RSS

ANATOMI FISIOLOGI D3-1B SISTEM IMUN



Anatomi dan Fisiologi sistem kekebalan tubuh














Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 2

Konsep Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa mikroorganisme penyebab penyakit (patogen) misalnya virus, bakteri, dan jamur.
Sistem Kekebalan Tubuh (Sistem Imun)
 

Pengertian Sistem Imun
Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit.



Fungsi Sistem Imun
a.       Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b.      Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan  jaringan
c.       Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal
Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.

Ciri-ciri Sistem Imun
            Sistem ini tidak selektif artinya semua benda asing yang masuk kedalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi. Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya. Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
Sistem Pertahanan Tubuh

Pertahanan Nonspesifik
Pertahanan Spesifik
 


Cara kerja sistem imun sebelum didapatkan pertahanan non spesifik dan spesifik...


 
Sistem pertahanan tubuh dibagi menjadi 2 kelompok yaitu :
a.       Sistem Imun Non Spesifik
Sistem Imun Non Spesifik atau biasa disingkat SINS merupakan sistem pertahanan tubuh yang berguna menangkal masuknya segala macam zat asing dari luar yang dapat memicu datangnya penyakit, seperti virus, bakteri, parasit, dan sejenisnya. Ciri-cirinya :
·         Tidak selektif
·         Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
·         Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
·         Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh
Sistem imun non spesifik ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu : 
a.       Pertahanan Fisik
Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh (eksternal), yaitu kulit, membran mukosa, selaput lendir, dan rambut-rambut halus.
v  Kulit, terdiri atas sel-sel epitel dan lapisan tanduk yang tersusun rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen. Kulit mengandung keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Asam lemak dan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar dikulit juga akan mencegah benda asing masuk kedalam tubuh.
v  Membran mukosa, terdapat pada saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan saluran kelamin berfungsi menghalangi masuknya patogen ke dalam tubuh.
v  Selaput lendir, merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan. Selaput lendir berfungsi dalam menangkap bakteri atau benda asing yang masuk kedalam tubuh melalui saluran pernapasan. Contoh : selaput lendir pada hidung, saluran pencernaan.
v  Rambut-rambut halus, sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan

b.      Pertahanan Kimiawi
Hasil sekresi yaitu berperan untuk membunuh benda asing dan menghambat pertumbuhan mikrobia dengan menggunakan zat kimia dan enzim. Contoh dari sekret tersebut adalah minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri dengan cara menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.Bakteri yang terdapat dipermukaan tubuh berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk kedalam tubuh. Pertahanan kimiawi terdiri atas sel darah putih dan protein komplemen.
v  Sel darah putih, merupakan sistem pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing masuk lebih jauh lagi ke dalam tubuh.
v  Protein komplemen, merupakan protein darah yang berfungsi membantu sistem pertahanan sel darah putih. Protein komplemen membantu sistem kekebalan tubuh dengan cara menghasilkan opsonin, kemotooksin, dan kinin. Kemudian berperan dalam proses penghancuran membran sel mikroorganisme yang menyerang tubuh. Dan menstimulasi sel dan putih agar menjadi lebih aktif.


c.       Pertahanan Biologis
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam memperoleh nutrisi. Pertahanan biologis dibagi menjadidua, yaitu inflamasi dan fagositosis.
v  Inflamasi
Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan, misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses inflamasi merupakan kumpulan dari empat gejala sekaligus, yakni dolor (nyeri), rubor(kemerahan), calor(panas), dan tumor(bengkak). Inflamasi berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat penyembuhan luka. Reaksi inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan fagositosis terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh. Mekanisme inflamasi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)      Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka, sehingga mengakibatkan patogen mampu melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.
2)      Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan histamin dan prostaglandin.
3)      Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat.
4)      Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan yang terinfeksi
5)      Sel-sel fagosit memakan patogen.
v  Fagositosis
Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel fagosit dengan cara mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua jenis, yaitu fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh fagosit mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke jaringan akan berperan sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell mast (mastosit). Sel-sel fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan yang terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses fagositosis :
1)      Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-sel fagosit.
2)      Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang telah terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh patogen.
3)      Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran sel fagosit.
4)      Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi seluruh permukaan patogen dan menelannya ke dalam sitoplasma yang terletak dalam fagosom.
5)      Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim bergabung dengan fagosom membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh permukaan patogen hingga hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati bersama dengan sel tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan terbentuknya nanah.
6)      Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan dikeluarkan oleh sel fagosit.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar