ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM SIRKULASI
Disusun oleh : Putri Kamalia Tiavami dan Riany Pricylia O.
POLITEKNIK KESEHATAN
JAKARTA 2
GIZI
Sistem Sirkulasi Kardiovaskular
Sistem
peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem organ yang berfungsi memindahkan
zat ke dan dari sel
Ø
Fungsi
Sistem Sirkulasi :
- Untuk melayani kebutuhan
jaringan
- Untuk mentranspor nutrien ke jaringan
- Untuk mentranspor produk-produk yang
tidak berguna bagi tubuh
- Untuk mengantarkan hormon dari satu organ
ke organ yang lain,
- Untuk memelihara lingkungan yang sesuai
dalam seluruh cairan jaringan tubuh agar dapat bertahan hidup secara
optimal,
- Untuk fungsi metabolisme sel-sel tubuh.
Ø Sistem sirkulasi dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu:
1.
Sistem kardiovaskuler, merupakan
sub sistem sirkulasi yang bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
2.
Sistem sirkulasi limfatik, terdiri
dari kelenjar limfe, pembuluh limfe dan cairan limfe atau getah bening.
Sistem kardiovaskular terdiri dari
struktur-struktur sebagai berikut:
1. Jantung
2. Pembuluh
3. Darah
1. JANTUNG
Jantung merupakan organ muskuler yang
dapat berkontraksi secara ritmis. Secara struktural dinding jantung terdiri
atas 3 lapisan (tunika) yaitu :
1)
Endocardium,
terletak pada lapisan subendotel. Sebelah dalam dibatasi oleh endotel.
Endokardium tersusun atas jaringan penyambung jarang dan banyak mengandung
vena, saraf (nervus), dan cabang-cabang sistem penghantar impuls.
2)
Myocardium,
terdiri atas sel-sel otot jantung. Sel-sel otot jantung dibagi dalam 2 kelompok
yaitu sel-sel kontraktil dan sel-sel yang menimbulkan dan menghantarkan impuls
sehingga mengakibatkan denyut jantung.
3)
Epicardium,
merupakan membran serosa jantung. Membentuk batas viseral perikardium. Sebelah
luar diliputi oleh epitel selapis gepeng (mesotel). Jaringan adiposa yang
umumnya meliputi jantung terkumpul dalam lapisan ini. Katup-katup jantung
terdiri atas bagian sentral yang terdiri atas jaringan fibrosa padat menyerupai
aponeurosis yang pada kedua
permukaannya dibatasi oleh lapisan endotel.
Otot jantung
terdiri dari sel-sel khusus yang disebut miosit
jantung, yang tersusun secara sirkumferensial
dan spiral mengelilingi
ventrikel kiri. Terdiri dari 5 komponen utama yaitu :
1.
Sarkolema
(membran sel) dan Tubulus T (untuk penghantaran impuls)
2.
Retikulum
Sarkoplasma ( reservoir kalsium untuk kontraksi )
3.
Eleman
Kontraktil
4.
Nukleus
5.
Mitokondria,
mengandung lebih banyak dibanding otot rangka (23% volume sel vs 2 %)
Jantung
berbentuk seperti buah pir atau kerucut terletak seperti piramida terbalik
dengan apeks (puncak) berada di bawah dan basis (alas) berada di atas. Berada tepat di belakang tulang dada/sternum (± ⅔ bagian terletak di sebelah
kiri dari garis tengah). Beratnya 250-350 gram pada orang dewasa. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa jantung sebesar kepalan tangan orang dewasa atau
panjang sekitar 12 cm dan lebar sekitar 9 cm. Jantung terletak pada rongga dada
(cavum thorax) tepatnya pada rongga mediastinum diantara paru-paru kiri dan
kanan.
Ruangan pada Jantung
1.
Atrium Kanan
Memiliki
dinding yang tipis
2.
Atrium Kiri
3.
Ventrikel Kanan
Ventrikel
kanan mempunyai bentuk pola sabit yang unik
4.
Ventrikel Kiri
Ventrikel
kiri mempunyai otot yang tebal dan bentuknya menyerupai lingkaran.
Katup-Katup pada Jantung
Ø
Katup
AV, terdiri dari 2 katup yaitu katup
trikuspidalis (terletak antara atrium kanan dan ventrikel kanan serta
mempunyai 3 katub) dan katup
bikuspidalis/mitralis (terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri serta
mempunyai 2 katub). Kedua katup ini memiliki daun yang melekat pada
berkas-berkas tipis jaringan berserabut yang disebut korda tendinea.
Ø
Katup
SL, terdiri dari 2 katup yaitu katup
pulmonalis (terletak antara ventrikel kanan dengan arteria pulmonalis) dan katup aortalis (terletak antara
ventrikel kiri dan aorta). Disebelah atas daun katup dari katup
aortalis terdapat 3 buah penonjolan dinding aorta yang disebut sinus valsalva.
Sel-sel
jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut
ini :
1. Nodus
sinoatrial (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat
lubang (muara) vena kava superior.
2.
Nodus
atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot
jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan
atrium dan ventrikel.
1. Berkas HIS
(berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas
tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah
melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke atrium di
sepanjang dinding luar.
2. Serat
Purkinje, yaitu serat-serat terminal halus yang berjalan dari
berkas His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting
pohon.
Sumber
energi jantung (pasokan darah ke jantung) berasal dari arteri koronaria,
pangkal arteri ini ada pada distal katup aorta di sinus vasalva yang berupa
saluran dengan diameter 2-4 mm dengan panjang 5-10 cm. Ada 3 arteri koronaria
epikardium utama yaitu :
Arteri Sirkumfleksa kiri (LCX), keduanya merupakan cabang Arteri Koronaria
kiri
Arteri koronaria kanan (RCA)
Sistem Kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler bertugas mengedarkan darah ke seluruh tubuh dimana
darah mengandung oksigen dan nutrisi berupa sari makanan yang diperlukan
sel/jaringan untuk metabolisme. Sistem kardiovaskuler juga membawa sisa
metabolisme berupa ekskret untuk dibuang melalui organ-organ eksresi. Sistem
kardiovaskuler ini mempunyai karakter yang khas yaitu selalu cairan berupa
darah pada manusia berada di dalam pembuluh darah sehingga peredarannya
tertutup.
Pada
manusia, sistem transportasi atau peredaran darah terdiri atas tiga bagian
utama, yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.
1.
Jantung
Jantung
terletak di rongga dada, diselaputi oleh suatu membran pelindung yang disebut
perikardium. Dinding jantung terdiri atas jaringan ikat padat yang membentuk
suatu kerangka fibrosa dan otot jantung. Serabut otot jantung bercabang-cabang
dan beranastomosis secara erat.
Jantung manusia dan mamalia lainnya mempunyai empat
ruangan, yaitu atrium kiri dan kanan, serta ventrikel kiri dan kanan. Dinding
ventrikel lebih tebal daripada dinding atrium, karena ventrikel harus bekerja
lebih kuat untuk memompa darah ke organ-organ tubuh yang lainnya. Selain itu,
dinding ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan, karena ventrikel kiri
bekerja lebih kuat memompa darah ke seluruh tubuh. Sedangkan, ventrikel kanan
hanya memompa darah ke paru-paru. Atrium kiri dan kanan dipisahkan oleh sekat
yang disebut septum atriorum. Sedangkan, sekat yang memisahkan
ventrikel kiri dan kanan dinamakan septum interventrakularis.
Jantung
berfungsi sebagai pompa yang melakukan tekanan terhadap darah agar timbul
gradien dan darah dapat mengalir ke seluruh tubuh.
Fungsi serambi
dan bilik jantung:
1. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh dan kaya karbondioksida.
2. Serambi kiri berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru dan kaya oksigen.
3. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru dan banyak mengandung karbon-dioksida
4. Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan banyak mengandung oksigen
1. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah dari seluruh tubuh dan kaya karbondioksida.
2. Serambi kiri berfungsi untuk menerima darah dari paru-paru dan kaya oksigen.
3. Bilik kanan berfungsi untuk memompa darah ke paru-paru dan banyak mengandung karbon-dioksida
4. Bilik kiri berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh dan banyak mengandung oksigen
Gambar
Peredaran Darah Manusia
Darah kotor
dari tubuh masuk ke atrium kanan, kemudian melalui katup yang disebut katup
trikuspid mengalir ke ventrikel kanan. Nama trikuspid berhubungan dengan adanya
tiga daun jaringan yang terdapat pada lubang antara atrium kanan dan ventrikel
kanan. Kontraksi ventrikel akan menutup katup trikuspid, tetapi membuka katup
pulmoner yang terletak pada lubang masuk arteri pulmoner.
Darah
masuk ke dalam arteri pulmoner yang langsung bercabang-cabang menjadi
cabang kanan dan kiri yang masing-masing menuju paru-paru kanan dan kiri.
Arteri-arteri ini bercabang pula sampai membentuk arteriol.
Arteriol-arteriol
memberi darah ke pembuluh kapiler dalam paru-paru. Di sinilah darah melepaskan
karbondioksida dan mengambil oksigen. Selanjutnya, darah diangkut oleh pembuluh
darah yang disebut venul, yang berfungsi sebagai saluran anak dari vena
pulmoner. Empat vena pulmoner (dua dari setiap paru-paru) membawa darah kaya
oksigen ke atrium kiri jantung. Hal ini merupakan bagian sistem sirkulasi yang
dikenal sebagai sistem pulmoner atau peredaran darah
kecil.
Dari atrium
kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri melalui katup bikuspidalis. Kontraksi
ventrikel akan menutup katup bikuspidalis dan membuka katup aortik pada lubang
masuk ke aorta. Cabang-cabang yang pertama dari aorta terdapat tepat di dekat
katup aortik. Dua lubang menuju ke arteri-arteri koroner kanan dan kiri.
Arteri
koroner ialah pembuluh darah yang memberi makan sel-sel jantung. Arteri ini
menuju arteriol yang memberikan darah ke pembuluh kapiler yang menembus seluruh
bagian jantung. Kemudian, darah diangkut oleh venul menuju ke vena koroner yang
bermuara ke atrium kanan. Sistem sirkulasi bagian ini disebut sistem koroner.
Selain itu, aorta dari ventrikel kiri juga bercabang menjadi arteri yang
mengedarkan darah kaya oksigen ke seluruh tubuh (kecuali paru-paru), kemudian
darah miskin oksigen diangkut dari jaringan tubuh oleh pembuluh vena ke jantung
(atrium kanan). Peredaran darah ini disebut peredaran
darah besar atau sistemik.
b. Denyut
jantung dan tekanan darah
Otot jantung
mempunyai kemampuan untuk berdenyut sendiri secara terus menerus. Suatu sistem
integrasi di dalam jantung memulai denyutan dan merangsang ruang-ruang di dalam
jantung secara berurutan. Pada mamalia, setiap kontraksi dimulai dari simpul
sinoatrium. Simpul sinoatrium atau pemacu terdiri atas serabut purkinje yang
terletak antara atrium dan sinus venosus. Impuls menyebar ke seluruh bagian
atrium dan ke simpul atrioventrikel. Selanjutnya, impuls akan diteruskan ke
otot ventrikel melalui serabut purkinje. Hal ini berlangsung cepat sehingga
kontraksi ventrikel mulai pada apeks jantung dan menyebar dengan cepat ke arah
pangkal arteri besar yang meninggalkan jantung.
Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda-beda, dipengaruhi oleh pekerjaan,
makanan, umur dan emosi. Irama dan denyut jantung sesuai dengan siklus jantung.
Jika jumlah denyut ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit.
Kecepatan normal denyut nadi pada waktu bayi sekitar 140 kali permenit, denyut
jantung ini makin menurun dengan bertambahnya umur, pada orang dewasa jumlah
denyut jantung sekitar 60 - 80 per menit.
Pada orang
yang beristirahat jantungnya berdetak sekitar 70 kali per menit dan memompa
darah 70 ml setiap denyut (volume denyutan adalah 70 ml). Jadi, jumlah darah
yang dipompa setiap menit adalah 70 × 70 ml atau sekitar 5 liter. Sewaktu
banyak bergerak, seperti olahraga, kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap
menit dan volume denyut lebih dari 150 ml. Hal ini, membuat daya pompa jantung
20 - 25 liter per menit.
Darah
mengalir, karena kekuatan yang disebabkan oleh kontraksi ventrikel kiri.
Sentakan darah yang terjadi pada setiap kontraksi dipindahkan melalui dinding
otot yang elastis dari seluruh sistem arteri. Peristiwa ketika jantung
mengendur atau sewaktu darah memasuki jantung disebut diastol. Sedangkan,
ketika jantung berkontraksi atau pada saat darah meninggalkan jantung disebut
sistol. Tekanan darah manusia yang sehat dan normal sekitar 120 atau 80 mm Hg.
120 merupakan tekanan sistol, dan 80 adalah tekanan diastole.
2.
Pembuluh darah
a.
Arteri
Dinding dari aorta dan arteri yang besar terdiri dari
banyak jaringan elastis dan beberapa otot polos. Arteri
merupakan pembuluh yang liat dan elastis. Tekanan pembuluh arteri lebih kuat
dari pada pembuluh balik (vena). Arteri memiliki sebuah katup (valvula
semilunaris) yang berada tepat di luar jantung. Pembuluh
arteri terdiri atas :
à
Arteri Pulmonalis
à
Arteri
Sistemik
à
Aorta
à
Arteriola
Arteri
menunjukan adanya detak jantung
b.
Kapiler
Dinding pembuluh darah kapiler sangat tipis terdiri
dari 1 lapisan sel endotel.
c.
Vena
(vena) terdiri atas :
à
Venula
à
Vena Cava
Superior
à
Vena Cava Inferior
à
Vena Cava
Pulmonalis
Macam-macam
peredaran darah :
Peredaran darah kecil,
melalui : Ventrikel kanan (3) → Arteri
pulmonalis (10) → Paru-paru (8) → Vena
pulmonalis (11) → Atrium kiri (4)
Peredaran darah besar,
melalui : Ventrikel kiri (4) → Aorta (12) → Arteri (6) → Seluruh Tubuh (7) → Vena
(5) → Atrium kanan (1)
Dinding pembuluh vena tipis sedangkan arteri tebal
Denyut di vena keberasa sedangkan di arteri ga
keberasa
Pembuluh darah merupakan jalan bagi darah yang mengalir dari jantung menuju
ke jaringan tubuh, atau sebaliknya. Pembuluh darah dapat dibagi menjadi tiga
macam, yaitu pembuluh nadi, pembuluh vena, dan pembuluh kapiler.
a. Pembuluh nadi
Pembuluh nadi atau pembuluh arteri ialah pembuluh darah yang membawa darah
dari jantung menuju kapiler. Arteri vertebrata dilapisi endotel
dan mempunyai dinding yang relatif tebal yang mengandung jaringan ikat elastis
dan otot polos. Arteri cenderung terletak agak lebih dalam di jaringan badan.
Dinding
arteri besar (aorta) yang keluar dari jantung banyak mengandung jaringan ikat.
Kekuatan tiap sistol ventrikel mendorong darah ke dalam arteri dan
melebarkannya agar dapat menampung darah tersebut. Pada waktu diastol,
kelenturan dinding bagian pertama arteri tersebut membantu mendorong darah ke
bagian arteri yang menjadi lebar. Elastisitas arteri yang besar itu mengubah
arus darah menjadi mantap dan tenang.
Peregangan
dan kontraksi arteri yang terjadi bergantian dengan sangat cepat menuju perifer
(7,5 m per detik) yang dapat dirasakan sebagai denyut nadi. Setelah arteri
mencapai jaringan, arteri akan bercabang-cabang. Pada tiap cabang rongga
saluran menjadi makin sempit, tetapi jumlah luas penampang makin besar sehingga
kecepatan arus darah berkurang dan tekanannya menurun.
Lapisan arteri dari dalam ke luar :
·
Tunika
intima merupakan lapisan paling dalam,
terdiri atas sel endotel, lapisan sub endotel merupakan jaringan ikat, dan
lapisan paling luar merupakan serat elastis.
·
Tunika Media merupakan
lapisan setelah tunika intima, terutama terdiri atas jaringan ikat, sel otot
polos dan jaringan elastis. Arteri yang lebih besar memiliki jaringan elastis
yang lebih banyak dibandingkan dengan otot polos. Pada arteri yang lebih kecil
jaringan elastis di tunika media digantikan oleh otot polos.
·
Tunika
Adventitia, terutama tersusun atas serabut kolagen dan jaringan elastis. Terdapat
syaraf dan pembuluh limfe. Pada arteri yang lebih besar banyak mengandung
pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
b. Pembuluh vena
Pembuluh
vena atau pembuluh balik ialah pembuluh darah yang membawa darah ke arah
jantung. Pembuluh vena terdiri atas tiga lapisan, seperti pembuluh arteri. Dari
lapisan dalam ke arah luar adalah endotel, jaringan elastik dan otot polos,
serta jaringan ikat fibrosa.
Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh vena terletak lebih ke permukaan pada jaringan tubuh daripada pembuluh arteri.
Pada sepanjang pembuluh vena, terdapat katup-katup yang mencegah darah kembali ke jaringan tubuh. Pembuluh vena terletak lebih ke permukaan pada jaringan tubuh daripada pembuluh arteri.
Pembuluh
vena terdiri dari:
•
Vena cava
superior yang bertugas membawa darah dari bagian atas
tubuh menuju serambi kanan jantung.
•
Vena cava inferior yang
bertugas membawa darah dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung.
•
Vena cava pulmonalis yang
bertugas membawa darah dari paru-paru ke serambi kiri jantung.
Perbedaan
pembuluh arteri dengan pembuluh vena dapat dilihat pada Tabel berikut.
Pada manusia
dan mamalia, selain pembuluh darah vena dari jaringan tubuh yang kembali ke
jantung, ada pula vena yang sebelum kembali ke jantung singgah dahulu ke suatu
alat tubuh, misalnya darah dari usus sebelum ke jantung singgah dulu ke hati.
Peredaran darah ini disebut sistem vena porta.
c. Pembuluh
kapiler
Pembuluh
kapiler ialah pembuluh darah kecil yang mempunyai diameter kira-kira sebesar
sel darah merah, yaitu 7,5 μm. Meskipun diameter sebuah kapiler sangat kecil,
jumlah kapiler yang timbul dari sebuah arteriol cukup besar sehingga total
daerah sayatan melintang yang tersedia untuk aliran darah meningkat. Pada orang
dewasa kira-kira ada 90.000 km kapiler.
Dinding
kapiler terdiri atas satu lapis sel epitel yang permiabel daripada membran
plasma sel. Oksigen, glukosa, asam amino, berbagai ion dan zat lain yang
diperlukan secara mudah dapat berdifusi melalui dinding kapiler ke dalam cairan
interstitium mengikuti gradien konsentrasinya. Sebaliknya, karbondioksida,
limbah nitrogen, dan hasil sampingan metabolisme lain dapat dengan mudah
berdifusi ke dalam darah.
Fungsi Pembuluh
Kapiler :
•
Alat
penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena
•
Tempat
terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
•
Mengambil
hasil-hasil dari kelenjar
•
Menyerap
zat makanan yang terdapat diusus
•
Menyaring
darah yang terdapat diginjal
Medium
transpor dari sistem sirkulasi adalah darah. Darah tidak hanya mengangkut
oksigen dan karbondioksida ke dan dari jaringan-jaringan dan paru-paru, tetapi
juga mengangkut bahan lainnya ke seluruh tubuh. Hal ini meliputi
molekul-molekul makanan (seperti gula, asam amino) limbah metabolisme (seperti
urea), ion-ion dari macam-macam garam (seperti Na+, Ca++,Cl–, HCO3–), dan
hormon-hormon. Darah juga berfungsi mengedarkan panas dalam tubuh. Selain itu,
darah memainkan peranan aktif dalam memerangi bibit penyakit. Darah yang
terdapat di dalam tubuh kira-kira 8% bobot tubuh. Jadi, seorang laki-laki
dengan bobot badan 70 kg mempunyai volume darah kira-kira 5,4 liter.
Darah
manusia terdiri atas dua komponen, yaitu sel-sel darah yang berbentuk padatan
dan plasma darah yang berbentuk cairan. Jika darah disentrifugasi, maka darah
akan terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian paling bawah adalah sel-sel darah
merah, lapisan di atasnya adalah lapisan berwarna kuning yang berisi sel-sel
darah putih. Sedangkan, lapisan paling atas adalah plasma darah.
a. Sel-sel
darah
Sel-sel
darah dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu sel darah merah, sel darah putih,
dan keping-keping darah. Sel-sel darah ini cukup besar sehingga dapat diamati
dengan mikroskop biasa.
1) Sel darah merah (eritrosit)
Dari ketiga
macam sel darah, sel darah merah mempunyai jumlah terbanyak. Pada wanita normal
mempunyai kira-kira 4,5 juta sel darah merah dalam setiap mm³ darah. Sedangkan,
pada laki-laki normal sekitar 5 juta sel darah merah setiap mm³. Selain itu,
jumlah sel darah merah juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat seseorang hidup
dan kesehatan seseorang. Sel-sel darah merah mempunyai bentuk cakram bikonkaf
dengan diameter 7,5 μm, ketebalan 2 μm, dan tidak berinti sel.
Bentuk
bikonkaf ini mempercepat pertukaran gas-gas antara sel-sel dan plasma darah.
Sel darah merah dibentuk dalam tulang-tulang rusuk, tulang dada, dan tulang
belakang. Eritrosit memiliki pigmen respirasi, yaitu hemoglobin yang berperan
mengikat oksigen sehingga membentuk oksihemoglobin (HbO2). Jangka hidup sel-sel
darah merah kira-kira 120 hari. Sel-sel darah merah yang telah tua akan ditelan
oleh sel-sel fagostik dalam hati. Sebagian besar besi dari hemoglobin digunakan
kembali. Sedangkan, sisa dari molekul hemoglobin yang dipecah menjadi pigmen
empedu yang diekskresikan oleh hati ke dalam empedu.
2) Sel darah
putih (leukosit)
Sel darah
putih mempunyai satu inti sel dan berbentuk tidak tetap. Fungsi umum dari sel
darah putih adalah melindungi tubuh dari infeksi. Umur leukosit dalam sistem
peredaran darah adalah 12 - 13 hari. Berdasarkan granula yang dikandung
sitoplasma, sel darah putih dapat dibedakan menjadi sel darah putih bergranula
(granulosit) dan sel darah putih yang tidak bergranula (agranulosit). Leukosit
yang bergranula, contohnya eusinofil (2 - 4 %), basofil (0,5 - 1 %), dan
neutrofil (60 - 70 %). Sedangkan, leukosit yang tidak bergranula, contohnya
limfosit (20 - 25 %) dan monosit (3 - 8 %).
Neutrofil
dan monosit melindungi tubuh dengan cara melakukan endositosis terhadap
partikel asing yang masuk ke dalam tubuh. Jumlah eusinofil akan meningkat jika
tubuh mengidap cacing-cacing parasit. Basofil berperan dalam reaksi alergi
dengan membentuk sel mast. Sedangkan, limfosit berperan dalam
pembentukan antibodi.
Semua
sel-sel darah putih dibuat dalam sumsum tulang dan kelenjar limfa. Jumlah sel
darah putih di dalam tubuh kira-kira 5.000 - 10.000 sel setiap mm³ darah. Jika
terjadi infeksi, jumlah leukosit di dalam tubuh bisa meningkat mencapai 30.000.
Jumlah leukosit yang melebihi jumlah normal ini disebut leukopeni. Sedangkan, jumlah
leukosit yang kurang dari jumlah normal disebut leukositosis.
Contoh
keadaan jumlah leukosit menjadi lebih besar dari normal adalah leukimia atau
kanker darah. Leukosit yang sangat banyak ini mengakibatkan fagositosis
terhadap sel darah merah oleh sel darah putih.
1) Leukosit
(Sel Darah Putih)
2)
Eritrosit
(Sel Darah Merah)
Berbentuk piringan binkonkaf tidak berinti yang
kira-kira berdiameter 8 µm, tebalnya 2 µm pada perimeter sebelah luarnya dan
berkurang menjadi 1 µm atau kurang di tengah-tengahnya. Stroma bagian luar yang
mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta factor Rh yang
menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah merah yaitu
hemoglobin (Hb), yang mengangkut 02 dan CO2 dan
mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intrasel. Jumlah sel darah
merah kira-kira 5 juta/ mm³ dan berumur kira-kira 120 hari.
3)
Trombosit
(Keping Darah)
Bukan merupakan sel, tetapi pecahan granular
sel, berbentuk piringan dan tidak berinti. Trombosit adalah unsur sel sumsum
tulang yang terkecil dan vital untuk hemostasis dan pembekuan. Trombosit berdiameter
1- 4 µm dan berumur kira-kira 10 hari. Kira-kira ⅓ berada dalam limpa sebagai
pool cadangan dan sisanya berada dalam sirkulasi, berjumlah antara 150.000-
400.000/ mm³.
3)
Keping-keping darah (trombosit)
Keping-keping
darah adalah fragmen sel-sel yang dihasilkan oleh sel-sel besar (megakariosit)
dalam sum-sum tulang. Trombosit berbentuk seperti cakera atau lonjong dan
berukuran 2 μm. Keping-keping darah mempunyai umur hanya 8 - 10 hari. Secara
normal dalam setiap mm³ darah terdapat 150.000 - 400.000 keping-keping darah.
Trombosit memiliki peranan dalam pembekuan darah.
b. Plasma
darah
Plasma darah
ialah cairan berwarna kekuning-kuningan dan terdapat sel-sel darah. Komponen
terbesar dari plasma darah adalah air. Dalam plasma darah terlarut molekul-molekul
dan ion-ion yang beraneka ragam. Molekul-molekul ini meliputi glukosa yang
bekerja sebagai sumber utama energi untuk sel-sel dan asam amino. Selain
molekul makanan, juga terdapat sisa metabolisme sel. Vitamin-vitamin dan hormon
juga terdapat dalam plasma darah. Sejumlah ion, misalnya Na+ dan Cl– terdapat
dalam plasma darah. Kira-kira 7 % plasma terdiri atas molekul-molekul protein,
seperti fibrinogen yang esensial untuk proses pembekuan darah.
Darah
manusia dapat digolongkan berdasarkan komposisi aglutinogen dan aglutininnya.
Antigen adalah suatu jenis protein yang mampu merangsang pembentukan antibodi.
Penggolongan ini sangat bermanfaat untuk transfusi darah. Untuk lebih memahami,
mari ikuti uraian tentang golongan darah dan transfusi darah berikut ini.
a. Golongan
darah
Golongan
darah pada manusia dapat dibedakan menjadi empat golongan berdasarkan ada atau
tidak adanya antigen (aglutinogen) dan antibodi (aglutinin). Orang yang
bergolongan darah A, pada membran sel darah merah mengandung antigen atau
aglutinogen A. Sementara, plasma darahnya mengandung aglutinin β (antibodi β).
Orang yang bergolongan darah B, pada membran sel darah merah mengandung
aglutinogen B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α (antibodi α).
Orang yang
bergolongan darah AB, pada membran sel darah merah mengandung aglutinogen A dan
B, sementara plasma darahnya tidak mengandung antibodi α dan β. Sedangkan,
orang yang bergolongan darah O, pada membran sel darah merah tidak memiliki
aglutinogen A dan B, sementara plasma darahnya mengandung aglutinin α dan β.
Untuk lebih memahami, mari perhatikan Tabel di bawah ini.
Golongan
Darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
A
|
A
|
β
|
B
|
B
|
α
|
AB
|
AB
|
-
|
O
|
-
|
α
dan β
|
b. Transfusi
darah
Transfusi
darah adalah pemberian darah dari seseorang kepada orang yang memerlukan. Orang
yang memberi darah disebut donor, sedangkan orang yang menerima darah disebut
resipien. Dalam transfusi darah, donor harus memperhatikan jenis aglutinogen
(antigen) yang dimilikinya. Sedangkan, pada resipien yang perlu
diperhatikan adalah aglutininnya (antibodi). Jika antigen A (aglutinogen A)
bertemu dengan antibodi α (aglutinin α), maka darah akan menggumpal atau
membeku. Begitu pula sebaliknya, jika antigen B (aglutinogen B) bertemu dengan
antibodi β (aglutinin β), maka darah juga akan menggumpal atau membeku.
Golongan
darah O dapat menjadi donor bagi semua golongan darah, karena golongan darah
ini tidak memiliki aglutinogen A maupun B sehingga tidak menyebabkan aglutinasi
atau penggumpalan darah. Oleh karena itu, golongan darah O disebut donor
universal. Golongan darah O hanya dapat menerima darah dari orang yang
bergolongan darah O juga, dan tidak dapat menerima darah dari golongan darah
yang lainnya karena golongan darah O memiliki antibodi α dan β.
Tabel Skema Kemungkinan Terjadinya
Transfusi Darah
Golongan
darah AB merupakan resipien universal, karena dapat menerima darah dari
golongan darah A, B, AB, maupun O. Hal ini disebabkan karena golongan darah AB
tidak mempunyai antibodi (aglutinin) α maupun β, tetapi hanya memiliki antigen
(aglutinogen) A dan B.
Selain
golongan darah, ada faktor lain yang menentukan dalam transfusi darah, yaitu
suatu antigen yang dimiliki manusia yang dinamakan rhesus. Rhesus negatif
adalah darah yang di dalam eritrositnya tidak mengandung antigen rhesus, tetapi
dalam plasma darahnya mampu membentuk antibodi atau aglutinin rhesus. Jika
darah seseorang yang bergolongan rhesus positif ditransfusikan ke golongan
rhesus negatif, maka akan terjadi penggumpalan walaupun golongan darahnya sama.
Anatomi
Sistem Sirkulasi Limfe/Limfatik
Sistem
limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan
limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma darah yang
merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah. Cairan yang
keluar tersebut menjadi cairan intersisial yang mengisi ruang antara sel-sel di
jaringan. Setelah beredar ke seluruh tubuh, cairan tersebut dikumpulkan dan
dikembalikan ke sistem peredaran darah melalui sistem limfa.
A. Pembuluh Limfatik
Struktur pembuluh limfe serupa dengan
vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfe
tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih. Pembuluh limfe yang terkecil
atau kapiler limfe lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas
selapis endotelium. Pembuluh limfe bermula sebagai jalinan halus kapiler yang
sangat kecil atau sebagai rongga-rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ.
Pembuluh limfe khusus di vili usus halus disebut lacteal villi. Pembuluh limfe dibedakan menjadi :
1.
Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster),
terbentuk
dari cairan limfa yang berasal dari daerah kepala dan leher bagian kanan, dada
kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh limfa.
Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di bawah selangka kanan.
2.
Pembuluh
limfa kiri (duktus limfatikus toraksikus), disebut juga
pembuluh dada. Pembuluh limfa kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal
dari kepala dan leher bagian kiri, dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian
bawah. Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri
Peredaran
limfa merupakan peredaran yang terbuka. Peredaran ini dimulai dari jaringan
tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk
ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler
limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung
menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih
100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfe menuju vena dan
dikembalikan ke dalam darah.
Sistem
Sirkulasi Limfatik
Ø Pembuluh limfe (pembuluh getah bening)
Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan
Ada dua kelenjar tempat masuknya limfe ( getah bening ) dari jaringan
1.
Pembuluh limfe dada kanan (ductus
limfaticus dekster). Menerima aliran limfe dari daerah kepala, leher, dada, paru-paru,
jantung, lengan kanan yang bermuara di pembuluh balik di bawah selangka kanan.
2.
Pembuluh limfe dada kiri (ductus
thoracikus). Pembuluh ini terletak pada pembuluh balik di bawah tulang selangka
kiri. Pembuluh ini merupakan tempat muara pembuluh lemak dari usus. Pembuluh
limfe ini juga mengumpulkan cairan limfe yang berasal dari bagian lain selain
yang disebutkan di atas. Peredaran limfe dimulai dari seluruh tubuh dan
berakhir di pembuluh balik. Pada tempat-tempat pertemuan pembuluh limfe
terdapat kelenjar limfa. Kelenjar ini menghasilkan zat antibodi yang disebut
limfosit, berfungsi untuk membasmi bibit penyakit. Kelenjar limfa yang terdapat
dalam tubuh manusia, antara lain terdapat pada ketiak, leher, paha, lipatan
siku, tonsil, amandel, adenoid. Pada kelenjar limfa dibuat sel-sel darah putih
limfosit yang berperan dalam pemberantasan kuman penyakit.
Ada beberapa perbedaan antara limfe dengan darah. Di antaranya dapat
dijelaskan di bawah ini:
1.
Cairan limfe berwarna kuning
keputih-putihan yang disebabkan karena adanya kandungan lemak dari usus.
2.
Jika darah tersusun dari banyak
sel-sel darah, maka pada limfa hanya terdapat satu macam sel darah, yaitu
limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih.
3.
Limfosit inilah yang akan menyusun
sistem imunitas pada tubuh, karena dapat menghasilkan antibodi.
Cairan limfe juga memiliki kandungan protein seperti
pada plasma darah, namun pada limfe ini kandungan proteinnya lebih sedikit dan
mengandung lemak yang dihasilkan oleh usus. Berbeda dengan pembuluh darah,
pembuluh limfe ini memiliki katup yang lebih banyak dengan struktur seperti
vena kecil dan bercabang-cabang halus dengan bagian ujung terbuka. Dari bagian
yang terbuka inilah cairan jaringan tubuh dapat masuk ke dalam pembuluh limfe.
Pembuluh limfe mempunyai fungsi seperti berikut:
1.
Mengangkut cairan dan protein dari
jaringan tubuh ke dalam darah.
2.
Menghancurkan kuman penyakit.
3.
Menghasilkan zat antibodi.
4.
Mengangkut emulsi lemak dari usus ke
dalam darah
B.
Kelenjar
Limfe atau Limfonodi
C. Jaringan/Organ
Limfatik
1. Sumsum
Tulang Merah, merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel
limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang
berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit
yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T.
Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit.
2. Kelenjar
Timus, tidak berperan dalam memerangi antigen secara
langsung seperti pada organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan
pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin.
Organ Limfatik Sekunder
1. Limpa, merupakan
organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna
ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung.
2. Nodulus
Limfatikus, merupakan sekumpulan jaringan limfatik yang tersebar
di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada membran mukus yang membatasi
dinding saluran pencernaan, saluran reproduksi, saluran urin, dan saluran respirasi.
Beberapa bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil
dan folikel limfatik. Tonsil
terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di permukaan dinding usus
halus.
Sesi Tanya Jawab
Pertanyaan
1.
Siklus darah menuju jantung
setelah keluar (prangga asih)
Jawaban
Aliran keluar darah dari ventrikel
kiri menuju aorta lalu di saluri
melewati arteri, arteriol dan kapiler yang kemudian membentuk vena kava inferior dan vena kava suferior
kedua vena kava bermuara di atrium kanan.
2.
Fungsi sel sel darah putih (
rahmawati indriani)
Jawaban
·
neutrofil adalah
untuk membunuh kuman sebanyak mungkin
·
melawanparasit multiselulardanbeberap infeksi pada makhluk
vetebrata
·
monosit adalah
melaksanakan proses fagositosis.
·
Limfosit mengatur respon sistem kekebalan terhadap sel-sel yang
terinfeksi
·
Basofil memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan
histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
3.
Proses pembekuan darah pada luka
(Rahmat ikhwan fauzi)
Jawaban
Terjadi luka à darah keluar
à keping darah
(trombosit pecah) à menghasilkan enzim trombokinase àdengan ion
dan vitaminn k mengubah protombin menjadi trombinà fibrinogen
membentuk fibrinogen membentuk benang benang fibrin à membendung
darah dan membekuà menutup luka
4.
Cara kerja sistem limfe/ limfatik
(Retria octa wedista)
Jawaban
Sistem limfatikadalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang
berfungsi
mengalirkanlimfa atau
getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah
yangkeluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini
kemudiandikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar
limfa dandikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
5.
Mengapa antigen A bertemu dengan
antibodi α menyebabkan darah menggumpal? (Nur Hujaifah)
Jawaban
Jika di ibaratkan antigen A
merupakan aglutinogen yang di gumpalkan dan antibodi α merupakan aglutinin yang
menggumpalkan, sehingga penyebab penggumpalan yaitu antibodi α itu sendiri
Daftar Pustaka
·
http://ganieindraviantoro.wordpress.com/kuliah/semester-4/science-2/sistem-peredaran-darah-manusia/
0 komentar:
Posting Komentar