pada kulit. Lapisan keempat mengandung sel yang
memproduksi melamin, suatu bahan yang bertindak sebagai perlindungan terhadap
pengaruh sinar UV. Epidermis tidak mengandung pembuluh darah, tetapi limfe
bersirkulasi dalam ruang interselular.
b. Dermis
Dermis
terdiri dari jaringan fibrosa yang lebih padat pada bagian superficial
dibandingkan bagian dalamnya. Dapat diidentifikasi 2 lapisan : yang pertama
mengandung akhiran saraf sensorik, pembuluh darah dan limfatika ; yang kedua
mengandung serat kolagen, serat elastik, glandula sebasea, glandula sudorifera,
folikel rambut dan muskulus arrektor pilli.
c. Hipodermis
Ini
merupakan zona transisional diantara kulit dan jaringan adiposa di bawahnya.
Mengandung sel lemak demikian juga jaringan ikat putih dan kuning, kumparan
dari sejumlah glandula sebasea dan radiks dari sejumlah rambut. Pemberian zat makanan dermis atau porium
tergantung pada vena dan limfatika. Baik saraf bermielin maupun tidak bermielin
ditemukan dalam kulit yang berisi organ akhir dan banyak serat saraf. Organ ini
memberikan respon sensasi panas, dingin, nyeri, gatal, dan raba ringan.
d. Kelenjar Keringat
Kelenjar
keringat terdiri dari glomerolus atau bagian sekresi dan duktus. Secara relatif
terdapat catu darah yang kaya dan menskresi keringat yang agak keruh, hampir
tidak berbau, hampir mengandung 99% air, dan sejumlah kecil khlorida, urea,
amonium, asam urat dan kreatinin. Berbagai tipe kelenjar keringat ditemukan
pada area seperti genetalia, anus, aksila dan puting susu dan masing-masing
juga mempunyai bau yang khas.
e. Appendises
Appendises termasuk rambut dan kuku. Rambut
berasal epitel dan terbentuk dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang
timbul dalam struktur yang kompleks, yaitu folikel yang terletak dalam lapisan
dermis yang lebih dalam. Pada saat rambut melintasi lapisan permukaan dari
dermis maka rambut dilapisi oleh sebum yang merupakan eksresi dari glandula
kecil yang terletak berdekatan dengan batang rambut. Fungsinya adalah melumasi
kulit dan menjaga kulit tetap lentur, bertindak sebagai penolak air dan
melindungi kulit dari udara yang kering.
Kuku
terdiri dari sel tanduk yang mengalami modifikasi yang bersatu dengan kuat.
Pada bagian proksimal kuku terbentuk dalam matriks kulit. Dasar kuku terdiri
dari sel prickle yang mengalami modifikasi pada mana kuku melekat dengan kuat.
Kuku sebagian memperoleh warna dari darah dan
sebagian dari pigmen dalam epidermis terutama melanin. Sebagai penitup bagian
luar maka kulit mempunyai banyak fungsi yang tidak saja besifat protektif,
tetepi juga termasuk yang berikut :
1)Bertindak sebagai barier terhadap infeksi
asal berada dalam keadaan utuh, tetapi dapat juga dirusak oleh mikroorganisme
dengan aksi dari asam lemak rantai panjang yang ditemukan dalam kulit. Invasi
bakteri dapat juga terhalang oleh keasaman kulit.
2) Ketahanan jaringan yang kuat melindungi
jaringan di bawahnya.
3) Kulit bertindak sebagai insulator
(hipoderm) dan membantu mengatur suhu tubuh. Pengendalian suhu tubuh juga
merupakan fungsi dari glandula sudorifera dan pembuluh darah. Ketika hari
panas, glandula menskresi keringat, dan penguapannya menyebabkan pendinginan ;
pembuluh darah berdilatasi untuk memungkinkan keluarnya panas tubuh dengan
meningkatkan aliran darah dekat dengan permukaan tubuh. Ketika hari dingin,
pembuluh darah berkonstriksi, menurunkan aliran darah dan dengan demikian
menurunkan kehilangan panas.
4) Karena mengandung akhiran saraf sensorik,
sensasi dari kulit memainkan peranan penting dalam mempertahankan kesehatan.
5) Sampai
tingkat tertentu, kulit bertindak sebagai organ ekskresi untuk mengeluarkan
produk sampah tubuh. Karena itu memainkan peranan dalam mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
6) Dalam kondisi yang sesuai, kulit mencatu
vitamin D tubuh. Vitamin ini terbentuk dengan aksi fotokimia dari sinar UV pada
sterol yang diduga diekskresikan dalam sebum.
Fisiologi kulit
a.Fungsi Proteksi
Kulit melindungi bagian dalam tubuh manusia
terhadap gangguan fisik maupun mekanik, misalnya tekanan, gesekan, tarikan,
gangguan kimiawi, seperti zat-zat kimia iritan (lisol, karbol, asam, atau basa
kuat lainnya), gangguan panas atau dingin, gangguan sinar radiasi tau sinar
ultraviolet, gangguan kuman, jamur, bakteri atau virus.
Gangguan fisik dan mekanik ditanggulangi
dengan adanya bantalan lemak subkutis, tebalnya lapisan kilit, dan serabut
penunjang yang berfungsi sebagai pelindung bagian luar tubuh. Gangguan sinar UV
diatasi oleh sel melanin yang menyerap sebagian sinar tersebut. Gangguan
kimiawi ditanggulangi dengan adanya lemak permukaan kulit yang berasal dari
kelenjar palit kulit yang mempunyai pH 5,0 – 6,5. Lemak permukaan kulit juga
berperan dalam mengatasi banyak mikroba yang ingin masuk ke dalam kulit.
Proses
keratinisasi juga merupakan sawar mekanis karena sel-sel tanduk melepaskan diri
secara teratur dan diganti oleh sel muda di bawahnya. Sawar kulit berfungsi
ganda yaitu mencegah keluar atau masuknya zat yang berada di luar ke dalam
tubuh atau dari dalam ke luar tubuh. Fungsi sawar kulit terutama berada di
sel-sel epidermis dan kemampuan kulit sebagai sawar berbeda pada satu tempat
kulit dengan tempat kulit lainnya bergantung pada kondisi epidermis di tempat
tersebut. Skrotum adalah kulit dengan tinggi sawar paling rendah sehingga
paling permeabel, disusul oleh kulit wajah dan punggung tangan. Sebaliknya
telapak tangan dan telapak kaki adalah daerah kulit yang paling baik sawarnya
sehingga hampir tidak dapat dilalui komponen apapun.
b. Fungsi Absorpsi
Kulit yang
sehat tidak mudah menyerap air, larutan, maupun benda padat. tetapi cairan yang
mudah menguap lebih mungkin diserap kulit, begitu pula zat yang larut dalam
minyak. Peremeabilitas kulit terhadap gas CO2 atau O2 mengungkapkan kemungkinan
kulit mempunyai peran dalam fungsi respirasi.
Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh
tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban udara, metabolisme dan jenis
vehikulum zata yang menempel di kulit. Penyerapan dapat melalui celah antar
sel, saluran kelenjar atau saluran keluar rambut.
c. Fungsi Ekskresi
Kelenjar-kelenjar
pada kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam
tubuh misalnya NaCl, urea, amonia, dan sedikit lemak. Kelenjar lemak. Kelenjar
lemak pada fetus, atas pengaruh hormon androgen dari ibunya, akan menghasilkan
sebum untuk melindungi kulitnya terhadap cairan amnion yang pada waktu lahir
disebut vernix caseosa. Sebum yang diproduksi kelenjar palit kulit melindungi kulit
dengan cara meminyaki kulit dan menahan penguapan yang berlebihan sehingga
kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di permukaan
kulit membentuk keasaman kulit pada pH 5 – 6,5. Penguapan air dari dalam tubuh
dapat pula terjadi secara difusi melaui sel-sel epidermis, tetapi karena sel
epidermis baik fungsi sawarnya, maka kehilangan air melalui sel epidermis
(transepidermal water loss) dapat dicegah agar tidak melebihi kebutuhan tubuh.
d.Fungsi Pengindra (Sensori)
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di
dermis dan subkutis. Badan Ruffini yang terletak di dermis, menerima
rangasangan dingin dan rangsangan panas diperankan oleh badanKrausse. Badan
taktil Meissner yang terletak di papil dermis menerima rangsang rabaan, demikian
pula badan Merkel-Renvieryang terletak di epidermis. Saraf-saraf sensorik
tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
e. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh
(Termoregulasi)
Kulit
melakukan peran ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan otot dinding
pembuluh darah kulit. Pada keadaan suhu meningkat, kelenjar keringat
mengeluarkan banyak keringat ke permukaan kulit dan dengan penguapan keringat
tersebut terbuang pula kalori/panas tubuh. Vasokonstriksi pembuluh darah
kapiler kulit menyebabkan kulit melindungi diri dari kehilangan panas pada
waktu dingin. Kulit kaya akan pembuluh darah kapiler sehingga cara ini cukup
efektif. Mekanisme termoregulasi ini diatur oleh sistem saraf simpatis yang
mengeluarkan zat perantara asetilkolin. Dinding pembuluh darah kulit pada bayi
belum berfungsi secara sempurna sehingga mekanisme termoregulasi belum berjalan
dengan baik.
f.Fungsi Pembentukan Pigmen (Melanogenesis)
Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit)
terletak di lapisan asal epidermis. Sel ini berasal dari rigi saraf, jumlahnya
1:10 dari sel basal. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang
terbentuk menentukan warna kulit. Melanin dibuat dari sejenis protein, tirosin,
dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan oksigen oleh sel melanosit di dalam
melanosom dalam badan sel melanosit. Pajanan sinar matahari mempengaruhi
produksi melanin. Bila pajanan bertambah, produksi melanin akan meningkat.
Pigmen disebarkan ke dalam lapisan atas sel epidermis melalui tangan-tangan
yang mirip kaki cumi-cumi pada melanosit. Ke arah dermis pigmen, disebar
melalui melanofag. Selain oleh pigmen, warna kulit dibentuk pula oleh tebal
tipisnya kulit, Hb-reduksi, Hb-oksidasi, dan karoten.
g. Fungsi
Keratinisasi
Lapisan epidermis kulit orang dewasa mempunyai
tiga jenis sel utama: keratinosit, melanosit dan sel Langerhans. Keratinisasi
dimulai dari sel basal yang kuboid, bermitosis ke atas berubah bentuk lebih
poligonal yaitu sel spinosum, terangkat lebih ke atas menjadi lebih gepeng, dan
bergranula menjadi sel granulosum. Kemudian sel tersebut terangkat ke atas
lebih gepeng, dan granula serta intinya hilang menjadi sel spinosum dan
akhirnya sampai di permukaan kulit menjadi sel yang mati, protoplasmanya
mengering menjadi keras, gepeng, tanpa inti yang disebut sel tanduksel tanduk
secara kontinu lepas dari permukaan kulit dan diganti oleh sel yang terletak di
bawahnya. Proses keratinisasi sel dari sel basal sampai sel tanduk berlangsung
selama 14-21 hari. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berguna untuk
fungsi rehabilitasi kulit agar selalu dapat melaksanakan fungsinya secara baik.
Pada beberapa macam penyakit kulit proses ini terganggu, sehingga kulit akan
terlihat bersisik, tebal, dan kering.
h. Fungsi Produksi Vitamin D
Ternyata kulit juga dapat membuat vitamin D
dari bahan baku 7-dihidroksi kolesterol dengan bantuan sinar matahari. Namun
produksi ini masih lebih rendah dari kebutuhan tubuh akan vitamin D sehingga
diperlukan tambahan vitamin D dari luar melaui makanan.
i. Fungsi
Ekspresi Emosi
Hasil gabungan fungsi yang telah disebut di
atas menyebabkan kulit mampu berfungsi sebagai alat untuk mentakan emosi yang
terdapat dalam jiwa manusia. Kegembiraan dpat dinyatakan oleh otot kulit muka
yang relaksasi dan tersenyum, kesedihan diutarakan pleh kelenjar air mata yang
meneteskan air matanya, ketegangan dengan otot kulit dan kelenjar keringat,
ketakutan oleh kontraksi pembuluh darah kapiler kulit sehingga kulit menjadi
pucat dan rasa erotik oleh kelenjar minyak dan pembuluh darah kulit yang
melebar sehingga kulit tampak semakin merah, berminyak, dan menyebarkan bau
khas.Semua fungsi kulit pada manusia berguna untuk mempertahankan kehidupannya
sama seperti organ tubuh lain.
SESI TANYA JAWAB
# Apa yang dimaksud dengan lateralisasi suara?
(Agnes)
•
Jawaban : Lateralisasi merupakan proses pengkhususan fungsi dari
dua belah otak yang terjadi karena penyebelahan menjadi dua bagian. Jadi
suara yang terdengar akan terimpuls ke salah satu bagian otak.
#
Mengapa bila penciuman terganggu selera makan berkurang? (Agnes)
•
Jawaban : Pada saat kita menarik nafas, udara
masuk ke dalam rongga hidung. Gas memasuki rongga hidung bercampur dengan
lender, kemudian menstimulasi ujung-ujung saraf. Impuls ini diteruskan ke saraf
pembau di pusat saraf, dan akhirnya diinterprestasikan sebagai pengecap.
Makanan akan merangsang saraf-saraf yang ada pada lidah. Rangsangan tersebut
akan dibawa ke otak, kemudian diinterprestasikan dan sebagai hasilnya kita
dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita. Jika terjadi gangguan pada
indra pembau, kita tidak dapat mengecap dengan baik sehingga selera makan
berkurang.
#
Mengapa iris mata manusia berbeda-beda? (Rotua)
•
Jawaban : Karena tergantung dari jumlah
melanin pada epitelium pigmen yang terletak di bagian belakang iris, jumlah melanin
pada stroma, dan kepadatan sel di stroma
#
Fungsi mekanis pada saliva? (Rotua)
•
Jawaban :
1. Melicinkan
dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses memngunyah dan menelan
makanan
2. Membasahi
dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair sehingga mudah ditelan
3. Membersihkan
rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman
4. Membantu
dalam berbicara (pelumas pada pipi dan lidah)
#
Apa fungsi dari kelenjar tarsalia? (Hannantia)
•
Jawaban : Fungsi dari kelenjar tarsalia
adalah untuk membersihkan dan melumasi mata, sehingga kornea tidak menjadi
kering.
#
Kenapa pada saat nangis hidung kita tersumbat? (Hannantia)
•
Jawaban : Hidung
mempunyai saluran yang menghubungkan rongga hidung dengan mata bagian medial
(ujung mata bagian sebelah dalam) yang berfungsi menyalurkan air mata setiap
kali kita berkedip untuk membasahi kornea.
Pada waktu kita menangis produksi air mata sangat banyak
sehingga ada sebagian air mata yang masuk ke rongga hidung kemudian air
tersebut memenuhi serta keluar lewat rongga hidung, sebagian lagi air mata
mengalir turun ke pipi. Rongga hidung juga cukup peka saat ada benda asing
masuk maka akan mengeluarkan lendir jadi saat air mata mata masuk ke rongga
hidung maka lendir di rongga hidung akan semakin banyak.
#
Bagaimana pada saat kondisi terang ke gelap reaksi penyesuaian mata?
(Hannantia)
•
Jawaban : Adaptasi mata karena cahaya
diakibatkan karena lebar pupil yang diatur oleh iris sesuai dengan intensitas
cahaya yang diterima oleh mata. Ditempat yang gelap pupil akan membesar, agar
cahaya dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang sangat terang maka pupil
akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk ke mata.
Pada kondisi terang, sel kerucut menyampaikan bayangan ke
otak dan pigmen-pigmen rhodopsin dalam sel batang akan terurai sehingga sel
batang tidak dapat bekerja dengan baik. Jika tiba-tiba kondisi gelap, maka
pigmen-pigmen yang telah terurai dalam sel batang akan terbentuk kembali dan
tugas sel kerucut digantikan oleh sel batang untuk menyampaikan bayangan ke
otak. Terbentuknya pigmen rhodopsin itu berlangsung secara bertahap. Sehingga
terkadang kita tidak dapat langsung melihat dengan jelas karena penyusuaian
pigmen tersebut.
#
Apa yang dimaksud gerakan halus pada otot intrinsik? (Rotua)
•
Jawaban : Gerakan yang membuat kita mampu
mengubah-ubah bentuk lidah seperti memanjang, memendek, dan membulat.
#
Maksud dari bakterisid pada kelenjar sebasea ? (Agnes)
•
Jawaban : Bakteriosidal atau bakterisid
adalah zat yang bersifat membunuh bakteri, tidak hanya mencegah mereka
berkembang biak.
bak.te.ri.si.da
Nomina (kata benda) Istilah kimia substansi kimia yang mampu membunuh atau menghancurkan bakteri; pembasmi bakteri
Nomina (kata benda) Istilah kimia substansi kimia yang mampu membunuh atau menghancurkan bakteri; pembasmi bakteri
#
Kenapa lidah mati rasa saat panas dan dingin ? Apa penyebabnya ? Cara
mengatasinya ? (Meyrendra)
•
Jawaban : Permukaan lidah dilapisi dengan
lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap
berupa tunas pengecap.Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang
mempunyai tonjolan (papila) seperti rambut.
Saat makan makanan yang panas, maka sensasi panas ini akan
berikatan dengan reseptor yang ada di papila lidah kita. Sensasi panas dapat
berikatan dengan papila lidah yang mana saja, entah di bagian ujung, samping,
atau pangkal. Sehingga makin banyak papila yang berikatan dengan sensasi panas,
makin terasa pula sensasi panas sampai batas akhirnya lidah akan terasa mati
rasa.
•
Cara
Mengatasinya :
1. Menggunakan
Es – Cara mengatasi lidah mati rasa yang pertama
bisa anda lakukan dengan cara menyimpan es batu berukuran kecil kedalam mulut
anda, kemudian anda isap es batu tersebut sampai akhirnya anda sendiri merasa
nyaman dan rasa terbakar pada lidah pun tidak akan terasa lagi karena es batu
yang anda isap tersebut.
2. Gunakan
Susu dan Madu – Tuangkan susu dingin kedalam cangkir berukuran sedang,
dan campurkan satu sendok makan madu kedalam susu dingin tersebut. Minum secara
perlahan sambil anda menyesap sedikit demi sedikit susu dingin campur madu
tersebut. Kombinasi susu dingin dan madu ini dapat mengurangi rasa terbakar
pada lidah dengan meningkatkan sirkulasi darah ke lidah. Selain itu, susu yang
anda minum ini merupakan sumber Vitamin B12 yang dapat mengembalikan fungsi
normal lidah anda sehingga anda pun bisa merasakan apa yang memang sudah
seharusnya anda rasakan dengan menggunakan lidah yang anda miliki.
# Dampak dari Ear Candle ? (Rika)
•
Jawaban : Ear candle atau
disebut juga dengan terapi lilin adalah salah satu metode pengobatan alternatif
yang diklaim dapat mengeluarkan racun tubuh dan juga kotoran telinga.
Bahaya ear candle menurut dr. Henri Hutomo:
1. Sisa lilin yang terdapat pada liang telinga dapat menumpuk
dan menyebabkan gangguan pendengaran berupa tuli konduktif.
2. Panas dari tetesan lilin dapat merusak epitel lubang
telinga sehingga memudahkan infeksi dari berbagai macam mikroorganisme.
3. Terapi
lilin dapat menganggu sekresi serumen dalam telinga, serumen di dalam telinga
mempunyai efek proteksi.
# Pada bagian mana telinga mengalami penurunan
pendengaran ketika usia lanjut ? (Destia)
•
Jawaban : Gangguan pendengaran secara
perlahan lahan akibat proses penuaan yang dikenal dengan
istilah presbicusis. Diduga timbulnya
presbicusis berhubungan dengan faktor bawaan, pola makan, metabolisme,
atheriosklerosis, diabetes melitus, infeksi, bising, gaya hidup,
obat-obatan, dll. Presbikusis umumnya akan menyerang kedua telinga secara
perlahan-lahan sehingga orang tersebut tidak dapat menyadari adanya
gangguan pendengaran pada dirinya.
# Ikri : Zat gizi apa yang terkandung antara kornea
dan lensa ? Diperoleh dari mana ?
•
Jawaban : Vitamin A dan Protein. Dari dalam
tubuh dan asupan makanan.
# Jika membran timpani robek, apakah fungsi telinga
dapat kembali normal ? (Camelia)
•
Jawaban : Bisa,
karena biasanya telinga akan terjadi penutupan perforasi selama 2 minggu pasca
robek. Dan bila setelah dievaluasi tidak ada kemungkinan perbaikan, dokter akan
menyarankan dilakukannya timpanoplasi atau miringoplasti.
Miringoplasti ini dilakukan oleh dokter ahli THT, dimana akan
dilakukan proses pembedahan/operasi, bisa dilakukan dengan anestesi lokal (bius
lokal) biasanya dengan metode transkanal cangkok lemak.
# Kenapa pada ujung lidah dapat merasakan semua
rasa selain manis ? (Puspaningrum)
•
Jawaban : Bagian lidah yang dapat menerima
rangsangan kimia berada di ujung permukaan luar lidah yang dinamakan sebagai
ujung pengecap. Pada seluruh bagian lidah, terdapat lebih
kurang 10.000 kuncup pengecap yang tersebar dipermukaan atas dan di sepanjang
pinggir lidah. Kuncup pengecap tertanam dibagian epitel lidah dan bergabung
dengan tonjolan-tonjolan lidah yang disebut papilla. Dengan
demikian ujung lidah tetap dapat merasakan rasa selain manis karena daya
sensivitas yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem pengindraan manusia adalah organ organ akhir yang
dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf yang
melayaninya merupakan alat perantaraan yang membawa kesan rasa dari organ indra
menuju otak, tempat perasaan itu ditafsirkan. Beberapa kesan rasa timbul dari
luar, seperti sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman, dan suara. Lainnya
timbul dari dalam, antara lain lapar, haus, dan rasa sakit.
Dalam segala hal, serabut saraf-saraf sensorik
dilengkapi dengan ujung, akhir, khusus guna mengumpulkan rangsangan perasaan
yang khas tampat setiap orang yang berhubungan.
Macam – macam indra yang dimiliki oleh manusia adalah indra
penciuman, indra pengecapan, indra pendengaran, indra pengelihatan dan indra
peraba.
3.2 SARAN
Dari
makalah ini kata-katanya harus dapat dikembangkan dan penjelasan harus lebih
terperinci.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar