RSS

HATI DAN PANKREAS

 HATI


Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, yang terletak di bagian teratas dalam rongga abdomen sebelah kanan dibawah diafragma. Hati secara luasa dilindungi iga-iga.
Hati berwarna merah cokelat (merah hati), konsistensinya lembek (bentuknya hilang bila diletakkan), bentuknya seperti baji ataupun piramid sisi empat dengan permukaan-permukaan, basisnya sebelah kanan.
Hati terbagi dalam 2 belahan utama, yaitu kanan dan kiri. Permukaan atas berbentuk cembung dan terletak dibawah diafragma; permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi berbagai pembuluh darah yang masuk-keluar melalui hati. Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah, sedangkan ligamen falsiformis melakukan hal yang sama di permukaan atas hati.
Hati berwarna merah coklat(merah hati),konsistensinya lembek(bentuknya hilang bila diletakan),bentuknya seperti biji atau piramid sisi empat dengan permukan-permukaan,basisnya sebelah kanan.
Selanjutnya hati dibagi-bagi dalam 4 lobus (belahan), yaitu Lobus Dexter, Lobus Sinister, Lobus Quadratus, dan Lobus Caudatus. Lobus Dexter terpisah dari Lobus Sinister oleh Ligamentum Falciformis dan Ligamentum Teres Hepatis. Dan setiap belahan atau lobus terdiri atas lobulus. Lobulus ini berbentuk polyhedral (segi banyak), dan terdiri dari sel hati berbentuk kubus, dan cabang-cabang penbuluh darah diikat bersama oleh jaringan hati.

Kalau kita ikuti percabangan dari aliran empedu, maka untuk Lobus Sinister terdapat dua segmen yang masing-masing mempunyai pembuluh empedu sendiri (Segmen Media dan Segmen Lateral). Lotus Dexter Hepatis mempunyai cabang pembuluh empedu masing-masing satu untuk Lobus Quadratus, sehingga Lobus Quadratus dianggap juga segmen. Lobus Caudatus dianggap satu segmen karena memiliki satu pembuluh empedu, dan bagian basis mempunyai dua pembuluh empedu sehingga dia mempunyai dua segmen, yaitu Segmen Anterior dan Segmen Posterior. Dengan demikian hati mempunyai enam segmen penuh.
Porta Hepatis atau hilus hati merupakan pintu masuk atau keluarnya alat-alat dari hati yang terletak pada permukaan postero-inferior. Porta hepatis terdiri dari vena porta, arteri hepatica, dan ductus choledochus (saluran empedu).
Hati dikelilingi oleh capsula fibrosa yang membentuk lobules hati. Vena centralis pada masing-masing lobules merupakan cabang dari vena hepatica. Pada ruangan antara lobules-lobulus terdapat saluran portal. Saluran ini mengandung cabang-cabang arteri hepatica, vena porta, dan cabang-cabang saluran empedu (segitiga portal). Darah arteri dan vena berjalan antara sel-sel hati melalui sinusoid dan dialirkan masuk ke vena centralis.

 KANDUNG EMPEDU


Kandung empedu merupakan kantong otot kecil berbentuk seperti terong yang berfungsi untuk menyimpan empedu (cairan pencernaan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati).
Kandung empedu terletak didalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di pinggiran depannya. Panjangnya 8 cm sampai 12 cm.
Kandung empedu terdiri dari fundus, corpus, dan infundibulum.

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, lalu keduanya bergabung membentuk duktus hepatikus utama.
Duktus hepatikus utama bergabung dengan saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) membentuk saluran empedu utama.
Saluran empedu utama masuk ke usus bagian atas pada sfingter Oddi, yang terletak beberapa sentimeter dibawah lambung.


Duktus sistikus kira-kira tiga setengah sentimeter panjangnya. Berjalan dari leher kandung empedu dan bersambung dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duodenum.

Sekitar separuh empedu dikeluarkan diantara jam-jam makan dan dialirkan melalui duktus sistikus ke dalam kandung empedu. Sisanya langsung mengalir ke dalam saluran empedu utama, menuju ke usus halus.
Jika kita makan, kandung empedu akan berkontraksi dan mengosongkan empedu ke dalam usus untuk membantu pencernaan lemak dan vitamin-vitamin tertentu.

Empedu terdiri dari:
- garam-garam empedu
- elektrolit
- pigmen empedu (misalnya bilirubin)
- kolesterol
- lemak.
Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah merah dan kelebihan kolesterol) serta membantu pencernaan dan penyerapan lemak.

Garam empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dirubah menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga disekresi dalam empedu.

Batu kandung empedu bisa menyumbat aliran empedu dari kandung empedu, dan menyebabkan nyeri (kolik bilier) atau peradangan kandung empedu (kolesistitis).
Batu juga bisa berpindah dari kandung empedu ke dalam saluran empedu, sehingga terjadi jaundice (sakit kuning) karena menyumbat aliran empedu yang normal ke usus. Penyumbatan aliran empedu juga bisa terjadi karena adanya tumor.


 PANKREAS
Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lienorenalis. Strukturnya lunak dan berlobulus.


1. Bagian Pankreas
Pankreas dapat dibagi ke dalam:
a.Caput Pancreatis
berbentuk seperti cakram dan terletak di dalam bagian cekung duodenum. Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior serta dinamakan Processus Uncinatus.


b.Collum Pancreatis
merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Collum pancreatis terletak di depan pangkal vena portae hepatis dan tempat dipercabangkannya arteria mesenterica superior dari aorta.
c.Corpus Pancreatis

berjalan ke atas dan kiri, menyilang garis tengah. Pada potongan melintang sedikit berbentuk segitiga.

d. Cauda Pancreatis

berjalan ke depan menuju ligamentum lienorenalis dan mengadakan hubungan dengan hilum lienae

2. batasan-batasan
a. Ke anterior:

Dari kanan ke kiri: colon transversum dan perlekatan mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster.

b. Ke posterior:
Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena portae hepatis dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria mesenterica superior, musculus psoas major sinistra, glandula suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilum lienale.



3.Vaskularisasi

a. Arteriae
A.pancreaticoduodenalis superior (cabang A.gastroduodenalis )
A.pancreaticoduodenalis inferior (cabang A.mesenterica cranialis)
A.pancreatica magna dan A.pancretica caudalis dan inferior cabangA.lienalis
b.Venae
Venae yang sesuai dengan arteriaenya mengalirkan darah ke sistem porta.

4. AliranLimfatik
Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteria yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nodi limfe coeliaci dan mesenterica superiores.
5. Inervasi

Berasal dari serabut-serabut saraf simpatis (ganglion seliaca) dan parasimpatis (vagus).


6. Ductus Pancreaticus

a.Ductus Pancreaticus Mayor (Wirsungi)

Mulai dari cauda dan berjalan di sepanjang kelenjar menuju ke caput,
menerima banyak cabang pada perjalanannya. Ductus ini bermuara ke pars desendens duodenum di sekitar pertengahannya bergabung dengan ductus choledochus membentuk papilla duodeni mayorVateri. Kadang-kadang muara ductus pancreaticus di duodenum terpisah dari ductus choledochus.
b.Ductus Pancreaticus Minor (Santorini)
Mengalirkan getah pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus pada papilla duodeni minor.

c.Ductus Choleochus et Ductus Pancreaticus
Ductus choledochus bersama dengan ductus pancreaticus bermuara ke dalam suatu rongga, yaitu ampulla hepatopancreatica (pada kuda). Ampulla ini terdapat di dalam suatu tonjolan tunica mukosa duodenum, yaitu papilla duodeni major. Pada ujung papilla itu terdapat muara ampulla. (Richard S. Snell, 2000)

                                       GAMBAR 2. Ductus Pancreaticus pada Pankreas
B.Histologi Pankreas

Pankreas berperan sebagai kelenjar eksokrin dan endokrin. Kedua fungsi tersebut dilakukan oleh sel-sel yang berbeda.

1.Bagian Eksokrin
Pankreas dapat digolongkan sebagai kelenjar besar, berlobulus, dan merupakan tubuloasinosa kompleks. Asinus berbentuktubular, dikelilingi lamina basal danterdiri atas 5-8 sel berbentuk piramid yangtersusun mengeliling lumen sempit. Tidak terdapat sel mioepitel. Di antara asini,terdapatjaringan ikat halus mengandung pembuluh darah, pembuluh limfe,saraf,dan saluran luar.

2. Bagian Endokrin
Bagian endokrin pankreas, yaitu Pulau Langerhans, tersebar di seluruh pankreas dan tampak sebagai massa bundar, tidak teratur, terdiri atas sel pucat dengan banyak pembuluh darah yang berukuran 76×175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada kepala dan badan pankreas.(Derek Punsalam, 2009). Pulau ini dipisahkan oleh jaringan retikular tipis dari jaringan eksokrin di sekitarnya dengan sedikit serat-serat retikulin di dalam pulau.(Anonymous, 2009). Sel-sel ini membentuk sekitar 1% dari total jaringan pankreas.(John Gibson, 1981)
Pada manusia, pulau Langerhans terdapat sekitar 1-2 juta pulau.Masing- masing memiliki pasokan darah yang besar. Darah dari pulau Langerhans mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya.( Derek Punsalam, 2009)


Dengan pewarnaan khusus, sel-sel pulau Langerhans terdiri dari empat macam:
1. Sel Alfa
sebagai penghasil hormon glukagon. Terletak di tepi pulau, mengandung gelembung sekretoris dengan ukuran 250nm, dan batas inti kadang tidak teratur.
2. Sel Beta
sebagai penghasil hormon insulin. Sel ini merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau. Sel beta terletak di bagian lebih dalam atau lebih di pusat pulau, mengandung kristaloid romboid atau poligonal di tengah, dan mitokondria kecil bundar dan banyak.
3. Sel Delta
mensekresikan hormon somatostatin. Terletak di bagian mana saja dari pulau, umumnya berdekatan dengan sel A, dan mengandung gelembung sekretoris ukuran 300-350 nm dengan granula homogen.
4. Sel F

mensekresikan polipeptida pankreas. Pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas ventral.(Anonymous, 2009)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ENDOKRIN 2

BAB II
Sistem Endokrin 2

Kelenjar Pankreas, Adrenal, dan Gonad
A. Kelenjar Pankreas



• Kelenjar pankreas terletak pada bagian belakang lambung dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
• Panjangnya : 10-20 cm
• Lebarnya : 2,5-5 cm
• Mendapat Pasokan darah dari arteri mensentrika superior dan splenikus.


Pankreas merupakan kumpulan kelenjar yang melepaskan enzim pencernaan kedalam usus dan mengeluarkan hormon insulin dan glucagon kedalam aliran darah. Dua hormon ini berperan penting dalam metabolisme karbohidrat (gula). Pankreas menempel pada duodenum (usus 12 jari), bagian atas dari usus halus. Pembuluh besar utama, disebut pembuluh Wirsung (dalam gambar diatas pancreatic duct), mengumpulkan cairan pankreas dan mengalirkannya kedalam usus 12 jari. Pada banyak individu pembuluh yang lebih kecil (pembuluh Santorini) juga mengalir ke usus 12 jari. Aktif enzim dalam pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein terus menerus mengalir dari pankreas melalui pembuluh ini. Aliran ini dikendalikan oleh syaraf vagus dan oleh hormon secretin dan pancreozymin. Dua hormon ini diproduksi dalam mucosa usus. Ketika makanan masuk ke usus 12 jari, secretin dan pancreozymin dilepaskan kedalam aliran darah oleh sel-sel usus 12 jari. Ketika hormon ini sampai di Pankreas, sel-sel pankreas terstimulasi untuk memproduksi dan melepaskan air, bikarbonat, dan enzim pencernaan dalam jumlah yang besar, yang kemudian mengalir ke usus

• Pulau Langerhans dan Hormon Insulin
Hormon insulin dan glucagon dihasilkan oleh suatu jenis sel yang dinamakan sel-sel Beta, yang tersebar dalam pancreas, dalam bagian yang disebut pulau Langerhans. Langerhans adalah nama seorang dokter berkebangsaan Jerman bernama Paul Langerhans. Ialah yang pertama kali pada tahun 1869 menjelaskan fungsi dan keberadaan bagian ini. Dalam pankreas manusia normal terdapat 1.000.000 pulau Langerhans. Ada lima jenis sel yang berbeda dalam pulau Langerhans, dimana tiga diantaranya (sel alpha, sel beta dan sel delta) menghasilkan hormon penting. Sel A(lpha) menghasilkan glucagon, Sel B(eta) menghasilkan insulin; Sel D(elta) yang membuat somatostatin. Jenis sel keempat dan kelima yaitu sel D1 dan sel PP belum diketahui secara pasti fungsinya. Rusaknya sel beta sebagai penghasil insulin merupakan penyebab diabetes mellitus tipe 1 (tergantung insulin)



Pulau Langerhans ada 3 tipe sel yang sudah diketahui fungsinya : sel alfa yang terwarna oleh orange G,menghasilkan hormon glukagon yang berjumlah 25%. Sel beta yang berjumlah 60% terwarna oleh ahdehyde fucshin,hormon ini menghasilkan insulin. Sel delta berjumlah 10%,memiliki juluran sitoplasma yang tak teratur,menghasilkan gastrin,serotonin,dan somastotatin
Pulau-pulau Langerhans dalam pankreas mensekresi hormon insulin dan glucagon, untuk mengendalikan kadar gula dalam darah. Insulin merangsang sel untuk membuang gula dari aliran darah dan memanfaatkannya. Insulin merupakan protein sederhana dimana rantai dari dua polipeptid asam amino terhubung dengan ikatan disulfida. Insulin membantu pemindahan glukosa kedalam sel sehingga sel-sel itu dapat mengoksidasi glukosa untuk menghasilkan energi bagi tubuh. Insulin dikeluarkan ketika kadar gula dalam darah meningkat-terutama setelah makan. Pada jaringan lemak, insulin memfasilitasi penyimpanan glukosa dan konversinya menjadi asam lemak. insulin juga memperlambat penguraian asam lemak. Pada otot, Insulin membantu penyerapan asam amino untuk membentuk protein. Insulin juga membantuk merubah glukosa menjadi glikogen dalam liver dan mengurangi gluconeogenesis (pembentukan glukosa dari sumber nonkarbohidrat).

Hormon Glucagon

Struktur primer dari Glukagon adalah yang terdiri dari 29 asam amino dan mempunyai massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr.
Glucagon memiliki efek yang berlawanan; dimana hormon ini merangsang liver untuk melepaskan gula yang disimpannya (Glycogen) kedalam aliran darah. Hal ini dilakukan jika kadar gula dalam darah terlalu rendah atau terlalu banyak insulin dihasilkan oleh tubuh sehingga kadar gula dalam darah menurun. Mekanisme inilah yang mengatur kadar gula dalam darah pada manusia. Pulau Langerhans juga mensekresi, dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, somastostatin, yang menghambat dihasilkannya hormon insulin dan glucagon. Selain itu adapula hormon yang disebut pancreatic polypeptide (polipetid pankreas), yang belum diketahui secara pasti guna dan manfaatnya.
Produksi hormon insulin yang tidak memadai adalah penyebab diabetes melitus. Diabetes yang parah memerlukan injeksi insulin secara periodik, yang diambil dari pankreas babi, domba, dan banteng. Insulin pertamakali diisolasi sebagai extrak pankreas pada tahun 1921 oleh Sir Frederick G. Banting dan Charles H. Best dari Kanada. Pada awal 1980-an, suatu jenis bakteri tertentu dimodifikasi secara genetik untuk memproduksi insulin manusia. Pancreas merupakan organ yang berperan penting pada kelainan Diabetes Melitus. Pada Diabetes Melitus, insulin yang dihasilkan oleh pancreas tidak cukup untuk mengolah glukosa yang ada dalam darah. Hal ini dapat disebabkan karena kelainan sistem kekebalan tubuh sejak kecil, yang dikenal sebagai Diabetes Tipe 1. Dapat pula terjadi karena ketidakmampuan tubuh dalam menyelaraskan produksi insulin dengan kebutuhan untuk mengolah glukosa dalam darah. Diabetes tipe ini dinamakan Diabetes Tipe 2. Untuk mengenal penyakit ini, ada baiknya kita kenali dulu organ yang bernama Pancreas.


B. Kelenjar Adrenal



Kelenjar adrenal adalah sepasang organ yang terletak dekat kutub atas ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada di luar (ekstra) peritoneal. Bagian yang sebelah kanan berbentuk pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub atas ginjal kanan. Sedangkan yang sebelah kiri berbentuk seperti bulan sabit, menempel pada bagian tengah ginjal mulai dari kutub atas sampai daerah hilus ginjal kiri. Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan tebal 4-6 mm. Bersama-sama kelenjar adrenal mempunyai berat lebih kurang 8 g, tetapi berat dan ukurannya bervariasi bergantung umur dan keadaan fisiologi perorangan. Kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat padat kolagen yang mengandung jaringan lemak. Selain itu masing-masing kelenjar ini dibungkus oleh kapsul jaringan ikat yang cukup tebal dan membentuk sekat/septa ke dalam kelenjar.

• Vaskularisasi

Kelenjar adrenal disuplai oleh sejumlah arteri yang masuk pada beberapa tempat di sekitar bagian tepinya. Ketiga kelompok utama arteri adalah arteri Hormon Cortison atau antiadison suprarenalis superior, berasal dari arteri frenika inferior; arteri suprarenalis media, berasal dari aorta ; dan arteri suprarenalis inferior, berasal dari arteri renalis. Berbagai cabang arteri membentuk pleksus subkapsularis yang mencabangkan tiga kelompok pembuluh: arteri dari simpai; arteri dari kortex, yang banyak bercabang membentuk jalinan kapiler diantara sel-sel parenkim (kapiler ini mengalir ke dalam kapiler medulla); dan arteri dari medulla, yang melintasi kortex sebelum pecah membentuk bagian dari jalinan kapiler luas dari medulla. Suplai vaskuler ganda ini memberikan medulla dengan darah arteri (melalui arteri medularis) dan darah vena (melalui arteri kortikalis). Endotel kapiler ini sangat tipis dan diselingi lubang-lubang kecil yang ditutupi diafragma tipis. Di bawah endotel terdapat lamina basal utuh. Kapiler dari medulla bersama dengan kapiler yang mensuplai kortex membentuk vena medularis, yang bergabung membentuk vena adrenal atau suprarenalis.

Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapisan yaitu korteks dan medulla. Korteks adrenal terdiri dari 3 lapisan yaitu : zona gromerulosa (bagian luar),zona fasikulata (bagian tengah),zona retikularis (dibagian zona fasikulata). Dan hormon korteks adrenal ada Hormon Cortison atau antiadison, Hormon Glukokortikoid, Hormon Cortisol,HormonAldosterone, Hormon Corticosterone,Hormon Mineralokortikoid. Medulla adrenal terdiri dari Hormon Adrenalin/Epinefrin, Hormon Androgen.



1. KORTEKS ADRENAL
o Korteks adrenal berasal dari Berasal dari mesoderm (bagian tengah dari tiga lapisan primer embrio) hormon kartikosteroid


A. Mineralokortikoid
Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aldosteron merupakan bagian dari sistem RAA (renin-angiotensin-aldosteron). Pengukuran rasio aldosteron dalam plasma darah sering disebut sebagai plasma aldosterone concentration, pac yang digunakan sebagai perbandingan terhadap plasma renin activity, pra, lebih lanjut disebut rasio pac/pra.

B. Glukokortikoid
Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Glukokortikoid menghasilkan hormon kortisol dan kortison. Kortisol merupakan glukokortikoid utama pada manusia. Kortisol merupakan hormon yang sangat penting yang sering disebut dengan stress hormon, karena dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kadar gula darah. Kortisol juga bersifat menekan imunitas, anti peradangan dan anti alergi dan merupakan suatu imunosupresan.
Pada farmakologi, bentuk sintesis dari kortisol disebut juga hydrocortison, dan digunakan sebagai anti alergi, anti inflamasi dan sebagai suplemen pengganti vitamin (difesiensi). Juga digunakan pengobatan rematik arthritis (rheumatoid arthritis)

C. Gonadokortikoid
Gonadokortikoid dibentuk pada zona retikularis. pembentukan hormon pada wanita, estrone dan progesteron serta pada pria, testrone.


1. ZONA GLOMERULOSA
a. Zona ini secara eksklusif memproduksi mineralokortiroid, terutama aldosteron.
b. Terletak di bawah kapsul berserat
c. Terdiri atas sel-sel epitel kecil berbentuk poligonal, yang tersusun dalam kelompok membulat atau kolom melengkung, inti gelap, sitoplasma basofilik.
d. Sitoplasma banyak mengandung mikrotobuli, mitokondria yang memanjang dan retikulum endoplasmik granuler.

2. ZONA FASIKULATA
a. Zona ini mensintesis glukokortikoid, terutama kortisol (bersama dengan zona reticularis)
b. Bagian yang paling lebar di antara ketga zona
c. Terdiri atas sel polihedral besar dengan sitoplasmanya basofilik
d. Selnya tersusun berderet lurus setebal 2 sel, dengan sinusoid venosa bertingkap, yang jalannya berjajar di antara deretan itu
e. Sel memiliki banyak fosfolipid, asam lemak, lemak , dan kolesterol yang terambat pada retikulum endoplasma agranuler
f. Sel ini juga banyak mengandung vitamin C
3. ZONA RETIKULARIS
a. Zona ini menghasilkan hormon gonadokortikoid (androgen dan estrogen) yang identik dengan yang dihasilkan gonad.
b. terdiri atas percabangan dan penggabungan
c. Kolom yang terbentuk atas sel-sel yang membulat
d. Sitoplasma mengandung retikulum endoplasma halus, sejumlah lisosom dan beberapa badan pigmen



2. MEDULLA ADRENAL
 Merupakan kelenjar adrenal bagian dalam yang menempati 20% dari kelenjar adrenal. Barasal dari ektoderm(bagian luar dari tiga lapisan primer embrio). Terdiri atas deretan sel kromatin, dengan sinusoid venosa lebar diantaranya. Terdapat sekelompok kecil sel saraf, sitoplasmanya mengandung banyak vesikel berisikan sekret ini.
 Hormon-hormon yang dihasilkan adalah:
- Epinefrin (80%)
Secara kimia, epinefrin adalah sebuah katekolamin, monoamina yang hanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal dari asam amino fenilalanin dan tirosin.
- Nor-Epinefrin (20%)

                                                     Hormon adenalin (epinefrin)

Kelenjar Gonad
Gonad terdiri dari testis pada laki-laki dan indung telur (ovary) pada wanita yang menghasilkan hormon seks pria atau wanita. Pada setiap laki-laki dan wanita sebenarnya terdapat hormon seks wanita dan pria bersama-sama, dihasilkan oleh gonad dan kelenjar suprarenal. Pada wanita keseimbangannya terletak pada hormon wanita yang lebih banyak dan pada laki-laki keseimbangannya terletak pada hormon laki-laki.
Terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak jelas pada minggu kelima. Diferensiasi jelas dengan mengukur kadar testosteron fetal terlihat jelas pada minggu ke tujuh dan ke delapan gestasi. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH) akibat penurunan inhibisi steroid.

Testis

Testis merupakan organ kelamin laki-laki tempat spermatozoa dan hormon laki-laki dibentuk. Pada manusia terdapat sepasang testis yang berbentuk oval. Testis terletak di luar tubuh, dihubungkan dengan tubulus spermatikus, terkandung di dalam skrotum, terletak tepat di belakang penis dan di depan anus. Setiap testis beratnya sekitar 25 gram dengan panjang 4 – 5 cm dan berdiameter 2 – 3 cm serta volume 20 – 25 ml.
Testis terdiri dari kelenjar-kelenjar yang berbentuk tubulus, dibungkus oleh selaput tebal yang disebut tunika albuginea (otot polos & myofibroblas).
Pada sudut posterior organ ini terbungkus oleh selaput atau kapsula yang disebut mediastinum testis. Mediastinum testis ini, terdiri atas jaringan ikat fibrosa serta kapiler-kapiler darah. Septula testis merupakan selaput tipis yang meluas mengelilingi mediastinum sampai ke tunika albuginea dan membagi testis menjadi 250 – 270 bagian berbentuk piramid yang disebut lobuli testis. Isi dari lobulus adalah tubulus seminiferus, yang merupakan tabung kecil panjang dan berkelok-kelok memenuhi seluruh kerucut lobulus. Disetiap lobulus terdapat 1 – 4 tubulus seminiferus. Muara tubulus seminiferus terdapat pada ujung medial dari kerucut. Pada ujung apikal dari tiap-tiap lobulus akan terjadi penyempitan lumen dan akan membentuk segmen pendek pertama dari sistem saluran kelamin yang selanjutnya akan masuk ke rete testis.
Dinding tubulus seminiferus terdiri dari tiga lapisan dari luar ke dalam yaitu tunika propria, lamina basalis dan lapisan epitelium. Tunika propria terdiri atas beberapa lapisan fibroblas, yang berfungsi sebagai alat transportasi sel spermatozoa dari tubulus seminiferus ke epididimis dengan jalan kontraksi. Lapisan epitel pada tubulus seminiferus terdiri dari dua jenis sel yaitu sel-sel penyokong yang disebut sebagai sel sertoli dan sel-sel spermatogonium. Sel-sel spermatogonium merupakan sel benih sejati, karena sel-sel inilah dihasilkan spermatozoa melalui pembelahan sel. Sel-sel spermatogonium tersusun dalam 4 – 8 lapisan yang menempati ruang antara membrana basalis dan lumen tubulus.
Sel sertoli berbentuk panjang, berdasar luas, melekat pada membrana basalis, berfungsi merawat sel spermatozoa yang baru saja terbentuk, menghasilkan semacam hormon (inhibin), menghasilkan protein pembawa hormon jantan (ABP = Androgen Binding Protein) dan menghasilkan cairan testis. Diantara lobuli pada testis didapatkan sel-sel yang berbentuk poliglonal, inti bulat dengan kromatin yang kasar. Sitoplasmanya bersifat asidofilik, sehingga pada sediaan terlihat berwarna merah. Sel ini disebut sebagai sel interstitiil atau sel leydig yang merupakan sistem endokrin testis yang nantinya akan menghasilkan testosteron.

Sel Leydig 1

Sel Leydig 2




Testosteron


Testosteron adalah hormon steroid dari kelompok androgen. Penghasil utama testosteron adalah testis pada pria dan indung telur (ovari) pada wanita, walaupun sejumlah kecil hormon ini juga dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini merupakan hormon seks laki-laki utama dan merupakan steroid anabolik. Baik pada pria maupun wanita, testosteron memegang peranan penting bagi kesehatan. Fungsinya antara lain adalah meningkatkan libido, energi, fungsi imun, dan perlindungan terhadap osteoporosis. Secara rata-rata, pria dewasa menghasilkan testosteron sekitar dua puluh kali lebih banyak dari pada wanita dewasa.
Seorang pria yang sehat memproduksi sekitar 5 mg testosteron setiap harinya. Testosteron yang berfungsi sebagai prohormon yang beredar untuk androgen yang lebih aktif disebut dihidrotestosteron. Testosteron diubah menjadi dihidrotestosteron pada jaringan yang paling sensitif terhadap androgen, termasuk testis, kelenjar prostat, folikel rambut, dan otot. Meskipun testosteron memiliki tindakan androgenik, konversi menjadi dihidrotestosteron sangat penting untuk perkembangan eksternal alat kelamin anak laki-laki. Testosteron juga diubah menjadi estradiol dalam jaringan adiposa yang merupakan sumber estrogen paling penting pada pria. Selain itu, testosteron dapat bertukar dengan androstenedione yang dapat diubah menjadi estrogen. Ketika androstenedione terbentuk di jaringan adiposa, maka mungkin akan diubah ke bentuk estrogen yang disebut estrone.
Serupa dengan hormon steroid lain, testosteron memiliki dua bentuk dalam serum. Kebanyakan testosteron yang terikat dalam serum untuk hormon seks – mengikat globulin dan albumin, sedangkan sisanya (sekitar 1%) bebas, atau tidak terikat. Testosteron bebas dalam kesetimbangan dengan testosteron terikat terjadi ketika testosteron bebas memasuki sel, beberapa testosteron terikat segera dibebaskan. Dalam sitoplasma sel target, testosteron atau dihidrotestosteron mengikat reseptor androgen yang spesifik, dan kompleks hormon – reseptor memasuki inti sel, dimana mereka memodulasi sintesis protein dengan mempengaruhi tingkat dimana gen-gen tertentu ditranskripsi.
Testosteron memiliki beberapa tindakan utama. Testosteron memberikan inhibisi umpan balik negatif terhadap sekresi gonadotropin – releasing hormon dari hipotalamus dan sekresi luteinizing hormon dari kelenjar pituitari. Testosteron juga mengarahkan pengembangan saluran Wolffii embrio ke dalam vas deferens (ductus deferens) dan vesikula seminalis, dan merangsang pembentukan otot dan tulang. Dihidrotestosteron bertanggung jawab untuk pematangan sperma selama spermatogenesis, untuk pembentukan kelenjar prostat dan eksternal alat kelamin, dan untuk pematangan seksual pada pubertas.


Ovarium
Wanita pada umumnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum, kiri dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.
Sebuah ovarium terletak di setiap sisi uterus, di bawah dan di belakang tuba fallopii. Dua ligament mengikat ovarium pada tempatnya, yaitu bagian mesovarium ligament lebar uterus, yang memisahkan ovarium dari sisi dinding pelvis lateral setinggi Krista iliaka anterosuperior, dan ligamentum ovarii proprium, yang mengikat ovarium ke uterus. pada palpasi overium dapat digerakkan.
Ovarium memiliki asal yang sama (homolog) dengan testis pria. Ukuran dan bentuk setiap ovarium menyerupai sebuah almon berukuran besar. Saat ovulasi, ukuran ovarium dapat menjadi dua kali lipat untuk sementara. Ovarium yang berbentuk oval ini memiliki konsistensi yang padat dan sedikit kenyal. Sebelum menarche, permukaan ovarium licin. Setelah maturitas seksual, luka parut akibat ovulasi dan rupture folikel yang berulang membuat permukaan nodular menjadi kasar.
Dua fungsi dari ovarium adalah untuk ovulasi dan memproduksi hormon. Saat lahir ovarium wanita normal mengandung sangat banyak ovum primordial (primitif). Diantara interval selama masa usia subur (umumnya setiap bulan), satu atau lebih ovum matur dan mengalami ovulasi.
Ovarium juga merupakan tempat utama produksi hormon seks steroid (estrogen, progesteron, dan adrogen) dalam jumlah yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi wanita normal.
Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang , sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat pada uterus, dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.


Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum.

Struktur ovarium terdiri atas:
1) Korteks di sebelah luar yang diliputi oleh epitelium germinativum yang berbentuk kubik
dan di dalam terdiri dari stroma serta folikel-folikel primordial ;
2) Medulla di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh
pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.
Diperkirakan pada wanita terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel de Graff. Folikel-folikel ini merupakan badian terpenting dari ovarium dan dapat dilihat di korteks ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat-tingkat perkembangan dari satu sel telur dikelilingi oleh satu lapisan sel-sel saja sampai menjadi folikel de Graff yang matang terisi dengan likuor folikulli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.

Folikel de Graff yang matang terdiri atas :
1) Ovum, yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm, yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula;
2) Stratum granulosum yang terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum ; pada perkembangan lebih lanjut terdapat ditengahnya suatu rongga terisi likuor follikuli;
3) Teka interna, suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel-sel yang lebih kecil daripada sel granulosa;
4) Teka eksterna, terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.
Pada ovulasi, folikel yang yang matang dan yang mendekati permukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum ke rongga perut. Sel-sel granulosa yang melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama-sama ovum ikut dilepas. Sebelum dilepas, ovum mulai mengalami pematangan dalam dua tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi, sel-sel stratum granulosum di ovarium mulai berproliferasi dan masuk ke ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di situ. Biasanya timbul perdarahan sedikit, yang menyebabkan bekas folikel diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel-selnya timbul pigmen kuning, dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel-selnya membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat diantaranya.
Di tengah-tengah masih terdapat bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum, sel-sel yang besar serta mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya bertambah. Korpus luteum lambat laun menjadi korpus albikans. Jika pembuahan terjadi, korpus luteum tetap ada, malahan menjadi lebih besar, sehingga mempunyai diameter 2.5 cm pada kehamilan 4 bulan.

Estrogen


Hormon ini dihasilkan oleh Folikel de Graff. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Estrogen merupakan hormon steroid kelamin karena memiliki struktur kimia berintikan steroid dan secara fisiologik sebagian besar diproduksi oleh kelenjar endokrin sistem reproduksi. Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol, estriol,dan estron.
Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.
Struktur 3 jenis estrogen utama :



Progesteron

Progesteron adalah hormon wanita lain dalam tubuh dengan efek progestogenik. Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH. Terdapat beberapa senyawa sintetik yang berefek progestogenik dan beberapa diantaranya juga berefek androgenik atau estrogenik yang disebut golongan progestin. Secara kimia, progesteron dibagi menjadi 2 kelompok:
1. Derivat progesteron: hidroksiprogesteron, medroksiprogesteron, megestrol, dan didrogesteron.
2. Derivat testosteron: noretisteron, tibolon, norgestrel, linestrenol, desogestrel, gestoden dan alilestrenol.
Semua zat ini memiliki efek androgen kecuali Alilestrenol. Linestrenol, Noretisteron dan Tibolon berefek estrogen. Norgestrel, Desogestrel dan Gestoden memiliki efek antiestrogen yang kuat, begitu juga dengan Noretisteron, Linestrenol, Megestrol dan Medroksiprogesteron tetapi lebih lemah.

Korpus Luteum 1


Korpus Luteum 2

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ENDOKRIN 1

Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kontrol kelenjar tanpa saluran (ductless) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Bila sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.



Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang bertindak sebagai “pembawa pesan” untuk dibawa ke berbagai sel tubuh, kemudian “pesan” itu diterjemahkan menjadi suatu tindakan. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas. Hormon yang dihasilkannya itu dalam jumlah sedikit pada saat dibutuhkan dan dialirkan ke organ sasaran melalui pembuluh darah.
Dalam hal struktur kimianya, hormon diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak. Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (misal insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (misal dopamin, norepinefrin, epinefrin). Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (misal estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (misal tiroksin). Hormon yang larut dalam air bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat menembus membran sel dengan bebas.

KLASIFIKASI HORMON
• Hormon perkembangan / Growth hormone – hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad.
• Hormon metabolisme – proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacammacam hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin.
• Hormon tropik – dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan proses spermatogenesis (LH).
• Hormon pengatur metabolisme air dan mineral – kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.

Organ dari sistem endokrin :
 Hipotalamus
 Kelenjar Hipofisis
 Kelenjar Timus
 Kelenjar Tiroid
 Kelenjar Paratiroid

1. Hipotalamus
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipotalamus melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa. Beberapa diantaranya memicu pelepasan hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan hormon hipofisa. Hipotalamus terletak di batang otak, tepatnya di dienchepalon, dekat dengan ventrikel ot ketiga (ventrikulus tertius) yang berfungsi sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf.
Hormon-hormon hipotalamus antara lain:



a. ACTH : Adrenocortico Releasing Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormon
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i. PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j. PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon.
l. GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon

2. Hipofisis / Hipofise (Pituitary)
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus. Struktur ini merupakan jaringan saraf.










Hipofise menghasilkan hormon tropik dan hormon nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada organ sasaran.
Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki “master of glands”.


3. Kelenjar Timus (Thymus)
Thymus terletak di dalam mediastinum di belakang os stemum. Hanya dijumpai pada anak-anak di bawah 18 tahun. Setelah itu kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi. Kelenjar ini berwarna kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus. Beratnya sekitar 10 gram pada bayi yang baru lahir, namun bertambah seriring masa remaja, yaitu sekitar 30-40 gram, kemudian berkerut lagi setelah dewasa. Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut T-lymphocyte.
Sel ini selanjutnya akan menetap di dalam tubuh dan mempunyai memory atau ingatan terhadap benda asing yang pemah masuk tubuh dan sel tubuh yang abnormal (termasuk sel kanker). Jika zat yang sama masuk tubuh maka sel ini akan memperbanyak dan menetralkan efek zat itu terhadap tubuh. Fungsi ini merupakan suatu bagian sistem proteksi tubuh atausistem imun (cell mediated immune system) yang bersifat seluler.

4. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular. Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis. Beratnya kira-kira 18-25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan hamil.
Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi cartilago trachea 4-5. Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler.
Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia.Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.

5. Paratiroid (Kelenjar Anak Gondok)
Kelenjar paratiroid berukuran kecil, kuning kecoklatan oval, biasanya terletak antara garis lobus posterior dari kelenjar tiroid dan kapsulnya. Ukurannya kira2 6x3x2 mm. Beratnya 50 mg.
Kelenjar ini berjumlah empat buah, biasanya 2 pada tiap sisi, superior dan inferior. Normalnya paratiroid posterior bergeser hanya pada kutub paratiroid posterior, tapi bisa juga turun bersama timus ke thorax atau pada bifurcation karotis.

Kelenjar paratiroid superior letaknya lebih konstan daripada inferior dan biasanya terlihat di tengah garis posterior kelenjar tiroid walaupun bisa lebih tinggi. Bagian inferior sangat bervariasi pada beberapa situasi (tergantung perkembangan embriologisnya) dan bias tanpa selubung fascia tiroid, di bawah arteri tiroid, atau pada kelenjar tiroid dekat kutub inferior.
Kelenjar ini terdiri dari dua jenis sel yaitu chief cells dan oxyphill cells. Chief cells merupakan bagian terbesar dari kelenjar paratiroid, mensintesa dan mensekresi hormon paratiroid atau parathormon disingkat PTH.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

---DARAH---

 Bab I 
Pendahuluan

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi,mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan hasil metabolisme tubuh, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obat-obatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk dibuang sebagai air seni. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo– atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah. Darah manusia juga dapat diartikan sebagai cairan jaringan tubuh. Darah mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Volume darah secara keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau kira-kira 5 liter. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul - molekul oksigen.

Bab II 
Pembahasan

1.1. Memahami Fungsi dan Komposisi Darah

1.1.1. Pengertian Darah
Darah adalah cairan jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang warnanya merah. Warna merah itu keadaanya tidak tetap tergantung pada banyaknya oksigen dan karbondioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbondioksida warnanya merah tua. Adanya oksigen di dalam darah di ambil dengan jalan bernafas, dan zat ini sangat berguna pada peristiwa pembakaran metabolisme di dalam tubuh. Viskositas/kekentalan darah lebih kental dari pada air yang mempunyai Berat jenis 1,041-1,067, temperature 380C, dan pH 7,37-7,45. Darah selamanya beredar di dalam tubuh oleh karena adanya kerja atau pompa jantung. Selama darah berada dalam pembuluh maka akan tetap encer, tetapi kalau ia keluar dari pembuluhnya maka ia akan menjadi beku. Pembekuan ini dapat di cegah dengan jalan mencampurkan ke dalam darah tersebut sedikit obat anti-pembekuan/sitras natrikus. Dan keadaan ini sangat berguna apabila darah tersebut diperlukan untuk transfuse darah. Pada tubuh yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira satu perdua belas liter dari berat badan atau kira-kira 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung, atau pembuluh darah.



1.1.2. Komposisi Darah Manusia

Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.

A. Korpuskula darah terdiri dari:

 Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
 Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
 Sel darah putih atau leukosit (0,2%)






 Eritrosit (Sel Darah Merah) (sekitar 99%)



Merupakan bagian utama dari sel darah. Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela dan mengandung hemoglobin yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Berbentuk cakram kecil Bikonkaf, diameternya sekitar 7,8 mikrometer,ketebalan pada bagian yang tebal berkisar 2,5 mikrometer sedangkan bagian tengahnya kurang dari 1 mikrometer, bewarna merah yang disebabkan oleh Hemoglobin (Hb). Jumlah pada pria dewasa sekitar 5
juta sel/cc darah dan pada wanita sekitar 4 juta sel/cc darah
Eritrosit berusia sekitar 120 hari. Sel yang telah tua dihancurkan di Limpa .
Hemoglobin dirombak kemudian dijadikan pigmen Bilirubin (pigmen empedu).

Tempat pembuatanya: sel darah merah di dalam tubuh di buat di sumsum tulang, limpa dan hati, yang kemudian akan beredar di dalam tubuh. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia.


 Leukosit (Sel Darah Putih) (0.2%)

Memiliki bentuk tidak tetap dan dapat bergerak bebas dengan perantara kaki palsu (pseudopodia). Dibentuk di sumsum tulang dan jaringan limfe. Selnya tidak mempunyai pigmen, tetapi berinti. Pada keadaan normal, darah manusia mengandung 4000 - 11.000 sel darah putih per mikroliter. Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misalnya virus dan bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Masa hidup sel darah putih yaitu sesudah dilepaskan dari sumsum tulang normalnya 4 sampai 8 jam dalam darah sirkulasi, 4 sampai 5 hari berikutnya dalam jaringan. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.


Macam-macam Leukosit.

1. Agranulosit, sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri dari:

a. Limfosit, Limfosit, macam Leukosit yang dihasilkan dari jaringan reticulum endothelial system dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang kecil dan ada yang besar didalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar. Berfungsi sebagai pembunuh dan pemakan bakteri yang masuk kedalam jaringan tubuh. Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
bentuknya ada yang besar dan ada yang kecil, dari dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20%-25% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.

b. Monosit, terbanyak dibuat di sum-sum tulang merah. Lebih besar dari limfosit, fungsinya sebagai fagositosis dan banyaknya 34%. Di bawah mikroskop terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warnanya biru sedikit abu-abu mempunyai bintik-bintik sedikit kemerahan. Inti sel nya bulat dan panjang. Warnanya lembayung muda.


2. Granulosit disebut juga leukosit granular terdiri dari :

a. Neutrofil atau polimorfonukleat leukosit, mempuyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/bergranula, banyaknya 60-70%. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).Peningkatan neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, penyakit radang, kerusakan jaringan (AMI), penyakit Hodkin’s, hemolitik pada bayi baru lahir, apendiksitis akut, dan pankreatitis akut.

b. Eusinofil, ukuran dan bentuknya hampir sama dengan neutrofil tetapi bergranula dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%. Peningkatan eusinofil terdapat pada peristiwa alergi, infeksi parasit, flebitis, kanker pada tulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eusinofil ditemukan pada hiperfungsi adrenokortikal, stress, shock dan luka bakar.

c. Basofil, sel ini kecil dari eusinofil dan bentuknya hampir sama tetapi mempunyai inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar. Banyaknya setengah bagian dari sum-sum merah

 Trombosit (Keping darah) (0,6 – 1,0%)

Disebut pula sel darah pembeku. Sel-selnya kecil, bentuk tak beraturan dan mudah pecah, tiap 1 mm3 darah mengandung 200.000 – 500.000 sel/cc yang bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah. Trombosit berumur kurang lebih 2-3 hari.
Fungsinya memegang peranan penting dalam pembekuan darah. Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak lekas membeku sehingga timbul pendarahan yang terus menerus. Di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu terjadinya peristiwa pembekuan darah, yaitu Ca2+ dan fibrinogen. Fibrinogen mulai bekerja apabila tubuh mendapat luka. Masa hidup trombosit belum ?





B. Plasma Darah

• Plasma darah terdiri dari :




Sisanya diisi sejumlah bahan organik, yaitu : glukosa, lemak, urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino.

Plasma darah adalah komponen darah berbentuk cairan berwarna kuning yang menjadi medium sel-sel darah, dimana sel darah ditutup, yang berbentuk butiran-butiran darah. Di dalamnya terkandung benang-benang fibrin/fibrinogen yang berguna untuk menutup luka yang terbuka. Plasma darah merupakan bagian cairan darah yang membentuk sekitar 5% dari berat badan, merupakan media sirkulasi elemen-elemen darah yang membentuk sel darah merah, sel darah putih, dan sel pembeku, darah juga sebagai media transportasi bahan organik dan anorganik dari suatu organ atau jaringan.

Tekanan Osmotik Plasma


Protein yang terlarut dalam plasma mudah berdifusi ke dalam cairan interstisial, segera di keluarkan melalui pembuluh limfe dan terlarut dalam cairan interstisial bertanggung jawab untuk tekanan osmotik pada membran kapiler. Nilai normal rata-rata 28 mmHg.

Zat-Zat dalam plasma darah

1. Fibrinogen, berguna dalam peristiwa pembekuan darah
2.Garam-Garam mineral (garam, kalsium, kalium, natrium, dll) berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik
3. Protein darah (albumin dan globulin), meningkatkan vikositas dan juga menimbulkan tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh.
4. Zat makanan ( Asam amino, glukosa, lemak, mineral, dan vitamin).
5. Hormon yaitu suatu zat yang dari kelenjar tubuh.
6. Antibodi/Antitoksin.

1.1.3. Golongan Darah

Golongan darah sangat penting untuk diketahui sehubungan dengan transfusi darah yaitu memasukan darah seseorang ke dalam tubuh orang lain melalui pembuluh darah vena. Transfusi ini bermanfaat dan diperlukan tetapi jika pekerjaan ini dilakukan sembarangan sangat berbahaya karena dapat menimbulkan kematian bagi yang menerimanya. Di dalam serum darah manusia terdapat suatu zat yang di sebut aglutinin/zat penggummpal yang terdiri dari dua macam yaitu aglunitin alfa dan aglunitin beta. Sedangkan di dalam eritrosit terdapat pula zat lain yang di sebut aglutinogen A dan aglutinogen B.

Berdasarkan faktor tersebut di atas maka landsteiner membagi darah ke dalam empat golongan yaitu :
1. Golongan darah A, yang mempunyai aglutinogen A dalam eritrositnya dan mengandung aglunitin beta dalam serumnya.
2. Golongan darah B yang mempunyai aglutinogen B dalam eritrositnya dan mengandung aglutinogen alfa dalam serumnya.
3. Golongan darah AB, yaitu darah yang mempunyai aglutinogen A dan B dalam eritrositnya, dan tidak mengandung alfa dan beta dalam serumnya.
4. Golongan darah O, yaitu darah yang tidak mengandung aglutinogen (antigen) dan mengandung aglutinogen alfa dan beta dalam serumnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Fisiologi

Fisiologi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Anatomi

Anatomi

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS