Sistem Endokrin
Sistem
endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang
menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi
organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai "pembawa pesan" dan dibawa oleh aliran darah ke berbagai sel dalam
tubuh, yang selanjutnya akan menerjemahkan "pesan" tersebut menjadi suatu
tindakan.
Hormon
berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, antara lain
aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta
koordinasi tubuh.
Sistem
endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara kerjanya dalam
mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua perbedaaan cara
kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dibandingkan
dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat, namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang sempurna.
Dasar
dari sistem endokrin adalah hormon dan kelenjar (glandula), sebagai senyawa kimia
perantara, hormon akan memberikan informasi dan instruksi dari sel satu ke sel
lainnya. Banyak hormon yang berbeda-beda masuk ke aliran darah, tetapi masing-masing
tipe hormon tersebut bekerja dan memberikan pengaruhnya hanya untuk sel tertentu.
Fungsi kelenjar endokrin
adalah sebagai berikut :
· - Menghasilkan hormon yang dialirkan ke dalam darah yang yang diperlukan
oleh jaringan tubuh
tertentu.
tertentu.
·
- Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
·
- Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
·
- Merangsang pertumbuhan jaringan
·
- Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus
halus
·
- Mempengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral,
dan air
1. Kelenjar Hipotalamus
Hipotalamus
terletak di batang otak tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel otak ke tiga
(ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin
yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus
sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormon hipofise
anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui
kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise
disebut portal hipotalamik hipofise. Sebagai
bagian dari system endokrin, hipotalamus mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon
hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedangkan bagian
posterior dikontrol melalui kerja saraf.
Beberapa fungsi penting hipotalamus:
a. Mengontrol
sistem saraf otonom dan sistem endokrin serta mengatur beberapa perilaku yang berhubungan dengan
fungsi-fungsi vegetatif untuk kehidupan :
o
Peningkatan atau penurunan denyut
jantung dan tekanan darah.
o
Pengaturan
suhu tubuh.
o
Pengaturan rasa lapar dan haus.
o
Sekresi air lewat ginjal
(pengeluaran ADH)
o
Pengaturan
kontraksi rahim dan pengeluaran ASI.
b. Fungsi
afektif sensoris
o
Pusat-pusat ganjaran atau
motivasi.
o Pusat-pusat menyakitkan seperti
takut, marah, termasuk nyeri dan dorongan untuk melarikan diri.
o
Dorongan
untuk bereproduksi.
c. Pengaturan
tidur dan jaga
o Hipotalamus
dorsal berhubungan dengan Sistem Aktivasi Retikularis (SAR).
o Hipotalamus
lateral anterior menghambat SAR.
d. Mengontrol
sistem endokrin melalui hormon-hormon yang dihasilkan hipotalamus kemudian
melalui pembuluh darah dihubungkan dengan kelenjar hipofise anterior
Hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipotalamus antara lain:
·
ACTH : Adrenocorticotropic Hormone
·
ACIH : Adrenocortico
Inhibiting Hormone
·
TRH : Thyroid Releasing Hormone
·
TIH : Thyroid
Inhibiting Hormone
·
GnRH :
Gonadotropin Releasing Hormone
·
GnIH :
Gonadotropin Inhibiting Hormone
·
PTRH : Parathyroid
Releasing Hormone
·
PTIH : Parathyroid
Inhibiting Hormone
·
PRH : Prolactin
Releasing Hormone
·
PIH : Prolactin
Inhibiting Hormone
·
GRH : Growth
Releasing Hormone
·
GIH : Growth
Inhibiting Hormone
·
MRH : Melanosit Releasing Hormone
·
MIH : Melanosit
Inhibiting Hormone
2. Kelenjar Hipofise/ Pituitari
Kelenjar hipofise atau
pituitari (hypophysis or pituitary gland) terletak di dalam
rongga kepala dekat dasar otak. Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai Master
of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol
kelenjar endokrin lainnya. Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini
dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
Pituitari dibagi 2 bagian :
a)
Lobus anterior
Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari
hipofise kira-kira 2/3 bagian dari
hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise.
Hormon
yang dihasilkan oleh lobus anterior adalah :
Hormon
yang dihasilkan
|
Fungsi dan gangguannya
|
Hormon
Somatotropin (STH),
Hormon pertumbuhan (Growth Hormone / GH) |
Merangsang
sintesis protein dan metabolisme lemak, serta merangsang pertumbuhan tulang
(terutama tulang pipa) dan otot. Kekurangan hormon ini pada anak-anak
menyebabkan pertumbuhan terhambat/kerdil (kretinisme), jika kelebihan
akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi
pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang pada tulang
jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang disebut akromegali.
|
Hormon
tirotropin atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
|
Mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan kelenjar gondok atau tiroid serta merangsang
sekresi tiroksin
|
Adrenocorticotropic
hormone (ACTH)
|
Mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar
adrenal untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk
metabolisme karbohidrat)
|
Prolaktin
(PRL) atau Lactogenic hormone (LTH)
|
Membantu
kelahiran dan memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu
|
Hormon
gonadotropin pada wanita :
1.
Follicle Stimulating Hormone (FSH)
2.
Luteinizing Hormone (LH)
|
Merangsang pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan estrogen
Mempengaruhi
pematangan folikel dalam ovarium dan menghasilkan progesteron
|
b)
Lobus posterior
Merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari
jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise.
Hormon
yang dihasilkan oleh lobus posterior adalah :
Hormon
|
Fungsi
|
Oksitosin
|
Menstimulasi kontraksi otot polos
pada rahim wanita selama proses melahirkan
|
ADH
|
Menurunkan volume urine dan
meningkatkan tekanan darah dengan cara menyempitkan pembuluh darah
|
Lobus
intermediate (pars intermediate) adalah area diantara lobus anterior dan
posterior, fungsinya belum diketahui secara pasti, namun beberapa referensi
yang ada mengatakan lobus ini mungkin menghasilkan melanosit stimulating hormon
(MSH).
3. Kelenjar Tiroid
Kelenjar
tiroid (thyroid gland) atau kelenjar gondok yang terletak di
leher bagian depan. Tepat
di bawah kartilago krikoid, di samping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa
beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus
kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini
mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel
dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid
di mana hormon-hormon disintesa. Kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari
arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur
kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan
tubuh terhadap hormon lainnya.
Fungsi
tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, di bawah kendali
hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik
hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH
adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.
Hormon
yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid adalah:
Hormon Pemacu Tiroid (TSH), memacu pembentukan dan pengeluaran hormon
tiroid
Hormon Kalsitonin, menurunkan kadar kalsium darah dan meningkatkan metabolisme sel
Hormon Tiroksin, berperan penting
dalam pertumbuhan serta pemasakan sel (tubuh) secara normal
Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
Mengatur laju
metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena
peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk
otak, lien, paru-paru dan testis
Kedua hormon ini tidak berbeda dalam
fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat dan
lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3
lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah
dilepaskan dari folikel kelenjar.
Memegang peranan penting dalam pertumbuhan
fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
Mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin
Efek kronotropik dan Inotropik
terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan menambah irama
jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme
h. Bereaksi sebagai antagonis insulin
Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme
h. Bereaksi sebagai antagonis insulin
Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
4. Kelenjar Paratiroid
Kelenjar paratiroid (parathyroidgland) berukuran kecil, kuning kecoklatan, oval,
biasanya terletak antara garis lobus posterior dari kelenjar tiroid dan
kapsulnya. Ukurannya kira2 6 x 3 x 2 mm. Beratnya 50 mg.
Kelenjar
paratiroid menempel pada bagian anterior dan posterior kedua lobus kelenjar
tiroid oleh karenanya kelenjar paratiroid berjumlah empat buah. Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya
pada kutub paratiroid posterior, tapi bisa juga turun bersama timus ke thorax
atau pada bifurcation karotis.
Kelenjar paratiroid
superior letaknya lebih konstan daripada inferior dan biasanya terlihat di
tengah garis posterior kelenjar tiroid walaupun bisa lebih tinggi. Bagian
inferior sangat bervariasi pada beberapa situasi (tergantung perkembangan
embriologisnya) dan bisa tanpa selubung fascia tiroid, di bawah arteri tiroid,
atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior. Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu Chief cells dan Oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari
kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau
parathormon (PTH).
Parathormon
mengatur metabolisme kalsium dan posfat tubuh. Organ targetnya adalah tulang,
ginjal dan usus kecil (duodenum).
Organ
|
Fungsi
|
Tulang
|
PTH
mempertahankan resorpsi tulang sehingga kalsium serum meningkat
|
Ginjal
|
PTH
mengaktifkan vitamin D. Dengan vitamin D yang aktif akan terjadi peningkatan absorpsi
kalsium dan posfat dari intestin. Selain itu hormon inipun akan meningkatkan
reabsorpsi Ca dan Mg di tubulus ginjal, meningkatkan pengeluaran Posfat, HCO3
dan Na.
|
Usus kecil
|
PTH meningkatkan absorbsi kalsium
|
Karena
sebagian besar kalsium disimpan di tulang, maka efek PTH lebih besar terhadap
tulang. Faktor yang mengontrol sekresi PTH adalah kadar kalsium serum di
samping tentunya PTSH.
5. Kelenjar Adrenal/ Suprenal
Terdapat 2 buah kelenjar
adrenal terletak di atas ginjal. Kelenjar adrenal terbagi menjadi 2 bagian,
yaitu bagian medula adrenal (bagian tengah kelenjar adrenal) dan korteks
adrenal (bagian luar kelenjar).
Korteks adrenal memproduksi 3 kelompok hormon steroid, yaitu glukokortikoid dengan prototipe hidrokortison, mineralokortikoid khususnya aldosteron, dan hormon-hormon seks khususnya androgen
o Glukokortikoid berfungsi untuk mempengaruhi metabolisme glukosa,
peningkatan sekresi hidrokortison akan menaikkan kadar glukossa darah.
o Mineralikortikoid bekerja meningkatkan absorbsi ion Natrium dalam proses
pertukaran untuk mengekresikan ion Kalium atau Hidrogen.
o
Hormon seks adrenal ( androgen ) memberikan efek yang serupa dengan
efek hormon seks pria.
Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari saraf otonom. Selain itu juga menghasilkan adrenalin da noradrenalin. Nor adrenalin menikan tekanan darah denga jalan merangsang serabut otot di dalam dinding pembuluh darah untuk berkontraksi, dan adrenalin membantu metabolisme karbohidrat dengan jalan menambah pengeluaran glukosa dari hati.
Fungsi kelenjar adrenal korteks :
·
Mengatur keseimbangan air,
elektrolit dan garam
·
Mempengaruhi metabolisme lemak,
hidrat arang, dan protein
·
Mempengaruhi aktivitas jaringan
limfoid
Fungsi kelenjar adrenal medula :
·
Vasokontriksi pembuuh darah
perifer
·
Relaksasi bronkus
·
Kontraksi selaput lendir dan
arteriol
6. Kelenjar Pankreas/Pulau Langerhans
Kelenjar ini terdapat di
belakang lambung di depan vertebra lumbalis I dan II. Sebagai kelenjar eksokrin, pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan ke dalam lumen duodenum. Sebagai kelenjar endokrin, pankreas terdiri dari pulau-pulau Langerhans, menghasilkan hormon.
Pulau Langerhans berbentuk oval dan tersebar di seluruh pankreas. Fungsi pulau Langerhans sebagai unit sekresi dalam pengeluaran homeostatik nutrisi,
menghambat sekresi insulin, glikogen dan polipeptida. Pada manusia, mengandung
4 macam sel, yaitu :
·
sel A (atau
α)
: menghasilkan glukagon
·
sel B (atau
β)
: menghasilkan insulin
·
sel D (atau
γ)
: menghasilkan somatostatin
·
sel F (sgt
kecil) :
menghasilkan polipeptida pankreas
Hormon insulin berguna
untuk menurunkan gula darah, menggunakan dan menyimpan karbohidrat. Glukagon
berfungsi untuk menaikkan glukosa darah dengan jalan glikolisis. Somatostatin berguna menurunkan glukosa darah dengan melepaskan hormon
pertumbuhan dan glukagon. Fungsi sekresi sel F belumlah jelas.
7. Kelenjar Gonad / Kelamin
Terbentuk
pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu ke lima.
Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada
minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada
masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat
penurunan inhibisi steroid.
a. Testis
Dua
buah testis berada dalam skrotum. Testis mempunyai dua fungsi yaitu sebagai organ
endokrin dan organ reproduksi. Menghasilkan hormon testosteron dan estradiol
di bawah pengaruh LH. Testosteron diperlukan untuk mempertahankan
spermatogenesis sementara FSH diperlukan untuk memulai dan mempertahankan
spermatogenesis.
Estrogen mempunyai efek menurunkan konsentrasi
testosteron melalaui umpan balik negatif terhadap FSH sementara kadar
testosteron dan estradiol menjadi umpan balik negatif terhadap LH. Fungsi testis
sebagai organ reproduksi berlangsung di tubulus seminiferus. Efek testosteron
pada fetus merangsang diferensiasi dan perkembangan genital ke arah pria. Pada
masa pubertas hormon ini akan merangsang perkembangan tanda-tanda seks sekunder
seperti perkembangan bentuk tubuh, pertumbuhan dan perkembangan alat genital,
distribusi rambut tubuh, pembesaran laring dan penebalan pita suara serta
perkembangan sifat agresif. Sebagai hormon anabolik, akan merangsang
pertumbuhan dan penutupan epifise tulang.
b. Ovarium
Seperti halnya
testis, ovarium juga berfungsi sebagai organ endokrin dan organ reproduksi.
Sebagai organ endokrin, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.
Sebagai organ reproduksi, ovarium menghasilkan ovum (sel telur) setiap bulannya
pada masa ovulasi untuk selanjutnya siap untuk dibuahi sperma. Estrogen dan
progesteron akan mempengaruhi perkembangan seks sekunder, menyiapkan
endometrium untuk menerima hasil konsepsi serta mempertahankan proses laktasi.
Estrogen dibentuk
di sel-sel granulosa folikel dan sel lutein korpus luteum. Progesteron juga
dibentuk di sel lutein korpus luteum.
Penyakit Pada Sistem Endokrin
Setiap tubuh seseorang pasti mengalami perubahan dan akan mempengaruhi fungsi sistem endokrin dan sekresi (keluarnya) hormon. Berubahnya tingkat hormon bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti stres, infeksi, penuaan, genetik dan lingkungan yang bisa merusak keseimbangan badan. Bila sistem endokrin tidak seimbang, ia akan terganggu dan tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan hormon dan bisa merusak kesehatan kita lewat beragam cara.
Mengingat
fungsi sistem endokrin yang kompleks dan rumit mencakup mekanisme kerja
hormonal dan adanya mekanisme umpan balik yang negatif yang sudah barang tentu
akan mempengaruhi perjalanan penyakit. Seperti lazimnya kelainan-kelainan pada
organ tubuh, pada kelenjar endokrin pun berlaku hal yang sama dimana gangguan
fungsi yang terjadi dapat diakibatkan oleh:
o
Peradangan atau infeksi
o
Tumor atau keganasan
o
Degenerasi
o
Idiopatik
o
Dampak
yang ditimbulkan oleh kondisi patologis di atas terhadap kelenjar endokrin dapat
berupa:
o Perubahan bentuk kelenjar tanpa disertai
perubahan sekresi hormonal
o Peningkatan sekresi hormon yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin (hiperfungsi kelenjar).
o Penurunan sekresi hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar endokrin (hipofungsi kelenjar).
Ada
banyak penyakit sistem endokrin yang diakibatkan oleh gangguan pada sistem yang
komplek ini.
Di antara penyakit-penyakit yang sudah populer antara lain:
Di antara penyakit-penyakit yang sudah populer antara lain:
·
Gangguan pertumbuhan, seseorang yang
kelebihan hormon pertumbuhan akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Pada
anak-anak kelebihan hormon pertumbuhan disebut gigantisme dan pada orang
dewasa disebut ackromegali. Sebaliknya, bila anak-anak mengalami
kekurangan hormon, ia akan mengalami kekerdilan.
· Hyperprolactinemia, sekresi
prolaktin yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan produksi/keluarnya air susu
ibu (galactorhea) meski tidak mengandung atau tidak menstruasi (amemorrhea).
· Kegagalan fungsi gonad (hypogonadisme), akibat kekurangan
sekresi Hormon Lutein (LH) dan Hormon Perangsang Folikel (FSH). Keadaan ini
biasanya sering dialami pria, yakni berupa kegagalan menghasilkan jumlah sperma
yang normal.
·
Penyakit tiroid, hormon tiroid
yang berlebihan sebagai hasil dari kelenjar tiroid yang terlalu aktif disebut hyperthyroidisme.
Hal ini akan menyebabkan badan meningkatkan keadaan metabolik yang naik. Kondisi
ini akan mengabkibatkan banyak sistem dalam tubuh mengembangkan fungsi yang
tidak normal. Hypothyroidisme adalah kondisi di mana hormon tiroid
kurang disekresi dari kelenjar tiroid yang kurang aktif. Hal ini akan
melambatkan proses-proses dalam tubuh dan mungkin mengakibatkan kepenatan,
denyut jantung lemah, kulit menjadi kering, berat badan meningkat, dan
sembelit. Pada anak-anak, penyakit ini menyebabkan pertumbuhan yang lambat dan
telatnya masa balig.
· Penyakit kencing manis, penyakit sistem
endokrin yang sering kita dijumpai. Penyakit kecing manis ada dua. Jenis
pertama terjadi apabila pankreas gagal menghasilkan insulin yang mencukupi. Jenis ke dua terjadi akibat badan tidak mampu merespon insulin dengan
normal. Penyakit kencing manis ini bisa menyebabkan gagal ginjal, neuropathy
dan kerusakan saraf, kebutaan, amputasi kaki, sakit jantung, serta stroke.
· Osteoporosis, terjadi baik pada wanita maupun
laki-laki. Ini terjadi bila struktur tulang menjadi semakin lemah dan kelihatan
seperti retak atau patah. Banyak faktor penyebabnya, termasuk kekurangan hormon
estrogen pada masa menopause wanita, atau kekurangan hormon tetosteron pada
laki-laki seiring bertambahnya usia.
· Sindrom Ovari Polikistik, Polycystic Ovary
Syndrome (PCOS) adalah penyakit endokrin yang menyerang lebih kurang 5%
jumlah wanita. Wanita yang mengalami PCOS ini menghasilkan jumlah hormon seks
lelaki (endogren) yang berlebihan. Hal ini bisa menghalangi proses ovulasi dan
menyebabkan ketidaksuburan. Para penderita PCOS mungkin mengalami gangguan
menstruasi atau malah tidak menstruasi, tidak subur, rambut yang tumbuh
berlebihan. Penyakit ini bisa mengakibatkan gangguan kesehatan jangka panjang
pada wanita.
· Menopause, yakni masa perubahan badan di mana
level estrogen, testosteron, dan progesteron semakin berkurang dan akhirnya
sama sekali berhenti produksi. Kekurangan estrogen menyebabkan badan terasa
panas, berpeluh, emosi tidak stabil, murung, vagina kering, urin terganggu,
hilang konsentrasi, dsb. Ada banyak risiko jangka panjang yang bisa terjadi
seperti penyakit kardiovaskular meningkat, kegemukan, perubahan tingkat
kolesterol, risiko osteoporosis meningkat, penyakit Alzhiemer, dsb.
· Diabetes insipidus, penyakit
diakibatkan oleh kekurangan hormon antidiuresis. Masalah ini timbul akibat
rusaknya tangkai pituitari atau kelenjar pituitari posterior. Penderita yang
mengidap diabetes insipidus ini selalu merasa dahaga dan sering kencing.
·
Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
Ketidakcukupan Adrenal atau penyakit Addison, yakni akibat rusaknya fungsi korteks adrenal dan secara langsung mengakibatkan kekurangan pengeluaran/sekresi hormon kortikosteroid adrenal. Gejala-gejalanya antara lain; badan lemah, penat, loyo, kekurangan/turunnya berat badan, murung, lesu, muntah-muntah, anoreksia, dan hiperpigmentasi.
·
Sindrom Cushing, yakni keadaan
akibat hipersekresi [perembesan yang berlebih] glukokortikoid dari korteks
adrenal. Gejalanya antara lain termasuk kegemukan, gagal pertumbuhan, lemah
otot, kulit mudah lebam, jerawat, tekanan darah tinggi, dan perubahan
psikologis.
Dipostkan oleh :
Mahasiswa Teknik Elektromedik D4 2012
1 komentar:
terima kasih atas informasinya..
Posting Komentar