Oleh Siti Haniifah dan Nurita Yanti
1.
Cairan Tubuh
Cairan
tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah
cairan suspensi sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau
hewan yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.
2.
Fungsi Cairan Tubuh
Fungsi cairan tubuh antara lain :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan
menjadi panas dan naik.
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kurang cairan, maka
darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk
kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan
jantung.
c. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedianya cairan tubuh yang cukup
dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam
tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.
d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur
struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga
kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari
luar tubuh.
e. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan
untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke
sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di
dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun
keluar dengan lancar.
f. Pernapasan
Paru-paru memerlukan air untuk
pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel
tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila
kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari
nafas yang dihembuskan pada kaca.
g. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungi dan melumasi
gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan
cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk
meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
h. Pemulihan Penyakit
Air mendukung proses pemulihan
ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan
tubuh yang terbuang.
3. Kelompok Cairan Tubuh
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler.
a. Cairan
intraselular
Cairan intraselular adalan cairan yang terdapat di dalam
sel, cairan
intrasel berfungsi sebagai medium/tempat terjadinya reaksi kimia dalam tubuh. Sekitar 40-50 % dari berat tubuh
letaknya di dalam sel dan mengandung elektrolit, serta kalium dan fosfat dan bahan makanan seperti glukosa dan asam amino. Pada orang dewasa,
sekitar duapertiga dari cairan dalam tubuhnya terdapat di intraselular (sekitar
27 liter rata-rata untuk dewasa laki-laki dengan berat badan sekitar 70 kg),
sebaliknya pada bayi hanya setengah dari berat badannya merupakan cairan
intraselular.
b. Cairan
ekstraselular
Cairan ekstraselular adalah cairan yang terdapat di luar
sel.
Cairan ekstraseluler berfungsi sebagai medium untuk transportasi substansi
kimia antara sel satu dengan sel yang lain. Cairan ini membentuk 30 persen dari cairan dalam tubuh
(kira-kira 12 liter). Air ini merupakan medium, di tengah-tengah dimana sel
hidup. Sel menerima garam, makanan serta oksigen dan melepaskan semua hasil
buangannya ke dalam cairan itu juga. Jumlah relatif cairan ekstraselular
berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir, sekitar setengah dari
cairan tubuh terdapat di cairan ekstraselluler. Setelah usia satu tahun, jumlah
cairan ekstraseluler menurun sampai sekitar sepertiga dari volume total. Ini
sebanding dengan sekitar 15 liter pada dewasa muda dengan berat rata-rata 70
kg.
Cairan
ekstraselular dibagi menjadi :
1) Cairan Interstitial
Cairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan
interstitial, sekitar 11-12 liter pada orang dewasa. Cairan limfe termasuk
dalam volume interstitial. Relatif terhadap ukuran tubuh, volume ISF adalah
sekitar 2 kali lipat pada bayi baru lahir dibandingkan orang dewasa.
2) Cairan Intravaskular (Plasma)
Merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah
(contohnya volume plasma). Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6
liter dimana 3 liternya merupakan plasma, sisanya terdiri dari sel darah merah,
sel darah putih dan platelet.Dan juga merupakan sistem transport yang melayani
semua sel melalui medium cairan ekstraselluler.
3) Cairan Transelular
Merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh
tertentu seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial,
intraokular dan sekresi saluran pencernaan. Pada keadaan sewaktu, volume cairan
transeluler adalah sekitar 1 liter, tetapi cairan dalam jumlah banyak dapat
masuk dan keluar dari ruang transeluler.
4.
Komposisi Cairan Tubuh
Lebih kurang 60% berat badan orang
dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan elektrolit). Rata-rata
seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan pembuangan
residu jaringan tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit
dan nonelektrolit.
a. Zat non elektrolit adalah zat
terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik, seperti
:
v Protein, berfungsi sebagai zat
pembangun dan pengatur dalam tubuh manusia,
v Urea, berfungsi sebagai hasil sisa
metabolisme,
v Glukosa, berfungsi sebagai sumber
energi utama dalam tubuh manusia,
v Oksigen, berfungsi sebagai bahan
utama dalam proses respirasi atau pernapasan,
v Karbon dioksida, berfungsi sebagai
hasil dari proses respirasi
v dan asam-asam organik lainnya.
b. Zat elektrolit tubuh mencakup :
v Natrium (Na+) :
a) Natrium penyeimbang cairan di ruang
ekstraseluler
b) Natrium adalah komunikasi antara nerves dan musculus
c) Membantu proses keseimbangan
asam-basa dengan menukar ion hidrogen pada ion sodium
v Kalium (K+) :
a) Menjaga keseimbangan kalium di ruang
intraseleluler
b) Mengatur kontrasi (polarisasi dan
repolarisasi) dari muscle dan nerves
v Kalsium (Ca++) :
a) Membentuk garam bersama dengan fosfat,
carbonat, flouride di dalam tulang dan gigi untuk membuatnya keras dan kuat
b) Meningkatkan fungsi saraf dan muscle
c) Meningkatkan efektifitas proses
pembekuan darah dengan proses pengaktifan protrombin dan thrombin
v Klorida (Cl-) :
a) Kadar berlebih di ruang ekstraseluler
b) Membantu proses keseimbangan natrium
c) Komponen utama dari sekresi kelenjar
gaster
v Bicarbonat (HCO3-)
:
a) Bagian dari bicarbonat buffer sistem
b) Bereaksi dengan asam kuat untuk
membentuk asam karbonat dan suasana garam untuk menurunkan PH
v Fosfat ( H2PO4-
dan HPO42-) :
a) Bagian dari fosfat buffer sistem
b) Berfungsi untuk menjadi energi pad
metabolisme sel
c) Bersama dengan ion kalsium
meningkatkan kekuatan dan kekerasan tulang
d) Masuk dalam struktur genetik yaitu :
DNA dan RNA
5.
Faktor-faktor yang memengaruhi
Keseimbangan Cairan Tubuh
a. Usia
Dengan bertambahnya usia, semua
organ yang mengatur keseimbangan akan menurun fungsinya, hasilnya fungsi untuk
mengatur keseimbangan juga menurun. Misalnya: gagal ginjal, gagal jantung, dll.
b. Temperatur Lingkungan
Lingkungan yang panas bisa
menyebabkan kita berkeringat banyak sehingga cairan banyak keluar
c. Diet
Diet tinggi natrium akan berfungsi
meretensi urine, demikian juga sebaliknya.
d. Obat-Obatan
Seperti steroid, diuretik.
e. Stress
Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan
gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH akan meningkatkan sehingga urine
menurun
f. Sakit
Seperti bahan bakar, dalam keadaan
sakit jelas mengeluarkan air yang banyak, seperti gagal ginjal.
6.
Pengaturan keseimbangan cairan tubuh
Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan
meliputi :
a. Ginjal
·
Pengaturan
volume dan osmolalitas melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh,
·
Pengaturan
kadar elektrolit dalam dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan,
·
Pengaturan
pH melalui retensi ion-ion hidrogen,
·
Ekskresi
sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas
mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat berfungsi.
Kerja pompa jantung mensirkulasi
darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk menghasilkan urine.
Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu mengganggu
pengaturan air dan elektrolit.
Melalui ekhalasi paru-paru
mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang dewasa. Pada kondisi
yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerus akan memperbanyak
kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan
kehilangan air ini.
Hipotalamus menghasilkan suatu
substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon penyimpan air, karena fungsinya
mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau ekskresi
air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.
Aldosteron yang dihasilkan/disekresi
oleh korteks adrenal (zona glomerolus). Peningkatan aldosteron ini
mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor.
Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak keluar karena natrium
hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.
f. Kelenjar Paratiroid
Mengatur keseimbangan kalsium dan
fosfat melalui hormon paratiroid (PTH).Sehinggadengan PTH dapat mereabsorbsi
tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan terhadap dinding
pembuluh darah dan gerakan masuknya ke dalam kaplsula bowman, dimana kapsula
bowman merupakan gerakan masuknya cairan sebagai filtrasi glomerulus. Tekanan
hidrostatik berfungsi sebagai tekanan yang mempengaruhi proses filtrasi. Sedangkan tekanan osmotik
adalah tekanan dari filtrasi kapsula bowman yang dikeluarkan oleh air atau
pelarut lainnya pada membran semipermiabel sebagai usaha untuk menembus
membran masuk ke dalam area yang lebih banyak mengandung molekul yang tidak
dapat melewati membran (protein, lemak, dll).
Pembuluh darah kapiler dan membran
sel yang merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi
dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan
dan elektrolit tubuh dengan cara :
a. Difusi, merupakan mekanisme transport
pasif. Difusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah
melalui larutan atau gas. Difusi merupakan pergerakan acak
molekul dari konsentrasi tinggi ke rendah. Fungsi difusi adalah mencapai
keseimbangan konsentrasi dari molekul. Beberapa faktor yang memengaruhi mudah tidaknya difusi zat
terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu :
·
Permeabilitas membran kapiler dan sel,
·
Konsentrasi,
·
Potensial listrik
·
Perbedaan tekanan
b. Osmosis, merupakan proses difusi dari air
yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Osmosis merupakan
pergerakan acak molekul dari konsentrasi rendah ke tinggi. Fungsi osmosis
adalah mencapai keseimbangan konsentrasi dari molekul.
c. Transport Aktif, yaitu perpindahan zat terlarut
melalui sebuah membran sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan/atau muatan
listrik. Transfer aktif fungsinya untuk mengembalikan
partikel yang telah berdifusi secara pasif dari daerah yang konsentrasinya
rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan seperti ini
membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi.
d. Filtrasi, yaitu terjadi
karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh membran.
Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan
rendah. Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan,
luas permukaan membran dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi
filtrasi ini disebut tekanan hidrostatik. fungsinya untuk menyaring/memfiltrat
cairan.
Homeostasis
adalah usaha dari tubuh sendiri agar lingkungan sel tubuh dalam keadaan stabil.
Keseimbangan cairan tubuh dapat dicapai dengan masukkan dan keluaran air yang
seimbang. Air mengalami proses kehilangan yang tidak terelakkan setiap saat
melalui ginjal, kulit, dan paru-paru.
Ketika homeostasis terganggu, tubuh mencoba untuk
mengembalikannya dengan menyesuaikan satu atau lebih proses fisiologis dari
mulai pelepasan hormon-hormon sampai reaksi fisik seperti berkeringat atau
terengah-engah. Sebagai contoh sederhana dari homeostasis, tubuh manusia
menggunakan beberapa proses untuk mengatur suhu agar tetap dalam rentang yang
optimal untuk kesehatan. Kenaikan atau penurunan suhu tubuh mencerminkan
ketidakmampuan untuk mempertahankan homeostasis.
Stres berat dapat menyebabkan ketidakseimbangan yang
parah pada kondisi keseimbangan ini. Hal ini dapat menyebabkan tidak hanya
tekanan psikologis tetapi juga gangguan psikosomatis.
Air dari dalam tubuh diperoleh
dengan dua cara, yaitu :
a. Dengan kebiasaan minum, diperoleh
dan diatur oleh rasa haus dan kebiasaan minum. Pada bagian hipotalamus dari
otak terdapat “pusat minum” yang bereaksi terhadap dehidrasi.
b. Dengan memakan makanan yang
mengandung air.
a. Sebagai urine sekitar 1,5 L per hari
b. Dengan ekspirasi udara dari
paru-paru sekitar 400ml per hari
c. Dalam feses sekitar 100ml per hari
d. Melalui kulit sebagai keringat,
jumlahnya sesuai dengan temperature kelembaban dan sirkulasi udara.